Jump to ratings and reviews
Rate this book

Kode Etik Laki-Laki Simpanan

Rate this book
Kode Etik Laki-Laki Simpanan adalah cerita pendek karya Robertus Aldo Nishauf. Robertus Aldo Nishauf adalah seorang penyair yang pernah kuliah di beberapa kampus di Jawa, dan mendapatkan beasiswa seni ke Rusia. Boleh dibilang buku ini adalah memoarnya dalam bentuk cerita pendek.

Di dalam 10 buah cerita pendek ini, Aldo bercerita tentang kehidupannya sebagai penyair di Indonesia. Proses kreatif, percintaan, masa-masa menjadi mahasiswa dan kehidupan pribadinya diramu dengan humor gelap dan ungkapan-ungkapan sarkastis. Diceritakan dengan vulgar dan apa adanya, buku ini disebut oleh Prof. Agustinus Wawor sebagai salah satu karya sastra yang akan dibenci oleh pembacanya.

Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi dari Armando Soriano dan Merlin Mare.

108 pages, Paperback

Published March 1, 2019

1 person is currently reading
31 people want to read

About the author

Robertus Aldo Nishauf

1 book2 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
14 (35%)
4 stars
11 (28%)
3 stars
8 (20%)
2 stars
6 (15%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 5 of 5 reviews
Profile Image for Rei.
366 reviews40 followers
November 22, 2022
Kode Etik Laki-laki Simpanan konon merupakan memoar sang penulis, Aldo. Buku ini terdiri atas cerita-cerita pendek pada masa Aldo berkuliah di Pulau Jawa: pahit getir menjadi mahasiswa, kisah cinta yang berujung pahit, dan masa-masa kebangkitannya menjadi seorang penyair. Aku harus bilang, Aldo ini seorang bajingan through and through, apalagi membaca ceritanya tentang para perempuan yang dipacari (dan ditidurinya) (walau ia berakhir sebagai bulan-bulanan mereka pada ujungnya huahahaha).

Karakter Aldo memang semenyebalkan itu, tetapi gayanya terlalu asyik, aku asyik cekikikan sendiri membaca ceritanya. Tentunya ceracau Aldo tidak lepas dari pengamatannya pada kebijakan-kebijakan pemerintah dan lingkungan sosialnya. Yang lebih menggelitik lagi bagiku: gaya bercerita Aldo ini mirip sekali dengan gaya penulis Timur lain. Jadi, apakah Aldo ini benar-benar karakter nyata atau...?
Profile Image for Ardhias Nauvaly.
63 reviews3 followers
June 11, 2025
Saya kira mulut narator "Bakat Menggonggong"-nya Dea udah paling bau comberan. Ternyata, saya salah. Aldo, narator sekaligus penulis kumcer "Kode Etik Lelaki Simpanan", adalah bajingan nomor satu dalam jagad susastra. Nomor satu nomor sekian ini nggak usah disoal lah. Kalo ada yang lebih bajingan kapan hari, ya tinggal kita geser itu Aldo punya nama, toh?

Bajingan, bajingan betul. Kumcer ini terkonsep matang. Bukan seperti yang dibilang satu teman saya, yang mengeluh bahwa banyak kumcer yang cuma, "memungut cerpen yang sudah-sudah", kumcer yang terbit ulang di Marjin Kiri ini kayak musisi bikin album. Klir sejak awal mau bikin buku begimana.

Begimana? Begini: Ada penulis bernama Robertus Aldo Nishauf, yang lahir di Timor Barat dan malang melintang sampai Rusia sana, dan didaulat sebagai sastrawan muda menjanjikan (soal lancongan ke Rusia, Aldo bahkan menulis Kamus bahasa Dawan-Rusia. Begitu tertulis di profilnya, entah bahasa apa itu Dawan). Si Aldo ini, begitulah dia dipanggil, menuliskan memoar jatuh bangunnya sebagai sastrawan, dan pada akhirnya sebagai manusia, dalam fragmen-fragmen tidak bersambung berbentuk cerpen yang lewatnya, harapannya, kita bisa menerka-nerka bajingan dari tanah jenis apakah si Aldo ini.

Di dalamnya, dengan jujur Aldo bercerita tentang kebintangan dan kebinatangannya. Tentang karir sastrawan, rekam jejak percintaan, sampai sebagai orang timur. Diceritakan dari narasi Aldo sendiri, cerita-ceritanya, untuk sebagian orang, pasti tidak nyaman. Terutama kaum perempuan. Sebab, mulut Aldo ini pantas untuk dipijit pakai jepit jemuran oleh sekompi massa-aksi Hari Perempuan Sedunia. Omongnya jorok, seksis, misoginis---taruhlah semua istilah yang merendahkan perempuan, nah itu cocok untuk muncung si sastrawan Aldo ini. Saya sepenuhnya mafhum kalau ada yang kurang menikmati, bahkan lebih cenderung untuk menyobeknya jadi lembaran-lembaran yang lumayan juga untuk mengelap sisa berak.

Tapi, saya sih coba menikmati. Menikmatinya sebagai kisah bajingan. Picaresque. Kisah bajingan yang, betapapun kita ingin mengepruk tengkuknya, kita akan segera berjumpa kebaikan yang kadang bikin kita lupa napsu menghajarnya. Dan toh, dia jujur, setidaknya.

Oh ya, carilah Robertus Aldo Nishauf di Internet. Atau Prof. Agustinus Wawor yang di teks sinopsis ditulis bahwa dia menyebut kumcer ini sebagai, "karya sastra yang akan dibenci pembacanya". Carilah. Yang akan kalian temukan, ya cuman buku kumcer ini. Alias, gaib semua mereka itu. Total-fiction. Edan, meledak!
Profile Image for Dhea Alfacitra.
10 reviews
January 6, 2025
My rating is as it is because, honestly, I felt a bit uncomfortable with the “jokes” in the book, many of which were about women. However, I do understand that this was likely intentional to reflect the character of the writer. Is this book fiction or a memoir? I’m not entirely sure, and that’s part of its intrigue. But to be honest, it’s a bit too absurd for my taste. Maybe it’s just not my cup of tea.
Profile Image for Nila Pratiwi.
120 reviews6 followers
April 16, 2024
buku ini kelewat bagus. 11 cerita yang membuat saya tidak berhenti membacanya dalam sekali duduk. seperti membaca memoar. jujur dan seolah tidak mengenal takut dengan citra buruk.
Displaying 1 - 5 of 5 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.