Self-made: Creative Lives in Southeast Asia

by Stephanie Peh

In search of inspiration, writer and creative producer Stephanie Peh visited 24 multi-disciplinary creative practitioners in their homes and offices in Southeast Asia to discover how they do the work that they believe in while keeping the lights on.

Self-Made: Creative Lives in Southeast Asia is a heartfelt compilation of personal stories, struggles, motivations and dreams relating to the creative profession. It hopes to be a source of comfort and encouragement to individuals seeking to create purposefully.

Complete List of Interviewees:
Alvin Ho and Clara Koh (Artists), Singapore
Alvin Tjitrowirjo (Furniture Designer), Jakarta
Andra Matin, (Architect), Jakarta
Chitra Subyakto (Fashion Designer), Jakarta
Eleena Jamil (Architect), Kuala Lumpur
Francisco Guerrero (Photographer), Manila
Joseph Foo (Graphic Designer), Kuala Lumpur
Joyce Tai and Rex Advincula (Graphic Designers), Manila
Lin Sun Oo (Filmmaker and Producer), Yangon
Lin Tin Htun Ni (Furniture Designer), Yangon
Muhammad Fadli (Photographer), Jakarta
Ng Seksan (Landscape Architect), Kuala Lumpur
Pailin Wedel (Journalist & Filmmaker), Bangkok
Phuong (Retailer), Bangkok
Samantha Lee (Filmmaker), Manila
Saran Yen Panya (Designer), Bangkok
Sonny Liew (Comic Artist and Illustrator), Singapore
Sukajit Daengchai (Artisan), Sakhon Nakhon
Tnop Wangsillapakun (Graphic Designer), Bangkok
Vo Trong Nghia (Architect), Ho Chi Minh City
Wendy Teo (Architect), Sarawak
Wisut Ponnimit (Manga Artist & Cartoonist), Bangkok

Genres: Nonfiction, Essays

144 pages, Paperback

First published August 25, 2020

Reviews

[Hestia Istiviani · Rating 4 out of 5]

I read in English but this review is Bahasa Indonesia

It's not obvious but there are connections between a creative person's character traits, life experiences, worldview, and the work that they produce.

Aku mengenal Stephanie ketika sama-sama menjadi relawan di Ubud Writers and Readers Festival 2019 kemarin. Kami ditempatkan pada divisi yang sama dan rupanya punya jam kerja yang sama pula. Dalam beberapa percakapan kami, Stephanie bercerita tentang pekerjaannya sebagai seorang penulis di salah satu media arsitektur dan desain di Singapura. Tetapi dia juga mengatakan bahwa dirinya telah menyusun sebuah buku yang berisi wawancara dengan para pekerja seni yang tersebar di Asia Tenggara.

Self-Made: Create Lives in Southeast Asia adalah buku yang dimaksud oleh Stephanie kala itu. Berisi 22 pekerja seni. Dari arsitek, desainer interior, ilustrator, hingga fotografer. Stephanie merangkai setiap cerita dari wawancara yang telah ia lakukan. Kurang lebih berputar mengenai makna seni, bagaimana mencari uang sebagai pekerja seni, hingga harapan tentang negara/kota tempat mereka tinggal.

"We have accepted that we will never be rich as designers and we have made our peace with it. Money is not the measure of happiness." -Rex Advincula and Joyce Tai

Untuk orang awam di bidang ini (seperti aku misal), aku tidak merasa kesulitan untuk memahami masing-masing tokoh. Sebelum cerita dari mereka, Stephanie selalu memberikan deskripsi terlebih dahulu tentang siapa mereka disertai dengan kota dan negara asal mereka.

Kesamaan yang aku temukan di antara 22 tokoh ini adalah bagaimana mereka berusaha untuk bisa terus berkarya meski seni masih dianggap sebelah mata. Bahkan untuk bisa membantu kehidupan manusia saja, masih banyak orang yang tidak memikirkan aspek seni dan desain. Padahal kedua variabel tersebut juga punya fungsi peran komunikasi yang tidak kalah penting.

"Graphic design is about communication, and communication is two ways. It is a job, a service. We do things to help people so they communicate better; use products easier to save time. You can not be selfish when you design. Once you understand that designed is not about yourself, you will stop serving your ego." -Tnop Wangsillapakun

Selama menyelesaikan Self-Made, aku merasa takjub dengan kegigihan mereka yang mau terus berjalan memperjuangkan apa yang mereka percayai. Susah memang, tapi bukan berarti mustahil. Bacaan pendek ini memberikan pandangan baru tentang bidang yang selama ini masih jarang aku kulik, terutama orang-orang pelaku usahanya.

Sebagai seseorang yang pernah beraktivitas bersama dengan Stephanie, aku pribadi merasa senang dan mengapresiasi karyanya ini. Tulisannya begitu mengalir dan enak untuk dibaca. Tidak ada kosakata yang sulit dipahami untuk orang awam sepertiku. Kalau boleh dibilang, buku ini bisa dijadikan ajang perkenalan dengan para tokoh dibalik industri kreatif yang berhubungan dengan desain dan seni meski lingkupnya baru pada tahap arsitektur, interior, fotografi, dan ilustrator.

Lebih jauh tentang buku ini, silakan mampir ke laman Self-Made: Creative Lives in Southeast Asia.

[Jessica Tay · Rating 4 out of 5]

A great book and a fantastic initiative! The range of Southeast Asian creatives featured is impressive, though a few interviews felt somewhat dry. I would have liked a bit more depth about what truly drives them at the core of their work (some were more focused on talking about the financial sustainability of their business). Still, a very worthwhile and inspiring read.

[Shashvat Shukla · Rating 5 out of 5]

Essential reading for creative south east asians.

It's also inspiring that this book exists - relatively straightforward to write a book like this but so authentic and such a contribution