Jump to ratings and reviews
Rate this book

The Case We Met

Rate this book
Sign in as Redita Harris
From : Ratu Maheswari < ratumahestjip@chef.net >
Subject : Re: Re: Baca NY Times

Dita, kamu bahkan masuk berita NY Times karena mendadak ambruk waktu sidang dan orang jadi ngira kamu mau dibunuh sama lawan kamu—you should take a break, for God’s sake! Jadi, kenapa juga tiba-tiba kamu ribet ngurusin kasus malapraktik di sini? Kamu bahkan udah nggak ketemu Natan bertahun-tahun, dan terakhir kali ketemu pun kamu masih gagap-bisu di depan dia! Masih nanya sebaiknya kamu terima jadi pengacara dia atau nggak? Kecuali hati kamu akhirnya berhasil beralih, yang jelas ini bukan keputusan yang bagus, Red.


Sign in as Natanegara Langit
From : Akbar Zaydan < dn.akbr@dr.com >
Subject : Butuh Propofol?

Nat, someone said that being a good doctor is like being a goalkeeper. No matter how many goals you’ve saved, people will only remember the one you missed. Kematian pasien kali ini jelas bukan salah kamu, dan rumah sakit lagi sibuk cari jalan keluar, jadi kenapa sekarang kamu malah ke New York? Harus dianestesi biar diem, hah? Persetan sama konferensi di Wyndham. Kami tahu kamu nggak akan lari, jadi ayo cepet balik. Dita datang ke rumah sakit pagi ini, cari kamu.

444 pages, ebook

83 people are currently reading
904 people want to read

About the author

Flazia

6 books76 followers

FLAZIA, nama pena yang diambil dari akronim nama lengkapnya sendiri--Fildzah Izzazi Achmadi. Sangat mencintai nama pemberian orangtuanya, tapi akhirnya memutuskan untuk membuat nama pena sendiri karena nama lahirnya sedikit sulit untuk
dibaca dan diingat. Memilih menulis sebagai kesenangan pertama sekaligus kewajiban kedua. Paling menyukai perpaduan antara Yogyakarta, buku, hujan, dan hari libur.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
339 (33%)
4 stars
480 (47%)
3 stars
168 (16%)
2 stars
25 (2%)
1 star
6 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 294 reviews
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
March 30, 2020
First line:
[sidang kedelapan, New York Criminal Court; Lantai 13
"Red! Astaga, Nona Harris! Jangan lari-lari begitu! Nanti Anda jatuh!" teriak Hakim Walter yang baru saja hendak memasuki ruang sidang nomor 1301.
---hlm.5, Chapter 1 - Preambule

Thanks to Kak Raya, yang sudah ngasih kejutan manis di hari-hari terakhir jelang kebijakan kantor untuk #WorkFromHome (WFH) dalam rangka #SocialDistancing dan #PhysicalDistancing #DiRumahAja guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 yang makin mengkhawatirkan ini. Setuju juga sama Kak Raya yang sedih harus banyak membatasi aktivitas berkumpul, padahal kalau para pembaca sudah berkumpul dan ngobrolin buku itu seru banget. Namun, demi masa depan yang lebih sehat, kita semua harus mematuhi imbauan, anjuran, bahkan larangan yang ditetapkan pemerintah, ya?

It's definitely a PAGE-TURNER! Saya benar-benar kepincut dari awal baca dan nggak bisa berhenti hingga halaman terakhir. Untunglah, di sela-sela WFH, saya bisa segera menuntaskan-baca novel ini. Melirik kiprahnya, Flazia (Fildzah Izzazi Achmadi) bukan nama baru di industri perbukuan, tapi untuk di lini metropop, sepertinya ini karya debutannya. Dan, buat saya, cukup memesona serta tidak mengecewakan.

Plot: Redita "Dita" Harris, pengacara berhijab (yang karenanya dijuluki Red Riding Hijab) asal Indonesia yang sukses menangani beberapa kasus kontroversial di New York, terutama kasus-kasus antara lansia-pasien melawan dokter yang diduga melakukan tindakan malapraktik. Dalam satu titik, Dita harus kembali ke Indonesia, sekaligus menjadi pengacara untuk Natanegara "Natan" Langit, dokter anestesi yang dituduh melakukan malapraktik hingga menyebabkan meninggalnya pasien yang ditanganinya. Tak hanya harus berjibaku membuktikan bahwa Natan tidak bersalah di persidangan, Dita pun harus menata hatinya demi menemui lelaki yang sudah ditaksirnya habis-habisan sejak lama--sejak SMA, mantan tunangan yang menjadi lawannya di persidangan, hingga ancaman pembunuhan dari salah satu narapidana yang sakit hati karena kalah dan dipenjara berkat Dita.

Saya menyukai latar kesehatan: dokter, rumah sakit, ruang operasi, dan sebagainya; sejak membaca beberapa novel karya Mira W. Juga karena duluuu banget saya pernah bercita-cita menjadi dokter, yang akhirnya nggak kesampaian. Ditambah dengan intrik persidangan yang lumayan, membuat The Case We Met begitu asyik untuk dinikmati. Khusus untuk unsur kesehatannya, cukup mendetail. Bahkan, mungkin, untuk sebagian pembaca akan terkesan terlalu detail.

Buat saya sih, yang memang menggemari novel-novel metropop dengan alasan agar bisa menambah wawasan dunia kerja kaum urban, rupa-rupa dunia kesehatan di novel ini--khususnya spesialis anestesi, sangat menarik karena Flazia berhasil mengemasnya sedemikian rupa hingga tidak seperti sedang membaca jurnal ilmiah. Karena saya tidak bekerja di bidang kesehatan dan sedang tidak berminat fact-check, saya nggak bisa memastikan apakah seluruh fakta kesehatan di novel ini sudah benar. Well, Flazia memang kuliah di kedokteran/farmasi (?) dan berprofesi sebagai dokter (sekaligus script writer?)--profil linkedin: fildzahia, jadi mestinya faktanya dapat dipertanggungjawabkan ya.

Sementara untuk intrik hukum/persidangannya, tentu saja jangan mengharapkan yang sepelik seperti dalam novel-novelnya John Grisham, ya. Agak mendekati kasus yang diselesaikan Elle Woods di film Legally Blonde-nya Reese Witherspoon itu, deh. Ya nggak silly-komedi begitu, cuma agak gampang ditebak ujungnya dan kurang mendebarkan untuk tokoh Natan sebagai terdakwa.

Untungnya lagi, unsur romance yang dibangun Flazia pun tidak cringe, terhindar dari instalove--cenderung slow burn, dan cukup manis. Cinta lama bersemi kembali, cinta yang ternyata bertepuk sebelah tangan, dan cinta yang salah sasaran. Mungkin novel ini tidak menyimpan plot twist, tapi banyak kejutan kecil yang bikin saya memekik bahagia campur haru di sana-sini. Tak jarang, di banyak bagiannya saya juga tergelak oleh dialog yang kocak dan witty-banter yang oke punya. Well done, Flazia.

Sayangnya, saya tak jadi memberikan 5 bintang utuh ke novel ini, karena seperempat bagian akhirnya. Oke, saya paham harus ada adegan penyerangan itu--sop.iler(spoiler), untuk konsistensi cerita, tapi... entahlah. Agak kurang meyakinkan, nanggung saja jadinya.

Hal lain yang menurut saya agak menyulitkan novel ini menjangkau pembaca yang lebih luas (semoga saya salah, semoga saya salah, semoga saya salah):
1. gaya penulisan Flazia di novel ini sangat mirip dengan gaya novel terjemahan, yang sayang sekali, beberapa pembaca masih merasa novel terjemahan tak terlalu nyaman dibaca;
2. meskipun tidak jatuh ke gaya dakwah/ceramah sedalam novel-novel religi islam (yes, ayat-ayat cinta, dsb), tapi konten bernuansa islam pada beberapa bagian (terutama menuju ending) cukup kental dengan mengutip serta menginterpretasikan ayat alquran dan hadis.

Overall, for me, The Case We Met adalah novel metropop debutan yang cukup mengejutkan--in a good way. Dengan menyematkan rating 4 bintang, tentu saja, novel ini berhasil memikat saya, mulai dari gaya menulis, latar belakang, plot, dan parade karakter yang kuat. Namun demikian, masih ada beberapa bagian yang agak nanggung.

Topik bahasan:
1. Cinta lama bersemi kembali
2. Menyukai sahabat kakak
3. Office romance
4. Latar: hukum (pengecara) dan kesehatan (dokter)
5. Bad boy became a good guy
6. Drama keluarga
7. Setting: New York dan Yogyakarta

Selamat membaca, kamu.

End line:
Ayo kita pulang sekarang.
---hlm.434, Adendum
Profile Image for Akaigita.
Author 6 books237 followers
May 16, 2021
AHAHAHAHA SERU CUY SERUUU

Aku yang tamatan hukum aja plonga plongo baca ini, hahaha. Mungkin kalo dulu ikut sekolah advokasi aku bisa agak mudengan.

Jantungku berdesir waktu di bab-bab awal nongol nama Andy Dufresne. Itu fictional godfatherku--halah lebay--tapi maksudnya karena aku kagum sama otak INTJ-nya. Interaksi trio kwek-kwek Rehan-Akbar-Natan ini juga lucuuu. Rehan terutama, wkwkwk bangetlah dari awal sampai akhir. APALAGI BAPAKE YA ALLAH! Kok ono menungso wkwkwk koyo ngono 🤣🤣🤣

Masih banyak sebenarnya yg mau kukomentarin, keknya kalau baca di Wattpad gitu hampir tiap paragraf bakal kuceletuki. Bagian kedokterannya masa bodohlah, gak bakal ngertilah aku yang lipatan otaknya gak ada ini hahaha.

Sukses teros kakak penulisnya. Bohong kamu kalau bilang cuma makan nasi >.<
Profile Image for Sandy.
308 reviews14 followers
August 26, 2020
*3.5/5

The Case We Met adalah karya Flazia pertama yang saya baca dan cukup mengesankan. Setelah baca beberapa halaman pertama, saya langsung berpikir ”wah, penulisnya dokter nih kayanya”, terus saya kepo dan ternyata benar.

Courtroom-medical drama yang disuguhkan cukup menggugah selera. Walaupun banyak istilah medis, penulis memberikan detil informasi secara lengkap dan mudah dipahami, jadi pembaca tidak merasa kebingungan. Awalnya saya sempat berpendapat, kalau saja ceritanya dikembangkan jadi thriller mungkin akan lebih menarik. Tapi, penulis memilih cerita dari sisi lain yang tak kalah menarik. Drama romansa di novel ini tidak berlebihan namun tetap manis.

Ada satu adegan di courtroom yang dialognya mengingatkan saya sama salah satu scene di The Client (Korean Movie). Mungkin penulis terinspirasi dari situ? Kebetulan adegannya sama persis. Jadi, saya nggak surprised pada bagian itu, karena udah ketebak maksudnya apa. (Update: kemiripan tersebut ternyata memang hanya kebetulan, the author said she hasn’t watched the movie)

This novel is reach with descriptions, saking detilnya jadi terkadang saya merasa terlalu ‘full’ dan bertele-tele, sehingga sempat membuat bosan. Jujur, saya sempat tidak mau melanjutkan baca ketika hampir 200 halaman karena hal itu. Emosi yang saya dapatkan juga cukup stabil dari awal sampai akhir, jadi nggak ada yang bikin ‘greget’ banget. Juga, ada satu insiden yang bikin reaksi saya kaya gini; ”Heeeh? Apaan tuh?” bukan ala-ala Jaja Miharja, ya. 🤪

Saya sangat apresiasi ketika penulis menyelipkan penjelasan tentang beberapa dasar pertolongan pertama jika terjadi henti jantung & henti nafas pada seseorang di sekitar kita. Karena, itu basic prosedur kesehatan yang memang harus setiap orang ketahui, termasuk kalangan non-medis.

Overall, it was a good read. Not my favorite, but I would recommend this book to everyone.
Profile Image for Katherine 黄爱芬.
2,419 reviews290 followers
dnf
May 13, 2020
DNF di hlm 44.

- Saya gak mudeng tujuan novel ini. Pengacara koq jadi detektif?
- Serasa baca buku kedokteran non fiksi.
- Pingsan tapi gak boleh buka hijab. I don't understand.
- Terlalu banyak narasi.
- Nama tokoh sidekick : Ginnifer. Aneh!!! Setau saya sih biasanya Jennifer. Atau Gennifer.

Ya sudahlah drpd gw bikin dosa dgn memaksakan baca novel model gini mendingan gw stop sedini mungkin.
Profile Image for Niki Yuntari.
87 reviews7 followers
April 5, 2020
“Nat, someone said that being a good doctor is like being a goalkeeper. No matter how many goals you’ve saved, people will only remember the one you missed.” (hal 97)

Secara umum, novel ini menceritakan tentang dua dunia yang berbeda, yakni medis dan hukum. Keduanya dihubungkan dengan sangat menarik oleh penulis, lewat sebuah kasus malapraktik. Natanegara Langit (Natan), seorang dokter anestesi dituntut karena ‘dianggap’ melakukan kesalahan (malapraktik) saat operasi yang mengakibatkan pasien meninggal dunia.

Natan meminta tolong pada Rehanda Harris (Rehan) untuk membantunya menyelesaikan kasus itu. Demi menyelamatkan sahabat baiknya itu, Rehan meminta bantuan adiknya, Redita Harris (Dita). Pria itu menganggap Dita sudah berpengalaman menangani kasus malapraktik. Pertarungan di meja hijau pun dimulai dan memunculkan kejutan demi kejutan. Kemudian, kisah mereka hadir di kehidupan di luar pengadilan.

“Allah nggak pernah salah ngasih jodoh ke setiap orang, Dit. Walaupun kebetulan namanya sama, nggak ada istilahnya jodoh ketuker.” (hal 121)

Mayoritas novel metropop yang saya baca, menceritakan tentang hiruk pikuk perkotaan dengan berbagai macam permasalahannya. Narkoba, klub malam, hedonisme, pergaulan bebas, dan masalah urban yang lain. Namun, metropop ini berbeda. Flazia menyuguhkan metropop dari sisi yang lain. Penulis memberikan sentuhan islami dan baru sekali saya jumpai. Hal ini cukup unik, sehingga menghadirkan nafas berbeda.

Novel dibuka dengan adegan Dita yang tengah berada di Amerika Serikat, menangani kasus Mark Ashton. Dia mengejar saksi kunci yang bisa menjebloskan dokter spesialis ortopedi itu ke dalam penjara. Bagaimana enggak? Pria itu sengaja ‘membunuh’ pasien-pasiennya. Kasus itu tentu membuat geram semua orang. Apalagi, Asthon nggak merasa bersalah sama sekali.

Pada awal cerita alurnya cukup lambat. Penulis menjabarkan berbagai hal dengan sangat detail tentang alasan dia di Amerika, menangani kasus apa, dan bagaimana kasus itu bisa terjadi. Saking detailnya, saya bisa membayangkan keadaan di sana. Minusnya, bila terlalu banyak detail berpotensi membuat pembaca bosan. Yah, ini yang saya rasakan pada halaman awal-awal. Namun, setelah memasuki halaman 20 ke atas, cerita terasa nyaman untuk diikuti. Penulis menjabarkan sedikit demi sedikit teka teki permasalahan tokohnya yang tentu saja membuat penasaran.

Alur maju mundurnya dibuat dengan rapi dan sangat mulus. Untuk satu ini saya mengacungi jempol penulis yang bisa menggiring pembaca untuk terus membaca tanpa mengernyitkan dahi.

Oh iya, novel ini juga banyak menghadirkan istilah medis. Sangat detail malah berbagai istilahnya. Sebagai awam, saya jelas nggak paham itu beneran atau enggak. Namun, sudah pasti ini beneran sih. Kenapa? Karena Flazia ini adalah seorang dokter. Tenang saja, catatan kaki sangat membantu awam seperti saya untuk memahami maksud dari istilah-istilah itu kok.

Novel ini berlatar di Amerika dan Yogyakarta. Meskipun menggunakan latar yang benar-benar nyata, Flazia juga memfiksikan beberapa tempat dalam novel. Sebut saja, Warung Steak A Break, Rumah Sakit dr. Harsono, SMA 1, dan beberapa yang lain. Namun, sepertinya saya bisa menebak-nebak lokasi sesungguhnya, karena saya memang sejak kecil tinggal di Jogja. Selain itu, untuk nama jalan dan daerah, penulis tetap menggunakan nama asli seperti: Gejayan, Seturan Raya, dan Turi.

“Karena kami cuma manusia, Dek. Karena kami bukan Tuhan. Jadi, sekalipun kami udah usaha, kalau memang belum waktunya ya nggak bakal terjadi.” (hal 166)

Meskipun dari tadi banyak menjelaskan kelebihan novel ini, saya juga merasakan bahwa ada yang sedikit kurang. Mungkin sekitar 1/5 bagian akhir novel yang agak kurang nendang. Saya pikir konflik terakhir itu akan dibuat lebih dramatis. Ternyata, begitu aja, hehehe. Bukannya nggak bagus, hanya saja kurang nendang saja untuk jadi akhir cerita. Bisa jadi mengingat halamannya yang mencapai 400++ ya, jadi cepat-cepat harus diakhiri.

Masih berakaitan dengan jumlah halaman, novel ini sepertinya metropop tertebal yang pernah saya baca. Bisa setebal ini karena banyak detail yang ditunjukan serta penjelasan dari beberapa hal yang menyangkut tokoh utama.

Seperti yang saya tulis di atas, bahwa cerita dengan detail itu bagus, tapi kalau kebanyakan akan membuat bosan. Dan ini saya rasakan di awal-awal novel, terlalu banyak detail dan penjelasan tentang ini itu. Untung setelah saya baca lagi, detailnya masih bisa saya terima. Namun, tetap ada beberapa detail cerita yang menurut saya, nggak masalah kalau nggak dicantumkan.

Selain itu, sampai akhir cerita saya masih kurang paham dengan Dita yang memilih menggunakan bus TransJogja. Pertama, karena dia ini adalah pengacara yang tentu saja tingkat mobilitasnya tinggi. Menggunakan bus sepertinya nggak akan efisien, terlepas dari memang dia satu kantor dengan kakaknya. Apalagi menunggu bus itu nggak bisa dibilang sebentar. Yah, mungkin ada detail tentang ini yang saya lewatkan, jadi membuat saya nggak paham.

Review selengkapnya dapat dibaca di https://nikiyuntari.com/2020/04/04/re...
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books459 followers
October 18, 2020
Redita Harris adalah pengacara muda di New York yang fokus menangani kasus-kasus malpraktik dokter, dengan klien terutama lansia. Karena utang budi dan juga permintaan kakaknya, Red akhirnya pulang ke Indonesia dan membela dr. Nataniel Langit yang jadi terdakwa kasus malpraktik. Padahal, sejak kenal di bangku sekolah, menghadapi Natan selalu jadi horor tersendiri bagi Red. Apalagi dalam proses persidangan, Red harus menghadapi jaksa penuntut yang merupakan seseorang dari masa lalunya, yang masih keukeuh jadiin Red istri.

***

3,5/5 bintang.
Tadinya mau kubulatin ke 3 bintang. Tapi mengingat ini novel bernuansa religi yang ternyata bisa sangat kunikmati (jarang btw), akhirnya kubulatkan ke atas.


Ada banyak alasan bagiku untuk kurang menyukai novel ini:

Terlalu tebal (444 hal untuk metropop GPU, its a wow!). Too detail (sampai kadang melebar dan bercerita soal hal-hal yang tidak perlu--menurutku). Too religious (since aku bukan orang yang cukup religius, novel-novel yang nuansanya terlalu religi biasanya kurang bisa kunikmati). Too many characters (banyak banget karakternya, dan otakku dipaksa untuk mengingat itu semua).


See? Banyak banget kan ketidakcocokanku dengan novel ini. Awalnya karena alasan-alasan di atas, aku sempat terpikir bakalan DNF. Tapi ternyata: SELESAI BACA DALAM 3 HARI DAN I LIKE IT!

Aku juga bingung sebenarnya gimana aku tetap enjoy baca novel ini halaman demi halaman. Tapi kurasa karena beberapa hal ini:

1. Cara berceritanya renyah dan mengalir. Meski banyak membahas hal-hal berat, tapi penulis bisa menjelaskan dengan sangat sederhana dan gampang dipahami.

2. Banyak ilmu soal kedokteran dan hukum dalam buku ini. Dan inilah yang menurutku paling asyik. Seriously, aku kok merasa mengerti apa yang dilakukan oleh dokter anastesi. Wkwk. Hal-hal kedokteran yang berat bisa disampaikan dengan metafora yang sederhana, sehingga nggak menyiksa otak apalagi membosankan. Melainkan justru asyik banget dan bikin aku nunggu-nunggu "Ilmu kedokteran dan hukum apa lagi nih yang bakal dibahas penulis?"

3. Aku suka karakter Red (dan aku suka banget namanya, btw!). Selain digambarkan sebagai sosok yang alim dan sangat religius, Red juga sosok mandiri yang tahu apa yang dia mau, serta sadar betul potensi perempuan yang tak terbatas. Ini kombinasi yang sangat menarik dan mengagumkan bagiku.

4. Untuk karakter Natan, aku sebenarnya agak bingung. Kadang dia terkesan agak sensi sama perempuan, tapi kadang dia juga mendukung banget. Jadi buat karakter Pak Natan ini, aku abu-abu ajalah.

5. Aku suka banget sama persahabatan Rehan, Natan, dan Akbar. Bagian paling memorable adalah ketika Natan nanya di WAG.

Natan: Han, ada larangan untuk terdakwa buat bikin medsos baru? Pengin kepo

Rehan: Nggak lah. Tumben. Ada cowok ganteng?

(Percakapan di atas mungkin tidak plek dengan aslinya).




Akan tetapi, ada beberapa hal yang kurang kusukai dari novel ini (di luar hal-hal yang kusebutkan di awal tadi):

1. Ceritanya sering melebar dan terlalu banyak menjelaskan, bahkan ada pengulangan informasi. Misalnya saat membahas soal dr. Dewo dan kematian Ayahnya Natan. Kalau nggak salah ada pengulangan informasi di halaman yang berbeda (lupa halaman berapa).
Terus beberapa bagian bingung fungsinya apa karena dijelaskan dengan sangat detil dan memakan banyak halaman. Misalnya, kisah cinta Akbar dengan istrinya. Asyik sih ceritanya, tapi untuk apa? Terus adegan Ratu masuk UGD dan mereka nguping permbicaraan Natan dan dr. Ali. Kalau fungsinya hanya menjelaskan sikap Natan kepada cewek-cewek dan hubungan asmara, rasanya sudah banyak diulas di bagian-bagian sebelumnya. Jadi menurutku, novel ini sebenarnya nggak harus setebal ini.

4. Aku nggak paham dengan penyelesaian dari novel ini. Terutama yang berkaitan dengan polisi Rusia dan Mark Ashton. Maksudnya, setelah berhalaman-halaman setelah cerita penyerangan itu, terus ...? Apakah ini open ending tapi bukan versi romance, alias mirip-mirip film hollywood yang menyisakan cuplikan bahaya kehidupan setelah cerita berakhir? Kalau iya, ini harusnya aku masukkan ke poin kelebihan buku, karena menggambarkan dunia nyata banget. Bahwa masalah hidup itu nggak pernah selesai. Hahaha

5. Aku juga nggak paham dengan penyelesaian kasus Adam. Maksudnya, untuk seseorang yang udah terobsesi segitunya sama Red (bahkan cenderung sinting gitu), tiba-tiba menyerah setelah ... itu?? (Sok misterius karena ndak mau spoiler hehe)

6. Beberapa kata nggak sesuai kbbi dan eyd. Misalnya kata antrian, yang harusnya, antrean. Juga penulisan dialog-dialognya.


Overall, aku sangat menikmati buku ini dan menyenangkan sekali baca buku yang penjelasan soal pekerjaan tokoh superlengkap kayak gini. Menunggu karya-karya penulis lainnya ❤️
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
February 18, 2021
Aku enggak berekspektasi apa-apa sama buku ini. Malah lebih cenderung skeptis karena "Ini novel romance tebel amat ampe 400san. Ngomongin apaan?" (Lupa kalau Winter in Tokyo dan Sunshine juga 400 san 😂) Tapi ternyata aku enjoy banget. 400 halaman aja nggak berasa.

•Pros•

Ceritanya enak banget ngalir, risetnya juga oke banget. Penulisnya Dokter, kan, ya? Tapi ceritanya bisa kuat di dua2nya. Maksudnya, hukum dan kedokterannya oke punya.

Pada dasarnya, kayaknya aku emang lebih suka romance yang santai kayak begini. Nggak banyak skinship, karena kerasanya manis. Sekalinya ada berasa sweet banget. 😂

Yang paling mood booster jelas geng-nya Natan dong. Akbar-Natan-Rehan ini kalau udah disatuin beneran bikin ngakak. Aku ketawa-ketawa mulu baca bagian mereka.

Pad dasarnya, aku nggak terlalu suka cerita yang berbau islami karena kadang terlalu menggurui atau ya kebanyakn novel Islami yang romance bikin fringe. Aku sukanya novel islami yang bukan romance kayak Bumi Cinta. Nah, tapi novel ini nggak menggurui, standar aja kayak kehidupan kita biasnya. Informasi tentang hadis dsb nya juga pas juga.

•Cons•

Too many details. Iya, aku nggak masalah sama istilah kedokteran atau hukum yng ada di sini selama itu relevan. Tapi ceritanya jadi kebanyakan filler. Misalnya di buku ini ada jelasin sauce sampe dua halaman kurang, jelasin tentang empati sama simpati sampe satu halaman, beberapa hal yang meleber ke mana-mana juga. Menurutku, ceritanya bisa kok dipangkas biar nggak dragging.

Endingnya yang kenapa jdi kayak film action gantung? 😂. Ini bikin ceritanya menurutku rada menyimpang karena udah beda dari konflik awal. Emang ini ada hubungannya sih sama yang di awal, tapi nggak kebahas juga dan kesannya kayak tiba2 karena masalah ini muncul di akhir doang. Apalagi dengan ending yang begitu.

Over all, aku tetep suka sama buku ini dan aku kepo sama kehidupan Rehan, wkwk.
Profile Image for Flazia Flazia.
Author 6 books76 followers
Read
June 4, 2025
Hi, Folks! Salam. Of course, I’m not going to review my own book in this section :D. I just want to thank everyone who read this book and write an honest review here. Sekalian juga share beberapa visualisasi novel yang pernah diunggah di instagram:

description

description

description

description

Dan nggak terasa, ini sudah 1 Ramadhan lho, tepat 1 bulan sejak TCWM pertama kali rilis. Meskipun saya masih berduka karena COVID-19 yang mewabah sejak awal Maret, pada waktu yang bersamaan, saya juga cukup senang buku yang dikembangkan dari cerpen berjudul Red Riding Hijab ini akhirnya bisa diapresiasi banyak orang. I’m sooo grateful especially when I read your thoughts about TCWM, every-single-time.
Tetap di rumah dan tetap jaga kesehatan. Dan mengutip memo Natan yang pernah ditulis untuk Dita di atas: Don’t force yourself! Pokoknya, terima kasih dan sampai ketemu di lain buku :)
Profile Image for Acipa.
141 reviews12 followers
April 5, 2020
DUUH SUMPAH YAH GEMESH BANGET, HELP, TOLONG!

Btw, sebagai Virgo sejati yang karena gemas terhadap buku ini, izinkan diriku menyampaikan keluhan keluhan uwu terhadap buku ini:

• Ada gitu ya orang yang nggak bawa hp ke New York? Lyk, seriously?
• Banyak banget yang namanya Dita
• Duuh w ganti nama jadi Asy-syifaa Halimatusadita aja deh, hhh
• Wow tim Sunda pisan yeuh
• Akbar tuh fakboi (alim) sebenarnya, kembaran aja diembat, dulu suka kakaknya eh malah sama adiknya, ckck...
• Kontras banget ada Euis dan Cecep di tengah tengah nama Natanegara Langit, Ditaniar Baskara, dll.
• Kepada Z, tolong belajar dari dokter anestesi dr. Natanegara Langit ini, dia bisa jawab lho meski dengan "maaf, saya nggak bisa balas perasaan kamu" daripada bikin anak orang gagal move on dari 10 tahun lalu
• NATAN SUNATAN, AKBAR SURAKBAR, lyk Sundanese people love to doing repetition on the name, taraktak dungces. Well, my mom does it too 😂
• Natan tuh temennya Dilan keknya, sama sama suka tawuran
• Rasanya ada pengertian empati - simpati yang kurang tepat di sini, cmiiw
• Mungkin saking kebanyakan nama pemain, jadi penulis pusing dan salah nyebut nama sempat ditemukan
• "Can you save your time for looking Mr. Right? Just find Mr. Left and drag that idiot to the right."
• Cuma mau ngasih motivasi kepada sobatku, bahwa cewek Jawa - cowok Sunda itu nggak papa, gak tau kalau sebaliknya 🤣
• Apartemen Natan bukan kek rusun kan? Rasanya kecil kemungkinan tetangga dia bisa kebangun tidur gegara amukan Rehan. Atuhlaaahhh.
• Kok gw panik ya sama mimpinya Dita, jam 21.05 ke jam empat pagi itu kek cuma 7 jam-an, bahkan Sangkuriang pun butuh waktu dari sunset ke sunrise, bok' 😂
• Ada yang nikah ngarep disponsorin semuanya? Ada
• Ijab qabul jangan salah ucap, kek Ross take thee to Rachel 😝 *FRIENDS fans can relate*
• DI MASJID MASA KAGAK ADA MUSHAF AL-QURAN SIH MBAKNYAAAAAA?

GEMASH AKU GEMASH!!!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Oda Ayu.
Author 6 books167 followers
May 20, 2020
Great combination of:

1. Hospital / Medical / Doctor life & knowledge;
2. Legal / Lawyer life & knowledge;
3. Sharia (?) values

All glued together so well thanks to the very deep research (I must say & appreciate) reflected in the well written, comprehensive, fruitful story.

Nice reading to enjoy fiction while still having so many things to learn from (medical & legal esp.)
Profile Image for kitty.
241 reviews5 followers
October 23, 2025
Dokter & Pengacara 👨‍⚖️🩺

Kisah ini berpusat pada Dr. Natanegara Langit (Natan), seorang dokter anestesi yang teliti dan dedikatif, yang tiba-tiba dituntut atas dugaan kasus malapraktik.

Di saat Natan terpuruk dan melarikan diri ke New York untuk konferensi (atau dianestesi biar diam), muncul Redita Harris (Dita/Red), pengacara muda yang populer dan ambisius. Ironisnya, Dita adalah adik kelas/teman kakak Natan yang sudah lama naksir si dokter!

Pertemuan mereka kembali terjadi di New York, di mana Dita ambruk saat sidang kasus (sampai masuk berita NY Times!) dan Natan menolongnya. Hubungan mereka yang canggung (Dita masih gagap-bisu di depan Natan) kini harus berubah: Dita memaksakan diri menjadi pengacara Natan sebagai balas budi atas pertolongan tersebut.

Novel ini sangat page turning dan cocok buat kamu yang mencari romansa dengan setting dunia kerja high profile (hukum dan medis). Jika kamu suka karakter yang cerdas dan romance yang sweet tanpa skinship berlebihan, The Case We Met adalah pilihan yang tepat!

4.6/5 Bintang

(Smart romance dengan chemistry dewasa dan riset mantap! Natan dan Dita adalah pasangan yang perfectly imperfect. Kurang sedikit ending-nya kurang puas!)
Profile Image for Syifa Zakiah.
44 reviews12 followers
February 24, 2021
I really enjoyed this novel 😆 it's out of my expectation.

Rasanya seperti ketika saya minum jasmine tea, sepet dan sedikit pahit, tapi aroma wanginya seolah nyuruh saya untuk terus minum, dan minum. Sampai saya gak sadar udah abis setengahnya XD

Suka bgt pokoknya sama novel iniii...
Profile Image for Yonea Bakla.
321 reviews36 followers
April 12, 2020
Rekor metropop tertebal yang pernah kubaca!
Tapi karena page turner jadi gak kerasa.
Opening di New York jujur saja bikin aku susah loadingnya. Apalagi bahasa yang digunakan cukup formal seperti novel terjemahan. Wait, ini serius metropop?

Lalu, seperti biasa aku loncat setengah terakhir. Setting di Yogyakarta. Baik. Mari balik baca dari awal.

Redita Harris, pengacara muda selebram yang dijuluki Red Riding Hijab, sedang menangani kasus malapraktik dr. Mark Ashton di New York, ketika tiba-tiba dr. Natanegara Langit, Sp.An. muncul di hadapannya.

Rehanda Harris, kakak Dita, berteman akrab dengan Natan dan Akbar sejak SMA.

Belasan tahun Natan naksir Dita, tapi Dita naksir Akbar. Gemes ya bacanya.

Pov 3 bergantian menceritakan Natan dan Dita membuat pembaca mendapatkan gambaran penuh tentang keseluruhan cerita.

Alur maju-flash back tidak membuat bingung. Tapi kadang agak bikin mikir dengan time line yang maju-mundur. Terlalu banyak detail yang walaupun relevan, tapi potensial bikin bosan.

Selengkapnya di blog https://yoneainwonderbook.com/2020/04...
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
February 18, 2024
Aku berharap buku ini bisa difilmkan atau dijadikan serial. Naskahnya sendiri sudah sangat kuat. Berasa lagi nonton film Korea dengan detail riset dunia kedokteran dan hukum yang memukau.

Aku senang karena ada satu lagi novel metropop Gramedia yang para tokohnya menjalankan prinsip Islam yang kuat. Alternatif selain karyanya Mbak Achi TM. Love banget deh sama Redita yang beneran memperlihatkan karakter yang sukses secara profesional dan intelektual.

Namun, ada satu catatan bagi novel ini. Di dalamnya ada adegan ciuman antara suami-istri dan itu digambarkan dengan begitu jelas. Kalau tidak salah sampai dua kali. Memang sih tidak sampai dideskripkan secara detail dan berlarut-larut. Tapi tetap saja bikin kaget. Kukira tadinya ini cerita Islami. Seandainya adegan itu ditampilkan dalam selubung yang lebih samar, kurasa itu akan lebih baik. Or cium kening atau pipi I guess masih lebih acceptable buat ditampilkan antara suami-istri muslim.
Profile Image for Lelita P..
628 reviews60 followers
May 1, 2024
Siyallll manis banget, halal pula! Gereget banget euy. Gemes. :))))

Baca ini tuh rasanya kayak lagi baca kehidupan orang sungguhan, saking banyaknya detail yang... seolah nunjukin bahwa ini emang kehidupan orang yang bener-bener ada. Habis detail-detailnya beneran rinci banget: backstory semua karakter--literally semua karakter--diceritain, hal-hal trivial juga disebutin. Seringnya trivia itu nggak terlalu penting dan nggak ngaruh banget ke garis besar cerita, walaupun yaaa banyak yang menarik juga sih. Cuma hal-hal itu bikin buku ini jadi tebel, 400-an halaman. Sekitar 50%-nya kayak catatan-catatan di beat sheet setiap karakter dimasukin semua ke sini. :)))

Ceritanya menarik (dan nggak biasa), pengemasan alurnya juga oke, narasinya enak diikuti. Habis baca ini rasanya berlimpah wawasan dan pengetahuan. Jujur saya suka banget ada novel lokal yang mengangkat scene-scene persidangan secara realistis, karena jarang banget ditemukan. Jadi inget, dulu saya pernah minta temen yang Sarjana Hukum untuk ngajak saya ke pengadilan buat nonton sidang, saking saya--yang latar belakang pendidikannya bukan Hukum--nggak punya gambaran sidang di Indonesia itu kayak gimana. Kalau di luar negeri kan sering ada serial-serial courtroom drama tuh, entah serial barat atau Asia Timur. Serial-serial itu bikin saya malah jadi lebih ngeh gimana persidangan di sana daripada di negeri sendiri. Baru berkat novel inilah saya jadi sedikit paham tentang persidangan di Indonesia.

Kalo bagian-bagian medisnya... yah, pada dasarnya saya bukan pecinta drama medis, jadi saya baca sepintas aja tanpa liat footnote karena nggak penasaran dengan arti istilah ini dan itu. Tapi semua adegan medis di sini saya rasa bisa banget jadi rujukan dan/atau inspirasi buat orang-orang yang berkecimpung di dunia medis. Setahu saya penulis dan editor novel ini dokter, jadi saya rasa hal-hal terkait medis di novel ini sudah dikroscek dengan valid.

Plotnya, meskipun terkesan sedikit draggy, sebenarnya cukup solid. Setelah Dita nikah sama Natan itu saya heran kok ceritanya belom kelar, malah masih ada sekian puluh halaman lagi... ternyata segala yang udah diceritain di depan comes back. Karakter yang buanyaakkk sekali itu ternyata dimunculin lagi di belakang, atau setidaknya disebut namanya... jadi mereka nggak numpang lewat-numpang lewat amat. Terus, yang saya suka lagi adalah cerita ini full circle karena ternyata kejadian-kejadiannya saling terkoneksi satu sama lain, menghasilkan hubungan sebab-akibat yang rapi.

Romens antara Dita dan Natan nggak usah ditanya lah ya.... tuh di kalimat pembuka review ini udah langsung disebut. :))))

Sekarang saya ngerti kenapa novel ini hype dan menurut saya, memang worth the hype. :) Segar banget untuk genre metropop--jenis novel langka yang pasti bakal sulit ditemukan tandingannya.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
April 5, 2020
Redita Harris adalah seorang pengacara yang mengawali karirnya di New York. Dia mengikuti jejak ayah dan kakaknya berkarir di bidang hukum. Kebanyakan klien Dita adalah para wanita dan lansia dengan kasus hukum terkait malapraktik dokter. Kali ini dia ingin membalas budi seorang dokter yang dituntut dengan tuduhan malapraktik. Orang itu tidak lain adalah Nathan, sahabat kakaknya.

Dita sudah lama mengenal Nathan. Sewaktu SMA, Nathan adalah seniornya yang sering terlibat tawuran. Dita takut pada Nathan karena beberapa kali menerima bentakan dari pria itu. Tapi Nathan sudah menolongnya saat pingsan di New York. Lagipula, Dita cukup berpengalaman dengan kasus di bidang kedokteran.

Nathan yang adalah dokter spesialis anastesi, dituduh dengan sengaja melalaikan prosedur pembiusan sehingga mengakibatkan kematian seorang pasien. Istri pasien tersebut menuntut Nathan hingga ke pengadilan. Sebenarnya Nathan menghendaki Rehan, sahabatnya untuk menjadi pengacaranya. Dia tidak mau Dita terlibat. Nathan merasa sulit bersikap pada gadis yang dicintainya dalam diam selama bertahun-tahun. Tapi Dita memaksa, akhirnya Nathan pun menerima. Mungkin ini adalah kesempatan bagi Nathan untuk bisa kembali dekat dengan adik sahabatnya itu.

Novel ini adalah debut penulis di lini metropop, sekaligus karya pertama beliau yang saya baca. Kalau sebelumnya karya beliau sepertinya di kental dengan nuansa ke-Korea-an, kali ini penulis mengambil kota Yogyakarta sebagai latar belakang dengan kisah bernuansa hukum, kedokteran dan islami. Background penulis yang juga seorang dokter, membuat beberapa istilah dan prosedur kedokteran bisa dengan fasih diceritakan. Yang membuka wawasan baru bagi saya adalah bahwa prosedur anastesi yang biasanya "terlihat" sederhana membutuhkan persiapan dan prosedur rumit.

Sebagian besar cerita dalam novel ini adalah tentang persidangan Nathan. Penulis juga mampu menyajikan jalannya persidangan sehingga pembaca seakan-akan bisa hadir di persidangan itu. Dan yang menambah nilai plus novel ini adalah nuansa islami yang hadir, hal yang jarang dijumpai dalam novel metropop.

Overall, saya suka dengan novel ini. Kira-kira akankah ada sekuel menceritakan tentang Rehan dan Ratu? Sepertinya ada sesuatu di antara mereka ;)
Profile Image for Lia.
515 reviews12 followers
June 7, 2020
Novel metropop tebal (435 hal) pertama aku baca dan tidak mengecewakan. Layaknya novel metropop cerita THE CASE WE MET mempertemukan profil Natan sebagai dokter spesialis anestesi dan Redita seorang pengacara (sekaligus vibe sebagai detektif). Bertemunya mereka setelah sekian tahun, dihadapkan pada masalah utang-balas budi. Sehingga Dita dengan begitu inginnya menjadi pengacara Natan untuk kasus yang diduga malapraktik.

Romansa:
Roman didalam cerita ini mengingatkanku lada cara Mariana Zapata menggambarkan slow burn romance. Suka dengan pilihan ini karena memang dalam cerita dimasukkan nilai-nilai relisi keislaman. Dan tentu saja hal ini bagiku menambah nilai tambah, belum ada penulis metropop yang seperti ini. Selain itu, aku menyukai bagaimana penulis memadukan hubungan Natan dan Dita sampai ke akhir cerita. Meski ada beberapa hal yang menurutku terlalu dipaksakan (hal.399) tapi yasudah aku tidak ingin panjang lebar berkomentar.
Profile Image for wulan.
242 reviews7 followers
September 14, 2024
baca ini karena kalo gak salah buku ini sempet di hype banget di twitter. dan ternyata memang sebagus itu 🥹 cocok banget buat kalian kalo lagi nyari bacaan yang temanya halal romance.

jujur, saat aku baca buku ini, aku merasa seperti menonton drakor. karena memang di sini penjelasan terkait profesi pemeran utama kita tuh lumayan mendalam. mungkin terkesan seperti informasi yang kebanyakan, tapi buat aku pribadi masih ok kok.

pemeran utama perempuan dalam buku ini bernama redita. redita adalah seorang pengacara. sementara itu natan adalah pemeran utama laki laki kita. dia dokter anestesi.

aku suka banget sama nama lengkapnya natan. wah, penulis kayak bener bener merhatiin banget pemberian nama pada tokoh.
natanegara langit. bagus banget kan? 🥹
aku juga suka saat rekan kerja redita memanggilnya red.

redita terbiasa menangani kasus malapraktik. bahkan kasus terakhirnya adalah malapraktik yang dilakukan oleh dokter yang dulunya pernah menjadi saksi dalam kasus yang ditangani redita.

kayaknya baru pertama kali aku nemu buku romance yang trope nya si perempuan takut sama si laki laki 😂 ini menurutku fresh banget dan seru aja gitu ngeliat redita tergagap gagap di depan natan 😂

ada banyak interaksi redita dan natan yang menurutku hangat dan gemesin 🥹 meski minim sentuhan fisik, balik lagi karena ini halal romance tapi tetep aja interaksi mereka tuh jadi sesuatu yang aku tunggu tunggu.
Profile Image for ginevieve.
31 reviews
September 25, 2024
Here comes another metropop yang sukses bikin aku senyum-senyum sendiri bacanya😙

Suka sama kisah cintanya yang sat set dan gak kebanyakan drama, minim skinship (halal romance bun) tapi justru itu yang bikin ceritanya tambah gemes🫠 Ditambah lagi dengan proses persidangan dan materi kedokteran yang dijelaskan dengan apik sehingga mudah dipahami orang awam. Ga heran penjelasan medisnya gampang dipahami, penulisnya ternyata seorang dokter juga! Keren abiez!

Walaupun bukunya cukup tebel (400an halaman), tapi gak ngebosenin sama sekali karena emang seseru itu! Buat kalian yang lagi nyari bacaan romance santai tapi ga cringe, harus banget baca ini sih. Loph banyak-banyak buat Dita dan Natan🫶🏻 Kalo ada sequelnya kayaknya bakalan gemes banget deh liat mereka jadi orang tua, apalagi liat Om Rehan yang kewalahan ngeladenin ponakannya😂😂
Profile Image for Husna Ameliaras.
4 reviews
April 1, 2020
Aku, waktu pertama kali liat novel ini mau rilis dr IG-nya kak flazia : Ya ampun akhirnya ada novel baru juga!

Jelas, aku berharap banyak sama novel satu ini, berharap stlh sekian tahun kak flazia ngilang dan gak ngluarin buku sama skali, diam2 dia nyiapin sesuatu yg layak bgt buat dibaca, layak buat ditunggu. Oke, dan stlh nyelesein buku ini, aku diem sebentar, mikir apa kata yg paling cocok buat aku kasih ke novel ini. Boleh aku bilang kalau ini karya yg sgt cerdas?

Aku sll suka bagaimana kak flazia mencantumkan bagian kedokteran di hampir smua novelnya. Aku tau dia mmg penulis yg juga dokter, tp gak smua dokter bs jd penulis yg baik. Adegan2 kedokteran itu kl gak bagus eksekusinya, jatuhnya jd membosankan krn bikin mikir berat. Tp aku gak pernah kecewa sama kak flazia. Apalagi tokoh dokter natan ini ya. Dia dokter yg paling keren, yg pernah kak flazia tulis. Gak cuma skillnya, tp jd attitudenya sbg laki-laki.
Redita juga sama kerennya, sama pinternya, sama kuatnya.

Slain tokoh utama, aku jg suka sm tokoh2 di sekitar tokoh utama. Trio natan-rehan-akbar. Atau juga Ratu yg punya restoran Steak A Break dan bkin aku pengen bgt ke sana seandainya tmpt itu bener2 ada di jogja. Aku bhkn jg suka sm klien dita yg aneh2 kasusnya, dan bagusnya, peran mreka gak cuma skadar selesai di depan.

Knpa ya aku jd berharap bisa ada side story dg jdul red riding hijab and the huntsman? Hihi
Profile Image for Maal Pages.
30 reviews
December 28, 2022
Bagus ... gak kerasa 400 halaman bacanya cepet bngt, gak pngen selesai. Walopun plonga plongo pas bagian penjelasan hukum sama kedokterannya. Buku ini gampang dinikmati kok .. recomended😍
Profile Image for Firda Roziana.
5 reviews1 follower
June 30, 2025
cuma bisa bilang halal romance book emang lebih buat salting berkali kali lipat.
Profile Image for Elita Devianti.
2 reviews1 follower
March 30, 2020
Bukan pertama kalinya baca novel karangan flazia, tapi ini novel metropop pertamanya! Dan saya suka pakai banget!

Wlpn cm sbentar, saya sempat excited bgt wkt menemukan park seiji, main lead novel flazia sebelum ini yg judulnya Gravitasia, jadi dokter ortopedi yg melakukan operasi keduanya ginnifer hwang sekaligus jd saksi persidangan mark ashton. Tapi tetap ya, mnrt saya, natan adalah male lead yg karakternya paling punya kharisma dibanding tokoh2 lain yg pernah flazia tulis di novel2 sblm ini. Redita pun juga begitu, karakternya kuat bgt sampai bikin saya pengen jadi perempuan sekeren dita.

Wlpn awalnya saya blum paham sama bunyi pasal-pasal modifikasi yg ada di tiap awal bab, wkt uda slsai baca, dan saya kembali baca bunyi pasalnya, saya jd pengen banget nyimpen setiap kata-kata dsna sbg quote. Pokoknya saya suka!
Profile Image for Saff.
54 reviews1 follower
March 13, 2021
Wow. Aku beneran kehilangan kata-kata buat ngedeskripsiin novel ini dengan baik dan benar✨

Plotnya rapi. Pengembangan cerita bener-bener matang. Semua karakternya lovable. Background profesi dan world building-nya sangat lengkap dan mendetail. Jujur, aku nggak pernah nyangka kalau dunia hukum dan dunia kedokteran yang dikombinasikan dengan masing-masing porsi yang pas bakalan semenakjubkan ini. Asli, beneran menakjubkan! Aku jadi penasaran berapa lama Kak Flazia menulis novel ini karena ceritanya terasa sangat mengalir dan sangat-sangat-sangat matang!

Novel ini berpusat pada Redita Harris dan dr. Natanegara Langit---yang dipertemukan karena kasus malapraktik dokter. Natan ini adalah sahabat kakaknya Dita sejak SMA, dan biarpun mereka sudah lama saling kenal, Dita selalu takut dan gagap setiap kali bertemu Natan karena sosoknya yang galak dan suka membentak Dita tiap kali nggak sengaja ketemu pas SMA. Dita bersama Rehan, kakaknya, menjadi kuasa hukum Natan setelah ia dilaporkan oleh keluarga pasien yang meninggal dan menuduhnya melakukan malapraktik. Intinya begitu, tapi kisah di balik pertemuan pertama Natan dan Dita setelah sekian lama juga menarik. Alasan tentang Dita yang berusaha keras buat menjadi kuasa hukum Natan padahal Natan udah nolak juga menarik. Aduh, pokoknya semuanya menarik dan aku nggak mau nulis spoiler di sini supaya yang belum baca beneran terhanyut dengan ceritanya.

Cerita ini minim skinship antara kedua tokoh utama karena latar agama di sini cukup kuat. Dita gadis berhijab yang sangat menjaga diri, dan jujur ini kali pertama aku baca novel Metropop dengan tokoh utama se-Islami ini tapi tetap dikemas dalam cara penceritaan yang menarik. Nggak ada adegan penuh kalimat cringe atau cheesy, tapi penggambaran pertemuan Dita dan Natan---sumpah, betul-betul manis. Buatku, penulisan adegan yang paling berkesan ada di halaman 335-336. Aduh, gemes banget. Aku jadi bisa bayangin ada di tempat yang sama dan melihat cara Dita memahami apa yang hilang selama ini ketika Natan akhirnya muncul, dan melihat gimana cara Natan memperlakukan Dita (bukan sebagai adik sahabatnya, yang jelas!).

Jumlah halaman novel ini lebih dari 400, dan jujur memang bikin sedikit lelah bacanya. Aku pikir bakalan berakhir di hari-hari setelah persidangan Natan berakhir, tapi konfliknya ternyata belum berakhir. Ada sesuatu dari bab-bab awal yang masih belum terselesaikan, jadi aku ngerti sih mungkin memang harus di-extend sampai beberapa bab di akhir supaya novel ini selesai tanpa ada sisa pertanyaan yang belum terjawab.

Yang jelas, sekarang penulis dan buku favoritku jadi nambah satu lagi. Terima kasih sudah menulis The Case We Met, Kak Flazia!

4.8/5!✨✨✨
Profile Image for Wardah.
926 reviews171 followers
February 1, 2022
Mulai baca saat Desember tapi ditamatkan dalam semalam karena buddy read dengan Nui.

Flazia ini tipe penulis yang senang menuliskan detail dan memberikan segala detail juga ke semua karakternya. Hal ini membuat The Case We Met padat dan terasa membosankan di awal. Jujur banget, aku stuck di halaman 40an sejak mulai baca Desember lalu. Aku ngerasa kayak "ih ini kok di NY mulu? Ini ngapain sih? Ini apa hubungannya ama blurb di belakang buku? Ini apa karakter penting apa gimana???" gitu sepanjang baca 100 halaman awal.

Banyak karakter sampingan yang menurutku nggak perlu dijelaskan sepanjang itu. Karena buku ini jadi terasa too much information. Aku nggak ngerasa butuh tahu kalau ayah Ratu itu punya tempat pemancingan. Aku juga nggak perlu tahu teman Dita yang menjaganya dijelaskan cukup panjang gitu. Aku juga ngerasa info soal makanan yang dibuat Ratu di restonya nggak ada keterkaitan sama kisah Dita--beda kalo ini buku tentang Ratu. Jadi, ya, cukup banyak info yang aku skimming.

Jadi, kalau kamu mulai baca dan ngerasa mau DNF, bertahanlah sebentar sampai kasus dan plot utamanya muncul.

Tapi secara cerita AKU SUKA! Aku jarang suka novel islami penulis lokal. Kenapa? Karena bahasannya tentang nikah muluuuuu. Hei, padahal kan Islam juga kompleks kenapa pula yang dibahas cuma tentang nikah??? Makanya aku suka buku ini. Tentu saja kisah cintanya halal, nggak ada interaksi berlebihan antara Dita dan Natan. Semua sesuai hukum Islam.

Namun, cerita di buku ini nggak cuma tentang kisah cinta. Aku suka gimana Flazia memadukan penyelidikan kasus Natan, cerita kedokteran dan pengacara, dan dinamika kehidupan kedua karakter. Buku ini ada misteri tipis-tipis dan juga penyelidikan kriminal. SUKA BANGET!!

Terus, NATANEGARA LANGIT!!! Emang karakter cowok terbaik itu ditulis sama penulis perempuan XD Suka banget juga sama interaksi Natan dan kedua sahabatnya.

Awalnya mau aku kasih 3.5 bintang, tapi lalu sadar jaraaaaang menemukan novel halal lokal yang se-enjoy ini pas baca. Jadi mari kasih 4 bintang supaya penulis semakin semangat.
Profile Image for Yusda Annie.
221 reviews32 followers
June 13, 2020
"She wasn't waiting for a knight, she was waiting for a sword

"He will give you your own sword and ask you to fight together." #quotes 💕
.
.
So cute. Sekaligus bacaan yg menyenangkan. Untung @y0nea beli dan menyelamatkanku dari pintu GD yg terkonci. We curiga jangan² dia ibu peri.. 🤭🤭
.
.
Paling kocak kalau ketemu Rehan, Natan dan Akbar, entah langsung entah di grup chat. Pengacara, dokter, dokter yg bisa bikin ngikik sampai susah move on. Persahabatan mereka bertiga nggak main main. Belasan tahun sejak SMA dan tetap terjaga kekompakannya. Mantan tukang bolos, mantan tukang tawuran, orang lurus nan agamis

Terus paling bikin gemes kalau liat Natan- Redita interaksi. Fav otp. Kira kira begitu. Lucu dan aneh, walau aku agak terganggu dg informasi sikap Red ke Natan yg sering diulang.. 😬✌️
.
.
Paling bikin ingin menunjukkan jalan menuju neraka kalau ketemu Taraksa Adam.. (( finally @rosreads aku bisa menggunakan kalimat ini, hahaha.. 😂🤭✌️))
.
.
Suka dg kemistri yg dibangun antar karakternya, suka konfliknya, suka informasi ttg hukum dan kedokterannya, khususnya anestesi. Info kesehatan lainnya juga bermanfaat sebenarnya.. 😁👍
Terus suka deskripsi settingnya yg di Jogja dan New York.. terutama suasana sidang² perdananya di 2 kota tersebut.. berasa ikutan menyaksikan sidang.. 😍🙌
Risetnya kece. Makin kece krn yg nulis ternyata seorang dokter.. 🙌💕
.
.
Rate 4⭐
Judulnya aku suka banget!
Meski writing style-nya di aku terasa kurang luwes dan ada bbrp bagian yg semacam kalau kita menyalakan kembang api dan berharap meledak sempurna di angkasa tp ternyata kurang, dan jadinya gemes sendiri.. overall aku menyukai buku ini dan segala elemen di dalamnya. Termasuk nuansa islaminya.. Termasuk dokter Natan.. *eeh.. 🤭😂✌️💕💕🙌
Metropop tertebal, mungkin, tp benaran page turner. Rekomended!

Aand, terima kasih krn sudah menulis, Dok.. ". ditunggu karya baru lainnya.. 🙌😍💕
Profile Image for Ossy Firstan.
Author 2 books102 followers
August 7, 2020
32-2020
Aku ketiduran membaca ini di 5 halaman pertama. Tapi aku teringat, dua minggu lalu, aku ketiduran di dua puluh menit pertama It's Okay Not To Be Okay, tapi ternyata aku menyukainya tatkala melanjutkannya---setelah mungkin berjuta hari tak pernah nonton drakor lagi. Jadi aku pikir, mari kita lanjutkan. Di seratusan halaman pertama, aku kembali ketiduran. Novel ini baru lancar dan langsung habis ketika aku melanjutkannya di 200an hingga selesai. Mungkin hubunganku dengan novel ini sama dengan tiap aku membaca horor seperti Nightmare series Gagas dulu, atau buku Risa Saraswati, yang bukannya ngeri, tiap beberapa lembar aku tertidur. Sekalipun aku menyukainya, aku akan ketiduran dan menghabiskan berhari-hari untuk menyelesaikannya---karena terus ketiduran.

Aku mengacungi jempol-jempolku---total ada 4 jempol di tubuhku-- untuk riset yang terlihat tidak main-main (meski mungkin penulis menganggapnya mainan). Beberapa hal soal kedokteran dan hukum tak begitu kumengerti, tetapi aku tidak memusingkannya karena beberapa hal lain dijelaskan dengan mudah dicerna. Aku suka karena merah jambunya pelan-pelan dan tidak geradakan. Aku suka bagaimana Red digambarkan sebagai muslimah karena sebenarnya aku tak begitu suka novel berbau agama, tetapi TCWM bisa menghadirkan isu agama tanpa jadi buku hidayah. Kukira itu saja, karena short-term-memory yang agak buruk membuatku mulai lupa, tetapi aku menikmati membacanya.
Sukses untuk penulisnya, kutunggu kisah dokter-dokter dan lainnya. XD
Profile Image for Seva.
67 reviews6 followers
April 6, 2020
AKU. SUKA. BANGET.

aku punya ekspektasi yang biasa-biasa aja awalnya. tapi begitu aku baca rasanya kayak BOOM! aku disuguhi cerita yang melampaui ekspektasiku banget.

aku suka banget tiap detail ceritanya. aku suka banget penjabaran penulis tentang pekerjaan Dita sama Natan. aku beneran kayak ikut masuk ke dalam cerita, seolah-olah aku beneran ada di ruang sidang. saat Natan berurusan sama pasien juga aku ikut berdebar; menurutku jadi dokter itu berat banget tapi juga keren banget! menurutku penulisnya ga "mentah" gitu dalam mengeksekusi ide ceritanya, beneran detil banget menjelaskan hal-hal dalam dunia kedokteran dan hukum.

cara menulisnya juga nagih banget buat aku. kita dikenalin sama tiap tokohnya dan masa lalu mereka tuh ga langsung "nyoh, masa lalu mereka". tapi diceritain sedikit-sedikit yang menurutku jadi ga monoton. selain itu, ga semua momen digambarkan dalam narasi atau dialog. ada juga yang lewat berita. kayak waktu putusan pengadilan kasusnya Natan, itu digambarkan lewat berita. jadi makin "hidup" ceritanya.

selain itu, hubungan Dita sama Natan juga dibangun pelan-pelan. aku gemes banget sama mereka. manis banget🥺🤧😍

kekurangan: ada typo (aku lupa di halaman berapa, ada "akan akan"), terus ada bagian Akbar yang harusnya nyebutnya "Dek Dita" tapi malah "Dita" doang. entah karena kurang tulis atau kurang konsisten.

overall, 4,5/5🌟 buatku! aku suka bangetttttt
Profile Image for Nathania.
118 reviews20 followers
January 9, 2021
Dita yang sekian lama baru dipertemukan dengan Natan, Sesosok Pria yang selalu meminta Ia untuk menjauhkan diri darinya. dipertemukan dengan situasi dimana Dita membalas budi kepada Natan dengan menjadi pengacara pembela untuk Kasus Natan yang diduga melakukan malpraktek.

Overall, jalan ceritanya bagus banget agak beda sama novel lainnya, sekalipun banyak istilah kedokteran yang biarpun ada footnotenya masih susah dipahami dan saya cukup apresiasi untuk halaman yang cukup banyak sebagai novel metropop. saya cukup suka dengan persahabatan Natan, Akbar dan Rehan yang sangat awet.

menurut saya, Jalan ceritanya untuk casenya juga agak panjang dan terlalu detail apalagi dibagian kematian ayah Natan yang menurut saya seharusnya tidak perlu disampaikan secara detail. dan juga tokoh Adam yang endingnya tidak dilanjutkan padahal, tokoh Adam ini cukup banyak dibicarakan dikarenakan ia cukup obsesi dengan Dita. cerita ini sebenarnya cukup menarik minat untuk segera diselesaikan dalam sekali duduk. endingnya harusnya lebih greget lagi dimana harusnya ada sedikit Extra Part Setelah menikah Untuk Dita & Natan.
Profile Image for Annida.
61 reviews7 followers
September 15, 2020
Dari awal aku baca halaman pertama aku udah kepikiran bakalan dapet cerita kayak drama-drama hukum sama drama kedokteran yg aku tonton dan yaa wah bener-bener kayak ekspetasiku banget jadi aku ga kaget atau ngerasa bosen ngebaca buku ini karna aku punya bayangan dari drama korea yang aku tonton.

manurutku bukunya kebanyakan ya halamannya, progress hubungan dita sama natannya juga lama banget, ada banyak paragraf yg aku skip karna terlalu ngejelasin hal yg ga perlu menurutku dan mungkin itu yg bikin buku ini punya banyak halaman.
Displaying 1 - 30 of 294 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.