Jump to ratings and reviews
Rate this book

Tuhan Ada di Hatimu

Rate this book
Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka‘bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan.

Masjid bisa roboh, Ka‘bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya.



***

“Habib Husein adalah oase di tengah dahaga keberagamaan di kalangan anak muda. Dengan gayanya yang santai, sederhana dan penuh humor membangun dialog yang mudah dicerna antar-berbagai kelompok anak muda. Buku ini mengajak kita kembali membersihkan hati agar Tuhan berkenan bersemayam di hati kita.”

--Sakdiyah Ma‘ruf, Stand Up Comedian & BBC 100 Women 2018

“Masyarakat yang gandrung formalisme, menjebak agama dalam simbol dan hitungan matematika—untung-rugi, pahala-dosa. Mereka hanya menawarkan dua warna: hitam atau putih. Habib Husein berusaha melepas bias jebakan itu. Sebab, yang dilihat sebagai hitam atau putih barangkali hanya bungkus belaka. Ia mengajak pembaca agar tak berhenti pada yang tampak oleh mata. Karena, proses berpikir dengan akal dan batin yang tak tampak, justru menjadikan kita jernih.”

--Kalis Mardiasih, Penulis Buku Sister Fillah, You’ll Never be Alone



“Buku ini akan membawa kita masuk dalam petualangan ruhani untuk menemukan Sang Pencipta yang berdiam di dalam kita.”

--Pendeta Yerry Pattinasarany



“Ucapan Habib Husein ini udah mulai mengakar. Terngiang-ngiang. Karena kalau Habib Husein ngejelasin itu, kok aku suka ya. Kok make sense, ya. Saya itu dari bangun tidur sampai mau tidur lagi kepikiran omongan Habib Husein terus.”

--Onadio Leonardo, musisi, aktor, komika



“Ibarat kata, kita ini lagi tarik tambang, lawannya Habib Husein. Kita udah maju-mundur, sementara Habib Husein masih bisa narik kita dengan senyum, hayuk sini, lembut. Gak pernah kasar. ‘Sini, Boris, mari mampir. Di sini enak, adem, sejuk. Jadilah insan yang rahmatan lil-alamin.’”

--Boris Bokir, komika

203 pages, Paperback

Published July 1, 2020

113 people are currently reading
898 people want to read

About the author

Husein Ja'far Al-Hadar

5 books67 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
470 (64%)
4 stars
215 (29%)
3 stars
34 (4%)
2 stars
4 (<1%)
1 star
2 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 173 reviews
Profile Image for tianiita.
117 reviews32 followers
May 1, 2021
The Protector Level 3

Awal saya tau beliau justru ga sengaja dari meme akin shitpost di video Pemuda Tersesat bareng Tretan Muslim. Saya akhirnya cari video tsb karena penasaran. Pas dilihat ternyata beliau dakwah dengan menggandeng komika dan menjawab pertanyaan yang dinilai nyeleneh, sesat, ga relevan kalo nanya di masjid/majelis, tapi emang bener ada di realita, dan beliau menjawabnya justru bersumber dari Al-Qur'an & hadist yang bisa diambil ilmunya. Dari sana saya sering menonton Pemuda Tersesat dan rekomendasi yutub saya isinya jadi banyak ini habib XD

Terlepas dari itu, buku ini membahas islam yang bukan dari segi ritualnya, tapi substansinya. Buku ini juga memuat bahwa islam bukan hanya sekedar hukum, meluruskan kembali bahwa banyak dari muslim di Indonesia yang lupa bahwa sejatinya islam itu bukan hanya mengurusi halal dan haram. Penyampaian isi buku ini pun saya rasa padat dan pas dengan gaya bahasa yang tidak kaku. Beliau pun berulangkali mengingatkan bahwa islam itu cinta dan akhlak. Intinya bagi saya pribadi, buku ini seperti pengingat buat saya agar kembali lagi untuk terus belajar menjadi muslim dengan cara yang baik.
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,357 followers
Read
April 2, 2022
Setelah membacanya, saya semakin paham kenapa buku bergenre Islam Populer ini begitu populer sampai sudah cetak ulang ke-9 kali. Ditulis oleh habib Husein Ja'far yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Filsafat Islam dan Magister Tafsir Qur’an, buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan, asyik dan mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan, termasuk pemuda dan pemula.

Bukan hanya gaya bahasanya, topik yang diangkat relevan sekali dengan isu-isu terkini. Ada belasan tulisan yang terbagi menjadi 4 bagian, membahas soal hijrah, perang dan terorisme, HAM, perbedaan pendapat sampai halal haramnya musik dan bioskop. Seru dan patut dibaca oleh yang sedang atau berniat mendalami Islam.
Profile Image for Ariel Seraphino.
Author 1 book52 followers
February 11, 2021
Saya sih sepakat kalo Habib Husein adalah salah satu Habib yang perlu kita dengar dakwahnya. Karena selain dakwahnya juga mudah diterima dan dicerna oleh golongan milenial, cara dia mengemas dakwahnya sendiri adalah sesuatu yanag segar bagi jaman sekarang. Kita juga diperlihatkan betapa dakwah yang asyik itu sendiri justru adalah dakwah yang tenang, penuh senyum bahkan canda. Di buku ini yang secara spesifik mengajak untuk merenungi kembali makna keberadaan Tuhan dalam diri kita, beliau juga berbicara tentang bagaiman Islam itu seharusnya dibawa dan diperlihatkan seharusnya oleh generasi muda saat ini.
Rasanya juga generasi muda kita saat ini justru semakin sumpek kan dengan ceramah dan dakwah yang penuh dengan kebencian dan hasutan sana-sini yang justru malah memperlihatkan betapa Islam itu agama yang sangar. Nah dari buku ini yang saya sendiri sudah lihat betapa laris manisnya buku ini sejak dimulai pre ordernya hingga sekarang mungkin sudah mencapai 3 kali cetak ulang kalau tidak salah. Semoga itu artinya bukan hanya anak muda kita sekarang semakin sadar untuk tahu dan lebih bijaksana lagi bagaimana membawa Islam di mata orang lain yaitu dengan cara dimulai dari diri sendiri.
Bukunya saja sudah ditulis dengan gamblang dan bahkan enak banget untuk diresapi, jadi gak bosen dengan berbagai kata yang seolah berceramah. Kita sudah bisa lihat sendiri melalui akun channel Habib Husein bahwa beliau cukup asyik untuk diajak bicara agama Islam yang semakin banyak saja tantangannya di jaman sekarang. Mulai dari persoalan maraknya hijrah saat ini, trilogi kebijaksanaan dan akhlak Islam juga tentang bagaimana berdakwah yang elegan.
Tetapi salah satu yang point out dari buku ini adalah tentang bagaimana kita menjadi muslim yang moderat. Menjadi muslim ya bukan Islamnya yang menjadi moderat. Moderat itu sendiri kan berarti erat kaitannya dengan moderasi, di tengah. Nah, Nabi Muhammad saja kerap menekankan hal ini juga, bagaimana umat islam seharusnya mampu bersikap di tengah. Tidak condong ke kubu kiri atau kanan dalam menyikapi berbagaim persoalan sehari-hari yang sudah semakin kompleks ini. Sudah enggak perlu dijelaskan lagi deh soal semakin beragamnya tantangan kita sebagai umat Muhammad dalam arus modernisasi dan kompetisi global saat ini yang membutuhkan kemampuan kita dalam memilah dan berdiri di tengah. Dengan bersikap moderat berarti juga perlu untuk menjadi adil. Buku ini menjelaskan enak banget soal kisah-kisah Nabi Muhammad yang mementingkan sikap moderasi ini. Agama Islam sendiri sudah moderat, jadi yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana umat Islam mampu menanamkan nilai-nilai moderat dalam kehidupannya.
Profile Image for yun with books.
700 reviews243 followers
March 3, 2024
"Oleh karena itu, Nabi Muhammad berpesan dalam hadis riwayat Tirmidzi, "Hikmah adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka pungutlah."


Membaca buku ini, seperti mendengar dakwah Islam yang bikin kuping dan hati adem. Habib Husein Ja'far Al Hadar beberapa kali memang ceramahnya "selewatan" aku denger. Gak gitu fokus, tapi selewatan itu lah yang bikin aku tertarik dan nyeletuk:
"Keren ya.. ceramahnya milenial dan santai banget. Gak penuh provokasi lagi. Santuy lah.."

Terus ternyata beliau bikin buku dan langsung aku baca, dan duar!!! suka banget sama bukunya. Jujur, aku nangis baru di halaman pertama buku ini. Isinya begini:

"Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka'bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin."

Cara Habib Ja'far menyampaikan dakwah lewat buku ini bener-bener nyentuh hati dan belajar bagaimana jadi Muslim yang Habluminallah dan Habluminannas. Belajar bagaimana jadi Muslim yang bijaksana dan tidak sombong (sok suci) di tengah dinamika jaman yang semakin kompleks dan ruwet ini.

Yang paling utama dari buku ini adalah, bagaimana Habib menjelaskan bahwa Islam itu gak seribet dan sekaku yang para "ulama" dan "orang pintar agama" lainnya katakan. Islam bukan agama yang cuma serba seputar "Halal" dan "Haram". Habib Ja'far benar-benar menjelaskan bahwa Islam itu indah di buku ini dan saya merasakannya.

Pokoknya, kalo dijelasin sesuka apa saya sama buku ini bakal panjang. Yang jelas buku ini tipis.. tapi isinya daging semua. Saya senang sekali bisa merasakan kehangatan hati ketika membaca buku ini. Saya bukan Muslim yang taat, tapi saya mau jadi Muslim yang menempatkan kemanusiaan nomor satu, tentunya dengan "berangkat" dari Al-Qur'an dan Sunnah.

"Betapa pun, akal sangat penting untuk mengenali Tuhan, sebagaimana dalam puluhan ayat-Nya, Tuhan menyuruh kita berpikir tentang segala ciptaan-Nya agar dapat menemukan-Nya, Tuhan tak seperti yang kita pikirkan dan bayangkan dengan akal itu, seperti firman-Nya dalam Surah Al-Syura [42] ayat 11. Rasakan Dia dalam lubuk hatimu yang terdalam. Di dalam hati itulah Tuhan ada."
1 review
June 15, 2021
Buku yang membuat saya tambah yakin dengan Islam. Dan juga buku ini membahas fenomena yang terjadi di Indonesia seperti speaker masjid, musik haram atau halal dan lainnya. Dikemas dengan bahasa yang santai dan referensi yang kukuh.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Anadya.
10 reviews25 followers
March 6, 2022
Banyak membahas tentang kerisauan umat islam di Indonesia. Dijelaskan dengan pemahaman yang indah tanpa menyudutkan pihak manapun. Penjelasannya masuk akal dan membuat islam tidak jauh karena ‘ekstrem’. Terimakasih Allah SWT, melalui Husein Ja’far aku semakin dekat dengan keindahan islam aamiin
Profile Image for Eddo.
10 reviews
July 4, 2021
Saya sih pinginnya buku ini jadi salah satu rujukan utama buku PAI di bangku SMP-SMA untuk mengenalkan kepada remaja bagaimana bisa ber-Islam dengan moderat dan substansial, tidak terpaku pada ritual semata. Semua topik dibahas dengan ringan; mulai dari syari'ah, fiqh, tasawuf, dan bagaimana semua itu berhubungan di kehidupan masa kini. Habib Ja'far pun menyinggung beberapa isu sensitif yang beredar belakangan ini: gerakan hijrah, toa mesjid, khawarijisme, keharaman musik, dll. dari sudut pandang yang segar dan mudah dipahami bagi kawula muda sehingga membuat kita sadar bahwa Islam yang selama ini kita pahami bisa saja keliru/kurang tepat.
Profile Image for Eka Fajar Suprayitno.
80 reviews
November 15, 2021
Buku ini bagus, judulnya sangat mewakili tujuan yg ingin disampaikan Habib. Serta secara "ringan" menjelaskan atau mungkin lebih tepatnya meluruskan bahwa Islam itu bukan hanya hukum saja. Tetapi Islam itu Akhlak, Penuh Cinta, dan Mendamaikan.

Bahasanya tak terlalu berat. Cukup ringan, mungkin ada beberapa bagian yg membuat usaha membaca lebih saat membahas imam-imam karena banyak sekali, dan bagi saya.
Profile Image for Audry Zaskia.
14 reviews
February 5, 2022
Buku 204 halaman ini memberitahukan bagaimana seorang manusia harus bersikap berhusnuzon terhadap sang pencipta dan selalu mengamalkan kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam setiap apa yang dikerjakan.
Profile Image for Fian.
46 reviews
September 11, 2021
Di samping buku ini yang memberi pandangan baru tentang islam, buku ini juga menghibur. Bahasa yang digunakan juga ringan sehingga mudah untuk dipahami.
Profile Image for Kiky ☆.
135 reviews6 followers
August 21, 2023
Aku masih ngga nyangka menyelesaikan buku ini kurung waktu kurang dari 24 jam sejak unboxing!

Buku ini adalah buku pertama dari Habib Husein yang aku baca. Sebelumnya, lebih tertarik buku beliau yang pertama, tapi malah check out yang ini setelah mempertimbangkannya.

Alasan kenapa aku ngga sampe 24 jam melahab habis buku ini adalah gaya menulis beliau benar-benar amat sangat friendly, lebih kayak diajak ngobrol sama temen daripada baca buku kajian. Gaya penuturannya juga ngga yang mendoktrin, memerintah, atau malah memarahi. Lebih seperti diajak diskusi bareng dengan cara yang ringan, berilmu, berbobot dan tentunya amat sangat sopan.

Penataan bahasa juga gampang dipahami, bahkan aku sangat apresiasi beliau menggunakan arab latin untuk setiap penggunaan ayat Al-Qur'an atau hadist tertentu, karena aku sangat amat sensitif soal itu. Jadi hampir ngga ada hal yang membuatku mengerutkan kening ketika membacanya.

Aku belajar banyak disini, kalau dijelasin juga sepertinya ngga muat, terlebih tentang akhlak Rasulullah dan bagaimana cara Tuhan merindukan kita dan isu-isu agama yang sedang kita hadapi sebagai seorang muslim.

- Banyak akhlak mulia Rasulullah SAW yang aku baru tau
- Banyak referensi dari Al-Qur'an, hadist, sufiesme dll
- Banyak ilmu yang bisa kita ambil (paling membekas adalah bahwa tradisi Maulid Nabi berasal dari ide seorang muslimah hebat, the mother of Baghdad, Al-Khayzuran.

Semoga diberi rezeki lebih supaya bisa membeli karya beliau yang lain, dan membeli buku sufi Rumi, yang aku jadi makin tertarik setelah baca buku ini.
Profile Image for Bivisyani Questibrilia.
Author 1 book20 followers
April 26, 2022
Kebetulan lagi bulan Ramadhan dan buku ini baru saja muncul sebagai rekomendasi yang sedang hangat. Dari judul dan desain sampulnya saja sudah membuatku tertarik—rasanya belum ada buku semacam ini yang diterbitkan di Indonesia. Kebanyakan buku bertema Islami di Indonesia cukup kaku dan jelas-jelas ditargetkan untuk orang-orang yang memang sudah bertaqwa, orang-orang yang bisa dibilang imannya kuat—sementara orang-orang sepertiku yang masih mempertanyakan keimanan diri sendiri seperti tidak diajak ikut berdiskusi.

Itulah yang berbeda dari buku ini.

Jujur, aku tidak tahu Husein Ja'far sebelum membaca buku ini. Namun buku ini membuatku cukup menghormatinya. Pada dasarnya, melalui buku ini Beliau menyentil kebiasaan beragama umat Muslim—terutama Muslim Indonesia—yang tidak sejalan dengan ajaran Islam. Bukan, bukan menyudutkan mereka yang imannya memang masih belum sempurna, namun mengkritik mereka yang merasa sudah paling suci. Semua yang Beliau tuangkan dalam buku ini sungguh masuk akal dan bisa kumengerti. Ternyata benar adanya, bahwa Islam kini tampak mengerikan dan menyulitkan untuk khalayak muda—itulah sebabnya banyak Muslim generasi muda di Indonesia yang hanya sebatas Muslim KTP semata.

Padahal—sesuai observasi Husein Ja'far—Islam itu harusnya hadir sebagai solusi, sehingga sudah sepatutnya mudah dan cocok untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak. Seharusnya Islam itu menyatukan, bukan memecah belah. Seharusnya umat Muslim lebih sibuk berusaha memperbaiki diri, bukannya justru mengkritik orang lain. Seharusnya masyarakat Indonesia meminta maaf kepada Ahok, karena yang namanya penistaan agama itu tidak ada—agama hanya akan tercoreng namanya jika penganutnya tidak merepresentasikan agama tersebut dengan baik. Siapapun di luar agama Islam tidak akan bisa menyakitinya.

Setelah membaca sejumlah buku-buku internasional tentang pengalaman umat Muslim sebagai kaum minoritas di berbagai budaya, juga pendapat-pendapat yang meragukan ajaran Islam, isi buku ini sangat masuk akal dan relevan dengan kondisi sosial budaya masyarakat global zaman sekarang—terutama sehubungan dengan Islam itu sendiri. Ada alasannya mengapa Islamophobia itu muncul dan berdiri kokoh di berbagai negara di dunia, yakni akhlak dan tingkah laku umat Muslim sendiri. Tingkah laku inilah yang bertentangan dengan intisari ajaran agama Islam.

Meskipun begitu, buku ini tentu belum sempurna—karena, sejatinya, yang sempurna hanyalah milik Allah semata. Masih banyak aspek dari buku ini yang mengajarkan kita untuk berhenti berpikir, menerima begitu saja apa kata ulama dan para imam, sehingga terkadang buku ini tampak menggiring opini pembaca berdasarkan preferensi penulisnya. Tidak jarang pula isu yang diangkat dan dibahas oleh penulis hanya dilakukan setengah jalan, karena bentrok dengan beberapa ajaran atau sejarah Islam yang saling bertentangan.

Contoh kecilnya adalah ketika membahas Islam yang menerima perbedaan dengan membawa hubungan baik antara imam-imam besar yang berbeda pendapat, namun tidak sedikit pun berusaha menyentuh kejadian berlumur darah yang memecah belah umat Muslim menjadi Sunni dan Shiah hingga kini—padahal kejadian tersebut kelewat penting dalam sejarah Islam, karena berpengaruh secara global dan prinsip bahkan sampai sekarang.

Meskipun begitu, aku pribadi sangat menikmati membaca buku ini karena berani membahas hal-hal Islami yang tidak pernah dibahas di media mainstream sebelumnya. Ketika membicarakan tentang buku-buku atau tontonan Islami, yang langsung terlintas di otak adalah ceramah atau kajian Islam. Hal-hal yang lebih dekat dengan gaya hidup modern tidak pernah disentuh sama sekali, sehingga umat Muslim generasi muda yang sekarang jadi merasa jauh dengan agama yang seringkali diturunkan dari orangtua mereka tersebut.

Singkat cerita, buku ini sangat kurekomendasikan, terutama untuk umat Muslim di Indonesia. Non-Muslim juga boleh membacanya, meskipun mungkin tidak akan bisa relate dengan banyak hal yang terkandung di dalamnya.
Profile Image for ilminafiaa.
94 reviews19 followers
March 23, 2024
Aku baca buku ini berurutan setelah baca yang Seni Merayu Tuhan, dan ada bab yang diulang dengan kalimat yang sama, bahkan diulang lagi di bab selanjutnya. Penulis selalu bisa memposisikan diri sebagai anak muda biasa yang juga pernah struggling dengan kenakalan, tidak pernah menggurui dan selalu merangkul mereka yang "tersesat". Di buku ini aku merasa damai banget dan berasa ngobrol sama temen. Buku-buku religi seperti ini harus semakin dibumikan, karena dakwah dengan lembut, tipis-tipis, dan santun akan lebih "ngena". Anak muda jaman sekarang itu rebel, anak-anak gaul yang seringkali FOMO dan sibuk bergulat dengan pencarian jati diri, dan habib bisa masuk ke celah-celah itu.
Profile Image for Amalia Chairida.
43 reviews1 follower
January 4, 2021
Buku yang keren sekali. Penggunaan bahasa yang ringan membuat saya cepat tanggap. Buku yang membuka pikiran kita, apalagi saya sebagai seorang muslim.

Dari buku ini saya ngaji lagi dan seseru itu ternyata. Bukan hanya mengangkat isu sosial dan permasalahan umat, tapi penulis mampu menghadirkan solusi yang menengahi.

Hampir seluruh buku ini perlu di-highlight sama kita. Very very recommended!!! ❤
7 reviews1 follower
February 17, 2022
Sinopsis;
Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka'bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan. Masjid bisa roboh, Ka'bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya.

Buku ini membahas berbagai problematika masa kini yang seringkali diperdebatkan oleh umat islam itu sendiri. Karena adanya latar belakang mengenai islam yang saat ini dipandang bahwa islam itu agama yang kaku, penuh dengan kekerasan, kearab-araban, dan ketinggalan zaman. Dibuku ini Husein Ja'far menjelaskan bagaimana islam sesungguhnya yang dibawa oleh Rasulullah. Bahwa islam itu agama yang 'mempersatukan' bukan memecah belah. Islam itu 'Rahmatan lil 'alamiin' bukan 'Rahmatan lil muslimin'.

Dengan banyaknya pemahaman di tengah masyarakat yang salah dalam mengartikan islam. Karena hanya dengan melihat dari segelintir orang yang membawa output buruk mengenai islam. Sehingga islam dicap sebagai agama yang tidak moderat. Padahal individunya yang salah, bukan islamnya yang salah. Karena islam adalah "Ummatan Wasathon"/ agama pertengahan.

Dan dalam buku ini pula, Husein Ja'far memberikan pembahasan mengenai hijrah. Bahwa hijrah itu juga harus mencakup ibadah horizontal kepada sesama, bukan hanya vertikal pada Tuhan semata.

Pembahasan yang dibawakan oleh penulis dalam buku ini juga relevan dengan keadaan islam pada saat ini. Dengan mengusung tema mengenai "Tuhan ada dihatimu". Hal ini merupakan pembahasan yang cukup berat namun penulis dapat membawakannya dengan gaya bahasa yang santai, asik, namun tetap bertumpu pada Al-Qur'an dan Hadits.

So far, buku ini sangat cocok untuk kalangan manapun. Karena bahasanya mudah dipahami. Apalagi untuk generasi milenial yang ingin mempelajari islam lebih dalam lagi. Buku ini patut kalian coba.

"Jangan pernah merasa suci, karena begitu kita merasa suci, saat itu kita sedang kotor. Sebagaimana kita merasa pintar, kita akan berhenti belajar, dan itu merupakan bentuk kebodohan." (hal.26)
Profile Image for Mazdan Assyayuti .
58 reviews3 followers
December 23, 2021
(#BukuUntuk2021)
Selesai baca buku ke-33

Aku baru kesampaian membeli dan membaca karya The Protector Hyun Al Habib Husein Ja’far Al Hadar pada cetakan ketujuh ini. Aku membeli dengan kondisi cover yang baru pula, inilah daya tarik tersendiri. Sudah tidak nongol di cover lagi ilustrasi Bib Husein yang sedang memegang microphone itu. Melihat sampulnya yang baru itu sudah bikin anyes, adem, atis, dan kosakata dingin lainnya.

Menurut barcode di sampul belakang, buku ini dikategorikan sebagai Islam Populer. Isinya merupakan esai-esai bergaya motivator. Sebetulnya, membaca buku ini itu seperti sedang memotivasi cara memeluk agama Islam yang damai dan kaffah. Ditampilkan wajah-wajah Islam yang moderat, tawasuth, tengah-tengah, win-win solution, dan lain sebagainya.

Kalau menurutku sendiri, buku ini merupakan buku bergenre tasawuf yang bercorak kepada adab atau hablum minannas. Bib Husein, selalu mengajak kepada kesalehan sosial (menyalin kosakata dari Gus Mus) dalam setiap tulisannya. Intinya inti menurutku terletak di situ, di mana seringkali menimbulkan sebuah keraguan dan perdebatan tiada henti.

Cara memeluk Islam yang berhablum minannas akan membawa dampak kepada hablum minallah atau transendensi. Cara Bib Husein mengajak yaitu dengan diceritakan problematikanya, kemudian disajikan cerita dari Rasulullah saw yang dapat menjawab problematik tersebut, lalu disimpulkan dalam sebuah ajakan.

Buku ini sangat direkomendasikan kepada seluruh umat beragama, tidak hanya Islam. Haqul yaqin, dalam buku ini – meski dikategorikan Islam Populer – memiliki sifat universal bagi seluruh manusia. Cara Bib Husein menarasikan siap untuk dikonsumsi oleh seluruh anak Adam.
Profile Image for Dela.
14 reviews1 follower
December 29, 2021
"Masjid bisa roboh, Ka'bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya"

Buku setebal 204 halaman ini adalah kumpulan essay / tulisan Husein Ja'far Al Hadar atau yang lebih dikenal Habib Husein. Habib Husein pertama kali saya tahu dari Youtube Channel Gita Wirjawan. Dari situ, akhirnya cari bukunya dan baca keseluruhan isinya.
Ada 4 bab utama dalam buku ini dan kesemua tulisannya lebih pada pandangan Habib Husein terhadap kondisi umat Islam di Indonesia saat ini.
Beberapa tulisannya cukup lugas kalau tidak dibilang keras, khususnya kritikan terhadap sesama muslim yang lebih sering saling cela jika berbeda pandangan sedikit.
Ada beberapa hal yang saya petik dari tulisannya seperti:
1. Pentingnya untuk mengutamakan husnudzhon dan tidak mengapa berbeda selama masih berlandaskan Al Quran dan Hadits
2. Pentingnya untuk terus belajar mengenai agama dan membuka pikiran sehingga tidak mudah ikut pandangan orang lain. Kritis terhadap ilmu dan pendapat menjadi hal yang penting ditengah derasnya arus informasi jaman ini
3. Perbedaan pendapat itu tidak mengapa, karena bahkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam pun tidak pernah memaksa semuanya untuk beragama Islam
Gaya tulisannya easy to digest dan mudah dipahami. Meski demikian ada beberapa hal dalam bukunya pun yang perlu dikritisi, tapi saya sendiri memaknainya sebagai pendapat dan yah wajar-wajar saja jika tidak sependapat hehe.
Selain itu yang saya sukai adalah sejarah mahzab yang dituliskan, memantik rasa penasaran saya untuk cari buku lebih jauh mengenai sejarah mahzab dan zaman keemasan Islam lebih jauh.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Tia Raihana.
37 reviews7 followers
February 23, 2022
Buku ini merupakan buku Islami yang membahas permasalahan tentang agama Islam yg kerap kali dijelaskan dalam bingkai pengekangan, teror, kekerasan, peperangan dsb. Ternyata Islam tidak semengerikan itu justru Islam itu asyik.

Melalui buku ini Habib menguraikan satu persatu hal-hal tersebut. Meluruskan kekeliruan dan memberikan pandangan indah mengenai Islam. Terdiri dari 4 pokok pembahasan mulai yakni Hijrah, Islam Bijak Bukan Bajak, Akhlak Islam serta Nada, Canda dan Beda.

Disajikan dengan bahasa yang ringan dan penyampaian yang asyik sangat cocok buat anak muda yang ingin mengenal lebih dekat dengan Islam. Terselip cerita tentang Rasulullah SAW, para Sahabat serta ahlul bait. Bagaimana indahnya akhlak Rasulullah SAW yang membuatku berulang kali mengucapkan masya Allah 😍.

Melalui buku ini banyak pelajar yang bisa dijadikan bahan renungan. Terutama yang paling aku highlight itu 'Kenapa bisa citra Islam selalu dikaitkan dengan hal yang bersifat negatif?' salah satunya karena umatnya sendiri yang tidak merepresentasikan nilai-nilai Islam ke dalam
kehidupan.

Jadi lah muslim moderat. Moderat itu adil, dan adil itu tegas. Mana yang benar kita katakan benar dan yang salah kita katakan salah. Kita diajarkan Al-Qur'an untuk bersikap adil bahkan kepada orang yang kita benci.

Jangan seperti kelompok Khawarij, jika berbeda pendapat rela menumpahkan darah, mengkafirkan, dan mengedepankan kekerasan.

Semoga kita bisa menjadi muslim yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang menghargai perbedaan, saling toleransi, dan merangkul dalam kebaikan. "Jika seseorang bukan saudaramu dalam agama, maka ia saudaramu dalam kemanusiaan" (93).
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for keialhamid T____T.
11 reviews
January 27, 2025
Buku ini menawarkan sudut pandang yang segar tentang bagaimana seseorang dapat menemukan medamaian batin melalui pendekatan spiritual yang sederhana dan penuh cinta. Buku ini menggunakan bahasa yang ringan dan santai sehingga relevan bagi pembaca muda yang ingin memahami Islam secara lebih humanis. Buku “Tuhan Ada di Hatimu” karya Habib Ja’far ini mempunyai kedalaman makna yang berhasil mengupas ajaran Islam tidak hanya sebagai doktrin, akan tetapi sebagai panduan hidup yang berlandaskan cinta, toleransi, dan kasih sayang. Penulis menjelaskan bahwa “hijrah sejati” adalah poses internal yang mencakup transformasi hati dan perilaku, bukan hanya perubahan penampilan. Penulis mampu menggabungkan nilai-nilai Islam dengan kehidupan modern tanpa mengurangi esensi Islam. Hal ini membuat pembaca merasa bahwa agama dapat dipraktikkan secara fleksibel tanpa kehilangan nilai spiritual yang kental. Pemilihan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat buku ini menarik, khusunya bagi generasi muda yang sering merasa terasingkan dari diskursus keagamaan yang berat. Meskipun pendekatan santai menjadi daya tarik utama, buku ini bukanlah buku yang cocok untuk mereka yang mencari bahasan teologi yang amat sangat mendalam. Buku ini mengedepankan pandangan dan juga aspek spiritual yang personal dari sudut pandang penulis. Dalam buku ini terdapat banyak bab yang membahas tentang bagaimana perbedaan dalam Islam itu sendiri. Secara keseluruhan buku ini amat sangat layak dibaca. Tetapi kombinasi refleksi personal dengan argumentasi akademis yang lebih kuat akan membuat buku ini menjadi karya tulis yang lebih komprehensif.
Profile Image for Uchant Hasanah.
12 reviews1 follower
January 5, 2021
Buku ini berisi sekumpulan artikel hasil perenungan penulis. Terbagi dalam 4 tema besar.
1) Hijrah; 2) Islam Bijak, Bukan Bajak; 3)Akhlak Islam; dan 4) Nada, Canda, dan Beda. Kesemuanya ditulis dengan bahasa yang enjoy, mudah sekali dipahami, dan mengena di hati. Manggut-manggut saja ketika membacanya, sesekali mengatakan 'ah yaaa seperti itu', dan dibeberapa bagian ada yang membuat menteskan air mata.

Husein membuat saya berpikir, bahwa begitu indahnya hasil perenungan ini. Benar apa yang dituliskannya bahwa ketika kebenaran bersayapkan kebaikan dan keindahan, jadilah ia sebuah kebijaksanaan. Buku ini sendiri bagi saya adalah contoh bentuk kebijaksanaan tersebut.

Beberapa hal yg mengena sekali untuk diri saya pribadi :
1. Tentang Sikap Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad) ketika menghadapi tentara bergajah yang hendak meruntuhkan Ka'bah.
2. Sering kali kita beribadah hanya secara ritual, dan acuh pada substansi. Mengedepankan kuantitas tetapi jarang berfokus pada kualitas.
3. Sering kali kita banyak menuntut HAK, tapi jarang sekali memperhatikan KEWAJIBAN kita sudah tertunaikan ataukah belum? Fokuskan pada kewajibanmu, maka hak akan mengikutimu.

Satu hal lagi yang penting. Husein banyak menuliskan sumber-sumbernya secara langsung. Ini seolah-olah ia mengajak pembacanya untuk membaca juga sumber-sumber referensi tersebut Salah satunya adl biografi Nabi Muhammad yg ditulis Martin Lings (Abu Bakar Sirajuddin) seorang mualaf yg krn kryanya tsb ia diakui oleh Univ Al-Azar, n mndptkn bintang kehormatan dr Mesir th 1990.
Profile Image for Angky Paramita.
35 reviews
January 11, 2025
Jujur, saya awalnya cenderung enggan untuk membaca buku-buku yang bernuansa Islami, karena menghindari pembahasan yang menghakimi dan tidak ingin menemukan wacana yang mempersempit arti dari keimanan itu sendiri. Suatu hari saya menemukan buku ini di Shopee, dan teringat Habib Ja'far yang videonya pernah saya lihat beberapa kali (saya bukan pengikut channel-nya, hanya kebetulan lewat saja) dan saya cukup suka dengan caranya menyikapi beberapa hal berkaitan dengan agama. Jadilah saya beli dan baca buku ini.

Pertama-tama, saya pribadi senang membaca buku ini. Bahasanya mudah untuk dipahami dan bersahabat, sehingga saya lebih merasa diajak mengobrol tentang sesuatu yang menarik daripada digurui. Yang ke dua, mungkin saya senang dengan buku ini karena akhirnya bisa bertemu dengan pandangan yang relatif sejajar dengan pemahaman pribadi saya tentang keyakinan, sehingga seringkali ketika membaca muncul pikiran "nah, ini lho yang selama ini aku pikir." Yang ke tiga, tidak semua topik pembicaraan di buku ini saya pahami, tapi apa pun itu yang saya kurang pahami mampu memunculkan rasa penasaran yang bisa jadi (harapannya) mendorong saya untuk belajar lebih jauh. Kalau saja Habib Ja'far menayangkan juga bacaan-bacaan yang jadi referensi beliau untuk buku ini, pasti menarik ya...

"Dalam urusan iman, seseorang tak bisa mengikuti orang lain, melainkan harus belajar untuk kemudian menemukan dan merasakan keimanannya sendiri."
Profile Image for Aulia.
31 reviews
April 25, 2022
Buku ini sudah dicetak ke-9 kalinya dan punya rating yang cukup tinggi di Goodreads. Terdiri dari 4 bab yaitu Hijrah, Islam Bijak Bukan Bajak, Akhlak Islam, Nada Canda dan Beda. Keempat bab itu membahas berbagai topik yang belakangan viral seperti penistaan agama, takfiri, speaker masjid, hoaks, musik haram atau halal, dll.

Isi nya menarik. Meskipun membahas problematika agama, buku ini tidaklah rumit dengan pembawaan yang santai dan gaya bahasa kekinian membuat buku ini mudah dipahami. Tak salah jika buku ini sangat populer. Pembahasan dalam buku ini juga tetap bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis yang dikutip di setiap bagian dan juga ada selipan berupa gambaran atau cerita sejarah bahwa setiap permasalahan agama yang muncul saat ini sebenarnya juga sudah terjadi sejak zaman dulu.

Menurutku, buku ini mengajak kita untuk mempertanyakan kehidupan beragama kita selama ini seakan membuka pemikiran kita bahwa hubungan baik dengan orang lain adalah bukti cinta kita kepada Allah dan bukti bahwa kita beragama. Kurangnya kita dalam mempelajari nilai agama terkadang bisa membawa citra buruk agama Islam kepada orang lain. Lantas mereka mengira bahwa agama ini adalah agama perang dan kaku. Satu hal yang banyak ditekankan oleh Habib dalam buku ini adalah kalimat berikut

"Jika seseorang itu bukan saudaramu dalam agama, maka dia saudaramu dalam kemanusiaan"
Profile Image for Karen Gavra.
31 reviews3 followers
December 10, 2022
Ini buku Husein Ja'far yang pertama kali gue baca. cara penyampaiannya seru banget, nggak kaku, nggak bikin pusing, dan bener bener kayak lagi berdialog sama temen aja. Dari buku ini gue mengenal bagaimana sifat Tuhan yang hakikatnya adalah cinta lewat Rasullulah. Gue juga mengenal Rasullulah sebagai pribadi yang bener bener lembut, teladan lewat buku ini. Yang bahkan semasa sekolah setelah gue pikir2 lagi, kok gue gak mengenal Rasullulah in this way ya.

Waktu di sekolah gue cuman diajarkan bagaimana rasul berperang, bagaimana beliau berdagang, tapi hal hal yang diajarkan di SD atau di SMP gue nggak bisa memberi gue jawaban benar atas tuduhan2 oknum2 di internet yang bilang kalo nabi itu orang yang bengis, haus akan kekuasaan, hobinya merangin orang2. Padahal ternyata dalam perang2 nabi itu ada etikanya, bahkan setelah baca buku ini gue jadi tau kalo perang perang yang diikutin Rasul ga kayak se bengis yang digambarkan oknum2 ga bertanggung jawab.

Dan yang paling menarik dari buku ini adalah, gue jadi punya kesadaran semakin tinggi bahwa berislam itu wajib untuk berakhlak, dan berakal. pada akhirnya kita gak akan sampai ke hakikat al-quran kalo kita nggak berilmu. Good job habib! otw baca yang seni merayuu tuhan, lesgoooooo
9 reviews
February 4, 2021
Buku yang bagus untuk mengenal Islam lebih dalam, apa lagi untuk aku yang masih mengenal Islam hanya di kulitnya saja. Menurutku, bahasan-bahasannya relevan dan mengena.

Bahasan yang relevan itu salah satunya mengenai speaker masjid. Tentu masalah yang sudah dari lama, bahkan beberapa orang menganggap rumah dekat dengan masjid tidak strategis. Tapi bahasan yang sensitif ini dengan baik dibahas oleh Husein Ja'far, tidak menyinggung tidak menyerang, sama seperti bahasan lainnya.

Tapi ada yang kurang aku suka, seperti quote satu halaman di tengah-tengah bab.

Saat baca dan tiba-tiba ada quote satu halaman penuh yang mengulang dari paragraf sebelumnya, fokusku pecah. Jadi harus mengulang bacaan di halaman sebelumnya untuk lanjut membaca lagi.

Jika di tengah-tengah bab aku lebih suka kalimat yang akan dijadikan quote dipertebal saja, tidak akan mengganggu. Untuk yang quote satu halaman penuh, lebih baik kalau di akhir bab. Jadi bentuknya seperti hal yang difokuskan dalam bab tersebut atau quote tadi.

Dari segala kelebihan dan kekurang itu, secara keseluruhan buku ini gak akan rugi untuk dibaca, untuk semua umat, apa lagi umat muslim. Sekian.
Profile Image for Dian Pradikta.
42 reviews2 followers
July 6, 2025
"Jika kita tidak menemukan alasan untuk bersatu dengan orang lain, baik itu karena agamanya, karena imannya, atau lainnya, maka cukup persamaan kita sebagai sesama manusia menjadi landasan untuk bersatu, berangkulan, dan menjalin persaudaraan." (P. 124).

.
Finally,

"Tuhan Ada di Hatimu" mampu memberikan pencerahan terhadap pembaca kalau Tuhan selalu ada di situasi apa pun, apa pun agamamu. Tak seiman bukan berati tak sejalan, justru dengan iman yang berbeda manusia bisa membangun silaturahmi yang bagus dan saling menjaga, meningkatkan toleransi.

Lalu, apa menariknya buku ini? Bukankah tanpa baca buku ini, kita sudah tahu kalau Tuhan selalu beserta kita?! Nah, menarik sekali. Melalui buku ini Habib Ja'far memberikan berbagai gambaran hubungan manusia terhadap Tuhannya, beda iman sekalipun. Buku ini seperti ditulis bukan hanya untuk umat muslim tapi juga non muslim. Semuanya diajak bersatu membangun perdamamain.

.
Selain membahas mengenai agama, HAM, perdamaian, hijrah, ketuhanan, buku ini juga menyemangati jiwa - jiwa yang butuh semangat. Buku ini seperti memberi warna baru buku bergenre religi. Ceramah dalam bentuk yang berbeda dan lebih asyik.
Profile Image for intan prw.
51 reviews
January 24, 2021
Bukunya berisi tentang Islam yang selama ini kebanyakan disalahgunakan oleh orang-orang tertentu, di mana Islam tuh agama yang asyik bukan agama yang ekstrem.

"Nabi pernah bersabda bahwa Allah tidak mempersulit ketaatan kepadanya. Namun ada pendakwah yang mempersulit dan mencitrakan Islam sebagai agama yang sulit sehingga menjadikan orang bermaksiat, Allah marah pada para pendakwah semacam itu." hlm: 58

Suka banget sama cara penyampaiannya Habib Husein, bahasanya mudah dipahami, nggak menghakimi.
Sungguh, buku yang benar-benar berisi, dan semua orang harus baca buku ini, kalau menurutku sih, hehe. Agar sama-sama saling memahami, bertoleransi, dan menghargai antar sesama manusia di bumi ini.

"Kebenaran agama itu pusatnya di hati. Oleh karena itu, kehadiran hati menjadi kunci. Syahadat tak berguna kalau cuma diucapkan dengan lisan, tapi tak diyakini dengan hati. Begitu pula ibadah kita utamanya dinilai secara kualitatif, bukan kuantitatif." hlm: 66

"Jika seseorang itu bukan saudaramu dalam agama, maka dia saudaramu dalam kemanusiaan." -Sayyidina Ali
Profile Image for Ranu Hasai.
8 reviews
August 16, 2021
Setelah baca buku "Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya" dan dibuat kecanduan oleh buku agama dengan bungkus cerita, maka saya terus mencari buku agama dengan bungkus serupa.

Terus ketemulah dengan buku ini. Ekspektasi jelas ada, tapi tentu saya udah mempersiapkan bakal kecewa kalau-kalau ternyata isinya justru kaya buku pelajaran agama.

TERNYATA, tidak sama sekali. Sangat sesuai, bahkan melebihi ekspektasi saya terhadap buku ini. Saya mengira saya akan menyeselesaikan buku ini dalam waktu seminggu atau lebih, karena semangat baca saya lagi kendor. Ternyata buku ini bisa membuat saya semangat dan mau buru-buru menuntaskan buku ini.

Di antara ribuan buku agama isinya cenderung seperti mendoktrin, menakuti, dan bicaranya tak jauh-jauh soal dosa-pahala dan neraka-surga, buku ini kebalikannya. Buku ini membuat rasa cinta saya kepada Allah dan Islam mulai kembali tumbuh, setelah beberapa waktu belakangan ini saya sempat merasa ada yang salah dengan agama ini.

Untuk buku ini, saya rela berikan 5 dari 10 bintang!
Profile Image for Shela Yulfia Hadist.
44 reviews5 followers
February 1, 2022
Sudah lama aku tidak membaca buku agama lantaran masih adanya stigma di kepala terkait buku agama yang cenderung menakut-nakuti dan topiknya yang tidak jauh dari hukum dosa-pahala, keraguan untuk belajar karena khawatir "terjebak ke aliran yang sesat", dan hal-hal lainnya yang membuatku takut dengan agama sendiri.

Dari rekomendasi review teman-teman dan dibantu diskon Sh*pee, akhirnya aku berkesempatan membaca buku ini, dan ternyata SANGAT DI LUAR DUGAAN. Seketika aku kembali percaya bahwa Islam sungguh agama yang cinta damai dan lembut. Pembawaan dan tutur bahasa dari Habib Husein juga sangat menenangkan dan tidak menggurui sama sekali. Selama membaca, aku sempat beberapa kali tertawa geli saking santainya bahasa beliau, namun juga sempat beberapa kali hampir menitikkan air mata.

Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin kembali menyegarkan pemahamannya terkait agama Islam secara substansial, karena topik yang dihadirkan lebih banyak meluruskan persoalan adab serta hubungan horizontal sesama manusia yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Profile Image for nuhakhr.
61 reviews2 followers
April 27, 2022
Bab "Berdakwah ala Nabi" membantu menjawab pertanyaanku tentang bagaimana cara menemukan penceramah yang tepat untuk belajar agama. Sekarang ini begitu banyak ahli agama, ustaz, dan orang-orang yang menyebut dirinya sendiri ahli agama atau ustaz, yang malah membuat kita bingung: kepada siapa kita harus 'berguru'?

Salah satu poin penting dalam berdakwah yang disampaikan Rasulullah kepada sahabat Muaz bin Jabal adalah: berikan kabar gembira, bukan ketakutan. Dan lihat, betapa banyak pemuka agama hari ini yang berdakwah dengan metode ancaman, menakut-nakuti ummat dengan berbagai hukuman akhirat sebagai akibat dari perangai tertentu dunia. Ke mana ya, perginya Islam yang katanya adalah rahmat bagi semesta alam, memberi cinta dan ketenangan bagi hati yang gundah? Kalau terus-menerus disodorkan dengan narasi 'Allah adalah penghukum', bukannya pada tertarik, yang ada justru orang-orang jadi males buat mempelajari Islam, dong? Bukannya menghilangkan gundah, malah jadi tambah gelisah.

Looking forward to read other books by Habib Ja'far!

Displaying 1 - 30 of 173 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.