Jump to ratings and reviews
Rate this book

Jangan Nikah Dulu

Rate this book
Stop!
Jangan Nikah Dulu
Kamu perlu tahu...

~ Nikah itu bukan seperti pacaran; suka, ayo jalan... nggak suka, ya udahan.
~ Nikah itu bukan seperti main rumah-rumahan, yang kalau bosan bisa ditinggal pulang, terus besok main lagi.
~ Nikah itu bukan keinginan, tapi kesiapan.
~ Nikah itu bukan karena disuruh atau ingin, tapi karena panggilan jiwa.
~ Nikah itu bukan karena ingin menutupi aib keluarga, tapi karena kesungguhan dan niat yang tulus.

Pastikan kamu telah berpikir matang-matang sebelum memutuskan untuk menikah. Karena jika tidak, hanya kesedihan yang akan kamu dapatkan.

200 pages, Paperback

Published September 1, 2019

5 people are currently reading
45 people want to read

About the author

Hanny Dewanti

4 books5 followers
Aktif dalam komunitas online Cloverline Creative, Komunitas Novel Online Indonesia, Kelas Menulis Online, dan menjadi mentor training online fiksi untuk pemula.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
8 (30%)
4 stars
14 (53%)
3 stars
3 (11%)
2 stars
1 (3%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 12 of 12 reviews
Profile Image for ade.
274 reviews16 followers
September 21, 2019
Inspiring.. Banyak belajar dari buku ini.. Setidaknya mempertanyakan kepada diri sendiri, alasan saya ingin nikah apa?
Profile Image for Lelita P..
627 reviews59 followers
July 25, 2020
Membaca buku ini tuh rasanya kayak lagi dinasihatin sama temen sepantaran yang udah ngerasain pahit manisnya menikah. Kenapa saya bilang "teman sepantaran" (walau saya nggak tahu umur Mbak Hanny berapa)? Soalnya umur saya nggak muda lagi, sementara buku ini saya rasa lebih ditujukan untuk manusia-manusia awal 20-an yang pengin nikah muda gegara terpengaruh kisah-kisah dan foto-foto di IG selebgram pasangan muda muslim muslimah.

Gaya bahasa buku ini enak. Nggak menggurui, melainkan menasihati (dengan agak tegas), seperti yang sudah saya sebut di atas. Dan meskipun pangsa pembaca utama buku ini adalah orang-orang early 20s yang masih punya segudang imajinasi romantis akan pernikahan, materi buku ini masih tetap masuk buat saya yang sudah late 20s tetapi masih takut menikah karena sudah melihat berbagai kenyataan. Jika buku ini dimaksudkan untuk "menyentil" anak-anak muda yang kebelet nikah tersebut di atas, bagi saya sendiri buku ini lebih menjadi penegasan bahwa ketakutan-ketakutan saya akan berbagai hal tentang pernikahan memang bukan mengada-ngada.

Namun, buku ini tidak membuat orang makin takut nikah, kok. Buku ini justru mengajak kita untuk bersama-sama berpikir secara realistis, menghamparkan satu per satu fakta dan cerita serta hal-hal yang merupakan realitas pernikahan sesungguhnya, serta tentunya alternatif solusi yang bisa diambil. Buku ini memperluas insight saya tentang pernikahan, terutama tentang hal-hal yang saya khawatirkan di atas. Setelah membaca buku ini, setidaknya kekhawatiran dan ketakutan saya jadi lebih terbentuk dan terkendali, karena mata saya jadi terbuka bahwa hal-hal itu bukannya tidak ada jalan keluarnya.

Saya suka banget betapa konten buku ini disusun secara terorganisasi (berupa poin-poin yang detail), dan terutama karena buku ini tidak meminggirkan realitas yang mungkin selama ini masih dianggap nggak banget di masyarakat kita. Maksud saya begini: buku ini ditulis oleh wanita berjilbab, penerbitnya juga terkenal sebagai penerbit di grup penerbit Islami. Namun, buku ini nggak hanya merangkul anak muda Islami saja. Di buku ini juga disebutkan tentang MBA, tentang pacaran yang tinggal bersama, tentang laki-laki yang tampak baik dan salih tapi ternyata badjingan--semuanya ditulis tanpa atmosfer menghakimi. Hal itu membuat saya mengangguk-angguk senang karena buku ini tidak memberikan kesan eksklusif meskipun barangkali pangsa pembaca utamanya adalah kalangan akhwat-akhwat muda.

Yang saya senangi lagi dari buku ini adalah bahasanya lumayan nyelekit untuk menyadarkan anak-anak muda kebelet nikah itu. :))) Saya sih nggak merasa tersindir ya, cuma saya senang aja membayangkan anak-anak muda kebelet nikah itu mendapat sentilan makjleb setelah ada yang speak up bahwa pernikahan itu bukan enaena doang, melainkan setumpuk PR yang harus dikerjakan dan dipelajari seumur hidup. Ada banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum memasuki gerbang rumah tangga, bukan cuma pengin nikah karena kebelet pengin gandeng pasangan halal dan dipamerin di medsos doang.

Beberapa quote yang paling saya sukai karena realistis dan benar sekali:

Jika sekarang kamu belum menikah dan belum punya calon suami atau pacar atau apalah yang mereka sebut, nggak usah galau. Siapa tahu itu cara Allah Swt. untuk memberimu kebebasan. Siapa tahu itu cara Allah Swt. untuk memberimu kesempatan berprestasi. Jangan tangisi kejomloanmu. Nggak usah dirisaukan lagi kapan kamu akan menikah. Nanti, kalau sudah saatnya, kamu pasti akan bertemu karena jodoh itu sudah tertulis sebelum kamu lahir. Jodoh nggak akan tertukar atau terselip biarpun kamu bersembunyi. (hlm 19)


Gengsi mengucapkan maaf duluan? Takut harga diri hancur? Ayolah! Pasanganmu itu sudah melihatmu telanjang bulat. Dia sudah melihat semua aibmu. Dia sudah melihat wajah jelekmu setiap bangun tidur. Dia telah menutupi aibmu. Harga diri apa lagi yang kamu maksud? (hlm 92)


Nggak ada orang yang bisa memilih siapa jodohnya. Manusia bahkan nggak tahu siapa yang akan jadi jodohnya dan kapan bisa bertemu dengan jodohnya. Bisa jadi orang yang menjadi teman adikmu sejak kecil adalah jodohmu. Bisa jadi bayi yang baru lahir hari ini akan datang kepadamu dua puluh tahun nanti untuk jadi jodohmu. Bisa jadi juga teman ayahmu yang akan menjadi jodohmu. (hlm 175)


Kebayang kan, betapa serunya baca buku ini, dengan gaya bahasa yang blak-blakan seperti itu? :)))

Buku ini memberi banyak ilmu praktis dan realistis. Intinya sih, setelah baca buku ini, kadar khayal berlebih akan romantisme pernikahan pasti langsung menurun, jadi kembali membumi. :)))

Nikah itu nggak enak jika kamu nggak siap dengan segala sesuatunya. Nikah itu nggak enak jika niatmu salah. Nikah itu nggak enak kalau kamu memilih calon pasangan dengan serampangan. Nikah akan menjadi enak ketika kamu memiliki bekal untuk menghadapi semua tantangan setelah pernikahan. Nikah akan menjadi sangat luar biasa saat kamu dan pasangan memiliki visi misi yang sama dalam menjalani biduk rumah tangga. (hlm 20)


Secara umum saya suka tampilan bukunya yang warna-warni, penuh ilustrasi, dengan spasi jarang-jarang dan banyak highlight di hal-hal penting dengan font yang dibesarkan. Sayangnya saya kurang nyaman membaca bagian-bagian di mana latar belakang kertasnya full biru dongker dan pink. Terutama ada satu part yang mana halaman belakangnya pink terang dan font-nya putih. Mata saya mesti bekerja keras membaca tulisan yang tertera. T_T

Di samping kekurangan itu, saya sangat mengapresiasi buku ini. Sangat direkomendasikan bagi anak-anak muda yang pengin cepet-cepet nikah hanya agar bisa pacaran halal.
4 reviews
October 19, 2019
Membaca buku ini serasa menemukan tempat curhat dan juga teman diskusi yang bisa menjawab keraguan dan kegalauan saya soal pernikahan. Well done, Mbak Hanny.
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
August 3, 2020
Setiap orang yang sudah cukup dewasa dan cukup umur pastinya menginginkan untuk menikah. Masalahnya, kadang jodoh tak bisa diatur, kita tak bisa menebak kapan datangnya.

Buku Jangan Nikah Dulu, buku nonfiksi karya Mba Hanny ini akan mengulas tuntas soal seluk beluk pernikahan itu sendiri.

Kalau membaca judulnya "Jangan Nikah Dulu" terkesan "melarang" ya, padahal bukan itu loh. Apalagi kalau mau baca taglinenya dengan lengkap "Jangan Nikah Dulu, kalau cuma mau enak" kamu bakal makin penasaran nih.

Membaca bab demi bab buku ini benar-benar terasa dekat dengan kehidupan nyata. Walaupun aku sudah berkeluarga, buku ini tetap relevan untuk kubaca.

Karena bab-bab buku ini tidak hanya diperuntukkan untuk kamu yang belum atau mau menikah saja. Yang membuat menarik, topik yang dibahas tidak terkesan menggurui dan diberikan solusi juga dari Mba Hanny.

Mulai dari yakin, mau nikah? kesalahan-kesalahan sebelum pernikahan, pernikahan yang bikin gila, perkara yang bikin runyam, pilihlah pasangan dengan benar, hingga bagaimana jika jodoh tak kunjung datang.

Yang jelas Mba Hanny kembali mengingatkanmu untuk tidak terburu-buru dalam menentukan pilihan, karena menikah itu bukan permainan atau siapa cepat atau lambat. Perlu persiapan mental dan niat yang benar. Jangan sampai salah memilih pasangan ya.

Aku juga suka dengan tampilan buku ini 😍 Layoutnya cantik dan full colour banget ❤❤❤

Novel ini kurekomendasikan untuk siapa saja, termasuk kamu yang masih galau urusan jodoh.
Profile Image for Librari Books.
38 reviews1 follower
July 20, 2023
https://www.tokopedia.com/librari/buk...

Tak perlu terburu-buru dalam menentukan pilihan. Jangan paksa dirimu sendiri dengan mengambil keputusan. Menikah bukan lomba balap karung. Kamu nggak akan dapat apa-apa jika menikah lebih lambat ataupun sebaliknya. Pilihlah dengan hati tenang dan nyaman karena hanya kesedihan yang kamu dapatkan jika memilih pasangan yang salah.
Untuk kalian yang malam Minggu ini galau karena sebal sendirian. Yang sebal jadi jomlo. Yang patah hati melihat gebetan jalan dengan yang lain. Yang ingin nyakar tembok lihat pengantin baru anget berduaan.
Untuk kalian yang malam ini mengharapkan hujan turun sangat deras. Yang berdoa agar langit kelap-kelip dengan halilintar dan banjir besar melanda agar yang pacaran nggak bisa jalan berdua.
Untuk kalian yang malam ini menggelar doa khusyuk berisi harapan agar bisa bersanding
di pelaminan dan menghapus status jomlo di KTP.
Saya mau kasih tahu sesuatu:
Nikah itu nggak enak.
Profile Image for Nulaniah.
373 reviews7 followers
May 5, 2020
Rating 3,7 kubulatkan jadi 4 😆

Suka banget sama isi halamannya yang warna-warni, juga pembahasan di dalamnya, biarpun agak terganggu sama kata "Gaes" yang diulang-ulang, tapi secara keseluruhan, buku ini emang rekomen banget buat kalian yang belum nikah, pun udah nikah juga nggak masalah kalau mau baca, banyak tips-tips yang berguna di dalamnya...

Selesai baca dalam sekali duduk, sesuka itu emang 💕
Profile Image for Ratna D Sartika.
4 reviews
February 25, 2022
buku ini bener- bener kaya dinaseihati oleh temen sendiri yang udah ngerasain manis pahitnya nikah muda, karena dari gaya bahasa dan stepnya memberikan nasihat, sangat relevan. Bukan untuk menggurui tetapi menasihati dengan tatanan bahasa yang mengikuti jaman sekarang.
Namun menurut gue, buku ini ditunjukan untuk para besties early 20s yang ingin menikah, entah itu ragu karena perjodohan ataupun yang ingin cepet- cepet menikah. Jadi buku ini bukan hal yang menakutkan bagi seseorang yang ingin menikah muda, dan juga tidak membenarkan untuk melarang nikah muda. Hanya dalam buku ini, banyak hal yang harus dipikirkan kembali sebelum menikah dan menegaskan kembali bahwa setelah menikah itu pasti ada hal yang bukan untuk diada- adakan.
Buku ini bukan hanya memberikan contoh permasalahan, tetapi bagaimana cara kita mengatasinya, walaupun dalam prakteknya mungkin ada beberapa hal yang berbeda, tetapi dengan persiapan yang baik menurut gue itu awal yang baik pula dalam menyelesaikan permasalahan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Dedik Ariyanto.
44 reviews1 follower
January 7, 2020
Buku ini tak membuatmu takut untuk menikah, tapi memberikan pengalaman berharga yg nantinya akan memberi kesiapan untuk pembaca dalam mengarungi biduk rumah tangga dalam sebuah pernikahan.

Gaya penyampaian penulis yg sederhana ini menjadikan pembaca mudah memahami apa yg ingin disuarakan. Bahasanya lugas dan tersusun sangat rapi. Kalimat-² berapi-api, namun tetap dalam porsi yg nyaman. Mengorek telinga pembaca yg kotor tanpa menimbulkan rasa geli.

Menikah itu bukan soal kamu mencintai pasanganmu dan menghindari zina saja. Tapi, kesiapan mental, restu orang tua, juga faktor-² lain yg akan mengubah hidupmu selamanya.

Masa pacaran dan menikah itu dua hal yg berbeda, masalahnya pun tak sama. Jika kamu terburu-² memutuskan tanpa menimbang terlebih dulu, hasilnya pasti akan kamu ketahui sendiri.

Di sini, jelas sekali bahwa, penulis bukan ingin menghentikan langkahmu untuk menikah, tapi mengajarimu memiliki kemantapan hati. Solusi-² tepat dipaparkan, hingga akhirnya akan membuka matamu tentang pernikahan.

Aku suka dengan model seperti ini, sebuah penuturan yg menyentil, namun memberi hasil bukan hanya sebuah omong kosong belaka.

Kovernya yg cantik, layout bagus. Warna identik biru dan merah muda ini, menjadikan pembaca merasa berada dalam dekapan kenyamanan, meskipun secara tak langsung penulis mengkritik dirimu habis-²an. Terutama pandanganmu tentang pernikahan.

Mengutip kisah temanku, yg gagal menikah karena pasangannya takut dg "mertua" takut mendapat penyiksaan seperti di sinetron-2. Dia menjadi bimbang dan gundah gulana.
Memang rasa(takut) seperti ini umum terjadi, apalagi gambaran buruk melalui sinetron itu terus menghantui. Mungkin ini salah satu sebabnya #JanganNikahDulu. Aku sendiri sering kali mempertanyakan hal itu, dan lewat buku ini masalah pelik itu bisa disolusikan. Orangtua memang sering ikut campur rumahtangga si anak, apalagi pasangan yg tinggal serumah dg orangtua. Tapi, itu bukan alasan buat kamu enggak menikah dan menolak menikah kan?

Kuatkan mentalmu, persiapkan dirimu dan jadilah dewasa. Walaupun arti dewasa sendiri akan tampak samar-² bagi orang yg berbeda kepala. Tak semua masalah pelik yg terjadi pada temanmu, akan terjadi pula padamu. Tak semua yg digambarkan oleh sinetron itu akan menjadi nyata dalam hidupmu.

Sebenarnya aku punya banyak harapan terhadap buku ini, terutama tentang sudut pandang laki-² dalam pernikahan. Si penulis memang lebih banyak menyuarakan sudut pandang perempuan. Walaupun begitu, buku ini tetap menarik dibaca laki-², tapi alangkah menariknya, jika ditarik garis lurus untuk menyuarakan kata hati laki-². Sehingga pembaca laki-² bisa lebih memahami, menurutku sebagai pembaca laki-², merasa tersudutkan. Tapi juga menyetujui akan hal itu.

Satu hal pasti dari buku ini adalah membahas tentang pernikahan dan jodoh. Kata penulisnya, nikah itu memang enggak enak. Nikah itu merepotkan dan sulit untuk dijalani. Tapi nikah jauh lebih baik daripada ke sana kemari dengan orang yg sebenarnya bukan milikmu.

Kembali lagi ke pribadi masing² dalam memahami buku ini. Ada yg merasa tersinggung, dan ada yg baik-² saja. Merasa tercerahkan, mendapat banyak informasi seputar rumah tangga, juga cara menghadapi masalah didalamnya. Bahkan buku ini memberi banyak wejangan untuk pasangan yg akan atau sudah menempuh pernikahan. Tidak ada ucapan muluk-² yg membuatmu gerah. Meskipun beberapa kata-² tergambar jelas kobarannya. Melecut, menampar, menohok sudut pandangmu mengartikan pernikahan.

Pernikahan itu, sebisa mungkin hanya sekali, agar tak terjadi penyesalan banyak belajar dan baca buku ini.

Aku pikir buku ini bukan untuk menjegalmu agar tak menikah, tapi memberimu suatu inspirasi pernikahan. Semangat untuk menjalin sebuah hubungan dg pasangan dalam ikatan pernikahan. Untuk pemuda yg dimabuk asmara, akan sangat cocok membaca buku ini. Mereka akan belajar mempertimbangkan sebuah pilihan. Menikah bukan main-², dan satu lagi, kamu bukan kaum selebritis yg suka kawin cerai, hanya untuk pansos. Hehehe, maaf jika harus menyinggung. Tapi, buku ini juga banyak mengkritik pikiran tololmu akan sebuah pernikahan.

Kalau seperti itu, kenapa judulnya #JanganNikahDulu?

Untuk menarik pembaca, dan membuat terobosan baru dari bahasan yg sudah tak asing lagi ini, pemilihan judulnya sangat tepat. Pembaca akan fokus pada judul itu kemudian mengambil dan membacanya sampai tuntas. Menilik isinya, bikin geleng-² dan keputusan ada pada dirimu. Menikah karena ingin menyempurnakan ibadah atau hanya mau enaknya saja?

Kalau bisa dua-duanya, ya enak, ibadahnya juga dapat. Mantap sekali kalau itu. Hehehe...

Pilihanmu untuk tetap berada dijalurmu juga tak akan bermasalah. Ingat menikah itu bukan asal kamu suka dan dia mau. Kalau kamu belum tahu, baca ini buku.
Profile Image for h.
374 reviews148 followers
March 7, 2020
Cara penyampaian penulis bagus banget, ngalir gitu tapi pas kebelakang kok ada beberapa penjelasan dan poinnya diulang2 lagi walaupun dikasih topiknya beda. Cuma ya its kinda pemborosan kata gitu. Mending dibuat secara to the point aja dan gak perlu diulang penjelasan yang itu lagi itu lagi.

Keep writing kak...
Profile Image for Aishe Al-Qadry.
24 reviews1 follower
January 9, 2020
Selain persiapan, menikah itu juga perlu pembelajaran. Jangan cuma pengen cepet-cepet nikah aja soalnya baper sama temen yang udah nikah, atau menghindari pertanyaan-pertanyaan tetangga nyinyir biar mereka diem. ⁣

Tapi, gak tahu ilmu tentang pernikahan. Ujung-ujungnya, malah bingung sendiri. Wah, jangan sampek kayak gitu😱. ⁣

Kita harus tahu bahwa nikah itu gak cuman happy-happy sama pasangan, tapi ada kalanya bertengkar dan berbeda pendapat sebagai bumbu rumah tangga. 😅⁣

Oleh karena itu, aku rekomendasikan buku ini, buat kalian yang pengen nikah, mau nikah, atau bahkan sudah menikah. Soalnya, ada beberapa pembahasan penting tentang pernikahan yang bisa kita pelajari berdasarkan pengalaman pribadi penulis.⁣

Ada banyak tips-tips cara bersikap dengan suami/istri, mertua, dan keluarga dari suami/istri.⁣
⁣⁣⁣
Oleh karena itu, aku ngasih buku ini⁣ 5 bintang. Nilai sempurna. Soalnya buku ini ngebantu banget buat aku yang butuh pengetahuan tentang suka-duka pernikahan. Buat pembelajaran, agar ketika berumah tangga nanti, aku sudah siap. 😀⁣
Profile Image for Fonny Aprilia.
2 reviews
December 30, 2019
Suka banget sm bagian quote di pendahuluannya :
"sebelum memasuki jenjang pernikahan persiapkan dulu mental dan perbaiki niatmu" soalnya relate banget..

Buku ini bagus buat dibaca bagi setiap orang diluar sana yang wondering soal pernikahan bakal kaya apa, selain itu bukunya bisa menyibak fakta - fakta yang membuka sudut pandang lain tentang pernikahan.

Worth to read !! lucu banget isi dalemnya bikin ga bosen buat baca.
Terimakasih Kak Hanny
Displaying 1 - 12 of 12 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.