Ingat ini: kamu adalah sebuah kulkas berpintu dua. Nama merekmu, Tosca. Tugasmu bukan saja menyimpan makanan dan minuman, atau benda lain. Kamu juga akan menyimpan banyak kenangan tentang kisah pemilikmu, Kafka dan Nagita.
Ini adalah daftar isi dalam dirimu: - ¼ kg telur ayam - Sebungkus chicken nugget berbentuk huruf - 2 botol besar air dingin - Keju yang sudah setengah diparut dan mengeras bagian atasnya - Piring kaca kecil berisi kantong teh celup bekas - Es cincau hasil eksperimen Kafka yang sudah tak disentuh berhari-hari - Kotak makan berisi ayam ungkep - Lidah buaya untuk masker Nagita - Skincare Nagita dan yang paling membuatmu penuh: kenangan tentang Kafka dan Nagita.
Kamu akan memulai perjalanan bersama pemilikmu melewati banyak hal. Mulai dari ekspektasi manusia, kebiasaan-kebiasaan pemilikmu, tantangan yang dihadapi, hiruk pikuk pekerjaan yang membuat keduanya menghabiskan waktu bersama di meja makan dapur, melompat dari satu pertengkaran ke pertengkaran lainnya, dan mimpi-mimpi kecil yang berharga.
4/5 🌟 untuk ‘Cerita Kulkas’ karya Shindy Farrahdiba. Aku nggak ekspek bakal suka sama buku ini. Beneran dech.. Di awal baca, aku sempat mikir, “Bakal nggak seru nih kayaknya”. Tahu nggak kalian, kenapa aku mikir gitu? Karena di awal aku tahu kalau sudut pandang tokoh utamanya itu diambil dari benda mati, yaitu sebuah kulkas.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku baca buku yang sudut pandang tokoh utamnya itu benda mati. Waktu itu, aku pernah baca buku judulnya ‘Dua Muka Daun Pintu’. Tapi, di buku tersebut, si pintu ini berperan selayaknya manusia. Bisa aktifitas, bisa ngomong. Nah, kalau di buku kali ini, si kulkas bener-bener sebuah kulkas yang diam di tempat, hanya merekam setiap persitiwa yang terjadi di dapur pemiliknya.
Kedua, kenapa aku pikir nggak seru.. Karena tiap babnya cuma berisi 2/3 lembar. Paling banyak 5 lembaran lah. Aku sampai mikir, ini buku maksudnya gimana ya? Gimana pemabaca bakal tertarik kalau per-babnya cuma seuprit? Terus lagi ya, pov-nya tuh pakai pov 2. Sempet aku diskusiin juga sama temenku. Dan kata temenku, “Kalau si penulis nggak bisa meramu cerita dengan apik, bakal bosenin”.
Tapi, dasarnya aku ya.. Aku tetep keukeuh mau baca. Dan, taraaaaa... Aku suka dong sama ceritanya. Gimana ya ngungkapinnya, ceritanya tuh kayak yang sederhana aja, tapi memikat dan bermakna. Secara pribadi, aku ngerasain itu sih..
Jadi, buku ini tuh bercerita tentang sebuah kulkas dan pemiliknya. Kalau kita mau mengabaikan si kullas. Maka, buku ini bisa dibilang bercerita tentang beberapa cuplikan kehidupan pasangan muda yang memiliki rumah baru.
Kenapa aku bilang beberapa cuplikan, karena cerita di buku ini tidak runut, tidak berkesinambungan kayak cerita di novel pada umumnya. Kayak loncat-loncat gitu loh ceritanya. Misal bab satu habis cerita tentang si pasangan yang lagi dinner, di bab duanya, menceritakan tentang si pasangan yang lagi berkebun, dan di bab tiganya bisa bahas soal pertengkaran si pasangan karena salah satu pasangan lalai dengan jemuran. Kayak random gitu loh ceritanya.
Nah, balik lagi nih, kalau kita kembali ke si kulkas, memakai sudut pandang si kulkas.. Maka kita akan menemui cerita tentang kehidupan si kulkas yang sedang menyaksikan, atau merekam dinamika kehidupan pemiliknya, yaitu sepasang suami istri bernama Nagita dan Kafka.
Dari kesaksian si kulkas, kita bisa dapat gambaran seperti apa sih kehidupan rumah tangga pasangan muda.. Apakah seru? Apa membosankan? Atau, apa selalu menyenangkan, atau malah sering ada masalah yang akhirnya menimbulkan pertengkaran? Nah, di buku ini kalian bisa dapat gambarannya, seperti apa kehidupan di awal pernikahan. Cocok banget buat dibaca oleh kalian yang belum menikah, atau yang baru menikah..
Yang jelas, apa yang terjadi di kehidupan rumah tangga Nagita dan Kafka ini tejadi juga di real life. Bahkan kemungkinan besar, hampir semua pasangan muda mengalami apa yang dialami Nagita sama Kafka. Karena di awal pernikahan itu adalah proses untuk pengenalan lebih dalam dan proses untuk beradaptasi. Yang awalnya kita nggak tahu kalau pasangan kita tuh sebenarnya ’begini’, jadi tahu pas kita udah nikah.
Dan pelajaran yang bisa diambil dari cerita kehidupan rumah tangga Nagita dan Kafka, menurut aku nih ya.. “Kita nggak perlu untuk menjadi pasangan yang sempurna, karena pada dasarnya, kita sebagai manusia emang nggak ada yang sempurna. Tapi, bagaimana kita bisa menjadi pasangan yang saling mengisi, saling mengerti setiap kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Dan terus mau belajar dalam proses kehidupan panjang berumah tangga dengan menjalin komunikasi yang baik. Karena manusia itu bersifat dinamis ya, jadi kita harus terus mau belajar memahami satu sama lain, salah satunya dengan mengupayakan komunikasi yang baik..”
So, buat kalian yang penasaran sama cerita kehidupan si kulkas dan pemiliknya, kalian langsung aja baca bukunya...!! Di Perpus Digital IPusnas ada loh...
Buku pertama yang aku baca dengan pov benda mati. Ceritanya gemesin poooll!!! Point penting yang bisa aku ambil dari cerita ini adalah dalam sebuah hubungan satu sama lain harus saling memanusiakan pasangannya, tanpa memandang dia perempuan atau laki-laki, kita semua adalah manusia yang berhak mendapatkan hak-haknya. Misal pada saat Nagita membahas perihal memiliki anak, mereka membahasnya dengan penuh kesadaran bahwa memiliki anak diperlukan kesiapan yang matang. Menurutku ini adalah buku yang bisa mendobrak sistem patriarki, dari pekerjaan dapur yang dipegang oleh Kafka, lalu Kafka selalu berinisiatif mengerjakan pekerjaan rumah, dan Kafka tidak memaksa Nagita untuk memiliki anak. Sekilas memang seperti cerita romance biasa, namun setelah direnungkan ternyata cerita ini memiliki pesan yang amat mendalam terhadap hubungan manusia terutama dalam rumah tangga. Sering kali manusia hanya fokus terhadap hal-hal buruk dan pertengkaran saja, padahal banyak hari-hari baik yang dilalui dan hal-hal baik yang dimiliki oleh pasangannya itu. Pertengkaran memang akan selalu terjadi, namun pada cerita ini aku kagum dengan Kafka dan Nagita yang sering bertengkar tetapi mereka bisa langsung menyelesaikannya dengan saling memahami satu sama lain, saling memberi afeksi berupa ucapan ataupun sentuhan, mengalah bukanlah hal yang buruk! Alur dalam cerita ini bukan seperti novel-novel seperti biasanya, mungkin karena pov kita sebagai pembaca adalah sebuah kulkas yang hanya menceritakan kenangan yang dipunyai dengan pemiliknya, menjadikan alur cerita ini loncat-loncat, kita tidak mengetahui latar dengan detail. Oleh sebab itu, aku sangat penasaran bagaimana pov sebagai Nagita dan Kafka! Keseluruhan cerita dari buku ini sangat comfortable, recommended to read!
Quotes favorite "Janji pernikahan, saling memiliki dan menjaga, pada waktu sehat maupun sakit."
This entire review has been hidden because of spoilers.
Baca buku ini kita diajak author utk ber-cosplay jadi sebuah kulkas. Buku yg menarik utk dibaca. Gk nyangka kalo ceritanya bisa seru begini.. Kehidupan pernikahan Kafka dan Nagita itu bikin healing banget bacanya, semangat tiap membalikkan halaman. Baca ini kayak lagi ngaca sama kehidupan pernikahan sendiri, konflik²nya kurang lebih sama dan aku yakin konflik² mereka juga banyak terjadi ini real life pernikahan banyak orang. Menurutku yg paling kocak pas hal. 91 BAB "Makhluk Terbang" alias kecoak. Kulkas pun ikutan takut woyy sama kecoak (adohh ngakak!). Kalau cari bacaan yg 1-2x duduk, this is recommended guys! Sukses terus dalam berkarya ya author. Luvv dahh.
Unik banget rasanya jadi kulkas wkwk. Banyak momen gemes pasutri muda, ga sedikit juga ribut-ribut kecilnya. Beberapa kali gemes sama tingkahnya Nagita, meskipun aku mengerti karakternya. Buku yg unik dan sweet!
Menggemaskan sekaliiiiii! GAK KUAT, SALTING BANGET WKWKKWKWKWK.
Jarang banget cerita yang menggunakan sudut pandang benda mati buat menceritakan kisah manusia.
Nah, buku ini ibarat catatan hariannya si Toska, sebuah kulkas di rumah sepasang keluarga muda. Dengan keberadaannya, si kulkas jadi saksi hidup mereka berdua: bertengkar gara-gara hal sepele, ribut karena gak bisa nahan ego masing-masing, kerja sama buat masang rak kabinet, kerjaan yang bikin stress, sampai pertengkaran kecil gara-gara lupa angkat jemuran. Manis, banget :)
Semoga, kita juga kelak punya kehidupan manis gini, ya. Biar nggak malu sama kulkas :)
Menggunakan PoV 2, sudut pandang pembaca adalah sebuah kulkas. Tdk ada unsur fantasi di sini, hanya kulkas biasa yg memperhatikan pemiliknya.
Kisah tentang keseharian pasangan suami istri yg diam-diam diperhatikan oleh sebuah kulkas yg bernama Tosca. Kafka dan Nagita--yg kemudian disebut sbg K dan N--adalah pasangan yg baru menikah. Perdebatan yg berujung pertengkaran, air mata, sekaligus juga canda tawa dan segala diskusi mereka disaksikan oleh si Kulkas sbg pencerita. Tentu saja, karena di cerita ini si Kulkas benar-benar sebuah benda mati--yg tdk bisa berpindah tempat--jadi penglihatan dan pendengaran Kulkas pun terbatas. Ini aku salut banget dg konsistensi penulis karena tdk ada PoV bocor misalnya si Kulkas tiba2 bisa tau apa yg dirasakan tokoh lain, ini nggak ada. Yang diketahui Kulkas ya berdasarkan apa yg dia lihat aja. Banyak istilah dalam dunia manusia yg tdk diketahui Kulkas dan ini bikin sudut pandang cerita terkesan lugu dan polos.
Penokohannya kuat. Spt yg sy bilang tadi, sy tdk merasakan PoV yg bocor padahal sudut pandangnya dari benda mati. Penokohan Kafka dan Nagita juga terkesan hidup, dg karakter yg realistis dan manusiawi. Menurutku Nagita lbh dominan dibanding Kafka, Kafka lbh banyak ngalah karena tdk mau bertengkar. Sedangkan Nagita sendiri sering meributkan hal-hal kecil yg memicu pertengkaran.
Kebiasaan2 Kafka dan Nagita sbg suami istri yg baru menikah tuh relate banget, ya pertengkaran2 kecilnya, ya kalkulasi berkala soal finansial mereka, juga flirting2 mereka. Sbg suami istri baru, menyatukan dua kepala dalam satu rumah tuh emang sulit, dan usaha Kafka-Nagita ini terasa realistis banget. Pokoknya tokoh-tokohnya ini hidup. Kafka spt cowok pada umumnya yg nggak peka, lbh menggunakan logika dibanding perasaan, ogah ribet dll., sedangkan Nagita juga cewek banget. Dalam diri Nagita yg ribet kulihat diriku sendiri hahahaha.
Kebiasaan Nagita yg suka menempelkan sticky notes berisi pesan-pesan utk Kafka di pintu kulkas, menurutku adalah detail yg manis. Dg begitu Nagita jd berinteraksi lebih banyak dg si Kulkas daripada cuma ngambil atau naruh makanan/ minuman aja.
Sayang banget sptnya belum banyak yg baca buku ini padahal isinya bagus banget. Dari kumpulan cerita keseharian Kafka dan Nagita ini bisa dipetik amanat soal saling menghargai, saling menahan ego, kerjasama yg baik, cara berkomunikasi yg sehat, bahkan memulai hidup yg lbh sehat dan ramah lingkungan spt yg dicontohkan Nagita. Love it. Bacaan ringan yg sangat menghibur.
Bayangkan kamu jadi kulkas. Benda diam yang cuma bisa melihat, mendengar, tapi nggak bisa ikut campur. Dari sudut pandang itulah buku Cerita Kulkas bercerita—unik, segar, dan surprisingly dalam.
Tokoh utama bukan manusia, tapi si 𝗧𝗼𝘀𝗰𝗮, si kulkas dua pintu berwarna toska yang diam-diam menyaksikan seluruh dinamika rumah tangga pemiliknya.
Tosca bukan kulkas ajaib yang bisa ngomong atau punya perasaan, tapi lewat pengamatannya, kita disuguhkan potret hubungan suami-istri yang penuh warna.
Ada Kafka, si suami yang santai, logis, dan kadang terlalu cuek. Hidupnya sederhana: kerja, main game, dan sesekali balas perhatian Nagita kalau ingat.
Di sisi lain, ada Nagita, istrinya—perhatian, penuh aturan, dan senang memberi kejutan manis lewat sticky notes di pintu kulkas. Tapi justru di balik gesture kecil itu, ada perasaan-perasaan yang nggak pernah benar-benar direspons. Hiks ☹️
Melalui sudut pandang Tosca, kita melihat bagaimana komunikasi yang nggak tersampaikan, harapan kecil yang diabaikan, atau keheningan yang makin hari makin mengeras bisa membuat hubungan jadi dingin—kayak isi kulkas *eh
Kak Shindy menulis dengan gaya yang ringan tapi jujur. Nggak lebay, nggak berusaha terlalu puitis, tapi tetap menyentuh. Setiap bab pendek, tapi selalu punya sesuatu untuk direnungkan.
Buku ini cocok banget buat kamu yang suka cerita yang “nggak ngapa-ngapain” tapi tetap bikin mikir: tentang hubungan, perasaan, dan hal-hal kecil yang sering kita anggap sepele.
Aniway, menurutku cerita dalam buku ini akan lebih menarik kalau porsi antara pertengkaran dan momen romantis dibuat lebih seimbang. Karena kesan yang kudapat, lebih dominan debatnya, sehingga terkesan pernikahan itu banyak konflik 😬
Ini merupakan buku kedua yang saya baca dari sudut pandang sebuah benda (yang pertama buku Sang Keris yang memperlihatkan sifat manusia dari sudut pandang Keris selama beberapa generasi). Back to topik: Buku "Cerita Kulkas" menyenangkan sekaligus terasa ringan, kita akan disajikan pengalaman melihat dari sudut pandang sebuah kulkas biasa di dapur rumah sederhana, yang dihuni oleh sepasang suami-istri yang baru saja menikah dan belum memiliki anak.
Saya suka typical romance sederhana seperti ini. Dimana percakapan dan obrolan ringan, khas gaya sehari-hati antara tokoh N (istri) dan K (suami) memenuhi buku ini, yang membuat buku cerita kulkas terasa manis ialah, tokoh K dan N sama-sama bekerja, namun masih menyempatkan diskusi, quality time, hingga kumpul di meja makan setiap hari.
Ada satu point yang ingin saya highlight, komunikasi memang menjadi suatu kunci dalam setiap hubungan, terkadang ada beberapa hal yang penting untuk dibicarakan namun terasa tidak menyenangkan, sehingga kita menunda percakapan ke arah yang tidak kita inginkan.
Dalam cerita kulkas, ada satu scene dimana Tokoh K (suami) mengalami hal-hal tidak menyenangkan di tempat kerja, sehingga menyimpan segalanya sendirian, sebab Ia ingin membicarakan hal-hal baik kepada N (istrinya). Namun alih-alih mengetahui sesuatu hal dari orang lain, memang sesuatu yang sulit dan tidak menyenangkan sekalipun perlu dibicarakan, terlebih bersama pasangan, karena inilah yang membuat langgengnya suatu hubungan.
Akhir kata, highly recomend setelah membaca buku ini, kalian coba mendengarkan lagu: Kita Usahakan Rumah Itu karya Sal Priadi, ya.
Judul: Cerita kulkas Penulis: Shindy Farrahdiba Penerbit: MediaKita Dimensi: 204 hal, cetakan kedelapan 2019, edisi digital ipusnas ISBN: 9789797946906
Tosca namanya. Sesuai warnanya. Ia baru diaktifkan di rumah kecil milik pasangan bernama Kafka dan Nagita. Sebagai kulkas dengan pemilik pertamanya ia melewati hari-hari dengan menyimpan makanan, minuman, kreasi Kafka, masker Nagita, dan tentunya cerita rumah tangga mereka. Meski sudut pandangnya terbatas di dapur yang sempit, tapi ia memahami dan mengenal orang yang berkaitan dengan hidup Kafka dan Nagita. Pertanyaannya, adakah pemilik kulkas lain yang lebih absurd/gak jelas seperti pasangan pemiliknya?
Sebuah sudut pandang menarik dari benda mati yang kerap kita abaikan keberadaannya. Bersama Tosca yang pandai menyimpan cerita, kita belajar tentang kehidupan awal pernikahan dan adaptasi setahun menikah pasangan muda yang bekerja. Ada saja hal kecil yang menjadi pemicu konflik. Belum lagi mengenal karakter Nagita sebagai ratu drama, suka hal romantis, manja, dan rajin. Lalu Kafka yang cuek, suka main game, suka bereksperimen, dan sayang pada istri. Kisah mereka tidak panjang tiap babnya, manis, dan cukup. Mungkin akan terkesan datar bila dibaca oleh yang menikah lama/sudah punya anak. Sebab konfliknya belum rumit hehe.
Cocok untuk kamu yang mau/baru menikah dan belum punya anak, juga ingin tahu PoV benda mati seperti kulkas.
Buku ini kubeli ketika Semesta Gramedia, dapat harga diskon hehe. Alasan kepincut buku ini karena blurb-nya lucu dan jadi penasaran seperti apa isinya.
Cerita Kulkas, sesuai judul diceritakan dari POV kulkas. Benda yang baru dibeli oleh pasangan yang sama barunya, Kafka dan Nagita. Tanpa mereka sadari, benda berwarna tosca ini mengenang kisah perjalanan dan lika-liku mereka sebagai pasangan muda.
Kulkas di sini nggak mengenal rasa, jadi wajar sih kalau ceritanya kurang gemes, baper, dan nggak bikin salting. Flat. Tapi keunikannya di sini karena sejatinya kulkas memang bukan makhluk hidup yang berperasaan, menggambarkan kulkas hanya sebagai perantara cerita Kafka dan Nagita.
Tapi ceritanya malah jadi realistis. Pasangan 'kan nggak melulu merasakan hidup romantis nan manis, apalagi pasangan baru pasti banyak cekcoknya. Walaupun nggak sampai ikutan sebel dan bikin mencak-mencak, tapi jadi merasa "oke, masuk akal dan realistis sih!".
Sayangnya ketika aku membaca sebuah cerita, aku akan mencari rasa dari cerita itu. Apakah manis? Bisa buat salting sampai guling-guling? Galau? Seram? Sedih?
Aku kurang menemukan rasa dari novel ini, kisah Kafka dan Nagita kurang mengena di aku.
lucu dan ringan, cerita kulkas ini isinya dari sudut pandang kulkas. kulkas yang selalu mengamati dalam diam. kulkas yang ada di setiap momen dalam kehidupan rumah tangga kafka dan nagita.
unik banget ya, ada cerita dari sudut pandang benda mati. sebelumnya aku pernah baca juga cerita yang sejenis, judulnya sang keris. di buku cerita kulkas ini kita seolah olah menjadi kulkas karena sudut pandangnya sudut pandang orang kedua.
kita bakal menjadi saksi bisu kehidupan rumah tangga kafka dan nagita. mulai dari pertengkaran sampai kemesraan mereka, selalu ada kulkas yang mengamati. sticky notes juga magnet tertempel di tubuh kulkas.
si kulkas tentu bingung bagaimana manusia bisa bertengkar lalu berbaikan dengan cepat, juga terkadang hal hal kecil yang memicu pertengkaran kafka dan nagita.
si kulkas ikut merasa canggung saat suasana mulai nggak enak di antara kafka dan nagita. dia ikut merasa sedih saat dia hanya bisa melihat nagita yang menitikkan air matanya.
ceritanya tuh ringan banget meskipun berkisar di kehidupan rumah tangga yang menurut aku pembahasan berat. narasinya juga enak banget buat diikutin.
buku ini cocok banget sih dibaca buat beristirahat sejenak dari kehidupan. buat leha leha. mungkin cocok juga buat mengatasi reading slump.
☘️ Jadi ini cerita dari benda mati bernama Tosca, ia sebuah Kulkas. Hebat ya kulkas bisa cerita. 😁😄
☘️ Sejak kedatangan Tosca di rumah pemiliknya, ia bukan hanya bekerja untuk mendinginkan dan menyimpan makanan serta minuman, tapi ia juga mengamati pemiliknya yaitu Kafka dan Nagita. Mereka adalah pasangan yang baru saja menikah. Nah inilah dia cerita dari Tosca mengenai serentetan kebiasaan, kejadian, dan peristiwa yang dilalui bersama pemiliknya. Apa saja ceritanya? Baca sendiri ya. 🙃
☘️ Covernya sangat cantik, begitu memikat sejak pertama kali melihat.🌻 Ceritanya sebenarnya biasa saja, yaitu kejadian-kejadian yang sering dialami oleh pasangan baru, namun karena diceritakan oleh si Kulkas alias Tosca kisahnya jadi unik bagiku lantaran kepolosan ceritanya. Hehe
☘️ Meskipun beberapa kali dialognya kadang membingungkan bagiku, cerita kulkas ini cukup menarik dan menghibur untuk dibaca. Dari cerita kulkas mengenai pemiliknya, ada pelajaran juga yang bisa dipetik agar kemudian tidak terjadi konflik ataupun bisa bersikap lebih bijak dari Kafka dan Nagita dalam menghadapi setiap konflik di kehidupan pasca menikah. 🌝🌻
(3,0⭐️) “Yang mengurus itu kita berdua. Bukan tugasmu aja.”
Ya! Benar sekali. Di novel ini, kita bakal ketemu sama K dan N—sepasang suami istri muda yang baru pindahan.
Narasi cerita disampaikan oleh orang ketiga—yang sayangnya, menurutku lebih bagus kalau diceritakan dari sudut pandang si Kulkas, Tosca.
Banyak potensi yang bisa Tosca lakukan sebagai kulkas, meskipun hanya benda mati. Mungkin lebih baik kalau ceritanya dibikin ada bumbu-bumbu imaji, seperti menggerakan bagian dari kulkas meski kecil presentasenya. But, overall cukup bisa dinikmati ^^
Untuk kedua karakter pasutri muda, Kafka dan Nagita—agak capek yaa denger mereka salah paham terus. Terutama, capek nyimak Nagita yang ruwet, narsis, suka teriak-teriak. Cocok deh sama Kafka yang cukup sabar ngadepin dia. Ini merupakan poin yang cukup oke sebagai simbolis pasutri muda yang baru membangun rumah tangga bersama.
Last, untuk penulisan, ada beberapa typo dan ada paragraf yang belum di-rata kiri dan rata kanan T_T
Untuk buku diskonan dari Bazar Gramedia, ini cukup santai buat dibaca!!! Buat tambahan koleksi novel dari POV benda mati ^^
konsepnya unik, kita diajak untuk ngelihat pov kulkas, iya kulkas. ceritanya ada pasangan baru yang pindah rumah, namanya kafka sama nagita, di singkat jadi k dan n. sebagai kulkas, pembaca diajak melihat keseharian k dan n. jadi semacam slice of life kehidupan pasangan muda gitu lah, konfliknya pun ringan banget, konflik sehari-hari pasangan kayak istrinya marah karena suka numpuk cucian piring, atau ngegame mulu, dan yang lain-lain.
gua suka sama konsepnya, tapi kurang srek sama gaya berceritanya. tapi makin lama makin terbiasa sih, jadi not bad lah narasinya. terus konfliknya tuh ringan banget, jadi kadang agak bosen di pertengahan. well, gua berharap konfliknya agak berat dan bahas isu2 rumah tangga yang lebih serius. tapi mungkin tujuan penulisnya emang nulis cerita yang ringan dan heartwarming, jadi kalau ini tergantung selera dan preferensi pembaca aja sih.
so far, konsepnya unik. kalau lagi pengen baca slice of life ringan gitu judul satu ini bisa jadi pilihan.
note: baca di ipusnas, tapi antriannya agak banyak.
Ceritanya, pembaca menjadi sebuah kulkas. Bagaimana POV sebuah kulkas berwarna biru paus ini menjadi saksi bisu hidup pemiliknya, merekam setiap peristiwa yang terjadi di dapur pasutri muda yang ruwet namun menggemaskan! Keseharian dua sejoli ini juga heartwarming sekali, mereka seperti teman, seperti sahabat. Mereka mengingatkanku pada hubunganku bersama suamiku, kadang berkelahi, baikan, manja-manjaan, ngambek-ngambekan, ada tangis, tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan. Keseruan hidup berumah tangga ada di buku ini, ditulis dengan sederhana, ringan, dan tidak membosankan. Juga, gara-gara buku ini, pandanganku terhadap kulkas agak berubah, aku jadi memandang kulkas bukan benda mati biasa lagi.
Buku yang cocok dibaca sebagai bacaan selingan kalo kalian lagi mumet sama buku current reading kalian atau bingunggg mau baca buku apa lagi yang ringan-ringan minim konflik, karna buku ini tuh tiap chapter isinya cuma dikiittt, bahkan isinya cuma 200 halaman, jadi bisalah dibaca sekali duduk karna emg singkaattt dan enjoyable untuk dibaca >___o
Isi ceritanya juga lucu dan gemeesyyy >_< di buku ini, pembaca berperan sebagai kulkas di dapur rumah pasutri baru N dan K. Sebagai kulkas, kita bakal ngeliat gimana keseharian N dan K yang kadang bikin nyengir, bikin keki, bikin ketawa, bikin galau, atau bahkan bikin kepengen mau nikah juga? hahaha XD
unik dan nggak biasa—itu kesan pertama waktu baca Cerita Kulkas. ceritanya ringan tapi nyentil, karena ditulis dari sudut pandang… kulkas! iya, kulkas yang diam-diam jadi saksi bisu kehidupan penghuninya.
meskipun singkat, kisah ini berhasil ngangkat isu relasi dalam rumah tangga, kesepian, dan komunikasi yang macet, tapi dikemas dengan cara yang segar dan penuh makna.
buatku, ini salah satu cerita pendek yang sederhana tapi meninggalkan kesan.
Iseng aja pinjam di ipusnas. Ternyata cerita ini diambil dari POV kulkas warna tosca dg POV ke-2. Kulkasnya bercerita tentang pasangan baru, N dan K lewat cerita-cerita pendeknya. Karena ini seperti cerita lepas, jadi bisa dibaca dengan santai. Lucu, kalau mereka sedang bertengkar karena hal kecil, atau saat N ngomel-ngomel sendiri. kayaknya ini pernah ada di storial, ya.
Lumayan sebagai intermezzo sebelum kembali membaca non fiksi. Ceritanya ringan, mengenai kehidupan sehari-hari sepasang pengantin muda yg dilihat dari sudut pandang seekor, eh, sebuah kulkas. Ada kocaknya, ada tegangnya, ada sedikit haru dan sedihnya. Sepanjang baca buku ini, di kepala terngiang-ngiang suara SpongeBob & Patrick, "jadi mesin.. jadi mesin.." Hehe 😁
Ringan. Gemesh. Ini kaya buku healing jadinya buatku si karena garibet. Sesimple itu tp seruu. Ikut ngerasain jd kulkas tuh ternyata menarik jg wkwkwkw
premis cerita yang unik, kita diajak penulis menjadi kulkas dan menyaksikan perjalanan hidup pasutri baru kafka dan nagita. berisi bab-bab pendek dengan cerita yang ringan, manis dan hangat🫶✨️
Ceritanya ringan, cocok buat bacaan selingan. Cuma agak gedeg dikit sm N, elu labil bgt woy, kdg kyk cerita anak SMA dikit² ngambek😫. Cuman yah nikmatin aja, beberapa part ada yg lucu juga kok
This entire review has been hidden because of spoilers.
Cocok banget buat dibaca sambil santai-santai. Gak perlu mikir apapun. Sekali baca gak kerasa uda dapet berapa bab.
Tokoh favoritku dari Cerita Kulkas ini adalah tentu Si Toska. Rasanya ikut seneng saat tau K dan N menganggap Toska berharga di rumah mereka. Berasa diri sendiri beneran jadi kulkas.
Yang paling gak disuka adalah K dan N, kalo pas mereka lagi nyebelin banget dan egonya lagi pada tinggi.
Minusnya sebenernya masi kagok kenapa nama mereka disingkat jadi K dan N, padahal nama-namanya bagus menurutku jadi kayak sayang gak di-mention maksimal selama cerita.