Tiga tahun yang lalu, Adwin Saran masuk dalam hidup Viliandra, dan semua mimpi indahnya tentang rumah tangga yang romantis hancur berantakan. Lebih celaka lagi ayahnya lebih memihak suaminya ketimbang dirinya. Lalu Adwin Saran mati terbunuh di kamar 408 Hotel Mirah Delima dengan bekas lipstik di pipi.
Siapa yang membunuhnya?
Apakah sang istri, orang terakhir yang diketahui masuk ke kamar 408? Suami perempuan yang dikencaninya? Sahabatnya yang menikah dengan bekas pacarnya? Bos kelab malam Velvet yang dipermalukannya? Atau… rekan-rekan kerja yang tidak menyukainya? Dan di manakah perempuan yang dikencaninya ketika pembunuhan itu terjadi?
Kasus ini belum terungkap, tiba-tiba Citra Suhendar ditemukan terkapar dengan luka tusuk di punggungnya.
Apakah ada hubungannya antara kedua peristiwa itu?
Ini adalah catatan terakhir prestasi pasangan dwi-penegak hukum yang telah mendedikasikan hidup mereka bagi keadilan dan kebenaran.
Misteri Terakhir adalah buku terbaru S. Mara Gd, penulis novel detektif krimi dan drama sejak 1984. Kisah ini merupakan penutup rangkaian misteri yang diusut Kapten Polisi Kosasih & Gozali.
Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie, S. Mara Gd mulai menulis novel pertamanya, Misteri Dian yang Padam pada tahun 1984 (diterbitkan tahun 1985). Tokoh yang diciptakannya adalah seorang kapten polisi bernama Kosasih dan sahabatnya yang punya latar belakang hitam, Gozali. Sejak itu novel-novel tentang petualangan dua serangkai, Kosasih dan Gozali, dalam melacak para kriminal mengalir terus. S. Mara Gd memadukan logika dan humor dalam bahasa sehari-hari yang menarik, di sana-sini diwarnai oleh dialog Suroboyo-an. Lokasi ceritanya umumnya mengambil tempat di Surabaya dan sekitarnya.
semakin seru dan menarik. udah muncul beberapa hint tentang masa lalu tokohtokohnya plus kemungkinan siapa pembunuhnya. tapi, masih ada rahasia lain yg belum terungkap.
Semakin kerap bikin deg-degan, apalagi baca pas udah malem. Motif pembunuhan yang belum juga ketemu, tapi firasat-firasat Gozali semakin mindblowing. Kejadian demi kejadian semakin bikin penasaran siapa pelaku dan apa motifnya.
Walaupun sulit dihindari, amat sangat disarankan buat nggak menebak-nebak pelakunya. Bikin gemes sendiri! Ikutin ceritanya pelan-pelan, karena tokoh dan bukti yang cukup banyak, yang masih terus bersambung sampai di buku ketiga.
Jangan buang tenaga buat menebak, mending tenaganya dipakai buat ingat semua detail kejadian perkara yang super complicated. 👌🏻
Seru walaupun sempat ngerasa agak dipanjangkan lagi kasusnya. Namun, karena tetap ada yang lucu dan menjelang akhir semakin bikin penasaran, ya langsung cus buku 3-nya.
AKHIRNYA! Sepanjang cerita bawaannya kepengin nebak terus siapa dan kenapa konteks cerita flashback itu ada. Asli ya, nggak habis pikir, semua detail dari buku satu sampai buku kedua terpakai. Alias iya, ada maksud di baliknya. Udah sempet nyerah mau berhenti baca karena kesel abis sama Kapten Kosasih. Gaya investigasinya itu, lho, ampunnn. Masa opini pribadi masuk juga, mana gampang banget emosi 😭 untung ada Gozali buat penetralisir (?)
Sekarang tinggal nebak pelaku pembunuhan Adwin Saran sama orang yang berusaha mencelakai Citra Suhendar.
Judul: Misteri terakhir - buku kedua Penulis: S. Mara Gd Penerbit: GPU Dimensi: 480 hal, cetakan pertama April 2020, edisi digital ipusnas ISBN: 97860200637136
Semakin mendalami kasus pembunuhan Adwin Saran, Kosasih dan Gozali malah semakin pusing. Tersangka dan motif malah semakin banyak. Belum lagi wanita yang menjadi teman terakhir korban belum ditemukan. Semua petunjuk berputar kembali ke titik nol. Tapi upaya meracuni Citra Suhendar dan penemuan sidik jari di bungkus sabun TKP Adwin ternyata menjadi titik balik yang menghubungkan 2 kasus dengan 1 pelaku. Sementara dinamika anak-anak Kosasih pun sedang diuji. Bambang dengan pencarian religinya, Teti dengan calon suaminya, dan Gozali yang terlihat tidak yakin berkomitmen dengan Dessy. Bisakah Kosasih pensiun dengan tenang, menyelesaikan misteri pembunuhan dan tidak lagi mengkhawatirkan anak-anaknya?
Buku kedua membuat saya berubah pikiran tentang siapa pelakunya. Fakta dan hubungan antara tokoh memang mengerucutkan pada 2 suspect. Tapi, siapakah sebenarnya dan apa motifnya, itulah bahan bakar utama mengapa saya tidak bisa berhenti melanjutkan ke buku ketiga. Untunglah semuanya lengkap di ipusnas dan available meski tidak banyak. Selingan tentang dinamika keluarga Kosasih juga menjadi poin menarik di novel ini, membuat saya jadi ingin membaca alur awal Kosasih dan Gozali, nanti perlu cari tahu urutan buku penulis yang dibuat sejak tahun 1984. Mari lanjut buku ketiga!
Cocok untuk penggemar misteri, detektif, pembunuhan dan duet polisi Kosasih-Gozali.
Misteri Terakhir ini bisa dibilang cukup panjang perjalanan & berkelindan satu tokoh dengan lainnya. Di buku kedua, pencarian pelaku Adwin Saran masih berlangsung. Tapi, ada kasus tambahan, yaitu penusukan Citra Suhendar. Nah, dari sinilah perjalanan pemecahan kasus yang ditangani Kapten Kosasih & Gozali makin menimbulkan pertanyaan.
Pertama kali baca buku kesatu udah lama, tahun 2022. Baru lanjut sekarang, jadi agak ngeload lagi di otak tentang perjalanan kasus di buku kesatu. Cukup terbantu dengan penjelasan yang ada di buku kedua, sehingga samar-samar teringat buku kesatu.
Awal baca rasanya kok lamaaaa bangettt, nggak kelar-kelar. Mana banyak bangettt tokoh yang ditemui Kosasih & Gozali. Plus ada cerita yang tiba-tiba nyelip di antara penyelidikan mereka. Makin ke belakang, makin menemukan titik terang dan penasaran dengan titik akhirnya.
Ada hari baik di mana semua keinginan kita terpenuhi. Ada hari buruk di mana semuanya tidak ada yang kena. Begitulah hidup. Ngak ada yang bisa enak terus.
~ Misteri Terakhir, Buku kedua, halaman 363 ~
Akhirnya buku pesanan saya tiba juga! Buku kedua dan ketiga dari kisah penutup rangkaian misteri Kapten Kosasih dan Gozali. Sedih juga berpisah dengan kedua tokoh tersebut.
Membacanya cepat, membuat komentarnya yang lama, bingung musti komentar seperti apa. Rasanya seperti membaca buku perpisahan dengan Miss Marple, Sleeping Murder (Pembunuhan Terpendam). Serta membaca The Curtain (Tirai) dan mengetahui bahwa itu kisah terakhir Poirot.
Buku kedua membahas inti penyelidikan dari kasus pembunuhan Adwin Saran yang ternyata ada kaitannya dengan kasus penusukan Citra Suhendar di Mall karena kesamaan sidik jari yang ditemukan tapi Kosasih dan Gozali malah nemuin jalan buntu. Jadi, misterinya bertambah bukan hanya cari siapa pelaku pembunuhan Adwin Saran aja.
Kisah Bambang bisa dibilang side story ya, karena disini dibahas sedikit pada bagian awal buku aja. Sama kayak buku kesatu, pembahasan kasusnya pun detail. Sisipan daftar pelaku di bagian awal buku mungkin ciri khas ya dan itu sangat membantu selama membaca. Di buku kedua ini, mulai keliatan hint dan kemungkinan-kemungkinan dari kasus utamanya begitu juga sama kisah kilas balik Nanang - Ana ini mulai ketebak kemana arahnya tapi tetep penasaran sih sama keterkaitannya sama kasus utama itu gimana, ketegangannya mulai meningkat di buku ini jadi makin seru buat ikutin penyelidikan duo detektif dan langsung baca buku ketiga.
"Kita tidak boleh menyalahkan orang lain untuk kondisi yang kita hadapi. Semua yang kita alami 100% adalah akibat perbuatan kita sendiri."
Makin seru!!! Weekend kemarin cukup babat habis buku ini jadi bisa selesai cepet dan juga karena seseru itu. Sudah mulai terkuak satu per satu tapi masih belum ada titik terangnya (pasti di buku ketiga sih). Setiap baca pasti kaya langsung, "ni jangan jangan si ini ini nih" gitu terus tapi gamau sok tau juga jadi gak sabar lanjut buku ketigaaaa. Kesan buku kedua sama seperti buku kesatu, kalimatnya enak dibaca semuanya dan beneran sengalir itu. Aaaak besok mulai buku ketiga.
⭐3,7/5 Buku keduanya ga kalah seru sama yang pertama. Tapi menurutku di beberapa bagian terlalu bertele-tele jadi kadang kerasa bosen. Harusnya bisa disingkat atau bahkan diskip aja tapi yaaaa mungkin emang harusnya gitu ya soalnya pemecahan kasusnya rumit banget. Masalah A belum selesai ditambah masalah B lalu selanjutnya ada si C yang ternyata berhubungan. Rumit deh pokoknya. Ini mau lanjut buku ketiga tapi masih aku tahan dulu wkwkwk.
Ya ampun seru banget ini! Seharian hanya baca gimana si Kapten Kosasih dan anak buahnya Gozali berusaha mengungkap dua kasus berbeda, tapi serasa ada kaitannya.
Bingungkan? Aku aja dibikin bingung dan penasaran, jadi harus lanjut ke buku ketiga.
Penulisnya keren bener deh, menuturkan cerita ini tanpa ada plot hole di setiap bab-nya.
Okay, this is the sequel for "Misteri Terakhir; Buku Kesatu". The plot is rising, the mistery becomes more complex, but there are several clues even if there is something sure about who actually the culprit is. It is the middle book in the trilogy and surely the position suggest the link between the beginning and the closing of the plot.
Nah, sebelum tau kalo ternyata ada 3 buku, kirain kasus bakal berakhir di Buku Kedua wkwkwkwk. Sadarnya pas tinggal beberapa lembar halaman lagi dan masih belum ada penjelasan tentang kenapa dia pelakunya atau gimana caranya. Semua kemungkinan-kemungkinan itu dibahas di sini jadi ya bikin ikut mikir. Tapi ya kesannya emang kayak muter-muter sih, karena sekali lagi, detailnya panjaaaang banget.
Saya punya ekspektasi tinggi pada buku kedua ini. Sayangnya ekspektasi selalu menyakitkan. Buku ini kurang menarik dan terkesan lama banget. Mulai ada bumbu-bumbu penyedap yang diceritakan buku ini namun bagi saya tidak terlalu relevan untuk alurnya. Saya sering meloncati beberapa halaman saat membaca buku kedua ini. Meski demikian, buku ini masih bisa dinikmati.
Dari buku pertama, ada dugaan, ah, si A kayaknya si ini nih! Triknya begitu, nih! Di buku kedua, kecurigaan terbukti. Aku curiga dari buku pertama pembunuhnya adalah XYZ, tapi kita lihat nanti di buku ketiga apa kecurigaanku benar.
Di buku kedua ini mulai memasuki inti dari kasus tersebut, mulai dikaitkannya kasus pembunuhan Adwin dan penusukan citra di mall Tetapi masih terjadi kebuntuan. Isi cerita mirip buku pertama yang selain mengisahkan kasus juga merambat jauh ke kehidupan tokoh.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Semakin penasaran, dugaan yang sudah ada di kepala dimentahkan lagi dan lagi. Seru.. cerita juga sudah mulai detail, alur mulai cepat. Makin tidak sabar untuk menyelesaikan membaca dan mencari tahu siapa pelaku sebenarnya.
Buku kedua ini menceritakan usaha Kosasih dan Gozali dalam menyelesaikan kasus yang sedang dihadapi. Disertai pula dengan gejolak yang terjadi pada rumah tangga Kosasih.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Buku kedua dari "Misteri Terakhir". Menurut saya penyelidikan ini agak bertele-tele, pembaca mungkin sudah menebak-nebak runtutan peristiwanya tapi ceritanya diputar-putar oleh pengarangnya
di buku ini mulai ada hints tentang apa yang terjadi di kasus yang terjadi. pembaca juga dibuat berpikir tentang siapa pelaku sebenarnya… langsung lanjut ke buku ketiga!
“[…] ada kisah tentang hubungan anak dengan orang tua, ada kisah asmara, ada kisah persahabatan, ada kisah pengkhianatan, ada kisah pembunuhan, ada kisah peperangan, macam-macam.”
In this chapter, the mystery started to untangled. There’s a lot of information given within this book, it might overwhelmed you with all of the alibis, but all of those are necessary for us to understand the motives behind the murder case.
“[…] aku mengawasi saja orang-orang yang berinteraksi denganku, dan aku menarik kesimpulan dari pengalamanku.”
In this chapter, the sharp senses from the detective, Gozali, were really emphasized. He started to do his own observation and connect all of the evidences and alibis into one timeline to solve the case — “[…] asal aku tenang, pasti ada jalan keluarnya.”
“Semua yang terjadi, pasti ada tujuan dan alasannya.”