Jump to ratings and reviews
Rate this book

Pohon Pohon Sesawi

Rate this book

140 pages, Paperback

First published December 1, 1999

23 people are currently reading
238 people want to read

About the author

Y.B. Mangunwijaya

62 books276 followers
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya was an architect, writer, Catholic priest, and activist. Romo Mangun (Father Mangun) was publicly known by his novel "Burung-Burung Manyar" which was awarded Ramon Magsaysay Award for South-East Asia Writings on 1996.

Not only active in the fiction genre, Romo Mangun also wrote many non-fiction and architectural works such as "Sastra dan Religiositas" [tr.: Literature and Religiosity] which won The Best Non-Fiction prize in 1982.

Bibliography:
* Balada Becak, novel, 1985
* Balada dara-dara Mendut, novel, 1993
* Burung-Burung Rantau, novel, 1992
* Burung-Burung Manyar, novel, 1981
* Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa, 1987
* Durga Umayi, novel, 1985
* Esei-esei orang Republik, 1987
* Fisika Bangunan, buku Arsitektur, 1980
* Gereja Diaspora, 1999
* Gerundelan Orang Republik, 1995
* Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, novel, 1983
* Impian Dari Yogyakarta, 2003
* Kita Lebih Bodoh dari Generasi Soekarno-Hatta, 2000
* Manusia Pascamodern, Semesta, dan Tuhan: renungan filsafat hidup, manusia modern, 1999
* Memuliakan Allah, Mengangkat Manusia, 1999
* Menjadi generasi pasca-Indonesia: kegelisahan Y.B. Mangunwijaya, 1999
* Menuju Indonesia Serba Baru, 1998
* Menuju Republik Indonesia Serikat, 1998
* Merintis RI Yang Manusiawi: Republik yang adil dan beradab, 1999
* Pasca-Indonesia, Pasca-Einstein, 1999
* Pemasyarakatan susastra dipandang dari sudut budaya, 1986
* Pohon-Pohon Sesawi, novel, 1999
* Politik Hati Nurani
* Puntung-Puntung Roro Mendut, 1978
* Putri duyung yang mendamba: renungan filsafat hidup manusia modern
* Ragawidya, 1986
* Romo Rahadi, novel, 1981 (he used alias as Y. Wastu Wijaya)
* Roro Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel trilogi, 1983-1987
* Rumah Bambu, 2000
* Sastra dan Religiositas, 1982
* Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat, 1999
* Soeharto dalam Cerpen Indonesia, 2001
* Spiritualitas Baru
* Tentara dan Kaum Bersenjata, 1999
* Tumbal: kumpulan tulisan tentang kebudayaan, perikemanusiaan dan kemasyarakatan, 1994
* Wastu Citra, buku Arsitektur, 1988

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
81 (15%)
4 stars
194 (35%)
3 stars
209 (38%)
2 stars
52 (9%)
1 star
3 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 76 reviews
109 reviews
December 29, 2021
Harusnya tidak berekspektasi begitu tinggi dengan karya Romo Mangun yang ini. Tapi cukup terbantu karena membacanya ketika masih dalam suasana Natal. Novel ini sepertinya memang benar belum selesai. Seperti membaca cerpen-cerpen yang terpisah satu sama lain dengan beberapa helai benang merah yang sayangnya masih rapuh untuk mengikat keseluruhan ceritanya.
Profile Image for Erson Padapiran.
19 reviews4 followers
January 27, 2019
Mau tidak mau saya harus tersenyum membaca buku ini, buku yang menurut saya isinya semacam cerpen-cerpen yang saling berhubungan membentuk sebuah novel yang tentunya juga tidak panjang, seratus halaman lebih sedikit dan selesai dalam sehari....
yang menarik di dalam buku yang hanya seratus halaman lebih sedikit ini adalah dengan Romo Mangun, berkisah mengenai komunitas katolik di Jawa, kehidupan di dalam Gereja Katolik di Jawa bahkan juga sedikit kisah perjuangan berdirinya republik ini semuanya beliau sampaikan dengan kisah-kisah yang ..... setidaknya membuat kita tersenyum ...:)
Profile Image for Ariel Seraphino.
Author 1 book52 followers
July 4, 2017
Dianggap sebagai salah satu karya terakhir Romo Mangun, buku ini penuh dengan cerita-cerita seorang pastor dalam memimpin umatnya di sebuah gereja. Dinamika dan cerita-cerita yang diangkat kaya dgn dunia kepastoralan. Bertebaran istilah-istilah yang non Kristiani tidak ketahui dan membuat berkerut kening. Tetapi cerita dilancarkan dengan gaya yang halus dan khas Romo Mangun.
Lumayanlah.
Profile Image for Sulin.
331 reviews56 followers
June 2, 2016
"Sebabnya menurut para bunga itu, apalagi yang sudah doktoranda atau yang bekerja dengan gaji lumayan, para cowok tidak bermutu. Ini istilah mereka sendiri, karena mereka cuma ngobrol soal tetek-bengek seperti sepeda motor, hiking, memanjat gunung, atau karaoke. Sedangkan para bunga itu lebih tertarik kepada hal-hal serius: rumah tangga yang harmonis, bagaimana menjadi ibu rumah tangga yang baik hati, yang memperhatikan anak-anak, tetapi juga bekerja di luar ikut mencari nafkah; bagaimana nanti kalau suami menyeleweng; apa betul KB alamiah lebih aman daripada KB pakai alat; berapa jumlah anak sebaiknya, dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan."
-Romo Mangun, hlm 62-63-


Buku terlucu di 2016 sejauh ini! >_< Berkali-kali ketawa ngikik!
Sambut saya sebagai penggembar baru Romo Mangun!

Selaku penganut aliran Roma abal(karena males dengan perilaku sesama umat), tulisan Romo Mangun ini representatif banget dengan apa yang saya rasakan di lingkungan ibadah. Persis, dari orang yang doyan ngasih makan gengsi, oknum sok saleh, sampai Katolik fanatik yang freaknya.. Walahualam.

Katanya sih ini novel tapi kok saya pikir ini kisah nyata di kehidupan sehari-harinya Romo Mangun ya :3 Nyentil banget soalnya. Berkat buku ini saya sadar ego saya tidak boleh dikasih makan kebanyakan. Nabok banget buat saya yang sotoy marotoy dengan ilmu yang sebiji upil. Ngejleb juga sih, beberapa kisah persis sama kayak keluarga saya soalnya papa mantan frater. Dulunya sih, mama bilang ga boleh dikash tahu ke siapa-siapa. Tapi, ya apa boleh buat, memang jalan hidupnya bukan disana... Daripada waktu tahbisan malah keluar(skip)...

Pokoknya lucu banget deh, saya jadi pengen baca buku Romo Mangun yang lain....
Profile Image for Darnia.
769 reviews113 followers
February 17, 2016
Gw tahu nama Romo Mangun sebagai sastrawan dan bukan sebagai pastor. Jadi, gw nggak punya ekspektasi apa-apa soal buku ini. Gw kira, beliau ini bakalan menyuguhkan cerita model Romo Sindhunata. Hanya berpikir bahwa novel ini adalah karya terakhir Romo Mangun yg saat itu masih berantakan, kemudian disusun ulang setelah beliau wafat. Oleh karena itu, gw agak kaget ternyata novel ini berkisah tentang seorang pastor bernama Yusuf (yg kemudian namanya berubah menjadi Yohanes).

Gw nggak terlalu mudeng dengan istilah-istilah yg digunakan oleh Romo Mangun di sini, karena memang gw sama sekali nggak pernah tahu kegiatan dalam frateran. Susah bagi gw untuk mendapatkan gambaran, sebenarnya arah ceritanya ke mana. Namun, gaya humoris yg dituliskan Romo Mangun sanggup bikin gw senyam senyum. Umumnya sih berupa sindiran. Misalnya tentang jemaat yg lebih sibuk berdandan menor saat akan menghadiri Misa, sehingga beliau ibaratkan kalo jemaat itu akan menaiki Bahtera Nabi Nuh, pasti bakalan ditinggal karena kelamaan dandan *senyum ngikik*

Minimal, gw jadi tahu sedikit tentang umat Katolik dalam mempersiapkan seseorang untuk mengabdi kepada Tuhan. Gitu sih :)

Gw sebenernya punya bukunya, tapi ketinggalan di Jakarta. Kemarin liat di iJak, yah...itung-itung ngurangin tumpukan. Anyway, thx iJak atas peminjaman bukunya.
Profile Image for Nourman Yafet Goro.
99 reviews7 followers
July 14, 2020
Suka sekali bagaimana cara Romo menghubungkan cerita di alkitab dengan cerita-cerita yang ada dalam buku ini tentunya dengan gaya bercerita yang jenaka. Saya merasa cerita-cerita yang ada dalam buku ini betul-betul merefkleksikan konflik batin yang dihadapi Romo akan perkembangan gereja (sesuai dengan sinopsisnya.)

Bagian favorit saya adalah pada bab Tukang-Tukang Kebun Anggur yang menunjukan kekhawatiran Romo dikarenakan makin berkurangnya siswa Seminari yang takutnya berujung pada berkurangnya imam Katolik.

"Tulang punggung Gereja ialah Kristus. Dan yang mengatasi keadaan ialah Roh Kudus" - Y. B Mangunwijaya (Halaman 68)
Profile Image for Gabrielle.
39 reviews15 followers
January 8, 2016
Karya-karya Romo Mangun masih senantiasa membawa gelak tawa tak jelas saya ketika khusyuk membacanya sendiri, begitu juga dengan kedalaman pesan yang selalu dikemas dengan cantik di salam karya-karya beliau. Tidak terkecuali novel terakhinya ini. Pohon-Pohon Sesawi.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
May 9, 2016
Tulisan2 yang mencerahkan, segar dan renyah. Mengingatkan saya pd tulisan Pdt. Andar Ismail di Seri Selamat. Bedanya karena yang ini penulisnya Romo, jadi banyak berbicara soal Paroki dan tata ibadah di Katolik.
Profile Image for Gloria Fransisca Katharina.
207 reviews6 followers
September 12, 2016
“Tulang punggung Gereja ialah Kristus. Dan yang mengatasi keadaan ialah Roh Kudus. Soalnya, bukan pada jumlah imam, melainkan pada sistem kegembalaan yang dipakai.” - YB Mangunwijaya. My Favorito <3 <3 <3
Profile Image for David Dewata.
338 reviews3 followers
July 3, 2016
Cara bertutur yang unik. Not sure if it's my taste by I truly dig it.
Profile Image for Bimo Tyasono.
16 reviews15 followers
May 12, 2020
Buku yang ditulis Romo Mangun ini sebenarnya dari hasil suntingan naskah yang tercerai berai. Para penyunting pun tidak yakin apakah ini benar novel yang diceritakannya sedang ditulis sebelum meninggal.

Kisah-kisah yang dituturkan dalam novel ini lucu tapi dengan lembut menambahkan pesan-pesan yang tidak menceramahi. Seperti ketika seorang frater yang memimpin Legio Mariae memutuskan keluar seminari untuk menikahi salah satu anggota binaannya: "Orang fanatik lupa bahwa Hukum Tertinggi bagi murid Yesus adalah cinta kasih."

Belum lagi sindiran buat yang terlalu banyak bersolek sebelum misa natal: ""para norak dan menor yang masih me-lotion membedak melipstik terlalu insentip sehingga bisa-bisa terlambat masuk kapal nabi Nuh"

Pada suatu bagian diceritakan bahwa di Indonesia bahkan untuk membangun kapel pun sulit walaupun keuskupan sudah punya tanah. Romo Mangun menyebut "izin pembangunannya amat seret untuk tidak mengatakan dihalang-halangi dengan macam-macam peraturan dan pasal", dan kawan hal itu masih menjadi masalah di tahun-tahun sekarang, 20an tahun setelah edisi pertama novel ini terbit.
Profile Image for Amel.
207 reviews4 followers
October 9, 2023
3.5/5 for this one!
Aku sebelumnya nggak tau kalau ini adalah novel Christianity, jadi aku sebagai non-kristiani jujur saja nggak banyak paham dengan istilah-istilah keagamaan yang dipakai di dalamnya. Sayangnya lagi, memang banyak istilah keagamaan yang dipakai, berhubung ini adalah cerita Romo Mangun yang ditulis berdasar pada pengalaman ke-imam-annya.
Oke, mari kita kesampingkan aspek ini dahulu karena aku sesungguhnya bukan target pasar dari novel ini.😅
Jadi, sesungguhnya aku sangat enjoy membaca novel ini. Karena penulisannya yang enak dan jenaka sekali, *padahal menurut informasi sinopsis buku ini adalah tulisan Romo Mangun yang tercerai berai, tapi masih sebagus ini👏🏼*. Kurasa kesenioran beliau memang tidak dapat diragukan lagi.
Satirnya, jokesnya, sampai dengan apik. Dibalut dengan narasinya yang santai. Keren banget!
Mungkin kalau di Islam, tulisan seperti ini mirip-mirip sama tulisannya Mbah Tedjo atau Cak Nun. Sedapp!

Note:
Rating 3.5 yang aku berikan bukan karena novel ini jelek, tapi murni karena ketidakpahamanku sama istilah-istilah keagamaannya. Jadi aklau kalian umat Kristiani mungkin akan sangat suka dengan novel ini.
Profile Image for Lina Maharani.
272 reviews15 followers
January 26, 2022
AJARAN PENUH KASIH

Sudah lama sekali tidak membaca tulisan Romo Mangun sejak jaman SMA mencoba baca Burung-burung Manyar ngga kelar. Kumpulan cerita disini lebih banyak membahas seputar kegiatan rohani di gereja. Namun tidak terkesan kaku apalagi asing bagi pembaca non-nasrani. Secara pribadi, cerita2 disini menarik disimak untuk mengenal dan mengetahui bagaimana suatu ibadah berjalan atau komuni-komuni diselenggarakan. Cerita2 para frater dan suster juga seru sekali, mereka ya layaknya kita-kita yang berada di luar gereja atau seminari. Dilengkapi potongan kisah-kisah yang dekat dengan masyarakat menengah bawah.

Namun memang ada rasa ganjil di beberapa cerita seperti terlalu banyak uraian soal percakapan para romo dan frater yang bagi ku tidak dapat maksudnya. Mungkin karen keterbatasan pengetahuan ku sebagai pembaca non-nasrani membatasi pemahaman akan berbagai sketsa yang disajikan. Namun pesan dari romo Mangun tetap sampai di hati.
21 reviews
June 8, 2021
Walaupun jujur saya kurang mengerti dengan isi keagamaan katolik dalam buku ini, tapi saya begitu mengapresiasi pengumpul, penyunting dan siapapun yang bekerja dibalik layar untuk dapat menerbitkan karya Romo Mangun yang terakhir ini. Walaupun sebenarnya buku ini tidak pernah rampung ditulis oleh Romo Mangun.

Selain itu, kisah didalamnya begitu merakyat dengan humor ala rakyat dan penggambaran manusia indonesia yang begitu membumi. Dengan bagian awal yang masih begitu berapi menyindir pemerintah Indonesia, perlahan berubah orientasi lebih kepada ke-imanan katolik. Tetap menarik diikuti dan sebenarnya relevan pada kasus agama-agama lain di Indonesia yang sedang krisis internalnya.

Bahkan di saat-saat terakhirnya pun, Romo Mangun masih memikirkan Indonesia dan rakyat kecil, benar-benar aktivis sejati.
Profile Image for Tamira Bella.
177 reviews
October 27, 2023
Buku ini cenderung tipis, kurang dari 150 halaman, cocok untuk dibaca menjelang akhir pekan karena cenderung ringan. Pada awal isi buku dijelaskan bahwa buku ini merupakan novel terakhir yang ditulis oleh Romo Mangun, bahkan naskah Pohon-pohon sesawi tercerai berai saat ditemukan (jadi buku yang saat ini kita baca merupakan hasil penyuntingan penerbit) mungkin ini yang menjadikan eksekusi alur tidak seperti karya-karya yang lain. 


Buku ini menceritakan perjalanan beliau dalam menjadi imam katolik. Romo Mangun sendiri terlahir sebagai orang Jawa Kejawen sehingga menjadikannya sebagai sosok Katolik yang njawani. Didalam buku ini banyak memuat unsur satir dan kisah rohani. Tulisan beliau sangat khas, disertai candaan ringan yang mengalir apa adanya. Bagian favorit saya terletak di bagian yang menjelaskan asal muasal penamaan nama Yunus (Yohanes) yang ada pada dirinya.
Profile Image for Hujan Buku.
126 reviews2 followers
October 16, 2024
Pohon - Pohon Sesawi adalah kumpulan cerpen karya Romo Mangun sekaligus menjadi karya beliau yang pertama kali aku baca. Awalnya aku pesimis bisa menyelesaikan buku ini, karena dipikiranku karya Romo Mangun pasti bahasa sulit dimengerti.

Oh ternyata tidak. Cerita yang dihadirkan bahkan terasa dekat - khususnya umat Katolik -. Dengan jenaka dan kesarkasannya Romo Mangun menghadirkan berbagai kisah lucu di novel ini. Aku juga mengerti kenapa judul ini adalah pohon - pohon sesawi. Dalam Alkitab, biji sesawi disebut sebagai biji terkecil, namun bisa tumbuh sampai sebesar pohon.

Mungkin, maksud tersembunyi Romo adalah kita semua punya iman yang mungkin kita nilai sebagai biji sesawi, namun apabila dipupuk dengan baik, dipelihara dengan baik, akan tumbuh sebesar dan (semoga) sekokoh pohon.

Sekian
Profile Image for Maria.
37 reviews6 followers
February 25, 2022
Via Dominis aliae Sunt homonibus propositis (jalan-jalan Tuhan lainlah dari yang dirancang manusia), saya cukup menikmati buku ini disaat senggang, buku ini sebagai sharing karya perjalanan refleksi iman seorang imam dengan konflik batinnya ditengah-tengah kehidupannya, bahasanya lugas segar jenaka pula dengan nuansa kehidupan sehari-hari dan bahasa jawa, sindiran-sindirannya sedikit nyeleneh namun membangun karakter iman bagi pembacanya, pesan-pesan moral yang ingin disampaikan pun cukup bisa ditangkap dengan jelas, seperti Allah tidak suka orang kecil sombong, pun batas antara cerdas dan sinting sebetulnya tipis sekali, percaya kepada Tuhan satu-satunya yang adalah jalan keselamatan, dan Kristus sebagai tulang punggung Gereja, yah romo Mangun memang jenaka dan nyentrik.
Profile Image for Rininta.
18 reviews49 followers
May 4, 2017
Baca buku berasa didongengi.. bahasanya sederhana, akrab & jenaka.. Meski banyak istilah katolik yang kurang bisa saya paham, tapi isi yang disampaikan dengan perumpamaan masih universal

Berisi 8 potongan cerita pendek, favorit saya ada 3, yaitu :
Ulat kecil di daun-daun jarak yang ceritanya tentang nabi Yunus yang jujur dan manusiawi :D

Si kecil ditinggal di rumah Tuhan, yang isinya masa kecil romo mangun dan keluarganya

Lalu, tukang kebun anggur yang bikin saya melihat para "bunga" dari sisi yang berbeda :D
Profile Image for DEE.
254 reviews3 followers
February 23, 2021
Pohon-Pohon Sesawi merupakan buku Romo Mangun yang pertama kali saya baca dan saya mengakui bahwa saya menyukai gaya penulisan yang beliau suguhkan: jenaka, dibalut dengan sindiran.
Buku ini sendiri bercerita tentang perjalanan atau penggalan peristiwa perjalanan beliau saat menjadi seorang imam. Dimulai dengan bab yang menceritakan tentang sejarah nama Yunus yang diberikan padanya, kisah-kisah selanjutnya pun disampaikan dengan sangat menarik.
Profile Image for Winter.
67 reviews
August 27, 2024
Setengah buku ini sudah dibaca, tapi aku nggak bisa menyelesaikannya. Buku ini berisi beberapa cerpen tentang perjalanan seorang pastor dan sering dikaitkan dengan istilah atau kalimat keagamaan dan Alkitab, jadi beberapa bagian sulit dipahami.

Buku ini juga disunting ulang karena penulisnya meninggal sebelum beberapa naskah selesai. Awalnya aku nggak tahu kalau buku ini lebih ke arah keagamaan (Kristen) karena sinopsisnya tidak menjelaskan isinya. Cover bukunya sih cakep.
Profile Image for Abduh Khoir.
7 reviews
June 14, 2025
Buku terakhir Romo Mangun ini menarik. Saya dapat melihat upaya kontemplasi kehidupan beliau di masa senjanya melalui cerita-cerita lingkungan gereja. Hanya saja ada beberapa bagian yang saya kurang dapat menangkap, misalnya bab 'Gejala Pencolokan Suci' dan kalimat keterangan-penjelas yang sering nyempil di tengah kalimat utama. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pembaca yang ingin menangkap apa yang tengah dituliskan.
Profile Image for Rane.
15 reviews10 followers
May 10, 2020
Sudah lama mau membaca novel terakhir Romo Mangun ini dan ternyata baru dimunculkan di Gramedia Digital tahun ini berbarengan dengan kumpulan cerpen beliau, Rumah Bambu.

Novel yang dikumpulkan dari naskah-naskah ketikan yang berserakan ini konon tidak sempat diselesaikan oleh beliau. Terasakan memang ada yang tidak tuntas.
Profile Image for Zinedine Sr..
130 reviews1 follower
June 15, 2022
I make sure to read it again 10-20 years later, I don't really get the religious reference, so it does mean I need to read more and understand the background.

The editor did a well job to portray this writer's last book, it was translated from hand-writing, and the last chapter was a bit off, but it's okay, this book catched the situation, feeling and thoughts pretty well
Profile Image for Angie.
222 reviews4 followers
October 23, 2022
This is a collection of short stories, Romo Mangun has a funny and sometimes satirical way of storytelling. It is refreshing and reminds me of years long past. The author also a direct and to the point technique to describe Catholic Churches and parishes in Indonesia. Sometimes, we cannot view religion with all seriousness, a little humor can help us understand our spiritual journey better.
Profile Image for Words and Lines.
23 reviews
April 2, 2022
Cukup tidak menyangka bahwa perjalanan hidup seorang iman dapat dibawa dengan sedemikian ringan dan menariknya. Sepanjang buku pembaca akan disuguhi dengan kisah unik yang membuka sisi lain dari sebuah kehidupan beragama.
Profile Image for mayday.
435 reviews11 followers
May 16, 2023
jatuh hati dengan tulisan Romo Mangun gara-gara buku ini.

Beliau menceritakan teman-teman seimannya yang sangat kolot dengan narasi yang menyenangkan dan menghibur, membuat saya yang tidak seiman bisa tertawa nggegek membacanya.
Profile Image for Wahid Kurniawan.
206 reviews3 followers
July 10, 2020
Guyonnya lucu, bikin ngakak tiap babnya. Tapi cukup banyak istilah yang nggak bisa kupahami dengan baik, jadi mengurangi kenikmatan membaca novel ini.
Displaying 1 - 30 of 76 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.