"Dibandingkan apa pun, filsafat mutlak perlu untuk membantu kita berdiskresi dan kritis. Dengan penuh sukacita, karya ini hendak membantu Anda." —Frédéric Lenoir
Komik dan Filsafat Kebahagiaan. Paduan yang ternyata pas kalau disajikan semenarik Filokomik. Diterjemahkan dengan asik oleh penerbit KPG. Edisi Indonesianya. Lucu buat diikuti sembari berkenalan dengan filsafat.
Dari arena para filsuf kita diajak berkeliling memahami (mengenal lebih tepatnya) para Filsuf yang menawarkan cara menuju bahagia. Dari Platon sampai Nietzsche, masing-masing punya pengalaman yang mengagumkan. Jadi, baca ini saat kamu merasa santai, terburu-buru pun boleh, dan nikmati saja perjalanannya.
Direkomendasikan untuk para pembaca umum filsafat, peminat literatur seputar "Kebahagiaan". sampai penikmat komik. Ini semacam Filsafat 101. Buku ini bisa jadi awal kamu untuk membaca buku lainnya seperti "Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya (Jules Evans).
Buku Filokomik menjadi buku rekomendasi bacaan di Philosophy Underground 2020. Bagi yang minat mengikuti diskusinya bisa simak rekamannya di sini: 1. Epikouros: Mungkinkah Bahagia dengan Hedonisme? https://youtu.be/bBO5g3ja2BQ
Tres très intéressant et facile à suivre. 10 philosophe occidentaux et leur vision du bohneur. Parfait pour reviser la philo pour les élèves qui preparent le bac. J'ai bien aimé les dessins et les petits recaps pour chaque philosophes. J'aurais aimé que des auteurs non occidentaux ou des femmes soient inclus mais bon pour un autre volume peut être.
Aaaa what a ride! Seru banget ngikutin perjalanan para filsuf ngejelasin teori kebahagiaan menurut versi mereka masing-masing. Ini beberapa contoh pendapat mereka: kalo mau bahagia harus jadi diri sendiri, dahulukan kebahagiaan orang dulu nanti pasti kamu bisa bahagia karenanya, jangan mikirin sesuatu yang ngga bisa kamu kontrol, ngga perlu iri dengan kebahagiaan orang lain, dann etc etc. (Baca aja😆).
Buat pembaca filsafat pemula, I suggest you to read this. Bahasanya gampang banget dimengerti jadi ga dibuat pusing sama topik yang kebanyakan orang bilang berat ini. Minusnya menurutku ada beberapa ilustrasi dan kata-kata yang kurang appropriate dan ⚠️ triggering (blood, death). But other than that, ilustrasinya cukup banyak membantu dalam memahami teorinya lebih lanjut, krn aku lebih gampang memahami kalo ada contoh visualnya.
Last, ada beberapa teori kebahagiaan yang kurang cocok bagi aku (dan mungkin sebagian orang) dan mungkin kurang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, tapi ngga papa, ngga harus dimengerti banget dan dipusingin kok. Still a good read either way!
Membaca buku dalam format komik seperti ini adalah cara yang baik untuk belajar hal baru!
Bahasa terjemahan yang digunakan tidak mudah, namun cukup dapat dipahami meski membutuhkan pengulangan. Filsuf yang diperkenalkan tidak terlalu beragam, hanya seputar Yunani, Perancis, dan Jerman (serta ada 1 filsuf Inggris). (Atau memang filsuf terbaik datangnya dari sana saja?).
Secara keseluruhan, buku yang menyenangkan dan menghibur saat dibaca. Melalui buku ini, saya berkenalan dengan filsuf-filsuf yang memiliki pola pikir menarik, dan filsafat secara umum! Senangnya.
Bukunya padat dan bergizi banget.. Penjelasan filsuf yang njlimet bisa dibuay sederhana sehingga mudah dimengerti. Ada 10 program bahagia, setiap orang bisa bebas memilih dan mengkombinasikannya dengan kebutuhan masing-masing. Buku ini bisa jadi trigger awal untuk kenal setiap filsuf dan pemikiran mereka.
Terjemahannya juga OK banget, pake kata-kata yang relate sama orang Indonesia. Gak nyesel deh bacanya.
Filokomik adalah buku filsafat yang berbentuk komik. Filsafat yang dikupas disini adalah filsafat kebahagiaan. Menampilkan 10 filosof dengan masing-masing strateginya untuk mencapai kebahagiaan. Gambar komiknya sederhana dengan perpaduan warna yang soft.
Melihat buku ini mengingatkan saya pada buku "Komik Sufi" dari @owobo yang diterbitkan oleh penerbit Zaman. Wah,,, apakah rasanya akan semenyenangkan membaca komik Sufi? Tentu saja berbeda, karena muatanya juga berbeda. Komik Sufi fokus pada penyampaian hikmah. Sedangkan Filokomik ini lebih pada menggambarkan teori-teori filosof. Jika di Komik Sufi, kita akan banyak manggut-manggut. Di Filokomik ini kening kita berdenyut dan berkerut-kerut. Maksud saya adalah kita diajak berpikir lebih dalam tentang kebahagiaan dan strategi-strategi yang ditawarkan oleh 10 filosof tersohor.
10 Filosof tersebut ada Platon yang berbahagia dengan mengenali diri sendiri, ada Epikouros dengan Carpe diem! (bahagia adalah menikmati hari ini), ada Seneca yang bisa berbahagia dengan mengontrol hawa nafsunya, dan ketujuh filosof lain dengan cara bahagianya masing-masing.
What I like about this book? Bentuknya! Rasanya lebih mudah memahami filsafat dalam bentuk komik daripada membaca berparagraf-paragraf penjelasan. Meski dalam bentuk komik, ada semacam kesimpulan dan contoh sehari-hari (dalam bentuk komik juga) di beberapa akhir bab. Pengarang menggunakan sistem Question and Answer, seperti di bab pertama tentang teori kebahagiaan Platon. Sehingga dengan sistem tersebut seperti terjadi komunikasi antara pembaca dan tokoh filsufnya. Serasa diajak diskusi langsung.
Apa yang menarik dari buku ini adalah pelajaran tentang kebahagiaan itu sendiri. Tentu setiap filosof memiliki definisi dan caranya masing-masing. Dengan sajian 10 strategi tersebut, kita bisa memilih mana yang bisa kita aplikasikan dan cocok dengan kondisi kita. Saya pribadi tertarik dengan penjelasan Platon tentang 3 tingkatan untuk mencapai kebenaran yakni doxa, episteme, dan sophia. Juga tentang penjelasan Descrates bahwa bahagia adalah dengan mengembangkan dan mengaktualkan potensi.
Terakhir,,, buku ini cocok untuk anda yang suka berfikir tapi tidak dengan berat. :D
Une très bonne BD qui permet de se (re)plonger dans les théories de certains philosophies ! S'ajoute à cela une belle touche d'humour bienvenue ! Une bibliographie à la fin permet d'ajouter à nos listes des ouvrages qui permettent d'aller plus loin.
Kutipan favorit: 1. Platon: Untuk bahagia harus mengenal diri dengan baik. 2. Socrates: "Kenalilah Dirimu Sendiri" -> Kalimat sederhana, kita diajak menyadari batas kita sendiri. Kita percaya telah memahami dunia, tapi sebenarnya, dunia tidak sejelas yang kita kira. Tapi, kalau bersedia bahwa aku tidak tahu apa-apa saat aku percaya tahu sesuatu, maka aku melihat secara berbeda. Banyak hal kupertanyakan, dan aku menemukan diriku sendiri, langkah demi langkah. 3. Epikouros: Bila yang secukupnya tak memuaskan, maka tak akan pernah puas dengan apapun. 4. Seneca: Aku tidak wajib melawan apa yang di luar kendaliku, karena terhadapnya aku tidak bisa apa-apa: kecelakaan, nasib buruk, kehancuran, sakit, atau komplotan. Jadi, terima saja bahwa itu terjadi. 5. Montaigne: Ragukan semua karena kita tidak sempurna. 6. Descartes: Jangan hasrati apa yang tak bisa kau miliki! Karena kebahagiaan adalah problem terbesar kita. Betul, kan? Tahu nggak, Helena, yang membuat tidak bahagia itu karena iri pada orang lain, karena kecantikan, reputasi, atau kekayaannya. Akibat rasa iri, kita menciptakan hasrat tertentu. Itu keputusan yang salah. Dia pikir, apa yang membahagiakan orang lain akan membuatnya bahagia. 7. Pascal: Eksistensi manusia adalah perjalanan penuh derita. Kebahagiaan ada di surga, bersama Tuhan. Sebagai manusia, kita semua akan mati. Begitu kesibukan berhenti, kita sadar akan kosongnya eksistensi. 8. Kant: Aku yakin, hanya moral yang bisa membimbing ke hidup yang lebih baik. 9. Schopenhauer: Selalu menghasrati tanpa henti. Dialah penggerak kita. 10. Nietzsche: Di lubuk terdalam, manusia membenci dirinya sendiri dan kehidupan!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Sungguh disayangkan kalau komik berat nan lucu ini dilewatkan begitu saja.
Secara garis besar, komik ini berisi tentang cara mencapai kebahagiaan versi filsafat. Karena filsafat dipelopori oleh banyak sekali tokoh, Filokomik membahasnya dalam sudut pandang 10 filsuf besar. Misalnya saja Plato, Descartes, dan Kant. Jika kita terima mentahan teorinya, tentu membuat kepala kita ini mengalami erupsi.
Hal yang membuatku salut adalah penggunaan gaya bahasa (terjemahan) ramah anak muda. Dengan kata lain, filsafat dibawakan dalam bahasa kekinian. Bahkan terdapat kata semacam "Bro!", "Sis!", dsb. Selain itu, saat para filsuf menerangkan teori mereka, penulis menyisipkan humor-humor yang membuat kita tidak bosan dengan pembahasan inti.
Namun, yang perlu kutekankan pada teman-teman yang berminat membaca Filokomik, di beberapa bagiannya terdapat adegan kekerasan, darah, dan hal 'disturbing' lainnya. Tidak ada trigger warning apapun dalam komik, jadi harap jaga-jaga, yaa.
Ce sont 10 approches du bonheur qui sont dans les bases de ce qu'on connait mais clairement, c'est pas la joie. Si vous cherchez un livre de développement personnel, vous n'aurez pas des conseils healthy de socrate sur "Comment apprendre à lâcher-prise et ainsi optimiser son temps de travail pour faire du yoga !? "
En revanche peut être que vous cherchiez une de ces approches sans réellement le savoir. Ce n'est pas tant un mémento sur comment vivre une vie heureuse, plutôt un condensé de ce qui existe lorsqu'on a posé la question à des hommes "comme vivre heureux ? "
La BD illustre très bien tout les propos de ces philosophes avec des schémas explicatifs tip-top , une approche humoristique qui ne manque pas de mordant (# les philosophe ont des chiens) et la construction est bien pensée (avec un récap à la fin qu'on ne refuse pas.)
komik filsafat yang berfokus pada mencari kebahagiaan ini dibuat dalam gaya komedi, bahasa sederhana serta gambar yang memancing tawa atau membantu memahami penjelasan yang agak sulit
ketiga pembuat komik asal Prancis: Jean-Philippe Thivet, Jerome Vermer dan Anne-Lise Combeaud menampilkan 10 filsuf yang semuanya berasal dari peradaban Barat mulai dari Plato, Epikurus, Seneca hingga Descartes, Kant dan Nietzsche
masing-masing filsuf memberikan definisi tentang kebahagiaan dan cara untuk meraihnya. Meski cukup menarik dan sebagian cukup mudah diikuti, sayangnya yang ditampilkan hanya filsuf dari Barat. Mungkin untuk membatasi jumlah tokoh dan halaman, sekaligus hanya berfokus pada tokoh-tokoh dari satu bagian dunia saja
menghibur, informatif, lucu, menarik, mudah dipahami. filsafat yang berat dan rumit bisa dijelaskan dan dinikmati dengan ringan lewat komik dan bahasa yang sederhana
Une BD très intéressante qui résume efficacement la pensée de 10 philosophes, de l'Antiquité au XIXe siècle, et qui les réunit sur le thème du bonheur.
L'épicurisme et le stoïcisme, devenir un surhomme, l'utilitarisme... des termes parfois flous qui deviennent soudainement limpides et qu'on a envie d'explorer plus en détail. Un régal de littérature qui aidera aussi bien les ados pour comprendre des concepts de base de philosophie que des enfants ou des adultes qui s'y frottent pour la première fois !
Buku yang ringan dan bentuk penyimpulan dari pola pikir filsuf-filsuf barat tentang kebahagiaan dan cara menggapainya. Buku yang menarik untuk dibaca jika ingin memulai mengerti filosofi. Buku ini ringan dan mengenalkan banyak tokoh secara ramah, tidak mengintimidasi dan penuh humor. Sepertinya akan mulai kepo sama Montaigne gara-gara buku ini karena lumayan terpukau sama beliau karena perkenalan pendek melalui buku ini. Semoga buku-buku seperti ini makin banyak bertebaran di Indonesia. BRAVOO!!
Cette BD est très instructive tout en restant très axée sur l'humour. Une bonne introduction à la philosophie et à ses auteurs majeurs autour de la question du bonheur. Recommandation à tous ceux qui sont intéressés par la philosophie mais qui sont comme moi rapidement ennuyés par les textes d'auteurs.
4,5/5 - Génial. Un livre très divertissant ET éducatif. Très heureuse d’avoir pu en apprendre plus sur les principaux courants philosophiques du bonheur, tout en passant un bon moment de lecture. Des visions du monde qui m’ont inspiré et qui m’incitent à continuer de questionner l’existence et le bonheur.
La philosophie est bien vulgarisée mais les blagues sexistes, c'est lassant. L'excuse de """l'époque"""" n'est pas recevable. On mérite mieux. Ce bouquin mérite une mise à jour.
(Et je n'accroche pas au type de dessin que je trouve brouillon, plat et sans emotions, mais c'est très subjectif et je n'ai pas enlevé de points pour ça.)
Sebagai orang yang belum pernah mendalami dan membaca buku filsafat merasa seneng banget selesai baca buku ini! isinya kayak berat tapi dikemas ringan dengan ilustrasi yang unik.
Ada banyak cara dan metode untuk bahagia, tergantung kesesuaian dengan diri kita. Sebagian besar metodenya aplikatif dan masuk akal.
Les illustrations sont super ! Je l'ai utilisée pour révisé le bac de philo et outre le fait qu'il m'a vraiment aidé j'ai appréciée le lire. Ce livre a rendu le cours le plus ennuyeux que j'ai au lycée ultra intéressant
A good book if you have zero knowledge about philosophy. This books serves it purpose for introducing you (on a shallow level) of the infamous philosophy. The illustration sometimes can be a little bit eccentric but still fun to see
Je pense que cette BD m'aidera bien pour le Bac ! Une approche amusante et complète de ces philosophes. Qui a dit que la philosophie devait être compliqué ?
Une belle synthèse de différents penseurs sur un thème commun... le dessin trouve difficilement sa place dans ce bilan philosophique, même s’il n’est pas inutile