Ketika kebaikan yang kita lakukan justru melahirkan keangkuhan dalam jiwa. Saat ibadah yang kita rutinkan justru menjadikan diri merasa mulia. Ketika beragama tak lagi melahirkan cinta. Jika bertambahnya ilmu justru membuat sombong dan besar kepala, rasanya kita patut untuk curiga, jangan-jangan selama ini kita menyembah ‘Tuhan’ yang salah.
Ketika bertambahnya harta tak melahirkan ketenangan. Ketika banyaknya kenalan dan teman tak lagi mendatangkan ketenteraman. Ketika rumah dan keluarga tak bisa menjadi tempat pulang yang menyejukkan. Mungkin kita perlu segera berkaca, jangan-jangan kita sedang menyembah ‘Tuhan’ yang salah.
Ketika salat tak lagi membawa kedamaian bagi jiwa, ketika puasa tak lagi mampu mengekang nafsu yang selalu menggoda, saat bacaan zikir tak bisa lagi menjadi sarana untuk mengingat-Nya, mungkin kita perlu curiga, jangan-jangan di dalam hati kita sedang menyembah ‘Tuhan’ yang salah.
Buku ini dihadirkan sebagai kawan untuk merenung, media untuk berkaca, karena kita butuh cermin untuk bisa melihat siapa diri kita.
Buku yang bagus dan inspiratif, terdapat beberapa ide yang menarik dan dapat diterapkan dalam kehidupan. Walaupun begitu saya rasa secara keseluruhan buku tersebut tidak memiliki struktur secara jelas, seakan kita membaca ide yang muncul dari kepala penulis setiap harinya alih-alih bagaimana satu bab membahas konsep tertentu dan saling koheren dengan bab-bab lain demi membentuk gagasan buku yang jelas.
Walaupun begitu, tidak patut menyebut membaca buku ini kurang bermanfaat. Karena saya rasa terdapat pelajaran yang dapat dipetik dari buku ini. Terutama saya menyukai bab terakhir yang membahas tentang Menyambut Kematian dengan Elegan. Saya sangat suka dengan bab tersebut karena konsekuensi dari menyembah Tuhan yang salah tentunya adalah pada saat setelah kematian kita.
Selain itu penulis terlalu banyak menyelipkan satu halaman penuh yang hanya berisi quotes atau paragraf dari chapter buku. Di mana saya rasa ini sedikit mubazir dengan menghabiskan tiap halaman hanya dengan satu kalimat dari 2-3 halaman tiap chapter yang dalam buku. Selain itu saya rasa buku ini tetap layak dibaca.
Memutuskan untuk dnf. Sebenernya bahasannya sangat daging, tapi sepertinya kebanyakan sudah pernah saya baca. Entah itu di buku agama waktu kuliah atau ceramah singkat dari guru. Bagus, pembahasannya lumayan komprehensif.
Bagus, inspiratif terus memotivasi juga. Awal baca ini waktu ramadhan dan di bab awalnya juga bahas tentang ramadhan. Tapi ada beberapa bahasan yang udah pernah dibahas di buku sebelumnya.