Demi mencari Kanya, Kashmir melakukan pengembaraan rasa ke kota-kota yang jauh: Stockholm, Frankfurt, Paris, Hongkong, Makkah, Madinah, Yogyakarta, dan sebuah kota kecil yang terlupakan di Bandung Selatan. Suatu siang, Kashmir terbangun di atas kereta dan melihat Kanya dikelilingi orang-orang tak dikenal. Namun, saat berusaha menjangkau gadis pujaannya itu, Kashmir tersadar, betapa waktu sesungguhnya telah berlalu begitu lama. Kanya telah turun dari kereta itu, dua puluh tahun yang lalu. Padahal, Kashmir merasa yakin baru saja melihat senyum Kanya di dalam kereta ini.
Tasaro (akronim dari namanya, Taufik Saptoto Rohadi, belakangan menambahkan "GK", singkatan dari Gunung Kidul, pada pen-name nya) adalah lulusan jurusan Jurnalistik PPKP UNY, Yogyakarta, berkarier sebagai wartawan Jawa Pos Grup selama lima tahun (2000-2003 di Radar Bogor, 2003-2005 di Radar Bandung). Memutuskan berhenti menjadi wartawan setelah menempati posisi redaktur pelaksana di harian Radar Bandung dan memulai karier sebagai penulis sekaligus editor. Sebagai penyunting naskah, kini Tasaro memegang amanat kepala editor di Salamadani Publishing. Sedangkan sebagai penulis, Tasaro telah menerbitkan buku, dua di antaranya memeroleh penghargaan Adikarya Ikapi dan kategori novel terbaik; Di Serambi Mekkah (2006) dan O, Achilles (2007). Beberapa karya lain yang menjadi yang terbaik tingkat nasional antara lain: Wandu; novel terbaik FLP Award 2005, Mad Man Show; juara cerbung Femina 2006, Bubat (juara skenario Direktorat Film 2006), Kontes Kecantikan, Legalisasi Kemunafikan (penghargaan Menpora 2009), dan Galaksi Kinanthi (Karya Terpuji Anugerah Pena 2009). Cita-cita terbesarnya adalah menghabiskan waktu di rumah; menimang anak dan terus menulis buku.
TENTANG BUKU INI Sembilu merupakan novel romance dibumbui komedi dan disertai dengan lika-liku kehidupan seorang pemuda yatim piatu bernama Kashmir. Hari-hari yang dilaluinya terasa hambar dan biasa saja, hingga akhirnya ia bertemu dengan gadis pedagang kue yang membawa bakul besar di kereta, bernama Kanya. Hidup Kashmir hanya berotasi di sekitar Kanya. Setelah 3 tahun menghabiskan waktu bersama di kereta, dan saat Kashmir akan melanjutkan kuliah di luar negeri.. kenyataan pahit menghujamnya. Kenyataan itu membawa realita bahwa Kashmir tak bisa lagi bertemu dengan Kanya karena suatu alasan yang menjadi sembilu tajam dalam hidup Kashmir. Apakah itu akan selamanya?
PENOKOHAN Kashmir, pemuda SMA berdarah Sunda-Tionghoa. Ia yatim piatu dan tidak tahu-menahu tentang keluarganya. Sejak kecil, ia diasuh dan hidup bersama keluarga Pak Haji, Bu Haji, dan anak mereka, Pipin. Tak mau hidup hanya menumpang, selepas sekolah Kashmir selalu membantu Pak Haji di toko bangunan miliknya. Kashmir, walau tidak pintar-pintar amat, tapi ia sedikit memahami pelajaran bahasa Inggris. Ia juga jago memainkan gitar, dan lagu kesukaannya adalah tembang-tembang milik Titi DJ. Kanya, bernama lengkap Kanyakumari, gadis yang berumur 2 tahun lebih muda di bawah Kashmir. Dia hanya lulusan SD yang terpaksa harus berhenti sekolah demi bekerja membantu orang tuanya menghidupi ke-4 adiknya. Setiap pagi, ia naik kereta dari Cisalangka menuju Kiaracondong untuk menjajakan jualannya di sekitar kompleks dengan membawa bakul besar di punggungnya. Di kereta ini pula, ia bertemu Kashmir dan menjadi teman seperjalanan hingga 3 tahun lamanya.
SETTING & POV POV nya diceritakan dari sudut pandang orang pertama tunggal, yaitu Kashmir. Tak disebutkan latar waktu di novel ini tahun berapa, namun dengan adanya latar suasana krisis moneter di Indonesia, diperkirakan latar waktunya adalah akhir tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an. Latar tempat novel ini terbagi atas 2 tempat; Bandung, tempat Kashmir menjalani kehidupannya sampai akhir masa SMA, dan Stockholm, Swedia. Kok jauh banget sampai Swedia? Kashmir adalah anak yang tekun belajar, apalagi pelajaran musik dan bahasa Inggris. Dengan bantuan Pak Sugema, guru SMAnya, Kashmir bisa mendapat beasiswa untuk kuliah di the Royal College of Music, Swedia dan mengambil jurusan Music and Media Technology. Aku kagum dengan deskripsi tentang negara Swedia yang detail dan terasa nyata. Saking penasarannya, aku pun sempat browsing terkait tempat-tempat yang dideskripsikan itu, dan ternyata beneran ada dan sangat indah.
Karya pertama penulis yang membuatku langsung jatuh cinta pada tulisannya
{#lintangbookreview}
Ga akan salah aku menobatkan #sembilu ini menjadi salahsatu best readku di tahun ini. Tebalnya hampir 500 halaman, tapi isinya ga membosankan sama sekali. Selalu ada yang ‘meletup’ di setiap plot kisahnya.
Jadi si Kashmir ini, sejak masuk SMA sampai lulus, bucin banget sama cewek yang ditemuinya di kereta. Kanya namanya. Dia tidak menyatakan cinta, tapi dari kesehariannya yang rela berangkat subuh demi bisa satu kereta dengan Kanya, mengajari Kanya pelajaran sekolah yang tidak didapatkan oleh gadis putus sekolah itu, hingga menuliskan lirik2 lagu Titi DJ kesukaannya agar Kanya dapat bernyanyi dengan iringan gitarnya. Kashmir ini definisi green-flag banget. Ditambah dia juga pekerja keras dan selalu berpikir positif.
Selain kagum sama si Kashmir, aku juga kagum dengan gaya bahasa yang disajikan. Kita akan menemukan kalimat yang puitis, mendayu dan penuh cinta setiap kali plot cerita dihadapkan pada hubungan Kashmir dan Kanya. Lain lagi saat Kashmir menjalani hari2 bersama teman2nya, gaya bahasanya santai dan banyak jokes bapak2. Banyak banget sumpah. Sampai capek ketawa. Kepribadian dan jati diri tokoh utamanya benar2 termanifestasi dalam dialog maupun narasi cerita.
Oiya, ada pula sedikit narasi tentang tragedi Pembantaian PKI dan bandung lautan Api. Sstt.. kukasih bocoran. Ini akan menjadi plot-twist yang mencengangkan juga di tengah cerita. Iya, unik, kan.. biasanya plot-twist ada di akhir, yang ini ada di tengah2 lho. Sedangkan akhir ceritanya nge-gantung karena harus lanjut buku ke-2 dulu
Banyak banget hikmah yang bisa dipetik dari novel ini, apalagi dari sosok Kashmir, yatim piatu yang bisa bersekolah sampai ke negeri Aurora itu. Dia didewasakan oleh keadaan, jatuh oleh kenyataan pahit, tapi tetap bisa bangkit dengan kaki sendiri. Cocok banget dibaca bagi kamu yang suka baca romance-comedy, dengan tokoh utama yg green-flag, dan penuh perjuangan.
Entah kenapa, berkali-kali aku mencari review buku ini. Memastikan, bahwa aku akan memeluk sepenuhnya. Baru kutahu, belum genap setahun buku ini lahir. Setelah berkali-kali memastikan dan meyakinan diri. Dengan hati yang mantap aku pergi ke toko buku dan meminangnya. Tak peduli pada bintang dua atau bintang tiga pada pembaca disini yang menilai penilaiannya.
Cerita diawali, dengan seorang laki-laki di dalam kereta yang mencari seseorang perempuan bernama Kanya. Dengan latar cerita kehidupan modern saat ini. Permulaan cerita membuat rasa penasaran, rasa iba, rasa sedih, dengan apa yang terjadi pada tokoh laki-laki ini. Apakah ia gila? Apakah ia hilang ingatan? Entah, belum bisa dipastikan.
Kemudian cerita mundur lagi, dimana laki-laki bermana Kashmir ini mencari-cari sosok bernama Kanya entah dengan berkali-kali pengerembaraan dan rasa mengasihi serta mengenang. Memang terasa sembilu.
Alur lalu diawali dengan kehidupan Kashmir. Dimana dia dirawat oleh Pak Haji dan Bu Haji di sebuah desa di Sukabumi. Kashmir terlahir yatim piatu, walaupun begitu Kashmir sudah dianggap seperti anak oleh Pak Haji dan Bu Haji. Dan Pipin, anak dari Pak haji dan Bu Haji sudah dianggap sebagai adik oleh Kashmir.
Cerita membawa kita pada masa ketika Kashmir memasuki SMA. Dimana dia memutuskan untuk bersekolah musik di Bandung yang jaraknya cukup jauh sehingga harus menggunakan kereta. Dalam perjalanan kereta inilah Kashmir bertemu dengan Kanya. Gadis lugu yang usianya beberapa tahun di bawahnya dan sudah merasakan kehidupan yang berat.
Kashmir sangat mengasihi Kanya, dimana dia menemukan kesamaan antara keduanya. Memprioritaskan hari-harinya untuk Kanya. Kemudian tetap membangun mimpi yang besar untuk dirinya. Dan mencoba menantang berbagai macam kemungkinan
Nah, bagaimana kisah Kashmir dan Kanya selanjutya. Aku rasa buku ini bukan jawabannya. Tetapi menelusuri lembar demi lembar kata, kita akan menemukan bagaimana kisah romantis yang begitu sederhana. Tentang apa itu perjuangan, tentang apa itu kegagalan dan ras kecewa.
Penggambaran sosok Kashmir yang begitu kuat dan menantang segala kemungkinan agar bertahan. Tokoh-tokoh lain pun tidak bisa kesampingkan. Terutama keluarga Pak Haji.
Latar yang diambil penulispun dapat membuat kita menebak tahun berapa cerita itu berkisah. Bagi yang mengalami masa tersebut, pasti akan terasa nostalgia, walaupun tidak satu pun tahun disebutkan oleh penulis dalam “Sembilu”.
Kita akan diberikan kejutan-kejutan dalam setiap episode. Yang membuat kita kadang merasa berbagai macam emosi, terutama bagi saya adalah adanya hubungan antara Kashmir dan Kanya dimasa lalu.
Saya sangat menyukai, kisah perjalanan kereta Kashmir dan Kanya. Tetapi cerita Kashmir dan Kanya tersebut berkurang saat kemudian Kashmir mendapatkan beasiswa ke Swedia, walaupun penulis menuliskan sekilas-sekilas tentang Kashmir dalam mengenang Kanya.
Bagi yang suka genre slice of life. Atau cerita roman yang tidak terlalu drama. Buku yang tebal ini sesuai menemani mengisi waktu, apalagi dibaca saat hujan turun. Benar-benar Sembilu.
Sembilu | Tasaro GK | Bentang Pustaka | 488 Hal | ISBN : 978-602-291-678-9 |
Novel sembilu merupakan cerita romance dari Tasaro GK dengan tokoh Kashmir, ia seorang pria keturunan tiong hoa yang memiliki masa lalu yang sangat menyedihkan sehingga membawa nestapa untuk kisah cintanya bersama Kanya.
Kanya gadis baik yang memiliki kemauan yang kuat utk belajar, ia bahagia bila bersama kashmir namun kisah masa lalu membuat semuanya jadi rumit.
Novel ini berlatar di dua negara yaitu indonesia dan Swedia, kisah yang menarik untuk disimak hingga akhir cerita, namun sang penulis membuat kisah ini menjadi sebuah Dwilogi yaitu Sembilu dan Shirath.
Novel ini dibuat Tasaro GK sebagai Pengembaraan rasa, yang terdiri dari tiga novel Sembilu, Sirath & Galaksi Cinta. Cerita disembilu membuat aku semakin penasaran dengan kehadiran Dru di negara yang baru di jajaki oleh Khasmir yaitu Swedia.
Bagaimana kelanjutan kisah Khasmir ? Buku ini sangat recommend dan banyak hal menarik yang didapat didalam kisah ini, ciri khas penulis adalah mengaitkan kisah daei sebuah sejarah penting negeri ini. Sungguh kisah yang menarik dan buat ku penasaran tak sabar untuk membaca buku keduanya
Terima kasih ku buat sahabat ku yogi untuk kado hadiah ultah ku dg memberikan buku ini. Semoga persahabatan kita selalu tumbuh dalam berkembangnya dunia literasi. Salam Literasi
Mengasihinya tak pernah melahirkan keburukan. Dia selalu mampu memanggil sisi terbaik dalam dirimu. Melepaskan kebencian, kecemburuan, ketidakberterimaan, bahkan keinginan untuk memiliki. (Hal-297)
Novel ini related banget, sangat recomended terutama bagi penikmat cerita bertema roman. Jangan salah, meski pun keseluruhan tentang romansa, novel ini bukan jenis picisan yang menye-menye dan tentu saja akan ada banyak makna/ pemahaman baik yang bisa diambil selepas membacanya. Saat diskusi Sembilu di grup T(j)inta dan KJR malam lalu Abah mengatakan jika buku pertama ini mewakili satu fase kehidupan manusia; kita semua pasti tidak akan mengakui jika hidup kita selamanya hanya berjalan lurus, mulus dan baik-baik saja tanpa ada kelokan atau tanjakan yang justru akan menumbuhkan kedewasaan. Kurang lebih demikian jika saya tak salah menangkap.
Dari konklusi itulah Abah bercerita tentang kisah Kashmir. Seorang pemuda yang masih belia namun didewasakan oleh keadaan. Ia melalui hidup ini dengan terus berjuang sampai pada satu titik yang menjadi pintu pertemuannya dengan Kanya (gadis yang hanya tamatan sd namun begitu gigih menghadapi kerasnya hidup). Kanya, perempuan yang akhirnya menempati posisi istimewa dalam hatinya, menjadi prioritas dalam hidupnya.
Bagaimana Kashmir mengasihi Kanya menjadi salah satu bagian yang betul-betul mengharukan sekaligus menghadirkan kekaguman pada sosoknya. Dialog-dialog batin Kashmir dan keterusterangan perasaannya terhadap Kanya sempat ia bagi kepada Pipin juga menjadi adegan favorit saya. "Aku tidak pernah mengatakan sayang padamu, Kanya. Aku tidak pernah menyebutmu dengan istilah apa pun yang biasa orang gunakan. Sebab perasaanku padamu tak terwakilkan aksara, melampau bahasa. Aku tak berpikir perasaanku kepada Kanya ada contohnya. Apalagi jika harus menggunakan istilah yang sama dengan orang lain gunakan pada kisah mereka. Aku mengasihinya dengan caraku. Ingin selalu membersmainya tetapi tak ingin mngikatnya. Menemaninya menyiapkan masa depan yang cerah dan sekadar berharap aku kelak ada di sana, menemaninya. Berusaha tak membuatnya menangis, tetapi belajar untuk rela seandainya orang lain yang mampu membuatnya tertawa. (Hal-231)
Sebuah kisah romansa yang bikin sembilu. Sepanjang membaca saya sempat meloloskan air mata, terutama di bab "sebelum aku pergi" rasanya, ini adalah part yang deep banget. Terlebih sikap Kashmir menghadapi kenyataan pahit yang berhubungan dengan rahasia masa lalunya betul-betul bijak! Kasihnya pada Kanya membuktikan bahwa pada tahap tertentu; perasaan ternyata bisa menjadi energi besar, mendorong kita pada hal-hal baik/positif. Kashmir melakukannya. Ia memperjuangkan mimpinya yang lain sekali pun sadar, satumimpi besarnya tidak bisa lagi ia usahakan.
Sembilu ini menguras emosi. Konflik keluarga, persahabatan, perjuangan hidup yang dihadirkan menawarkan kita banyak sudut pandang. Bahwa sekeras apa pun dunia, keadaan selalu menempah kita menjadi kuat sekali pun dalam kerapuhan.
Oh ya, di novel ini Abah berhasil menyajikan deskripsi yang cukup detail dan kemudian menjadi pengetahuan baru untuk saya tentang Swedia. Bagian ini tentunya setelah melewati riset yang sungguh-sungguh sebagaimana yang sempat dikatakan dalam proses kreatif di balik penulisan Sembilu.
Abah memang sangat fasih dengan bahasanya yang indah lagi menyentuh. Dan karena ini buku ke 11 Abah yang saya baca maka sedikit banyak saya mulai memahami gaya menulis yang dipakai tergantung tema dan yup, saya ingin bilang jika ini "a cup of tea" nya saya sebagai penikmat novel roman yang kaya diksi indah. Yaa, saya sangat menyukai novel ini meski masih harus menunggu akhir cerita dalam ketidakpastian (buku kedua segera tapi belum pasti tanggalnya). Haha
Kashmir, seorang murid SMA, bernama India, bermata sipit seperti etnis Cina, tapi dibesarkan sebagai orang Sunda. Pertama kali tersesat di dalam mata seorang gadis remaja pedagang bernama Kanya. Dipertemukan sebagai sesama 'pejuang kehidupan', mereka mengukir kisah cinta remaja manis di kereta. Saat mimpi dan cita-cita Kashmir membahagiakan Kanya seterusnya kandas, mengingat perempuan itu menjadi sembilu. Kisah masa lalu bertautan menghalangi mereka. Tapi hidup tidak berhenti. Kashmir tetap melanjutkan ceritanya.
Alurnya pelan tapi tidak membosankan di kisah yang membentang untuk waktu panjang. Narasinya terasa liris dan manis. Kita akan membaca karakter Kashmir yang mendongengkan perjuangan hidup tanpa tersurat melontarkan nasehat langsung lewat dialog. Kashmir bukan remaja laki-laki yang sempurna. Ia hanya menjelang dewasa dengan pemahaman baik. Pernah juga ia egois memikirkan kisah cintanya saja dan sejenak melalaikan 'keluarganya'. Sepanjang perjalanan, ia mendapatkan teman yang baik. Saat sekolah ia bersahabat dengan Iding penggemar bokong truk pantura. Ketika merantau jauh, ia dipertemukan dengan Dru dan Ben yang mendorongnya tumbuh.
Berbeda dengan harapan saat membaca sinopsis di sampul belakang, Sembilu masih jauh dari setengah perjalanan Kashmir. Ia masih baru berpindah ke Stockholm, belum ke Paris, Mekah, Madinah, Yogyakarta, meski sedikit disebut ia sempat ke Frankfurt dan Hong Kong. Semoga Shirath menjawab semua pertanyaan menggantung di halaman akhir cerita.
Saya sempat mengira tidak akan mau (lagi) membaca kisah cinta syahdu. Ternyata Tasaro tetap berhasil mengundang saya mencintai anak-anaknya. Sensasinya masih sekuat seperti ketika dulu mengenal Sannaha dan Purandara. Novel ini direkomendasikan buat pecinta romansa, sangat nyaman dibaca saat hujan turun. Entah sedang di dalam kereta atau sekedar bersandar di atas ranjang sambil berselimut tebal.
Kami masih muda, tetapi mas depan tidak pernah terlalu jauh. Waktu amatlah tajam. Ia akan menggunting kebersamaan. (131) Hidup saya tidak akan terhenti, Kanya, tapi saya tahu, ada yang tidak bisa saya usahakan lagi. (271) Mengasihinya tak pernah melahirkan keburukan. Dia selalu mampu memanggil sisi terbaik dalam dirimu. Melepaskan kebencian, kecemburuan, ketidakberterimaan, bahkan keinginan untuk memiliki. (297)
Pas liat ulasan pengguna Goodreads yang udah baca ini, aku jadi merasa beda sendiri karena aku nggak cocok sama ceritanya.
Novel ini menurutku termasuk novel romance with a sprinkle of religi di dalamnya. Mungkin ini sedikit ngingetin aku sama model novel Habiburrahman El-Shirazy, tapi server Tasaro GK.
The first half of this book isinya campuran kisah asmara antara Kashmir dan Kanya dan kehidupan Kashmir bersama keluarga Pak Haji, sementara the second half of the book isinya pengalaman Kashmir selama di Swedia sebagai mahasiswa penerima beasiswa.
Bagian romance-nya menurutku terlalu dewasa untuk ukuran kisah cinta anak remaja antara Kashmir sama Kanya. Sepertinya, gaya dan ekspresi bahasanya sih yang terlalu matang untuk Kashmir yang masih remaja. Waktu Kashmir lulus SMA, umurnya 18 tahun. Kanya usianya tiga tahun lebih muda, jadi dia umur 15 tahun. Entah kenapa, aku merasa cringe di bagian Kashmir berkhayal ‘ngedate’ sama Kanya di dunia papercraft buatannya sama pas Kashmir mulai nanya-nanya soal pernikahan ke Kanya dengan kedok ‘bercanda’. Aku juga bertanya-tanya pas Kashmir ngide buat menikahi Kanya secara agama sebelum dia berangkat ke Swedia buat kuliah, terus baru menikah secara hukum setelah pulang. Kanya aja belum masuk usia legal, bang. Mending kata gua lu kuliah dulu yang bener biar ga terlalu kebelet nikah muda.
Bagian cerita Kashmir pas memulai masa perkuliahannya di Swedia—ditambah penjelasan rinci tentang Swedia, KMH, dan seperti apa tempatnya—agak sedikit ngingetin aku sama cara Habiburrahman El-Shirazy bercerita di novelnya. Selain itu, identitas Kashmir sebagai seorang Muslim dengan prinsip gak mau ambil part-time di bar dan (kalau gak terpaksa ambil) jadi dog-sitter kurasa adalah bentuk self-insert karena penulisnya adalah seorang Muslim.
Buatku, bagian Kashmir menjalani masa kuliahnya malah terasa kayak filler yang cukup panjang untuk mengisi ruang kosong setelah Kashmir berpisah sama Kanya. Ceritanya sendiri malah lebih berasa seperti cerita travel blogger atau cerita pengalaman pribadi, tapi dijadikan cerita fiksi. Selain itu, ada banyak sekali kebetulan-kebetulan yang jadi keberuntungan Kashmir, membuatku jadi berpikir: ini orang kok hidupnya terlalu mulus dan beruntung, sih? Dia nggak ada kesialan-kesialan selain waktu bapaknya Kanya menolak keras lamaran Kashmir, apa?
Kalau dirinci: - Kashmir yang selama dibesarkan Pak Haji selalu bantu-bantu toko bangunan ternyata dikasih tahu sama Pak Haji kalau sebenarnya rumah dan toko itu warisan ortu Kashmir sebelum meninggal - Proses pendaftaran kuliah, beasiswa, dan IELTS Kashmir mulus sekali, semuanya lolos one shot - Kashmir dibantuin sama Pak Suganda soal tetek bengek pendaftaran kuliah dan beasiswa. Terus, 'kebetulan sekali' keberangkatan Kashmir itu pas zaman Soeharto lengser, jadi Pak Suganda yang harusnya bisa berangkat ke Swedia bareng Kashmir buat S-3 malah ga jadi dan akhirnya ngasih seluruh perlengkapannya + sangu ke Kashmir. Kashmir yang udah kepikiran sama biaya hidup + kebutuhan selama 1-2 bulan pertama di Swedia langsung ga perlu mikir lagi, paling tinggal nyicil ganti sangu pas duit beasiswa udah cair - Kashmir jadi bestie Aa Ahmad karena backgroundnya sebagai Chindo Muslim, terus pas Kashmir baru aja kepikiran caranya ngurangin biaya transportasi selama di Swedia, eh dia langsung ditawarin sepedanya Aa Ahmad dan Kashmir dikasih kemudahan buat nyicil bayar sesuai kemampuan - Duit Kashmir pas mau beli cinderamata ga cukup, tapi karena yang punya toko iba, pemilik toko dengan kerelaan hati ngebiarin Kashmir beli dengan uang yang tersisa - Kashmir diterima kerja di bar (walaupun dia perang batin pas mau terima) yang ternyata pemiliknya adalah Ben, temennya sendiri - Baru aja Kashmir kepikiran beli gitar, dia dibeliin gitar bagus sama Ben dan Dru
Untuk proofreading sendiri, aku merasa ada beberapa detail kecil yang agak menggangguku. Beberapa kata seperti ‘salat’ dan ‘subuh’ tidak seragam. Kadang pakai ‘salat’ dan ‘subuh’, kadang pakai ‘shalat’ dan ‘shubuh’. Kalau bisa, seharusnya semuanya diseragamkan. Aku juga cukup terganggu dengan penulisan ‘fred’ untuk fret gitar, 'sephia' untuk warna sepia dan ‘Dhuhur’ untuk zuhur, atau ketika Ben malah salah menyebut judul To Kill a Mockingbird jadi Killing The Mocking Bird—padahal sebelumnya dia sudah sempat menyebutkannya dengan benar. Selain itu, ada satu-dua kalimat dalam tanda kutip yang seharusnya dibubuhkan tanda tanya karena itu kalimat pertanyaan, tapi malah menjadikan pertanyaan itu terdengar seperti pernyataan dengan membubuhkan titik.
Aku berusaha keras untuk menamatkan buku ini karena tantangan membaca yang udah aku terapkan buat diri sendiri sekaligus ingin tahu apakah aku bisa coba baca novel romance. Sepertinya, novel ini—dan novel romance atau romantasy yang sudah kubaca—belum ada yang bisa bikin aku suka cerita romance.
Satu-satunya alasan yang bikin aku kasih bintang tiga (bukannya dua seperti niatku sebelumnya) cuman karena beberapa bab awal punya premis yang cukup menjanjikan, walaupun ternyata tokoh utama kita malah ngalor ngidul jauh sekali ke masa lalunya, sehingga adegan dia cari-cari Kanya di kereta saat dewasa, yang kemudian bertemu seorang perempuan yang bilang kalo dia adalah Kanya dan Kashmir malah nggak percaya, terus pergi ke pasar tempat Kanya biasa jualan dan ketemu bakul jualan yang mirip punya Kanya tapi orang yang jualan beda itu ga komprehensif sama keseluruhan jalan cerita.
Kurasa novel ini cocok untuk pasar pembaca Indonesia, terutama yang suka romance religi.
This entire review has been hidden because of spoilers.
🚲Judul Buku : Sembilu Penulis : Tasaro GK Penerbit : Bentang Pustaka 488 halaman
🚲"Aku merindukan yang tak sanggup kuperjuangkan" -Hlm 409-
🚲Berawal dari pertemuan di kereta, Khasmir dan Kanyakumari ditakdirkan bertemu. Setiap perjalanan kereta pergi dan pulang ke sekolahnya yang ada di Bandung menjadi momen bahagia untuk Khasmir. Anak laki2 yatim piatu sejak bayi diasuh oleh pak Haji dan bu Haji. Orangtua angkatnya itu mempunyai anak bernama Pipin yang sudah seperti adik kandung Khasmir. Khasmir kecil sangat santun kepada orangtua angkatnya. Ia kerja membantu pak Haji, dan mendapat upah untuk tabungannya. Khasmir tahu bahwa dia adalah anak angkat dan tidak mau membebani pak Haji dan bu Haji. Khasmir menjadi anak kesayangan pak Haji dan juga teladan untuk Pipin. Khasmir sangat menyukai musik, ia mengambil jurusan musik di salah satu SMK Bandung. Cita2 Khasmir ingin kuliah ke Swedia untuk memperdalam ilmu musiknya di rancah internasional tentu saja agar tidak lagi membebani pak Haji dan istrinya.
🚲Kanya hanyalah seorang pedagang kecil pasar daerah Bandung. Ia berhenti sekolah sejak SD demi membantu orangtuanya menyekolahkan adik2nya. Kanya menjadi inspirasi Khasmir dan tentu saja menjadikan Khasmir ingin mengayomi Kanya. Cita2 kecil Khasmir ingi menikahi Kanya sebelum ia berangkat ke Swedia. Khasmir jatuh cinta pada Kanya sejak pertemuan pertama mereka dan sekarang menjadi rutinitas setiap hari di kereta. Tapi harapan itu harus pupus akibat masalalu kelam dari orangtua Khasmir. Khasmir pun pergi ke Swedia meninggalkan cintanya yang patah oleh takdir.
🚲Haru sedih bahagia. Mendalami kisah Khasmir dan Kanya. Bagaimana 2 sejoli yang tak dapat bersatu karena tragedi di masa lalu. Ikut terharu menemani perjalanan Khasmir mencapai cita2nya untuk kuliah ke Swedia. Orang2 di sekeliling Khasmir sangat menyayangi Khasmir. Kemanapun Khasmir pergi ia selalu dipertemukan dengan orang baik. Khasmir juga selalu teguh pada iman dan agama nya di negeri yang minoritas muslim ini. Menjadi inspirasi dalam beribadah🩵. Aku Rate ⭐️5 untuk buku ini
"Engkau tahu aku, Kanya. Aku memperlakukanmu dalam rasa takut kepada Tuhan. Engkau seperti Ramadan, amat sendu kuperlakukan. Engkau selalu ada pada versi terbaik dari dunia." (Seperti Buah Kuldi - Ghazal 19 hal 399)
Lagi2 abah Tasaro GK berhasil menyihir Kita dgn kepiawaiannya menuliskan kisah kasih tak sampai dlm novel Sembilu ini. Seperti bulan Ramadan, seperti itulah kiasan yg menggambarkan perasaan seorang Khasmir pada seorang Kanya, pujaan hatinya. Ketika setiap Muslim berlomba2 memberikan yg terbaik utk memperoleh pahala yg berlipat ganda slama d bulan Ramadhan namun jg selalu bisa ikhlas melepas Ramadhan d penghujung bulan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Seperti itu jg perasaan tokoh utama yg begitu mengagumi dan ingin memberikan yg terbaik utk kehidupan Kanya, gadis kecil yg putus sekolah dan trpaksa berjualan demi menghidupi keluarganya. Khasmir pun berani utk dpt ikhlas ketika Masa lalu orangtua mereka yg memiliki rahasia kelam sehingga membuat Ia tdk dpt berjodoh dgn pujaan hatinya tsb.
Dari Cisalangka ke Kiaracondong hingga mencapai Stockholm lalu ke Karuna, novel ini begitu Manis menggambarkan pengembaraan rasa yg dipendam oleh seorang Khasmir. Ia yg tumbuh dlm kondisi yatim piatu memiliki kesamaan perjuangan dgn Kanyakumari, gadis kecil yg dtemuinya pertama Kali d lorong kereta menuju skolah SMAnya. Interaksi yg terjalin slama 3 Tahun Masa putih abunya membuatnya bertekad utk segera melamarnya sblm ia melanjutkan Studi kuliahnya di KMH Stockholm, Swedia. Namun tanpa diduga, kisah Masa lalu yg berkelindan dan menghubungkan keduanya membuat Kashmir hrs mengikhlaskan pujaan hatinya dan memulai hidup baru di Swedia.
Yg menarik dlm buku ini, Kita belajar banyak Hal baru trutama ttg sekolah musik dan Dunia editor yg menjadi titik balik kehidupan Khasmir. Kita pun diajak menjelajah kehidupan di negeri Swedia dari padatnya perkuliahan di Stockholm hingga indahnya aurora yg mewarnai langit Kiruna. Setiap sejarah ttg Swedia begitu memukau sehingga membuat Kita berada disana.
Lalu bagaimana perjuangan Khasmir dlm beradaptasi d negeri Swedia Sana? Misteri apa yg menyebabkan hubungan Khasmir dan Kanya hrs terpisah? Apakah Khasmir dpt menemukan kembali sosok pengganti Kan ya yg telah menginspirasi hatinya? Temukan jawabannya di buku ini.
Harus diakui bahwa penulis mampu menghipnotis pembaca untuk "segera" menelusuri setiap chapternya. Pengembangan cerita di awal membuatnya terkesan begitu mewah. Sayangnya, memasukkan unsur-unsur yang bertabrakan membuatnya terkesan berlebihan sekali dan menjadikan bagian-bagian akhir terasa kering.
Penambahan judul "Pengembaraan Rasa" malah menjatuhkan ekspektasi yang tadinya berada di level aman. Terasa aneh. Apalagi ditambah sinopsis yang rasanya agak berlebihan. Apakah karena ini baru bagian 1 atau bagaimana ya?
Meski begitu, tentu saja saya akan membaca lanjutannya karena sudah membeli bukunya.
Masih ada 2 novel selanjutnya yang harus dibereskan, jadi belum berani jugde kebaikan dan keburukan novelnya secara keseluruhan. Untuk Sembilu aku menilai bagus, aku kasih bintang 4. Kashmir lelaki yg terlalu baik dan terlalu rajin. Dan Kanya? Masih menyisakan misteri gerak-gerik interaksi antara Kanya dan Pipin sebenarnya. Over all awal dan akhir cerita sukses bikin penasaran, aku harap bisa membaca kelanjutannya kisah mereka secepatnya. Terlebih Dru. Suka sekali aku dengan Dru!🙂
Udah penasaran sejak penulisnya kasih woro2 di sosmed. Gw kira menyayat hati kayak galaksi kinanthi. Tapi ternyata lebih pop sih, gak terlalu roman. Perjalanan cintanya juga ala2 anak SMA yang bikin senyum2 sendiri. Justru yg menarik perjalanan Kashmir di Swedia. Cukup terhibur, tapi ya masih taraf biasa sih. Hehe.
Masih nunggu kejutan di novel selanjutnya, Shirath. Karena pengalaman Kashmir sepertinya lebih menarik di depan. 3,5 bintang.
Buku ini banyak mengajarkan kegigihan Kashmir yang memperjuangkan hidupnya. Banyak orang disekeliling Kashmir yang berperan besar atas hidup dia. Sedikit kisah dibalik keluarganya yang selama ini dia ga pernah tau. Walaupun rasa cinta dan ketulusan hati Kashmir untuk Kanya tidak sampai kena di hati aku, tapi perjuangan untuk hidup dia lah yang membuat aku penasaran dan terus membaca sampai akhir ❤
This entire review has been hidden because of spoilers.
Sebagai penggemar berat Tasaro GK, saya akan sangat subjektif dalam menilaj novel ini. Yang jelas, saya senang dalam penokohan tokoh Kanya Kumari yang kepribadiannya terasa dalam. Tentu tokoh Kashmir adalah yang terbaik, cara dia nge-treat Kanya, benar-benar khas anak jaman itu.
Saya tidak akan mengulas panjang lebar karena takutnya jadi spoiler, tetapi kamu yang suka sastra, harus naik level dengan membaca karya Tasaro GK.
Romansa oh romansa.. Pengembaraan rasa seorang aku, saat sungguh ia masih kanak-kanak. Pilu sepanjang cerita, dibumbui konflik SARA yang nyata, salah satunya mesti pernah anak negeri ini rasa. Ingin rasanya terbang ke Swedia, menyaksikan apa-apa yang menjadi saksi perjalanan aku, dan bertanya bagaimana kelanjutannya?
Awalnya agak terasa lambat dan agak sederhana, namun setelah konflik pecah saat pelamaran itu rasanya begitu menarik untuk diteruskan.. sampai akhirnya kian akhir kian menarik dan sangat menarik saat dibuat gantung di ending. Pintar.. supaya kita mencari2 sekuelnya. Ta'terasa aq pun simpati pada Khasmir....
agak susah bangun mood untuk bacanya, tapi begitu kisah masa lalu diceritakan jadi lebih mudah dinikmati, sayang memasuki bab bab akhir balik turun lagi jadi banyak skip bagian akhir.
Alurnya maju mundur, bikin bingung di awalnya, lalu setelah itu baper dengan banyak kisah "patah-hati". Tasaro banget, dengan diksi-diksinya yang bikin meleleh.
Kashmir dan Kanyakumari. Narasinya manis. Diajak jalan-jalan ke Swedia. Cerita yg sederhana, jatuh cinta seperti di kereta-kereta, pada perjumpaan pertama, pada cinta yg tak bisa bersama.
Dulu sempat iseng bertanya ke salah seorang pustakawan Perpusnas, mengenai buku2 yang berisi kisah romansa mana yang cocok di sajikan di sekolah untuk siswa dengan latar sekolah agama. Dan buku2 karangan Tasarolah yang menjadi rekomendasi pertamanya.
Buku2 Tasaro sangat asing bagi ingatan dan pengetahuanku yang juga sebagai seorang pustakawan yang cukup bergelut dengan buku2. Sempat ragu untuk memilih dan mengadakan bukunya di perpustakaan, tapi sepertinya buku ini lebih baik dari buku2 wattpad yang lagi maraknya saat ini. Dan benar, hal ini membuatku menyesal. Menyesal karena baru mengetahui dan baru membaca satu buku ini.
Tak sabar ingin kulanjutkan kisah Kashmir dengan setiap kata2 yang tertulis di buku selanjutnya.
Sebuah cerita yang ditulis dari sudut pandang orang pertama cenderung mengajak kita untuk memasuki pikiran si tokoh utama sekaligus pencerita, berpikir dengan cara pikir tokoh utama, dan mencoba melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, agar lebih memahami karakter tokoh utama tersebut. Sayangnya, entah kenapa saya kurang menyukai karakter Kashmir sebagai tokoh utama novel Sembilu ini. Terkadang dia terlalu overrated, imho. Terlalu istimewa, atau diistimewakan. Tapi saya tetap berusaha menyelesaikan buku ini, dan akan membeli buku lanjutannya, karena saya masih berharap adanya character development pada Kashmir, dan alur cerita yang lebih memuaskan. Apalagi Tasaro GK adalah salah satu penulis favorit saya, dan saya benar-benar mencintai tetralogi Muhammad yang ditulis oleh beliau. Semoga.