“Asking women why they didn’t report their sexual assault right away is akin to asking someone why they didn’t report their own kidnapping” —Aparna Nancherla
Bekerja di Vakansi Travel awalnya menjadi peluang besar bagi Oksana untuk bertemu dengan idolanya di band Cosmic. Sebagai marketing, dia pun merancang rencana perjalanan ke luar negeri bersama ketiga personel band Cosmic: Wing Zachary, Lilo Bhaskara, dan Adolf Bhimantara. Sambil menyelam … minum air, begitulah kira-kira rencana Oksana. Tetapi nahas untuk gadis itu, pertemuannya dengan sang idola malah meluluhlantakkan hidupnya.
Indah Hanaco penyuka novel-novel historical romance. Tergila-gila pada segala hal yang berbau tahun 90-an. Juga sederet serial kriminal dan film-film romance. Mendadak mellow hanya karena gerimis. Kolektor majalah dan buku-buku resep yang jarang dimanfaatkan.
Fans sejati Michael Schumacher yang memilih berhenti menonton balapana Formula Satu begitu sang idola pensiun. Tidak bisa lepas dari kopi meski sangat tidak menyukai kopi.
Indah Hanaco pernah bekerja kantoran, tetapi benar-benar merasa menemukan "dunia" saat menjadi penulis. Cita-cita saat ini adalah pindah dan menetap di Yogyakarta, keliling Eropa serta menghabiskan sisa hidup untuk menulis.
Indah Hanaco telah menerbitkan 23 novel, beberapa buku anak dan parenting. Indah Hanaco juga menulis novel dengan pseudonym Aimee Karenina.
Saya tadinya mau kasih bintang 4, kalau bukan karena endingnya. Kenapa cerita-cerita seperti ini harus berakhir dengan ada yang jatuh cinta, seperti nggak ada ending jenis lainnya? Premis ceritanya bagus. Saya akui build up konfliknya juga bagus banget. Sampai bagian hukum pun cukup masuk akal. Plot yang rapih adalah salah satu alasan kenapa saya tetep baca buku ini sampai selesai. Tapi, membaca ini rasanya seperti memberi harapan yang terlalu optimis pada kasus2 serupa.
In reality, you don't always find a friend. You don't always find love. Especially after things like this. You don't always have someone who is sticking long enough until recovery. They don't always know how to react. Most people must face things like this alone. No family. No friends.
I was hoping for a darker ending.
Saya berharap Oksana benar2 mengaborsi anaknya. Lalu Wing dan Aubry melanjutkan kehidupan mereka tanpa harus ada embel2 jadian segala. Kemudian Karin dan Indri menerima karma dari perbuatan mereka (yang sangat disayangkan, di buku ini mereka seperti lolos begitu saja). I don't know, but the ending seems too good to be true.
But anyway.. nice try.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Padahal tadi cuma iseng nyari bacaan pas nunggu AC diservis, eh keterusan ampe abis t-t Menurutku, ini buku yang cocok dibaca orang² yang ingin mengintip sedikit tentang realita kekerasan seksual tapi gamau baca yang berat². Satu yang agak ganggu adalah snippet kisah percintaan Aubrey dan Wing di akhir, kaya disempilin haha, tapi emang cocok sih. Would love to read more abt them and Aubrey's past. Ini deh beberapa bagian yang aku suka buat simpenan.
"Kalau beneran diperkosa, kenapa nggak mau lapor polisi?" "Itu logika anak kecil, Dolf. Untuk kasus-kasus kejahatan kayak gini, kadang nggak ada sebab-akibat secara langsung. Nggak lapor polisi bukan berarti pasti bohong. Kurang bukti bukan berarti nggak ada bukti. Kalau mau ke pengadilan dengan bukti minim dan nyaris pasti kalah, ngapain?"
"...Pemerkosaan itu tentang kendali, bukan soal gaya busana. Sedangkan soal depresi, nggak ada hubungannya dengan kurang bersyukur. Nggak bisa juga diobati dengan rukiah. Depresi nggak berkaitan dengan jin dan guna-guna, melainkan gangguan kesehatan mental. Salah satu penyebabnya karena penderita melalui pengalaman traumatis."
Bagi orang yang benar-benar awam dari dunia hukum dan psikologi, buku ini dapat membantu kita memahami tentang apa yang terjadi terhadap korban pelecehan seksual atau pemerkosaan. Diceritakan secara runut dalam bentuk novel, bisa membuat buku ini terasa nyaman dibaca namun tetap berisi.
Stigma-stigma yang muncul terhadap pemerkosaan diupayakan dihapus melalui beberapa dialog dalam tokoh novel ini. Pun begitu dengan kisah apa yang terjadi kepada korban, bagaimana kondisinya, tantangan yang dihadapi ketika ingin membawa ke jalur hukum, dilema yang mungkin dialami, semua dijelaskan secara nyata.
Kesehatan mental, pelecehan seksual, isu RUU yang terkait, serta beberapa stigma terhadap psikiater dan psikolog mencoba diangkat di novel ini. Walaupun ada beberapa isu yang hanya menjadi sisipan (bagus, tidak diulang-ulang jadi tidak terasa mendikte), namun bisa menyadarkan kita pentingnya isu tersebut
"Sama kayak orang yang punya masalah mental. Entah depresi, Bipolar, atau apalah. Udah pasti di kasih label "gila". Semua di pukul rata."
Aku suka banget sama ide cerita ini. Penulisan alur cerita juga membuat aku sebagai pembaca terasa enjoy walaupun menurutku tema yang di angkat agak berat. Seperti yang ingin penulis sampaikan lewat buku ini dimana kita di arahkan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang beda.
Sudut pandang yang di pakai di cerita ini adalah sudut pandang orang pertama yang terdiri dari sudut pandang beberapa tokoh; Aubry, Oksana, dan Wing.
Mereka menjelaskan setiap kejadian yang terjadi dari sudut pandangnya masing-masing. Dan dari ketiga sudut pandang mereka kita bisa melihat beberapa perspektif yang salah atas isi pemikiran yang mereka duga-duga. Sama halnya seperti yang di lakukan oleh Aubry, ia merasa hidup Oksana terlalu sempurna sehingga kecacatan berada jauh dari hidup wanita tersebut, tapi siapa yang menduga bahwa hal buruk sudah menunggu Oksana akibat dari tingkahnya sendiri. Dan apa yang orang-orang pikirkan tentang Aubry pun mempunyai alasan tersendiri kenapa ia menjadi gadis yang menjaga jarak dari orang-orang padahal menurut Oksana gadis itu sangatlah menarik. Serta jika di lihat dari sudut pandang Wing, kita sebagai pembaca di ajak menyelami apa yang terjadi dengan tingkah idola kita di belakang panggung. Bahwa apa yang kita kagumi dan lihat adalah sesuatu yang memang ingin di perlihatkan oleh mereka dan apa yang buruk menjadi hal yang mereka tutup-tutupi demi popularitas.
Ending cerita di tutup dengan sangat baik, dan bagiku Kak Indah dan Pijar Psikologi sudah berhasil dalam menyampaikan hal yang ingin mereka sampaikan di dalam cerita fiksi ini. Dan semoga kita semua lebih sadar bahwa gangguan kesehatan mental itu bukan "gila". Dan yaa, di novel ini juga di ceritakan tentang kasus pemerkosaan yang sekarang marak terjadi di sekitar kita.
Maaf, feel ceritanya kayak sinetron banget.. Karena ini buku kerjasama penulis untuk PijarPsikologi, aku kira bakal berasa feel tentang depresi atau disorder atau apapun yg berkaitan dgn mental health, hanya saja berbalut fiksi. Cuma di sini lebih berasa "drama ceritanya" dibanding tema mental health nya. Di beberapa part sebenarnya ingin dnf, tapi masih berharap ada "surprise" di akhir. Eh ternyata ngga. Ya sudahlah, mungkin ekspektasi aku aja yg emang aneh. Haha..
Tema besar novel ini adalah kekerasan seksual yang besar pengaruhnya pada kesehatan mental. Genesis bercerita tentang kehdupan masa muda tiga tokoh utama yang berbeda latar belakang. Aubry, perempuan mandiri yang punya ketertarikan sosial berbekal masa lalunya yang kelam karena pengalaman kekerasan di keluarga. Oksana dari keluarga menengah ke atas, teman kerja Aubry yang mempunyai idola boyband yang terkenal. Lalu ada Wing, salah satu personel boyband yang paling baik kelakuannya. Suatu kejadian pahit menjerumuskan Oksana ke sebuah situasi yang menjadi trauma mendalam untuk hidupnya kemudian. Perjalanan Oksana untuk bisa kembali melangkah adalah poin utama yang ditawarkan oleh novel ini.
Dengan mengambil latar belakang gaya hidup anak muda yang memperlakukan idola seperti seorang raja, diikuti kemana-mana, novel ini secara tidak langsung menggambarkan relasi kuasa dalam sebuah kekerasan. Senang bisa ada novel tentang kekerasan seksual dengan setting zaman sekarang, yang ditulis oleh perempuan Indonesia. Sangat relevan sekali dengan perbincangan RUUPKS lalu ada permendikbud dengan tema yang sama, yang walau sudah jelas sekali manfaatnya untuk banyak perempuan (dan laki-laki), namun ada saja pihak yang menentang.
Di Genesis ini, kita bisa belajar bagaimana memposisikan diri sebagai teman korban, pentingnya mengambil posisi yang berpihak pada korban. Langkah-langkah apa yang sebaiknya diambil jika menemui hal yang sama.
Tema kesehatan mental juga kental dibahas di sini. Apa saja gejala yang dialami seseorang yang mengalami trauma dan depresi. Juga pentingnya menemui profesional untuk mengatasi trauma tersebut.
Overall, buku yang bagus untuk awareness mengenai kekerasan seksual dan kesehatan mental.
Buku ini mengangkat tema yang cukup penarik. Ceritanya sederhana tapi bisa memberi banyak pesan. Kekurangannya, ada beberapa part yang typo, seperti di bagian penyebutan nama tokoh, ada yang salah sebut nama, ada juga yang tertukar dengan nama tokoh lain.
Tema dan sinopsis dari buku ini menarik, mengangkat tentang pemerkosaan. Saya ingin tahu bagaimana hasil kolaborasi antara pijarpsikologi dan Indah Hanaco mengemas tema yang cukup sensitif terutama untuk korban pelecehan dan kekerasan seksual.
Tiga bab awal kita akan diperkenalkan dengan tiga tokoh yang akan terlibat : Aubry, Oksana, Wing. Sebenarnya tiga bab awal ini saya cukup merasa bosan membacanya, hampir saja saya hapus dari koleksi gramedia digital saya, karena dari sinopsis saja sudah jelas Oksana yang menjadi sentral dari cerita. Makanya dari awal menurut saya kenapa tidak langsung fokus ke Oksana saja? Namun saya lanjutkan dengan asumsi kalau latar belakang Aubry dan ibunya ada kaitan dengan pemulihan Oksana, sedangkan latar belakang Wing menurut saya gak usah ditulis motivasi dan cita citanya karena gak ada hubungannya dengan inti cerita. Mungkin pada bab pengenalan Wing cukup bagaimana persahabatannya dengan Lilo dan Adolf, bagaimana Lilo awalnya sampai perubahan perubahan Lilo dan Adolf.
Setelah tiga bab tersebut, saya baru bisa menikmati cerita bagaimana tokoh tokoh berinteraksi dan saling berkaitan sampai akhirnya awal terjadinya pemerkosaan. Dari sana Oksana berjuang sendirian, berkonflik dengan perasaan dan pemikiran yang menyiksa siang malam. Perubahan perubahan sikap Oksana di kantor dan di rumah pun cukup terlihat drastis.
Menurut saya sayang sekali membaca 300 halaman cerita tetapi penulisannya sangat dangkal. Ada banyak topik yang bisa diramu kembali agar cerita ini lebih dalam. Apalagi karena novel ini adalah kolaborasi antara pijarpsikologi dengan Indah Hanaco, saya rasa kedua pihak bisa mengemas tema ini dengan lebih baik, terutama akan ada banyak data yang memudahkan penulis membangun cerita yang bisa mengedukasi sekaligus menghapus stigma di masyarakat.
Judul: Genesis Penulis: Indah Hanaco x pijarpsikologi Penerbit: Elex Media Komputindo Dimensi: 25 bab epub, cetakan pertama 2020, edisi digital RBK ISBN: -
Aubry, penyintas KDRT yang dilakukan oleh ayah kandungnya terbiasa melindungi diri dengan tidak dekat pada siapa pun atau tidak mencoba membangun hubungan dengan orang lain. Hingga Oksana, rekan kerjanya yang tampak sempurna mulai mendekatinya dan perlahan menjadi satu-satunya teman yang membuatnya nyaman. Namun kemurungan yang membayangi wajah Oksana membuat Aubry menyadari ada hal yang salah melibatkan personel Cosmic dan proyek kantor mereka (Vakansi Travel). Oksana yang awalnya mengidolakan Lilo dan suka mendengar lagu Cosmic malah menangis dan ketakutan saat mendengar nama atau lagu populer itu dimainkan. Saat rahasia Oksana terbongkar oleh Aubrey, semua itu menjadi genesis (awal mula) kisah antara Oksana, Aubry, dan Wing (salah satu personel Cosmic).
Membaca buku ini membuat saya berempati pada penyintas kekerasan seksual, terutama perkosaan. Kisah Oksana yang berakhir tanpa jalur hukum menyadarkan realita betapa beratnya jadi korban perkosaan. Apalagi jika pelakunya adalah idola, memiliki nama, kaya, dan terkenal. Mudah baginya mengingkari dan melanjutkan hidup. Sementara bagi korban, neraka tak berkesudahan apalagi jika hamil. Memperjuangkan kewarasan melihat hasil dari hubungan yang tak diinginkan, betapa berat! Kita masih bisa memahami motif sebuah pembunuhan, tapi untuk motif perkosaan? Semua hanya tentang rasa ingin mengendalikan. Lewat tokoh Aubry, saya belajar bagaimana cara menemani korban perkosaan, mana batas memberikan haknya menyimpan luka dan mana batas sudah saatnya bercerita agar tidak berlarut ingin bunuh diri.
Lewat 3 PoV (Aubry, Oksana, dan Wing) kisah ini saling melengkapi dan mudah dicerna. Meski judul tiap bab yang hanya 1 kata lumayan rumit untuk saya 🙃
Cocok untuk kamu yang suka tema kesehatan mental (depresi, PTSD), dan survive dari kekerasan seksual (KDRT, perkosaan).
Awal baca ini sebenar nya karna iseng dan lagi nyari bacaan dengan cover berwarna abu 😅 Tapi ngga nyangka kalau bakal dibuat campur aduk bersama Genesis.
Genesis bercerita tentang Oksana—seorang marketing dari agen travel bernama Vakansi Travel—yang diperkosa oleh salah seorang member boyband ternama—Lilo—, Cosmic.
Ohya, melihat dari tagar, jadi diharapkan pembaca juga bijak dalam mengikuti keseluruhan cerita karna menurut saya Genesis cukup memicu trigerring dengan mengangkat stigma dan isu-isu terkait pemerkosaan dan cara pandang masyarakat terhadap korban nya—beberapa part saya skip saking merinding dan serasa berada di malam kelam nya Oksana.
Kak Indah sendiri membagi sudut pandang menjadi 3 orang: Oksana, Aubry—karyawan lain dari Vakansi Travel—, dan Wing—member lain dari Cosmic—. Dan saya sangat mengapresiasi kehebatan Kak Indah yang bikin saya seolah-olah berada di posisi para tokoh utama—merasakan sakit nya Oksana, mencoba memperjuangkan dan menuntut keadilan oleh tokoh Aubry, sekaligus berada di situasi Zachary Wing.
Di sisi lain, saya menyayangkan perjuangan dan traumatis Oksana justru berakhir dengan kesan remeh, Namun, ngga bisa dipungkiri kalau Genesis dibalut dengan plot cerita yang rapih—walau ekspektasi tinggi saya terkait edukasi dan bantuan korban pemerkosaan dari pihak yang seharus nya, tidak begitu di-highlight dan disampaikan.
Temanya adalah kekerasan seksual. Bagi yg memiliki issue terkait dan belum berdamai, sangat amat tidak disarankan membaca ini.
Kayaknya aku lebih banyak keluhan sih haha
- Awalnya sudah dimulai dengan penjelasan cukup panjang tentang kisah kekerasan rumah tangga. Entah aku yg udah lama gak baca atau gimana, rasanya sangat eneg kalo baru baca tuh udah disuguhin penjelasan cukup panjang.
- Endingnya adalah, "aku cinta kamu." "Aku juga mencintaimu." Kayak ih malesin bgt, pdhl temanya bagus tp endingnya ya romansa MC. Rada maksa sih jujur.
- Penyelesaiannya pdhl seru, tapi ga dijelasin tuntas. Tau² dah ngeskip setahun kemudian aja.
Dibalik keluhan itu semua
- Ini cukup mengenalkan tentang trauma, penanganannya, stigma psikolog-psikiater yg mana sejauh ini kulihat syukurnya sudah tidak terlalu buruk lagi terutama pada gen z yg sudah teredukasi. Kalo anda masih merupakan kaum yg menyatakan bahwa kekerasan seksual terjadi karena pakaian sang korban, maka anda bukanlah yg saya maksud gen z teredukasi haha.
- Konfliknya lumayan 'menyentil', yg mana pusat masalahnya adalah satu idola.
- POV nya ganti-ganti, antara MC, temennya MC, dan temennya idola.
Yang saya suka adalah cara buku ini menempatkan pembaca di sudut pandang Oksana dan orang-orang di sekitarnya sehingga kita menyadari kesulitan dan kekesalan yang dialaminya. Apalagi ketika kita tahu bahwa kejadian semacam ini memang terjadi di dunia nyata.
Pesan yang ditekankan cerita ini adalah bahwa pada akhirnya, Oksana sendiri yang memutuskan menempuh jalur hukum atau tidak. Dia yang memutuskan jadi menggugurkan atau tidak. Kita tidak boleh menghakiminya atas keputusan tersebut.
Satu kritik saya: pada tiga bab terakhir, suasana cerita berganti-ganti secara mendadak, serius menjadi bergurau menjadi serius menjadi imut. Subplot Aubry dan Wing terlalu memepet di ujung buku. Sempat saya berpikir, "wah sudah mau habis, konflik ini akan ditutup dengan cara seperti apa?"
This entire review has been hidden because of spoilers.
Bertema kasus pemerkosaan dan kesehatan mental para penyintas kekerasan. Sepertinya jarang ya ada novel yang mengangkat tema begini? Itulah yang bikin aku tertarik baca ini.
Namun sayang sekali, bagiku penggambaran konfliknya masih terlalu superfisial. Karakter tokoh-tokohnya pun terlalu hitam dan putih; yang baik ya baik, yang jahat ya jahat. Latar belakang tokoh-tokohnya kurang diceritakan dengan baik untuk bisa mengembangkan karakternya, hanya seperti cerita sambil lalu.
Selain itu juga perpindahan antarbabnya bikin aku gemas. Seringkali menjelang akhir suatu bab sudah mulai bikin kebawa emosi, eh tiba-tiba di bab berikutnya cerita berpindah ke sudut pandang tokoh lain dan seolah melompati konflik yang sebelumnya hampir klimaks.
Intinya, masih sangat kurang ngena untuk sebuah tema yang punya potensi besar dibikin jadi cerita yang mengaduk emosi pembaca.
⭐4,3 Cerita yang mengangkat isu pemerkosaan yang cukup menggambarkan tekanan batin dan segala hal depress yang diterimanya.
Namun sedikit disayangkan, bentuk penyembuhan atas trauma yang dilakukan tokoh tidak digambarkan secara jelas. Begitupun dengan sanksi terhadap "pelaku" dan orang yang terlibat dalam peristiwa pemerkosaan tersebut, tidak diselesaikan secara rinci dan jelas (?). Menurutku sendiri, penyelesaian masalahnya terlihat begitu lemah untuk korban dan sangat menguntungkan bagi pelaku kekerasan. Disaat dukungan dan kesempatan untuk menghukum pelaku masih dapat diperjuangkan.
Premis yang dibangun cukup bagus, sekalipun dibagian awal sedikit membuatku bosan dan dibagian akhir cerita dapat tertebak karena cukup klise kisahnya.
Awalnya sempat nggak tertarik baca buku ini, karena aku pikir ini buku non-fiksi yang membahas seputar psikologis. Tapi setelah menamatkan bukunya, aku merasa nggak menyesal sama sekali karena udah baca buku ini. Karakternya Aubry yang tokoh utama nggak menonjol banget gitu, maksudnya nggak cuma karena dia tokoh utama jadi everything is about her gitu. Penyelesaian kasus Oksana juga walaupun terkesan sedikit kejam, mirisnya memang itu yang terjadi di dunia nyata, kekurangan bukti bisa membuat orang mendapatkan keadilan yang sebagaimana mestinya dia dapatkan.
Kayaknya masyarakat Indonesia butuh bngt baca novel ini agar belajar untuk nggak menyalahkan dan menganggap buruk korban kekerasan atau pelecehan seksual, karena banyak bngt kasus begini di lingkungan sosial kita dimana korban yang malah dijatuhi hukum sosial oleh masyarakat. Dari novel ini kita juga tahu bahwa ada lubang yg menganga di undang2 kita yg membahas tentang kekerasan dan pelecehan seksual
bagusss banget. sebenarnya udah gregetan bgt karna Oksana gak nuntut Lilo. tapi gakpapa, selagi itu yg terbaik untuk Oksana, itu lebih baik.
banyak pesan moral yg didapatin dr buku ini. salah satunya jgn pernah takut untuk menyuarakan untul membela korban kekerasan seksual sekalipun itu org terdekat kita atau org yg kita kagumi.
aku berharga semua org jadi lebih melek dgn kasus kekerasan seksual. harus melek bahwa kita harus bersama korban, bukan pelaku.
Dari buku ini kita bisa melihat bagaimana kekerasan hingga pemerkosa4n memiliki dampak yang sangat buruk bagi korbannya. Betapa mereka menderita dan mengalami trauma yang mendalam, mereka membenci diri mereka. Aku bacanya ikut sakit hati ketika pelaku merasa bahwa korban ‘menikmati’ aksi bejat yang dia lakukan. Sedangkan korban mati-matian untuk bertahan hidup dengan luka yang akan selalu membekas di ingatan mereka.
Mengangkat kisah tentang seorang korban pelecehan seksual, novel ini cukup menarik buat dibaca walaupun topiknya terbilang berat (dan triggering). Penggambaran seputar apa yang dialami korban cukup nyata dan realistis sampe rasanya pengen ngajak semua orang buat baca buku ini karena masih adanya stigma masyarakat yang menyalahkan korban ketika terjadi kasus kekerasan seksual. Yang disayangkan cuma masih nemu beberapa kesalahaan ejaan/nama dan kenapa enggak ada trigger warning-nya.
Ceritanya bagus. Pesan pesan positifnya juga tersampaikan. Tapi menurutku agak kurang ya, ngejelasin tentang dampak pemerkosaan itu ke korban dan pelaku. Apa karena Oksana bukan tokoh utama jadi jalan ceritanya ngga terfokus ke dia? Menurutku sayang karena alur mentahannya udah bagus cuman agak kurang dikembangin aja
Novel ini menceritakan dengan apik bagaimana kasus pelecehan dan akibat yang diderita korban. Stigma-stigma yang melekat di korban, tanggapan masyarakat, dan novel ini juga menyajikan ending yang realistis
Dari gatau beli buku zaman kapan dan baru bener2 baca di tahun ini. Menurut aku alur bukunya bener-bener ringan dibaca dan bisa sekali duduk. Trs menurut aku buku ini juga ngasih gambaran gmn kita memperlakukan orang yang mengalami masalah dengan mental health itu sendiri.
Mengangkat tema tentang kehidupan seorang gadis korban pemerkosaan dan orang-orang yang mengelilinginya, aku bisa bilang buku ini punya premis yang menarik. Cuma di akhir-akhir cerita, entah bagaimana menurutku esensi dari itu mulai keluar jalur dan terkesan aneh untuk dibaca.
Although the story's so cliche, it delivers the lesson well. I got so attached while reading it too, I mean the narration's so great that it keeps me reading it nonstop.
I finished reading this book. Bukunya bagus banget, orang-orang harus baca ini buku. Kalau kekerasan seksual itu dilakukan dalam keadaan sadar dan mereka juga harus berhenti buat nyalahin korban.