Haewon kembali ke kampong halamannya pada suatu musim dingin. Gadis itu terkejut melihat sebuah rumah tua di desa tersebut sekarang berubah menjadi sebuah toko buku independen baru bernama Good Night. Ternyata, pemiliknya adalah Eunseob, teman sekolahnya.
Berawal dari toko buku itu, Haewon menjalin hubungan baru dengan orang-orang di kota itu, termasuk dengan Eunseob. Ada banyak hal yang terjadi, bahkan sebuah rahasia yang selama ini tersimpan rapat akhirnya terbongkar.
Akankah desa itu membuat Haewon tetap tinggal? Dan bagaimana hubungan Haewon dan Eunsob akan berakhir?
Il y a dans ces romans une poésie simple, un je ne sais quoi beau fragile que j’apprécie dans les lectures de ces romans. Je ne saurais pas dire pourquoi mais c’est roman c’est un peu comme une bulle qui me coupe du monde et de ses problèmes. Ce ne sont pas des romans qui me tiennent en haleine où je me dis mon dieu qu’est-ce qui va se passer? Non c’est juste simple, naturel et sain. Ce type de livre me redonne confiance en l’âme humaine.
Un'accogliente libreria ai piedi della montagna Un libraio dal cuore gentile che annota su un diario il suo primo amore Una ragazza dolce e avventurosa che ritorna in patria, con lo scopro di restarci Una zia con tanti segreti ma tanto amore nei confronti della nipote Un luogo indimenticabile per tutti, circondati da tanti libri (e amore).
Che dire di questo breve ma intenso libro? 👉🏼Un libro bello, interessante, coinvolgente a cui ho dato 5 stelle! 👉🏼L'ho trovato un libro coccola che letto al momento giusto, potrebbe diventare uno dei libri preferiti di ogni lettore. 👉🏼E' stato un viaggio all'insegna della dolcezza e dell'amore tra i due protagonisti, quell'amore così ingenuo, così puro, delicato e struggente che fa venire i brividi. 👉🏼Un romanzo perfetto da leggere in questo periodo, visto le atmosfere invernali e incantevoli paesaggi imbiancati 👉🏼Un romanzo appartenente alla letteratura coreana che parla del potere dei libri 👉🏼La nostra protagonista è una donna forte, che decide di ritornare a casa, dopo anni di lontananza, ma proprio qui scopre nuove cose... dei segreti che la trasformeranno... 👉🏼Un romanzo ambientato in un luogo speciale capace di aprire i cuori delle persone che lo frequentano, e di ricordare la forza dei legami che si creano intorno ai libri e alle storie che raccontano.
Akhirnya selesai juga 🤭🤭🤭🤭. Aku suka cerita di dalam novel ini karena ada toko buku di dalamnya. Aku suka sistem Keeping buku. Suka acara ‘Book Stay’. Aku suka tokoh-tokoh yg ada di novel ini. Menurutku chemistry Haewon dan Eunseob dapat banget. Baper kena Eunseob 🤭
Aku tengok kdrama dulu sebelum baca novel ni dan baru tahu kdrama tu adaptasi dari novel ni. Menarik, ada beberapa perbezaan antara novel dan kdrama, tapi jalan cerita sama ja. if you watch the kdrama the setting is so nice.
Banyak benda menarik dalam novel ni; kedai buku hujung kota, sistem 'keeping' buku, book stay
dan tajuk yang 'I'll Go To You When the Weather is Nice'. Bak kata Makcik Haewon adakah waktu yang tepat untuk bertemu seseorang tu apabila cuaca sudah baik atau itu hanya sekadar alasan untuk tidak bertemu?
Livre tout doux et poétique de par son écriture et son atmosphère. Lecture apaisante qui fait du bien. Le seul point négatif est que parfois la traduction du coréen au français est trop littérale à mon goût et on se retrouve avec des formulations de phrases qui n'existent pas en français ce qui peut nous sortir de l'ambiance par moment. À lire sous un plaid un jour de pluie
Judul buku punya banyak maksud ikut pada cara kita fahami sendiri. Seperti fahaman Mak Cik Haewon terdengar satu alasan untuk tidak berjumpa. Ada juga kalimat itu benar maksudkannya berjumpa bila cuaca membaik yakni saat hati sudah pulih. Jarang beli buku atau drama adaptasi tapi kali ini aku tak kecewa sebab keduanya banyak juga beza. ❄ Ada adegan aku terbanding, menurut aku drama hanya ambil 45% saja. Ceritanya tetap sama cuma ada pada drama ditambah watak dan jalan cerita manakala di buku hasil asli apa adanya. Antara beza buku dan drama: ♧ Kisah Keluarga Eunseob ♧Tentang siapa "Irene" serta keychain dalam kereta Eunseob ♧ Nama gelaran di blog peribadi Eunseob ♧Konflik Haewon dengan kawan baiknya Boyoung. ♧Cerita Peribadi di Blog Good Night ❄ Ada alasan jelas kenapa Kedai Buku itu namanya Good Night dari perspektif penulis. Diterangkan di bab akhir "Kesan Penulis" pasti tertarik kerna terhasilnya buku ini adalah dari apa dialami penulis semasa bercuti, dari orang yang dia terserempak.Fantasi penulis untuk bina kedai buku di desa serta adanya kelab buku Good Night dituangkan dalam naskah ini. ❄ Seperti aku kata di post sebelum ini. Suka satu sistem iaitu 'Keeping' menyenangkan dari aku ingat sorok buku bila ke pustaka sebab tak nak pinjam😅 Rasa nak sertai aktiviti Book Stay- Menginap di Hodu House (Horror House) umpama menginap di kerajaan Ais (Let's it Go🎶 tetiba kedengaran) - Membaca dibalkoninya ditemani kopi hangat. ❄ Tak nak kata versi mana aku suka. Cuma katakan ada hal dalam buku dan drama aku suka dan tak suka.Contohnya, Blog peribadi Eunseob rasa dekat di hati kerna ianya tulisan sulit. Aku puas baca blog Eunseob versi buku ini, lagi panjang berbanding drama😍 Recommend yang pernah tengok dramanya dan untuk tahu versi aslinya di buku. Rasai damainya dikelilingi buku, desa permai jauh hiruk-piruk kota, bersatu dengan alam dan buku, keluarga,anggota kelab membaca, dan mencintai dengan cara sederhana. Kenali sosok Eunseob, memahami dalam diam, adakala perlu menyokong tanpa soal, mencintai dengan perbuatan 💙
Kesedihan & kebahagiaan kadang seperti cuaca, ada cuaca baik juga cuaca buruk, selalu silih berganti datang juga berlalu. hanya waktu yang tahu kapan cuaca datang/berlalu, tapi di setiap cuaca buruk datang,kita punya pilihan untuk: 1. Menikmatinya dengan baik (mungkin menikmati bersama orang-orang yang kita sayangi akan lebih berwarna). 2. Membenci dan mengutuk sepanjang waktu cuaca buruk dengan menutup diri sampai cuaca buruk berlalu.
Cerita pengalaman hidup seperti apa sangat bergantung dari kebijaksanaan memilih pilihan itu karena yang pasti cuaca akan selalu datang 😶🌫️
Ceritanya mengalir dekat dengan keseharian tapi sangat ADIKTIF punya aura bikin aku selalu penasaran pengen kembali untuk membaca. Banyak rahasia yang diungkap & PLOTTWIST.
Menurutku rahasia dibalik masa kecil dan masa lalu euseob, haewon dan juga beberapa anggota good night club sangat menarik penasaran hehe
EUNSEOB the best, aku ngefans banget dari cara dia bicara, caranya berpikir, caranya berekspresi, caranya memperlakukan orang sekitarnya, caranya mencairkan suasana, caranya menulis, ketulusan hati & kehangatannya membuat dia begitu ROMANTIS & MENGAGUMKAN! Ini bukan romantis garing gitu, tapi aku sebut romantis dewasa yang bijaksana nan puitis haha Aku banyak tertawa & senyum-senyum sendiri 🤭
Strategi Eunseob sebagai pemilik TOKO BUKU GOOD NIGHT untuk membuat orang sekitarnya menyukai buku juga toko buku sangat berhasil. Aku sangat menyukai seseorang yang bisa mengekspresikan kecintaannya pada buku dengan baik 🖤 ngiler banget sama BOOK KEEPING dan BOOKSTAY 🤤 ko bisa ya ada toko buku kaya gini?😍
Aku baru bertemu buku yang hampir semua karakternya walaupun memiliki kekurangan dan punya masa lalu buruk mungkin pahit tapi mereka semua sangat LOVEABLE. penulis membuat semua karakternya beragam dari segala umur dengan realistis. ada pesan tersirat bahwa memiliki kekurangan tidak menutup kemungkinan bahwa dirimu bisa mudah disayangi oleh banyak orang jika dirimu juga punya hati tulus yang mudah menyayangi orang lain. Rasa sayang dan cinta begitu besar akan selalu membuat kita bergerak ke arah yang baik bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang-orang yang kita cintai. Penyelesaian setiap masalah, berdamai, memaafkan dilakukan begitu hangat dibuku ini.
Buku ini juga sudah diadaptasi jadi drakor movie dengan judul WHEN THE WEATHER IS FINE
Quotes favorite ku:
Jika kau meminum teh panas setelah terbangun dari tidur pertamamu, kesedihanmu akan mereda saat kau terbangun dari tidur yang berikutnya. (Page. 16)
“Hal yang kusadari akhir-akhir ini adalah … mengajarkan orang melukis itu tidak sama dengan mengajarkan orang menulis. Aku tidak perlu mengajari orang yang sudah memiliki bakat dan tidak ada gunanya aku mengajari orang yang tidak punya bakat.” (page. 19)
Bertemu dengan seseorang yang sudah lama tidak ditemui akan memaksa kita untuk menyentuh kenangan lama. Ingatan yang terlupakan, tapi sesungguhnya kenangan itu terus tersimpan di dalam ingatan sepanjang waktu. (Page. 40)
Seseorang yang selalu kita pikir adalah orang yang sama, ketika kita sudah lama terpisah jauh akan terasa seperti bukan orang yang kita kenal, mungkin hal itu juga berlaku untuk anggota keluarga. (Page. 45)
Ada sesuatu yang sudah lama kupikirkan tapi sulit untuk kukatakan, sering kali aku akhirnya memutuskan untuk lebih baik tidak mengatakan apa pun. (Page. 58)
Haewon berpikir bahwa hati seseorang itu selalu seperti labirin. Sama seperti antara hati Haewon dan hati Bibi Myungyeo rasanya seperti ada pagar penghalang yang kadang tidak terlihat. Pagar itu adalah pohon mawar berduri yang ketika mawarnya layu, pohon itu hanya meninggalkan durinya. Haewon jadi teringat ekspresi wajah Bibi Sujeong yang datang ke toko buku siang tadi. Hubungan antara mereka tidak begitu akrab dan bahkan jarang bertemu. Namun, Bibi Sujeong bisa semudah itu menunjukkan kesedihannya di hadapan orang lain, Hatinya memang terlihat lebih rapuh, tapi bisa saja Bibi Sujeong itu mentalnya lebih kuat daripada Bibi Myungyeo. Karena seperti itulah orang yang mudah tertawa dan mudah menangis. (Page. 82)
“Hal yang menyedihkan adalah ketika seseorang tidak bisa memahami perasaanmu.” (Page. 96)
Memilih untuk membaca buku yang dibaca dan disukai seseorang adalah salah satu cara untuk memahami pembacanya. (Page. 115)
Kalau melakukan kesalahan katakan saja ‘aku bersalah’, ‘aku melakukan kesalahan’ lalu mengucapkan kata maaf dan semuanya selesai. Tapi, kenapa orang-orang memilih untuk mengatakan ‘kau sudah salah paham’, seperti ada kesalahpahaman, ingin menjelaskan kesalahpahaman. (Page. 127)
Kesalahpahaman berarti pemahaman yang kurang atau kemampuan untuk memahami dan membaca situasi atau perasaan yang kurang atau memahami kesalahan pada diri sendiri karena tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup. Tapi bukan itu. Tidak ada kesalahpahaman, hanya ada salah satunya yang melakukan kesalahan. Itu artinya dia mengetahui kesalahannya, tapi berusaha mengatakan bahwa bukan dirinya yang bersalah dan menyalahkan orang lain. (Page.127)
“Kalau ada yang sakit, bukankah kita harus berada di sisinya dan membiarkan mereka bersandar pada kita. Sama-sama saling mengandalkan seperti itu.” (Page. 146)
“Aku pikir, ada dua sikap yang diambil oleh orang yang sedang sakit. Pertama, orang yang ingin dihibur dan merasa berterima kasih saat ada yang mau merawatnya. Sebaliknya yang kedua, dia ingin sendirian dan bersembunyi dari orang disekitarnya ketika dirinya merasakan sakit. Orang yang kedua itu bahkan tidak suka jika ada yang ingin bertemu atau bahkan hanya sekedar melihatnya.” (page. 146)
Sepanjang hidupnya dia ingin mendapatkan alis perak serigala untuk bisa mengenali manusia yang sebenarnya. ‘Karena orang-orang sekarang sering kali menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda dari isi ucapannya, seharusnya mereka bukan hanya mendengarkan tapi juga bisa membaca ekspresi wajah’, itulah ucapan yang selalu dikatakannya berulang-ulang kali. Namun, hanya sebagian saja ucapannya yang benar. Karena orang-orang sekarang bisa hidup dengan mengubah ekspresi wajahnya dengan bebas dan mudah. Jadi terkadang lebih baik tidak membaca ekspresinya sejak awal. Lihat apa yang diperlihatkan, dengar apa yang diperdengarkan, dan hentikan jika itu terasa seperti membuang waktumu.
Ada hal-hal yang bisa terlihat lebih baik ketika Sendirian dan tidak ada salahnya untuk belajar dari kesepian. Semakin Sedikit yang kau harapkan, semakin damai hidupmu. Sangat Menyakitkan untuk memiliki harapan tentang ‘sesuatu yang sangat diinginkan’. (Page. 181-182)
“Penilaian buruk itu selalu datang bersamaan dengan penilaian baik yang mengikuti sebagai bayangannya.” (Page 194)
“Vitamin itu sama saja seperti sebuah pekerjaan rumah. Tidak akan kelihatan jika kau meminumnya, tapi akan terlihat jika kau tidak meminumnya.” (page. 199)
Tampaknya tidak akan ada penyesalan di masa depan ketika saat ini mereka semua merencanakan untuk membuat sebuah kenangan di musim dingin, dan bukanlah lebih baik melakukan sesuatu daripada tidak melakukan apa pun. (Page. 205)
Semua itu tampak berharga bagiku ketika aku memikirkan orang-orang yang merencanakan dan menulis buku, mengambil gambar, dan memproduksinya dengan cermat. Jika semuanya mungkin dibuat dengan kesungguhan dan ketulusan, maka semua itu terlihat sangat berharga. Tidak ada kekecewaan yang lebih besar, ketika memikirkan sesuatu yang dibuat dengan kesungguhan dan ketulusan membuat segalanya jadi mungkin. Namun, kenyataan yang tidak seperti itu akhirnya mengharuskan kita melalui proses seleksi. Semua orang melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan, tidak peduli hasilnya membahagiakan atau mengecewakan, mereka harus hidup dengan menerima hal itu. Aku pun sama seperti itu.
.. Dan aku tidak tahu apakah cukup bijaksana bagiku untuk memulai penerbit indieku sendiri, tapi aku harus melakukan apa yang ingin kulakukan. Karena kalau aku tidak melakukannya, aku tidak akan pernah tahu dunia lain ketika aku melakukannya. (Page. 238)
“… tidak ada alasan untuk tidak bahagia ketika ada orang-orang baik yang selalu ingin kuucapkan terima kasih kepada mereka. (Page. 239)
Aku menceritakan kisahku kepadanya. Dia mengatakan dia sama sekali tidak tahu bahwa aku adalah anak angkat. Saat masa SMA, beberapa siswa nakal menindasku karena kelemahanku gebagai seorang anak angkat. Bahkan jika aku tidak berpikir itu adalah kelemahanku, mereka tetap ingin aku berpikir bahwa hal itu adalah sesuatu yang menyakitkan. Ke mana pun aku pergi, tidak peduli saat aku masih kecil ataupun sudah dewasa, selalu ada orang yang terobsesi dengan ide itu. Pertanyaan dan kritik yang sama. Siapa bilang kau boleh bahagia? Bagaimana bisa kau hidup dengan sangat tenang? Bukankah kau yang tinggal di pondok atas gunung sana? Ayahmu gelandangan, bukan? Kenapa kau tidak merasa malu?
Jadi suatu hari, aku kembali ke atas gunung dan memikirkannya. Haruskah aku merasa tidak bahagia dan sedih seperti yang mereka inginkan? Tampaknya mereka berpikir itu adalah keadilan. Sebuah Pertanyaan keras dilontarkan padaku, “Mengapa kamu tetap bisa merasa bahagia ketika kondisinya tepat untuk kondisi yang Membuatmu merasa tidak bahagia?” Apakah pertanyaan itu benar?
Aku pernah memikirkannya dalam waktu yang cukup lama dan aku tetap berpikir pertanyaan itu salah. Aku suka dengan orangtua agkat yang merawatku dan juga Paman Go Jinman yang merawat ayahku dari jauh. Meskipun tidak ada setetes darah keturunan Nereka yang mengalir di tubuhku, aku tetap menyayangi mereka, Aku masih sangat ingat ketika aku berjalan menuruni gunung hari itu setelah menyimpulkan bahwa tidak ada alasan untuk tidak bahagia. Ketika ada orang-orang baik yang selalu ingin kuucapkan terimakasih kepada mereka. (Page. 239-240)
“Coba katakan yang sejujurnya. Karena itu jauh lebih penting daripada kata-kata indah yang enak didengar tapi hanya sebuah omong kosong.” (Page. 245)
Namun, ukuran rasa sakit itu tidak penting. Tidak semua orang meninggalkan dunia ini hanya karena merasakan sakit yang begitu banyak dan orang yang ditinggalkan akan merasa sakit yang lebih sedikit, tapi karena mereka berusaha keras untuk menjalani hidup mereka sampai akhir nanti. (Page. 245)
Orang-orang yang hidup bersama di bawah satu atap dalam bentuk apa pun mungkin keluarga yang menetap ataupun yang berpindah-pindah tempat, saya tidak berpikir bahwa mereka wajib saling mencintai. Cukup dengan adanya perasaan bersalah, berterima kasih, dan saling pengertian, saya pikir semua itu sudah cukup. (Page. 324)
“Aku tahu rasanya, hal yang tidak ingin dikatakan dan menyembunyikan kelemahan sendiri karena tidak ingin siapa pun mengetahuinya.” (page. 345)
Aku berharap kalian juga memberiku hak untuk merasa sakit bersama kalian. Meskipun semua itu sudah berlalu. (Page. 366)
Aku harap aku bisa membenci seseorang Namun, meskipun sudah berulang kali memikirkannya, aku tidak tahu harus membenci siapa. Aku bahkan tidak ingin membuat target. Aku masih berpikir bahwa kebencian yang tumbuh adalah hambatan bagiku. Setidaknya aku masih berpikir begtu sampa sekarang.
Aku pernah berpikir bahwa hidup adalah proses mencari pekerjaan. Sebuah titik di dunia yang bisa memberikan ketenangan dan kedamaian. Aku ingin menemukan tempat yang tepat untukku. Tempat yang bisa menerima keberadaanku, di mana tidak ada yang mengganggu atau terganggu, tempat yang tidak akan menolak keberadaanku. Aku anggap ini adalah proses untuk menemukannya.
Namun, sekarang berbeda. Di mana pun aku tinggal itulah tempat yang tepat untukku. Jika aku hidup sebagai diriku sendiri, dengan sendirinya ruang itu akan menjadi tempatku berada. Keberadaanku adalah tempat di mana aku berada dan di sinilah tempatnya. Terkadang, pikiran itulah yang membuatku goyah.
.-. Sebaiknya aku berhenti memikirkan itu sampai di sini saja. Jika tidak, mungkin itu akan membuatku menyerah pada semua hal. (Page. 356)
‘kepada H Jika rasa sakitnya menghilang ketika kau membaca buku, itu bukanlah rasa sakit yang sesungguhnya. Menghibur diri dengan buku berarti meremehkan kepedihan hidup. - Charles Dantzig
Haewon memikirkan kalimat yang tertulis di papan tulis itu. Tulisan itu mungkin benar. Menghilangkan rasa sakit dalam hidup dengan membaca buku, bagi sebagian orang mungkin hatinya merasa terhibur setelah membaca, tapi bukan berarti rasa sakitnya menghilang. Namun, bukan berarti itu tidak berguna... karena sejak awal itu memang bukan untuk menyembuhkan rasa sakit di hati. Mungkin saja orang-orang membaca buku untuk menyampaikan bahwa rasa sakit selalu ada, tapi bukan berarti kau harus selalu bersama dengan rasa sakit itu. (Page. 366)
Manajer kami tersayang, apa kabar? Aku berharap semua yang terbaik untukmu. Kau tidak perlu belajar pelajaran atau apa pun dalam hidupmu. Itu agak menyedihkan. Pelajarannya tidak ‘sedih , tapi proses mendapatkannya akan sangat menyedihkan. Mereka mengatakan tidak ada yang lain selain kesedihan, tapi itu karena hanya ada kesedihan yang mereka punya. Jadi, mari kita menghibur diri kita sendiri. Akan lebih baik jika tidak sedih dari awal. Tentu saja, akan lebih baik lagi jika semuanya berjalan sesuai harapanmu. Aku ingin mengucapkan terima kasih. Aku Selalu merindukanmu. (Page. 369)
Dan tentu saja... kepada para pembaca. Terkadang aku berpikir bahwa buku-buku yang tidak dibaca seperti cermin yang tidak bisa dilihat. Cermin akan ada di sana dengan maknanya sendiri, tapi pasti akan menjadi kesepian ketika tidak ada objek yang terlihat di dalamnya. Aku ingin mengulurkan sepotong cermin yang kuletakkan di telapak tanganku di luar jendela dan menyimpan sinar matahari di awal musim panas dan cahaya bulan malam di dalamnya. Aku ingin menyinari sesuatu.
Dengan penuh rasa terima kasih, Juni 2018, Lee Do Woo (Page. 392)
Akhir-akhir ini, aku sedang banyak membaca novel terjemahan. Jujur saja, aku sangat menyukai membaca dalam bahasa formal. Rasanya seperti hidup di dunia yang penuh dengan kesopanan. Membaca novel ini juga begitu. Meskipun terjemahan dari Bahasa Korea, aku merasakan ke-formal-an saat membacanya. Terutama saat Eunseob berbicara.
Untuk buku yang satu ini, memang aku menyelesaikannya dengan sangat lambat. Ya, aku sudah menonton dramanya, sehingga otakku yang tidak pernah berhenti berpikir ini, selalu membanding-bandingkan adegan-adegan dalam drama dan novelnya. Tentu saja harus aku ungkapkan bahwa banyak sekali perbedaan antara novel dan dramanya. Bisa dibilang, kesamaan itu hanya terbatas pada setting tempat dan nama-nama karakternya. Banyak adegan yang sangat berbeda, meskipun demikian, keduanya (novel dan drama) sama-sama masuk akal, tidak terasa dipaksakan.
Judul buku ini pun adalah ungkapan kosong yang kadang digunakan di akhir pembicaraan dengan orang yang tidak ingin kita temui lagi, orang yg kita tidak sukai. Kamu tahu kapan cuaca baik? Aku akan menemuimu jika cuacanya bagus/baik. Mungkin bagi beberapa orang, cerah dan tidak hujan itu cuaca baik, ada juga yang bilang hujan rintik-rintik itu cuaca yang baik. Ada baiknya jika ingin bertemu ya bilang saja kapan pastinya (hari/tanggalnya)
Cerita dalam buku ini mengenai Im Eun Seob dan toko buku Good Night, beserta anggota book club dan juga Mok Haewon yang baru tiba dari Seoul, yang merupakan cinta pertama Eunseob. Ceritanya sangat sederhana, kehidupan desa di musim salju, kemunculan cinta pertama, anggota book club yang akrab, dan rahasia masa lalu yang terungkap.
Respon para tokoh pun lumayan realistis menurutku. Apa kamu akan membenci bibi yang sudah menjaga dan membesarkanmu hanya karena masa lalu yang akhirnya ia ceritakan padamu? Apakah kamu akan berpikir panjang sebelum berbicara saat kemarahan melanda? Apakah kita bisa mencegah diri sendiri untuk tidak sakit hati terhadap kalimat tajam yang sebenarnya tidak hanya ditujukan pada kita, namun saat mendengar kata "penyesalan berada di sini" yang juga termasuk bertemu dengan diri ini? Jika kamu menemukan jawabanmu sama dengan respon para tokoh di dalamnya, berarti menurutku lumayan realistis. Kecuali jika Anda adalah orang yang sempurna :)
Namun, aku juga berpikir bahwa mengapa aku sangat lambat dalam menyelesaikan buku ini adalah untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu ini aku sangat menikmati membaca novel. Aku mengambil waktuku untuk benar-benar membaca per katanya daripada melompat-lompat dengan cepat. Mungkin juga aku terbawa dengan suasana musim salju yang santai di desa Bukhyeon, juga adegan-adegan manis antara Eunseob dan Haewon.
Bagian favoritku? Membaca catatan harian Eunseob. Bener-bener seorang hopeless romantic. Dan betapa lucunya dia setiap kali menuliskan berciuman adalah hal yang baik. Sepertinya Eunseob udah kecanduan sama ciuman dari Haewon. *lol*
Aku juga tidak ingin hatiku berlaku seenaknya seperti ini. Tapi, dia akan pergi saat musim semi tiba. Aku yakin dia pernah bilang begitu. Apakah aku harus mempersiapkan diri untuk hancur?! -p.182
P.S: Mengenai cetakannya, aku sangat menyukai tekstur cover-nya, seperti yang sudah aku sebut sebelumnya di update. Juga, di halaman 367 dan 370 harusnya ada font yg harus diubah karena merupakan bagian dari surat dan pesan, respectively. Bothered me a bit. Sebelumnya juga ada di halaman awal-awal di bagian Catatan Harian Eunseob yang font-nya malah sama dengan bagian ceritanya, jadi bikin bingung.
“I’ll go to you when the weather is nice”, satu ayat yang membawa banyak maksud. . Sama ada kita benar-benar maksudkan untuk berjumpa di saat cuaca yang baik ataupun itu adalah alasan untuk tidak berjumpa dengan seseorang kerana cuaca tidak akan pernah baik. . Sama ada terlalu sejuk ataupun panas dan sebagainya. . Bergantung kepada tafsiran masing-masing. . Walaupun secara keseluruhan plot cerita ini agak perlahan terutama kisah cinta Haewon dan juga Eunsob. . Namun, terlalu banyak perkara yang menarik yang diceritakan di dalam novel ini. . Bermula dengan minat seorang jejaka terhadap buku telah mendorongnya untuk membuka kedai buku di satu desa. . Katanya, disebalik penghasilan sesebuah buku, ada usaha dan penat lelah yang perlu kita hargai dengan membeli dan membacanya. . Dan “cinta terhadap buku” itu juga yang bisa mengumpulkan jiwa-jiwa daripada pelbagai lapisan masyarakat untuk duduk bersama-sama membincangkan dan membicarakan mengenai buku. . Ada orang, dia menulis untuk meluahkan apa yang terbuku di hatinya agar bebas daripada segala masalah. Ada orang, dia membaca untuk kuar daripada dunia yang menyesakkan dan masuk ke dunia yang menenangkan. . “Cinta terhadap buku” ini juga mendorong sekelompok tim berusaha sedaya upaya untuk menarik orang luar untuk turut sama mencintai buku seperti mereka dengan melakukan aktiviti yang menarik. . Sehingga akhirnya, kedai buku yang kecil dikenali ramai. . Namun, sayang sekali. Kedai itu tidak bertahan disebabkan beberapa konflik yang berlaku sehingga kedai buku kecil itu kembali merosot pencapaiannya. . Namun, “cinta terhadap buku” juga yang menyatukan mereka semua pada akhirnya. . Sungguh ajaib tulisan di dalam buku, sehingga mampu menyatukan manusia yang hatinya pelbagai 😊.
Membaca buku ini memberikan suatu perasaan yang sangat menenangkan..suasana yg timbul ketika membaca buku kesukaan di malam yang tenang dan ditemani secangkir teh hangat..
Penulisnya mengatakan bahwa cerita dalam buku ini adalah fantasi yang ingin ia wujudkan..memiliki sebuah toko buku di desa kecil dengan keluarga book club yang hangat.
Saya juga berharap ada yg bisa mewujudkan fantasi itu di sini, di kota ini. Saya pasti akan jadi yang pertama mendaftar untuk mengikuti bookstay, menginap di hodu house dan menghabiskan waktu membaca buku di balkon horror house. Menghadiri pertemuan mingguan toko buku dan bertemu dengan teman2 yang hanya ingin berbagi perasaan bahagia saat membaca.
Wah..sepertinya reviewnya udah mulai melantur hahaha...intinya ini adalah buku yang sangat menyenangkan dan hangat..rasanya saya akan mengulang membaca buku ini suatu saat ketika ingin berkunjung ke toko buku goodnight dan bertemu dengan eunsob dan haewon
Due stelle e mezzo come media, e nella recensione andrò a spiegare il perché. Premetto che mi sono fatto fregare dal titolo e dalla copertina, oltre che dalle parole chiave (libreria e montagna), e anche che a mia labile difesa ho visto che avevano fatto una serie su Netflix (.......) quando ero già in corso di lettura, altrimenti avrei colto il campanello d'allarme, anzi la scampanata a festa, decisamente prima e non avrei fatto la fatica invereconda che ho fatto a finire sto libro. Iniziamo dal dire che ho dato un'occhiata alle recensioni del libro e sono rimasto abbastanza esterrefatto. Non tanto dalle recensioni in sé, ma da chi le ha scritte. È evidente che chi definisce questo libro un "libro coccola" (espressione che detesto in modo viscerale più o meno quanto un chiodo che si infila nello pneumatico della bicicletta quando sono a quaranta chilometri da casa, anzi forse il chiodo risulta più simpatico, dopo tutto) ha difficilmente letto più di 50 pagine. In vita sua, intendo. La cosa da una parte non mi stupisce, ma andiamo avanti. Il libro è molto bello nella prima metà, in cui viene illustrata l'ambientazione, avviene la storia d'amore tra i protagonisti del libro, insomma, anche se in diverse parti avrei preso le forbici per intervenire con una certa decisione, è una buona lettura (e, non da sottovalutare, una buona scrittura). La ragazza che torna a casa in una cittadina "ai piedi della montagna", entra in questa libreria, inizia a lavorarci, si innamora del libraio e i due si mettono insieme: fino a qui a me era piaciuto, anche se la trama era un po' scontata; a me piacciono le storie romantiche, mi piacciono le montagne, mi piacciono le librerie, quindi era risultata una lettura più che piacevole. Il fatto è che a questo punto, immagino per scelta editoriale presa da qualche genio del marketing applicata alla scrittura di libri (per chi ha letto le mie altre recensioni: chissà se questo genio del marketing è un appassionato di "speculative sci-fi"), la storia d'amore "finisce" a metà libro (mah!) e viene ficcato a martellate una sorta di club della lettura con personaggi uno più improbabile dell'altro che iniziano a incontrarsi più o meno regolarmente dal nulla, il tutto in un un minestrone (per altro piuttosto indigesto) di cui non si intuisce molto il senso, se non quello di aggiungere puntate e personaggi alla stramaledetta serie TV. Per non parlare della "rinascita" della zia: a parte il fatto che è un personaggio preso già in almeno altri tre libri che ho letto ai limiti del plagio, il salto quantistico realizzato da questo personaggio tra la prima e la seconda metà del libro è davvero molto poco realistico, per più di un motivo. Impossibile non accorgersene, sempre che il libro sia stato letto sul serio. Le mie incursioni nel mondo mainstream sono sempre più una delusione, devo fare più attenzione in fase di selezione delle letture, evitare le mode, le serie TV (soprattutto le serie TV) e le scrittrici che all'esordio vendono dal nulla miliardi su miliardi di copie, che tanto non è scrittura, è solo marketing, e si vive benissimo anche senza. Passata la prima metà ho davvero fatto molta, molta fatica a finire il libro e non l'ho abbandonato solo perché mi sono intestardito a finirlo dato che ne avevo comunque letta una buona parte.
Sekali waktu enak juga membaca cerita nyaman seperti ini. Tanpa konflik berderu, mengalir pelan, indah dan sendu seperti butiran salju yang jatuh perlahan.
Baik Haewon dan Eunseob punya bebannya masing-masing. Masa lalu dan masa kini. Tapi mereka juga punya kehidupan yang dijalani, teman-teman dan kerabat yang mengelilingi, saling bantu, saling jaga. Membuat yakin kehidupan ini dijalani saja sebaik-baiknya, masalah, kemarahan dan kesedihan, akan terurai pelan-pelan jika diterima dan dilepaskan pada saatnya. Kapan? Saat cuaca sedang baik. Cuaca dan hatimu.
* * *
Penasaran pengin nonton drakornya, soalnya ini cerita tipe tanpa keseruan gimana mengadaptasinya biar dramatis ala2 drakor gitu...
Une lecture douce et paisible, un roman doudou sur l'amitié, la solidarité et les souvenirs... Imaginer se balader dans ces paysages de neige, sentir l'odeur des clémentines grillées et participer au club de lecture de la librairie Goodnight fit de cette lecture un moment de sérénité et de tranquillité !
enfin un livre doux et poétique et pas drama. je suis trop contente de l'avoir lu. il ne s'y passe pas grand chose mais ça m'a ramenée en Corée du Sud et c'était chouette et les personnages sont assez attachants et c'était doux de les suivre traverser l'hiver une lecture qui fait du bien et qui apaise l'âme
Quando mi sono iscritta alla #PiccolaLibreriaReadalong avevo solo qualche indizio sul titolo: - autrice coreana - feel good vibes - libri co-protagonisti - una storia che fa bene al cuore
Sapevo che faceva al caso mio, ma non pensavo mi sarebbe piaciuto così tanto!
Haewon torna nel paesino in montagna dove è cresciuta. Ha abbandonato il lavoro, si sente persa. Inaspettatamente trova rifugio nella piccola libreria di Eunseop, un vecchio compagno di scuola che aveva un cotta per lei.
Tra storie, libri, pagine di diario, passeggiate in montagna, nevicate, bugie e rivelazioni, Haewon scoprirà qualcosa di importante anche se se stessa, sul suo passato, sul significato della nostra vita…
Questo libro è una coccola: confortante, dolce, delicato. Trasmette l’amore per la lettura, per l’arte, per le cose semplici e quotidiane, per i rapporti umani guidati da gentilezza e pazienza.
È stato viaggio stupendo, indimenticabile. No, non smetterò mai di consigliarvelo 🙏🏻🧡
Per affrontare questa fine, ho iniziato a vedere il k-drama 👀
Aku menulis ulasan ini setelah menutup buku dengan perasaan yang nyaman. Aku tidak pernah mengira bahwa buku ini benar-benar membuatku terhanyut meski memang jalan cerita yang dihadirkan tidak terlalu banyak mengeluarkan emosi yang berlebih. Aku baru membaca buku semacam ini. Buku yang memiliki ritme cerita yang seimbang namun membuatku ketagihan untuk terus mengikuti ceritanya hingga selesai. Aku pernah membaca sebuah artikel, bahkan salah satu pemeran dalam drama ini bercerita kalau salah satu alasan mengapa dia menerima tawaran bermain dalam drama ini karena meskipun ceritanya hambar namun ada suatu kecanduan yang membuat pikiran terus tertuju ke arah ini. Aku menyetujui pernyataan itu karena inilah yang kurasakan saat membaca buku ini. Aku menyukai tokoh bernama Im Eunseob karena lebih kepada perlakuannya kepada wanita dan orang-orang dengan penuh hormat dan kelembutan. Aku sempat berpikir bahwa aku juga ingin memiliki laki-laki yang seperti dia. Tidak hanya Eunseob, aku menyukai suasana dalam cerita ini yang digambarkan begitu damai sehingga aku tak harus mengerutkan kening karena memikirkan apa yang terjadi. Apakah Good Night Club itu ada? Rasanya aku ingin mendaftar dan berbagai hal-hal yang kusukai :)
수업 없는 날 지루해서 도서실에 책을 여기저기 들어봤어요. 보통 일본 책을 읽어서 이번 한국 작가가 쓰인 책을 읽고 싶어요. 번역 안 된 책에서 한국말 더 쉽게 읽을 수 있거든요. 이 책의 표지가 예쁘고 다른 소개가 흥미로워서 대출하기로 했습니다.
해원이라는 주인공이 서울 일생으로 쉬고 싶어서 고향에 돌아가는 이야기입니다. 드라마틱 장면이랑 일반 장면도 있습니다. 해원은 과거를 돌아가지 못하는 걸 깨닫는 동안 은섭이라는 이웃 남자를 만나고 은섭의 책방클럽 친구도 만났습니다. 천천히 해원의 마음이 변하고 자기 자리를 찾았습니다. 그리고 사랑에 빠쪘기도 합니다.
엄청나게 즐겨 읽었습니다. 이두아 작가의 스타일은 우아하고 섬세한 스타일이거든요. 부분 하나를 읽어 끝나고 고바로 다음 부분을 읽고 싶기 때문에 가뜬히 마음으로 들었어요. 풍경이 특히 잘 묘사됐습니다. 사실, 저는 겨울이 별로 좋지 않은데 이 스타일에서 겨울도 예쁜 점이 있는 게 깨달았습니다. 방금 썼다시피, 해원이 사랑에 빠졌습니다. 그것도 잘 쓴 것입니다. 해원이 사랑에 자연스럽게 빠찌는 것하고 왜 애인을 사랑하는 이유가 당연합니다.
모든 캐릭터는 진짜 사람과 같은 기분이고 생긴 경우는 오버하지 않게 느꼈습니다. 섬세한 책을 좋아하시면 이 책을 추천해 드리겠습니다.