Bincang Akhlak bisa dianggap sebagai riwayat hidup Jek. Saya tahu Bang Jek dari Twitter (X), seorang selebtwit yang sering menulis tweet banyolan. Belum lagi followers beliau yang selalu random dalam mengajukan pertanyaan. Jawabannya seringkali lebih random lagi. Dulu, saya mengira Bang Jek adalah ustadz internet yang gaul. Tweet nya seringkali mengocok perut dan terkadang asal nyeplos. Benar-benar menunjukkan gairah jiwa muda. Tapi setelah membaca buku ini, saya jadi tahu kalau beliau benaran seorang ustadz. Karena memang beliau seorang PNS dengan gelar S.Pd.
Buku ini menurut saya lumayan page turning. Ceritanya ringan dan setiap paragrafnya sarat akan komedi kekinian. Buku ini mengingatkan saya pada buku-buku Raditya Dika. Tulisan yang sarat akan plesetan, merendah untuk meroket, dan terkadang meroasting diri sendiri. Kalau pernah membaca buku Raditnya Dika, ada kemiripan dalam komedia yang ditulisan di sini. Meskipun secara garis besar plot ceritanya jelas berbeda. Tapi secara eksekusi kepenulisan memang mirip.
Bincang Akhlak merupakan sebuah riwayat hidup yang dirangkum menjadi satu buku sejumlah 240 halaman. Dari mulai Jek baru lahir, sekolah SD sampai SMA, hingga bekerja dan menikah. Saya tidak tahu berapa persen dalam buku ini yang benar-benar terinspirasi kisah nyata, klaimnya sih 100%. Jek tidak malu mengisahkan seluruh kehidupannya meskipun ada beberapa hal yang terkesan aib. Contohnya adalah mencuri helm demi membantu sang pujaan hati yang belum mendapatkan kiriman uang dari orang tuanya. Juga kenakalan-kenakalan lain seperti mabuk dan mencicip narkoba.
Perjalanan nakal Jek mulai benar-benar berhenti setelah mengalami satu kejadian tidak terduga. Saat akan kembali merantau, beliau berpapasan dengan pengendara kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan. Pengendara itu mengalami sakaratul maut dan setelah Jek membantu meminta maaf pada ibunya, korban akhirnya meninggal dunia. Ternyata, sebelumnya korban sempat mencuri perhiasan ibunya dan mendorong ibunya dengan kasar. Dari situ, Jek menyadari bahwa hidup ini benar-benar singkat dan ia berusaha untuk bertaubat. Hingga pada akhirnya, dirinya bertemu dengan jodohnya yang ternyata merupakan seseorang yang dekat dengannya di masa lalu. Pertemuan mereka cukup dramatis seolah-olah seperti cerita fiksi.
Buku ini seperti gado-gado, semuanya ada. Kisah hidup, balutan komedi, pembelajaran agama terutama tentang ibadah, bahkan Jek mencantumkan beberapa pertanyaan random followers Twitternya sebagai selingan. Di balik tulisan komedinya, Jek menyisipkan kalimat-kalimat bijaksana yang bisa kita teladani dan renungi. Sungguh menjadi sebuah pengalaman baru bagi saya untuk menikmati novel komedi dengan balutan religi.
This entire review has been hidden because of spoilers.
It was a gift from my sweet-lovely-friend and I dont know exactly why she gave me the book. Because I believe she knows me well (?) But, it was a piece of laugh to read it at the end, in a goodway. I was kind of underestimate about it until I gave it a try. At first the plot was just had no point for me, I wasn't enjoy it either. "What is it trying to say, dude?" The question appeared quite often while I read. Since the story was so easy, although some of the diction not really comforting me to read, but I wanted to make it to be finished and I did it. Then "aaah I see" came. I think the writer tried to telling that he had personal story which so has meaning for him and could be something too to the generation, especially to young person and also muslims. Why I say 'young person and muslims' because how the way he took the sentences of the paragraphs with all of the old-jokes-style and the religious title are described that way. The story might not fit to everyone, but still has a lesson to anyone.
Aku berasa lagi baca tweet kocaknya Bang Jek, tapi versi buku. Sering banget aku tiba-tiba ngikik gegara keabsurdan para karakter. Walaupun ini buku lama, tapi jokesnya masih cukup relevan.
Aku kurang yakin ini kisah nyata atau bukan, tapi kalo dari segi cerita, memang di bagian akhir terasa sangat buru-buru untuk diselesaikan. Tapi tenang, itu gak mempengaruhi segi komedi dari buku ini yang terasa sangat padat.
Buku yang cocok untuk diletakkan di jejeran koleksi humor bersama karya Chaos@work, Raditya Dika dan Pidi Baiq.
Bisa brenti melucu dulu gak antum?! Menyebalkan tapi kok gemesin yakkkk.
Kacau sih buku ini emang, bikin ngakak dan sakit perut
Ga nyangka bakal selucu ini, awalnya cuma follower twitternya kemudian penasaran beli bukunya, keren sih bercanda tetapi disisipi ilmu agama meski songongnya ga ada obat nih orang
'Jangan tunggu kaya untuk bersedekah karena kamu miskinnya lama' ceritanya seruu, kocak, banyak pelajaran yang bisa diambil, tapi harus sabar coz buku ini agak ngeselin kaya yang nulis, baca ini kek baca Twitter lucuukkk
3.5 sih sebetulnya karena menghibur ... ga q kasi 4 soalnya kadang ga bs memasukkan unsur hiperbolanya ke otakku walau tau itu kan emang cerita yakk..hahaha..maaf ya jek. Tapi sungguh ringan dan menghibur di kala q bosen
Sekilas antara isi buku dan judul buku nggak terlalu nyambung. Tapi kalau dipikir2 lagi, ya masih nyambung sih. Karena isinya membincangkan akhlak-nya si Jek dari kecil hingga dewasa.