Wahai kesegaran pagi yang murni dan indah! Maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku. Belailah rambutnya yang hitam berkilau Untuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatiku
Melalui kisah Layla Majnun, Syekh Nizami seolah ingin menyampaikan bahwa cinta sejati memiliki kekuatannya sendiri. Seperti Qays yang mencintai Layla dengan sepenuh jiwanya dan tetap memelihara api cintanya meskipun ada yang berusaha untuk memadamkannya. Berjalan tak tentu arah sambil mendendangkan syair-syair cintanya kepada Layla. Qays dan Layla adalah pengantin dari surga. Bertemu di dunia dan saling jatuh cinta, berpisah dengan terpaksa, sebelum Tuhan menyatukan kembali cinta mereka berdua dalam kehidupan di dunia yang tak lagi fana. Cinta adalah keajaiban bagi tiap-tiap orang yang merasakannya. Tak peduli bagaimana cara tiap-tiap orang itu menyikapinya.
Sebenarnya jika Qays datang secara baik2 kepada ayah Layla saat dia pertama merasakan cintanya kepada Layla sehingga mereka tidak perlu sampai dipisahkan, tentu kisah ini tidak akan berkalang tanah. Tapi sayangnya, cinta yg memabukkan itu lebih dahulu membuat Qays menjadi gila. Cinta yg terlalu berlebihan. Andai, cinta seperti itu diberikan seorang hamba kepada Tuhannya, pasti bukan sengsara dan derita yg membelenggu dunianya. Kisah cinta Layla dan Majnun di buku ini tidak terlalu memuaskan rasa ingin tahu saya terhadap perjalanan cinta mereka. Karena digambarkan secara satu sisi, pendeskripsian penderitaan Layla dan Majnunnya saja yg terus ditampilkan, sehingga sisi sedihnya tidak sampai menyentuh hati saya selaku pembacanya. Tidak ada interaksi2 hati yg tergambarkan bagi pembaca. Sehingga sedih yg dirasa hanya tulisan di atas kertas, tidak masuk ke relung hati. Sampai2 saya bingung, kenapa bisa ya mereka saling mencintai sampai segila itu. Padahal kisah cinta mereka dikabarkan begitu murni dan sejati. Setia hingga mati.
"Cinta memang ajaib. Saat ajal menjelang pun, seorang pecinta masih memikirkan orang yang dicintai". -Hal. 211.
Qays lahir dari keluarga yg kaya raya dan hidup bahagia. Ayahnya, Syad Omri adl pemimpin kabilah bani Amir. Kelahiran Qays membuat ayah dan ibunya bahagia. Ia tumbuh mjd anak yg tampan dan cerdas. Ketika menuntut ilmu, Qays bertemu dengan Layla, gadis yg cerdas dan mempesona. Mereka saling jatuh hati. Kisah asmara mereka mjd bahan gunjingan. Sedangkan dlm tradisi Arab, nama keluarga akan tercemar jika anak gadisnya mjd bahan gunjingan. Ayah Layla adl pemimpin bani Qhatibiah. Ia pun malu anak gadisnya menjadi bahan pembicaraan orang lain. Untuk menghilangkan rasa malu, Layla dikurung di dlm rumah.
Berpisah dg Layla membuat Qays kehilangan semangat dan tidak mengenali dirinya sndri. Org2 menganggap Qays telah hilang ingatan dan menyebutnya dengan Majnun, si gila.
Ayah Qays kemudian melamar Layla untuk Qays dg membawa karung berisi emas dan mutiara. Bagi Syed Omri, putra tunggalnya lbh berharga drpd harta dunia. Namun, lamaran itu ditolak oleh ayah Layla dg mengatakan penyakit gila yg diderita Qays tdk mungkin dpt disembunyikan. Qays (Majnun) kecewa, ia pergi ke padang belantara, tempat hidup segala binatang liar dan berbisa. Ketika tiba waktunya Layla dilamar oleh bangsawan lain, yaitu Ibnu Salam, ayahnya setuju. Pernikahan Layla dan Ibnu Salam membuat Majnun benar-benar seperti orang gila. Namun, Layla tdk bahagia atas pernikahannya. Ia hanya memberikan cintanya pd Majnun. Ibnu Salam pun menghargai perasaan Layla, meskipun harga dirinya hilang seketika sampai akhirnya Ibnu Salam meninggal dunia.
Layla dan Majnun akhirnya dpt berjumpa setelah bertahun-tahun menahan kerinduan. Mereka sangat bahagia. Layla berharap akan selamanya bersama Majnun, tp tdk dg Majnun. Dia berlari meninggalkan Layla. Layla yg menderita dlm cintanya, akhirnya meninggal. Majnun sangat sedih, ia menangis di pusara Layla. Berhari-hari ia meratapi kepergian Layla. Kesedihannya dibawa sampai ia meninggal. Tulang-tulangnya berserakan. Org2 pun pun menguburkannya di samping makam Layla.
Sepanjang baca buku ini saya menutup hati dari logika. Greget, ingin komen dan membodoh-bodohi Qays, tapi sekali lagi saya coba ubah sudut pandang. Meski terkesan fana, nyatanya kisah nelangsa cinta tak sampai Qays masih dicari peminatnya.
Adalah Qays yang langsung jatuh hati pada Layla sejak pandangan pertama. Sejak saat itulah ia terhipnotis dan menjadikan Layla pusat dunia nya. Buku ini berisi kumpulan sajak Qays tentang Layla. Tak hanya caranya menggambarkan Layla dengan pujian setinggi langit, juga dominan akan perasaan sedihnya karna Layla tak bisa jadi milik Qays.
Pembaca diajak mengawal kisah hidup Qays sejak belia hingga dewasa. Namun tetap ada bagian untuk POV Layla. Keduanya sama2 nelangsa dan sedih, seakan dunia ini terlalu kejam untuk kemurnian cinta mereka yang katanya bukan nafsu belaka. (Bagian ini sebenarnya agak kurang tepat karna banyak pula diksi Qays yg mendeskripsikan tubuh Layla yg bersifat nafsu badaniah meski ga ada kontak fisik)
Sejujurnya, ketimbang baca sajak, saya lebih tertarik domino effect ulah Qays terhadap lingkungan sekitarnya. Terhadap orang tuanya, sukunya, juga terhadap Layla itu sndiri. Boleh dibilang dia itu egois ya, namun bisa juga pengasingan dirinya itu wujud kedekatannya terhadap Tuhan, mengingat kisah ini di ceritakan di masa lampau ketika menghukum diri sendiri menjadi salah satu jalan ninja untuk memperkaya keimanan terhadap Tuhan.
Ah tapinya saya menikmati proses baca kisah pilu ini. Terlepas dari banyak hal yang ga bisa saya luruskan pakai logika masa kini.
Buku yang relate bgt sama keadaan gue sekarang, dan buku ini juga bikin gue “sempat semangat” kembali walaupun pada akhirnya ya lemes lagi.. novel cinta terbaik sejauh ini yang pernah gue baca. Ga norak apalagi lebay. Kisah cinta yang menggugah hati atas kesetiaan dan kepercayaan satu sama lain, antara qais dan layla. Rispek parah buat penulis! Alfatihah syekh nizami ganjavi..
"Thank you for the tragedy. I need it for my art." - Kurt Cobain
!!TW!! This story is full of spain without the s.
(+): - Sangat membuktikan kutipan Kurt Cobain itu karena kedukaan, bisa mengisi syair Qays agar fenomenal. - Bagaimana mendayu-dayu-nya gaya penulisan si penulis di sini. Indah dan menurutku sudah mewakilkan perasaan pecinta dan kekasihnya wkwkw.
(-): - Qays terlalu "agak lain" mungkin bisa dibilang egois. Huhu, he literally needs a psychiatrist!!! - Penuh ke-nt-an dari awal sampai akhir, hadeh.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Karya yang penuh dengan sajak-sajak dan narasi pencitraan, tentunya dirangkai dengan indah oleh Nizami. Banyak buah-buah pemikiran (renungan) ala Sufi di dalam cerita ini, seperti ego, nafsu, amarah, hasrat akan hal-hal di dunia, kehidupan - yang membuat siapapun yang membacanya akan ikut merenung.
Sesungguhnya Layla dan Qays (Majnun) bisa saja bersatu, tetapi mereka tidak mau kalah dengan ego dan nafsu mereka. Sehingga hadiah untuk mereka adalah kebersamaan abadi di Surga seperti yang dilihat Zayd dalam mimpi. Itulah yang ingin disampaikan Nizami Ganjavi.
Buku ini bisa membuka pintu perkenalan dunia sastra kepada pemula. Walau mungkin beberapa perumpamaan dan pencitraan terkesan sulit dipahami, tapi banyak nilai kehidupan yang patut digarisbawahi.
Berbicara tentang Layla Majnun yang ditulis oleh Syekh Nizami; siapapun tahu bahwa cerita ini adalah salah satu epos yang paling melegenda di seluruh dunia. Kisah yang tak lekang oleh waktu. Dua orang pecinta ini dituturkan dari masa ke masa dengan begitu ciamik, walau akhir yang mereka dapat berujung dengan tragis.
Setelah membaca Layla Majnun, saya semakin mantap berpendapat bahwa kehebatan sastra Arab sudah tak dapat diragukan lagi.
Karakter utama kisah ini, yaitu Qays dan Layla sebetulnya bisa saja mendapat akhir yang lebih menjanjikan, dan tentu mereka dapat bersatu jika saja Qays sedikit menurunkan egonya untuk tidak terlalu bergantung pada kesedihan akan cintanya pada Layla. Pun Layla, ia bisa bersatu dengan Qays jika ia sedikit lagi lebih berani dalam tindakan atau lebih tegas terhadap pilihan hidupnya. Namun mereka hanya memilih untuk terus merana dan membiarkan cinta dan janji menelan mereka, juga ratapan akan takdir yang telah mutlak membelenggu tanpa ada usaha. Kisah cinta Qays dan Layla tak hanya menyakiti diri mereka sendiri، namun juga orang lain. Sangat disayangkan.
Tho they ended up together in the after life, it's still pissing me off how their life choices made other people suffer. They just don't wanna try harder. And i guess Qays became an actual manic with some mental illnesses inside his brain, he needs help but no one could help him even Layla herself, poor Qays.
This entire review has been hidden because of spoilers.