Pertama masuk kelas sepuluh, Arin melihat Adra sebagai cowok paling ganteng, manis, lucu, dan bercahaya kayak karakter-karakter di Webtoon.
Namun, sejak Jejen membacakan surat balasan Adra untuk Arin di depan kelas, di matanya cowok itu nggak lebih dari bocah kurus, cungkring, dekil, sok ganteng, dan berisik. Adra seperti kecoak terbang di sudut kelas. Sebenci itu dia semenjak Adra menolak cintanya.
Setelah tragedi itu, diam-diam Adra jadi sering memperhatikan Arin. Awalnya dia mengira hanya perasaan bersalah karena sudah menolak cewek itu. Namun, tanpa dia sadari, dia telah menaruh perasaan pada cewek yang pernah ditolaknya. Saat dia mau mulai mendekati Arin, Ganesh mulai mendekati cewek itu dan Adra tahu kalau sahabatnya serius dengan Arin.
Apa yang harus Adra lakukan setelah itu? A. Nembak Arin dan nggak peduli dengan persahabatannya B. Menjauhkan Arin dari Ganesh supaya keduanya nggak bisa dapetin Arin C. Bilang ke Ganesh kalau dia juga menyukai Arin dan minta Ganesh mundur D. Merelakan gebetan dan sahabatnya mendapatkan kebahagiaan, sementara dia mencoba move on sendirian.
Jadi, Hello Mello ini mengisahkan tentang Arin yang suka sama Adra, nembak, lalu malang tak terbendung karena surat berisi penolakan dari Adra dibaca Jejen keras-keras di depan kelas. Bayangin pas upacara ada yang baca Pembukaan UUD '45, nah Jejen bacain suratnya macam itu. Kebayang malunya Arin? Aku sih nggak, capek ngakak duluan. Ngeselin memang si Jejen 🤣🤣🤣
Setelah tragedi itu, Arin jadi judes sama Adra. Sementara Adra jadi memperhatikan Arin *uhuk kualat uhuk* dan masalah muncul ketika sahabat Adra alias Ganesh si beruang tropis yang demennya rebahan, PDKT ke Arin. Menurut blurb, si Adra punya 4 pilihan, di antaranya: lanjut nembak Arin tanpa peduli Ganesh, jauhin Arin dari Ganesh biar nggak ada dari mereka yang dapat, minta Ganesh mundur, atau merelakan Arin sama Ganesh sementara Adra move on sendiri.
Aku nggak akan capek buat rekomendasi buku ini ke siapa pun yang butuh cerita remaja ringan dan penuh tawa. Hiburan banget. Apalagi grup chat mereka, sumpah ladang ngakak. Adra, Ganesh, Jejen, Tama, Ilham, Danar, terima kasih ya sudah jadi alasanku buat bahagia.
Silakan masukkan Hello Mello ke wishlist kalian ya! Dan, selamat berkenalan dengan anak-anak rusuh yang minta disayang ini 😘😘😘
Hello Mello Ini perkenalan pertama dengan Citra Novy, padahal namanya udah malang melintang sejak kapan tahu.
Surprise ketika ketemu cerita anak SMA negeri yang biasa. Literally biasa. Bukan yang paling ini paling itu, baik dalam hal positif atau negatif. Cuma sekumpulan anak SMA negeri yang gampang ditemui sehari-hari. Sebagai anak SMA negeri, jadi walking down memory lane sama kerumunan geng Adra. Dulu gue juga geng belakang sih, ngegeng sama cowok, dan brand ambassador remedial Fisika, tapi sumber sontekan nomor satu pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Jerman (kata anak geng depan, ‘anak-anak tanpa masa depan’ hahaha).
Awal-awal baca, hampir DNF karena mikir, eh ini tuh maksud ceritanya apa? Sebab, side story-nya banyak banget. Saking banyaknya malah overshadowing cerita tokoh utama kita, Adra-Arin-Ganesh. Kita diajak berkenalan dengan Geng Burung, juga gengnya Arin. Sayangnya, sampai akhir, kisah Adra-Arin-Ganesh kerasa biasa aja. Problem masing-masing jauh lebih kuat. Problem teman-teman mereka jauh lebih kuat. Jadi, cinta segitiga mereka ya sekadar numpang lewat.
Pun dengan karakter Adra. Ya sih dia yang paling bisa diandelin. Namun, di sini yang mencuri perhatian justru teman-temannya. Meskipun berangkat dari sudut pandang Adra dan Arin, tapi somehow kelelep aja mereka. Apalagi tingkahnya Jejen. Somplak banget, asli. Gesreknya Jejen bikin gue akhirnya bertahan baca buku ini sampai akhir. Apalagi Jejen dan Raya, scene stealer yang saking mencuri perhatian, tokoh utamanya jadi terpinggirkan.
Akhirnya, yang bikin gue bertahan dan suka buku ini adalah cara menulisnya Citra Novy. Paham banget ya anak SMA gimana. Bacanya fun, seolah kita balik SMA, dan enggak ada kesan menggurui. Sebagai orang dewasa nulis cerita remaja, susah pasti biar enggak bocor suara orang dewasanya. Citra berhasil menggambarkan anak-anak SMA biasa dari kacamata anak SMA.
Novel ini enggak cuma bikin ngakak, tapi juga sedih. Apalagi Agra, persahabatan geng Burung bener-bener bikin nyes. High school never ends ya.
PS: Chat pakai LINE yang sangat SMA sekali dan part chat ini paling favorit (bukan karena itu kantor gue)
Guys, yang enggak suka ending bukunya bolehlah mampir ke Karyakarsa-nya Mbak Citnov. Nih monggo bisa diliat di sini. Tapi kalau ending di buku udah sesuai keinginan kamu banget, jangan mau buka extra chap-nya, yak. Wkwkwkwk.
Oke lanjut.
• Pros:
As a whole, aku suka sama ceritanya. Beberapa karakternya asyik. Joke-nya nggak begitu masuk di aku tapi okelah. Terus tiap tokoh di cerita ini punya konflik masing-masing, jadi nggak kerasa dua dimensi karakternya. Aku juga suka sama pertemanan mereka. Saling melengkapi aja rasanya.
Untuk setiap konflik di tiap tokoh juga pada sedih semua sih jujur. Di beberapa konflik aku menangis karena sedih banget. Bagian konflik di keluarga Adra sama Arin tuh duuuh. Ilham juga, sih.
•Cons:
Banyak banget konfliknyaaaaa, wkwkwk. Ini tuh tiap tokoh konfliknya guys, jadinya enggak fokus. Penyelesaian konfliknya semua kentang. Literally semuanya. Mulai dari keluarga Arin, keluarga Ganesh, keluarga Adra. Keluarga Ilham. Jejen dan Tama. Semua tokoh ada guys konfliknya. Danar juga. Jadinya semuanya diberondong di akhir. Ya aku ngerti sih ini udah 400 halaman, masa iya harus bertele-tele nyelesainnya. Tapiiiii buju ini terasa seru emang setengah akhir ajaa. Awalnya draggy parah dan aku terseok-seok juga bacanya. Pas udah inti ya jdinya menarik. Eeeh, dihempaskan dengan penyelesaian yg gitu doang.
Teruus karena ini cinta segitiga, salah satu trope yang aku nggak suka, jadi aku sengaja tuh liat dulu endingnya. Terus aku yang kayak... Oke. Terus ternyta ada di KK. Terus jadinya. Oke...? Yah aku seneng-seneng aja sih ending di KK. Tapiiiii plis itu endingnya maksa parah. Wkwkkw. Di bawah spoiler parah ya. Jangan di klik kalau belum baca dan niat baca bukunya.
Itu juga yang jadi sebab aku nggak begitu suka trope cinta segitiga. Karena chemistry-nya cuman sama salah satu dan kalau dipelintir, enggak believable dan cuman kayak dipaksa aja gitu tah.
Dan semua konflik cuman selesai di satu halaman dan karena ngobrol. Terus aku tuh kek... Sayang banget gitu padahal ini berpotensi buat bagus banget. Tapi ya karena kebanyakan, jadinya kek diburu-buru supaya semuanya cepat selesai.
Untuk ukuran trope cinta segitiga, ini beneran eksekusinya kurang banget sih. Mungkin karena ini teelit ya, jadi nggak mau fokus ke romance, which is bagus. Karena permasalahan remaja tuh bukan cuman cinta-cintaan doang. Tpi ya tetep aja yang lainnya pun kurang dieksplor dengan lebih mendalam. Mungkin sebenernya cukup ambil dua konflik aka biar bisa lebih fokus? Yah dunno lah.
Oh iya. Aku juga enggak suka ya sama candaan Jejen sama Ilham di awal. Bullying itu mah. Kesel banget. Nggak lucu, JenHam. Sumpah.
Dibuat surprise karena alur ceritanya yang gak mudah ditebak, aku kira ini kisah masa remaja dengan permasalahan sederhana. Tapi benar² gak diduga perkiraanku meleset. Novel ini menurutku juga termasuk memiliki konflik yang paling kompleks diantara beberapa novel sebelumnya, karena gak hanya tokoh utama saja yang memilki masalah, namun tokoh² pendampinya pun memiliki beraneka ragam permasalahan.
Sebenarnya wajar sih, karena gak semua hidup itu harus lempeng² aja😊. Ada sisi dimana kita, sahabat, atau orang terdekat kita memiliki permasalahan dalam hidup nah disini seolah membangkitkan kepekaan kita sm orang² di lingkungan sekitar termasuk sahabat.
Aku tuh salut sama kak Citra, beberapa kali aku baca karyanya tokoh yang ada di dalamnya cukup banyak namun setiap tokoh memiliki ciri khas masing-masing yang bisa membuat kita selalu ingat. Apalah arti tokoh utama kalau tidak ada tokoh pendukung itulah kesan yang aku dapatkan setiap membaca novel kak Citra.
Aku suka semua karakter tokoh yang ada di Hello Mello ini, Adra menurutku bersikap gentle dengan menerima semua resiko yang mungkin secara tidak sengaja ia lakukan (krn terdesak keadaan). Arin ini menurutku sosok yang bisa bikin orang jatuh sayang ya, sifatnya yang agak manja dan ceriwis ini membuat para sahabatnya seperti protektif sama dia.
Para anggota Geng Burung (Adra, Ganesh, Jejen, Ilham, Tama dan Danar) ini seolah punya peran masing², ada yang pendiam dan serius, ada yang menjadi tim hore, juga jangan lupa sosok kocak penyumbang tawa sekaligus derita buat anak SODA API (kidding), Jejen😬. Aku salut dengan persahabatan mereka, ketika ada satu orang yang pergi mereka sangat kehilangan namun mereka tetap saling mendukung satu sama lain.
Menurutku cinta segitiga antara Adra-Arin-Ganesh disini kurang menonjol, memang menggebu di beberapa part saja konflik terbanyak disini adalah tentang permasalahan keluarga dan betapa kentalnya sebuah persahabatan. Tapi tetap seru kok, jokes yang di sajikan sangat menghibur meski ada beberapa jokes yang agak seksis.
Terlepas dari itu semua aku suka dengan novel ini, cara bercerita, alur dan penyelesaiannya aku rasa sudah sangat pas. Kalau kalian suka novel teenlit dengan jokes receh anak remaja namun punya ending yang tidak terduga, novel ini wajib banget buat baca “Hello Mello”.
Adra memiliki 5 orang sahabat. Jejen, Ilham, Danar, Ganesh dan Tama. Kelimanya punya karakter berbeda. Ketika Adra mau nolak cewek yang suka padanya, tugas itu diambil alih oleh Jejen dkk., tapi dengan cara yang sadis. Jejen membacakan surat penolakan cinta Adra di depan kelas. Arin, cewek yang nembak Adra jadi malu. Dan itu membuatnya merasa kesal dan jijik dengan Adra sampai setahun lamanya.
Tapi setelah kelas XI, justru Adra yang mulai lebih memperhatikan Arin. Tadinya dia naksir sama sahabat Arin (makanya dia menolak Arin), namun lama kelamaan keberadaan Arin menjadi penting baginya. Terutama saat Ganesh sahabatnya mendekati Arin, Adra seperti merasa hampa.
Novel ini tidak hanya berputar diantara cinta segitiga Adra-Arin-Ganesh saja. Lebih dari itu, persahabatan dan suasana kelas XI Sos 2 lebih banyak porsinya. Terutama bercandaan ala Jejen dan Ilham, yang dibalas dengan umpatan kekesalan Raya, sahabat Arin. Selain itu, masing-masing karakter dalam novel ini juga punya permasalahan. Adra yang selain cinta segitiga, juga punya masalah di keluarganya. Ilham yang tidak direstui bermusik oleh ayahnya. Ganesh dengan kondisi ibunya. Danar dengan terapi psikologisnya. Jejen dan Tama dengan kasus Ayu, adiknya Jejen. Arin dengan rahasia keluarganya. Semuanya bisa diselesaikan dengan satu cara, berbicara. Iya... saya rasa ini pesan moral dari novel ini. Berbicara satu sama lain, dari hati ke hati, bisa mengurai permasalahan.
Setelah baca 3 teenlit dari penulis, baru bisa ambil kesimpulan; alurnya ringan first, berat last. Dari prolog udah disuguhi sama kekoplakan geng Burung, eh epilognya sendu banget.
Pertama, bahas soal guyonannya, aku muak. Baru awal udah nggak suka sama Jejen. Ya memang, semuanya murni candaan dan nggak berniat menyakiti Arin, tapi sikapnya udah keterlaluan. Kalaupun Adra mau nolak/terima Arin bukan urusan teman2 dia. Sumpah, caranya malesin dan nggak gentle. Belum lagi waktu Jejen sama Ilham ngerjain Arin dg lempar sepatu, bikin jengkeeeel. Kayak bocah 😭 belum lagi part motor itu. Yaampunnn, kalian nggak sadar kah itu tuh masuk pelecehan? Mana temen2 lain lihatnya biasa aja. Ya Adra mencegah, cuman apa katanya? Sadar kalo itu cuma bercanda? Yeah, tapi sikap lo juga nggam gentle, man!
Kedua, bingung sama cara bercerita penulis. Walaupun pake sp ketiga, tapi kadang fokus ke karakter, kadang mirip penulis yg lagi ceritain dongeng ke pembaca. Agak aneh aja ada narasi yang nanya ke pembaca karena sebelumnya jelas2 pake sp ketiga yg fokus ke chara.
Ketiga, karakter Tama yang paling kelihatan stabil. Apa ya, dia digambarkan jadi siswa pinter, ganteng, tapi playboy. Sifatnya juga agak2 gesrek dan itu kebawa sampe akhir. Cara dia ngadepin konflik juga khas Tama banget.
Keempat, ini receh sih, tapi kenapa nama di grup chat itu pake nama panjang, ya? Idk ini tren apa gimana, tapi demi memudahkan mengingat, kayaknya lebih enak pake nama panggilan aja nggak, sih? Biar nggak nebak2 juga.
Kelima, konfliknya tuh, bagus. Kalau dibilang bisa dikembangin, kayaknya pas. Cumaaan, karena kebanyakan komedinya jadi ketutupan.
Keenam, agak kurang suka sama celetukan Jejen yang ngarah ke 19 plus. Bukan Jejen aja sih, dan obrolan khas cowok gitu bukannya di-keep buat kalangan sendiri, ya? Canggung banget sumpah pake guyonan jorok gitu, astaga. Kurang pantes juga.
Ketujuh, ending-nya realistis, tapiii kelihatan banget belum kelar.
Apa buku ini lebih baik dari 2 teenlit yang aku baca sebelumnya (Aksara Sevanya & oSatu Kelas)? Hmm, formulanya sih udah beda. ML punya geng masih sama, FL yang beda karena punya geng juga. Terus ceweknya nggak pinter banget macam yg disebut di dua buku sebelumnya, alih2 rame dan cerewet. Misal disebut lebih baik sih, ya baik, tapi celetukan seksis sama beberapa hal di poin pertama jelas enggak. Cuman yaaa cukup lah. Lebih berkesan Satu Kelas menurutku karena emang pengalaman pertama baca teenlit-nya Citranov juga.
Sudah pernah baca di platform online, tapi tetap saja ku tertawa dan menangis tak terkontrol. May the universe be with you, Adrakuuu ~
Satu-satunya yang agak mengganggu buatku adalah pemikiran tokoh-tokohnya yang sering seksis. Misalnya, Raya yang ngomelin geng burung yang lagi berisik dengan kalimat yang kira-kira berbunyi: "Lo-lo pada kalo berisik pake softex sana!" Atau cowok-cowok itu yang sering bilang "Kayak cewek aja." Sepele mungkin, tapi cukup mengganggu buatku. Tapi yaah, mereka masih remaja sih. Bisa jadi aku dulu juga sering begitu waktu seusia mereka.
Suka bangetttt 🤩🤩🤩🤩. Ngakak iya, galau iya, baper dan nangis pun iya 😅. Aku suka satu persatu masalah yang ada dapat diatasi. Pengorbanan Adra sepadan.
Urung memberikan rating empat bintang setelah mencapai chapter 30an
Saya sangat menikmati buku ini, sehingga tidak cukup waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Ceritanya sangat menghibur, sampai membuat saya tertawa terbahak-bahak. Tapi, ada beberapa yang mengganjal pikiran. Maklum, orang dewasa ini sudah lama nggak baca buku teenlit.
- Memang betul, setiap orang pasti punya permasalahanya masing-masing. Tapi, di buku ini seolah-olah semua harus memilik masalah yang…hmmm..berat secara bersamaan, seperti dibuat-buat. Betul ini fiksi, tapi terlalu berlebihan dan terkesan nggak realistis. Apalagi konflik keluarga Agra tuh paling nggak banget. Mengingat target pembacanya adalah remaja.
- Ini yang sangat mengganggu. Ada candaan-candaan dan selentingan yang terdengar sangat stereotip gender yang sama sekali nggak bikin ketawa, malah bikin meringis. Duh. Hal-hal seksis dijadiin candaan tuh nggak bisa dianggap lucu. Memang, usia remaja mungkin terbiasa dengan candaan seperti itu. Tapi, penulisnya kan sudah dewasa dan perempuan. Sangat disayangkan sih hal-hal seperti ini menjadi terkesan normal untuk dilakukan.
Selebihnya, rating 3.5 bukanlah rating yang buruk. Kalau disuruh pilih antara Adra dan Ganesh, Arin yang lagi nulis review ini sudah pasti akan pilih Ganesh, apalagi pas tau Adra setelah lulus SMA mau jadi apa. 🤭 Btw, nggak ada salahnya kok cita-cita jadi apapun, ini hanyalah masalah 'selera'.
Teenlit yang rame banget tokohnya 6 cowok dan 4 cewek. Seru dan mewakili konflik remaja kekinian. Buku pertama kak Citra yang aku baca. Jadi penasaran buku lainnya. Aku tim Ilham aja deh. Aku suka Adra dan Ganesh tapi gak sampe bucin. Jejen dan Raya jadian gak sih akhirnya? Haha
📚 Review by Sania. --------------------------------------------------- Memang, melupakan orang yang disukai itu seperti menepuk kecoak terbang, dia bisa saja pergi, tapi baunya masih menguar dimana-mana. --------------------------------------------------- 🗼Setelah aku baca beberapa buku yang bergenre adult romance, akhirnya aku membaca lagi buku yang bergenre teen fiction. Sebelumnya mungkin boleh dibaca dulu ya blurb cerita ini di atas.
🗼Buku ini sangat cocok dibaca saat bulan puasa karena beberapa tokoh yang kocak dalam cerita ini siap menemanimu untuk tertawa bersama mereka. Karakter yang dimiliki masing-masing tokoh sangat beragam. Dan yang paling aku sukai adalah Jejen, sahabat Adra dan ganesh.
🗼Cerita ini tentang Adra-Arin-Ganesh yang terlibat dalam cinta segitiga. Comedy dalam cerita ini menurutku lebih terasa dibanding dengan kisah cinta segitiga mereka. Dan aku pribadi pilih tim Ganesh, alasannya karena Ganesh lebih gercep dan sat set sat set dibandingkan Adra tapi ada alasannya juga sih kenapa Adra kayak gitu hahahaha.
🗼Kkurangan dalam cerita ini yang sedikit mengganggu yaitu mengenai konflik setiap tokoh. Awal hingga tengah-tengah cerita adem ayem bikin happy tapi di akhir cerita semua tokohnya terlibat masalah dan penyelesaiannya terlalu cepat untuk masalah sebanyak itu.
🗼 Overall aku sangat-sangat suka dengan ceritanya. Btw, yang udah baca cerita ini kalian Tim siapa? Adra atau Ganesh?
udah lamaaa banget nggak baca teenlit so i'm just gonna wrap my thoughts around this book real quick:
- bukunya lucu!! kerasa banget vibes anak sma-nya. belum lagi kelasnya ramee banget. tapi buatku tetep ada yang mengganjal karena aku ngerasa beberapa jokesnya agak kasar atau sexist for my likings. aku ngerti mungkin penulis berusaha menggambarkan suasana sekolah yang penuh sama anak-anak remajaーand i also get that people throw this kind of jokes in real life all the time. tapi aku tetep merasa agak disayangkan mengingat buku ini bisa dibaca semua orang dalam berbagai kalangan usia terutama adik-adik yang baru mau mulai baca novel. i'm just not comfortable with the idea that we normalize this kind of jokes.
- aku suka setiap ending chapternya!! rata-rata disetiap akhir chapter ditutup dengan cliffhanger yang bikin aku jadi nagih untuk baca terus karena penasaran sama kelanjutannya. i get that it's not easy to be able to consistently engage readers to continue reading jadi i appreciate the writer a lot! it's a good thing!
overall, i think i'll recommend this book untuk yang kangen masa-masa sma terus pengen baca buku yang ringan aja gitu dan nggak banyak mikir!
cerita pertama yang aku baca di wp, yang buat aku ngerasa bangga setelah ngasih rekomendasi ke teman-teman dan mereka ikutan baca. awalnya ragu mau beli novel ini, yg artinya bakal ngulang baca cerita ini dari awal, meskipun belum tahu endingnya gimana karena keburu terbit waktu itu. jadinya, nekat beli dan baca novel ini lagi sambil mikir seolah-oleh baru baca pertama kali, padahal semua nama tokohnya aja aku masih ingat wkwk.
dan, serius. aku nggak nyesel baca cerita ini berkali-kali. tetap dibuat ngakak sama tingkah absurd jejen dkk, tetap dibuat terharu sama persahabatan adra, tetap dibuat nangis sama kisah arin dan tolong... akhir cerita mereka.
cerita ini bagus, tokohnya juga sangat manusiawi, percakapan mereka juga banyak relatenya, apalagi humornya beneran bikin ngakak. character development nya keren buat semua tokohnya di sini saat menyelesaikan masalah.
sayang aku nemuin beberapa typo kata, ada juga typo nama (alias ketukar). terus, aku masih ngerasa kosong setelah baca endingnya gimana... but overall, I love this book, will reread this book someday. ^^
[ Melupakan orang yang disukai itu seperti menepuk kecoak terbang, dia bisa saja pergi, tapi baunya masih menguat kemana-mana]
kocak banget XD
Novel ini tu menceritakan tentang kehidupan anak SMA, persahabatan Adra dengan teman² sekelasnya yg dijuluki geng burung beranggotakan Adra, Ilham, Danar, Jejen, Tama dan Ganesh yang selalu merusuh di kelas maupun di chat room.
Konflik yang disajikan pun ringan mulai dari konflik dalam persahabatan diantara geng burung, dilemanya harus memilih sahabat atau cinta, konflik keluarga, dan tentang cita-cita.
Bagiku lumayan menghibur ceritanya dan bikin penasaran sama apa yang akan terjadi selanjutnya. Novel ini juga mengingatkan serunya masa putih abu-abu.
And at the end terharu banget sama adra yang rela berkorban demi teman² nya meskipun harus mengorbankan diri sendiri.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Rame, ancur, dan riweh adalah kata yang pas banget ngegambarin novel ini. Asli, karena geng burung anggotanya banyak rasanya berisik banget. Awalnya agak pusing, tapi lama-lama bisa nikmatin sih. Karena ya anak SMA emang ramenya macam gini. Bikin puyeng yang udah berumur macam aku. Haha… Citra Novy emang kalau bikin suasana kelas ala anak SMA cucok banget.
Yang kurang, part Ganesh di sini kayak terlalu mini. Gak banyak dieksplor gimana sikapnya ke Arin. Jadi pas lihat ending ternyata kayak gini malah jadi kasihan Arin dan Adra. Padahal sejak awal aku suka sama karakter Ganesh dan ngeship dia sama Arin. Walau sempet oleng gegara adegan Adra x Arin di jembatan. Tapi sayang, kesannya sampai akhir tuh Ganesh nggak ada usahanya buat dapetin Arin. Huhuhu
This entire review has been hidden because of spoilers.
Oke barisan kalimat ini adalah sebuah curahan hati. Bukan review.
Selalu suka persahabatan antar cowok. Lebih konyol. Lebih hidup. Nggak menye-menye kayak cewek. Dan disini suka resenya geng burung. Terlebih Jejen. Jejen paling bisa bikin ketawa ngakak. Kayaknya punya temen satu kayak Jejen bikin hidup makin berwarna deh. Hahaha.
Adra woy Adra. Baperin anak orang bisanya. Tapi suka Adra. Pengen peluk Adra. Pengen bawa pulang Adra. Apalagi pas Ganesh Arin deket. Patah hati gueee. Nangiiis. Rasanya pengen nggak lanjut baca. Pengen udahan aja bacanya. Nggak kuaat.
Klimaksnya masalah dateng borongan dan Adra kenapa seh lo harus sebaik ini. Gue nangiiis bacanya Adra. Gue nggak kuat.
Hampir 400 halaman tapi isinya kayak bercandaan para tokohnya doang karena ngebangun konfliknya lama banget. Udah gitu penyelesaiannya langsung diambrukkin semua di seperempat akhir buku, jadinya terkesan buru-buru. Terus kisahnya rada mirip teenlit Nagra & Aru. Si FL naksir ML tapi ML-nya nolak, terus sahabat ML mulai naksir FL baru deh si ML sadar kalo selama ini punya rasa sama FL. Maksudku pattern cinta segitiganya mirip (ngga hanya cinta segitiga sih tapi yg menonjol emang itu), jadi yaaa bikin kisah di buku ini jadi biasa aja. Plusnya sih diksinya ya; asyik, ngalir, dan remaja banget, aku sukaa.
Polos, kocak, heartwarming, kurasa ketiga kata itulah yang tepat untuk menggambarkan novel ini. ceritanya benar-benar mengalir, tidak ada cerita ataupun penokohan yang terlalu berlebihan disini, semuanya membumi, setiap tokoh mendapatkan porsi yang pas, tetapi tetap berhasil mempertahankan posisi tokoh utama. setiap ada geng manyar kalian akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal, apalagi chatingan mereka gudangnaya tawa. cerita ini sangat rekomend bagi kalian para remaja atau kalian para orang dewasa yang sekedar ingin bernostalgia tentang masa muda yang telah habis.
😭😭😭😭😭😭😭 dari sering reread di wattpad sampai baca bentuk fisiknya, aku tetap aja nangis di bagian arin dan papanya, juga kepindahan adra.
mau kasih bintang 4 tapi ngga puas sama endingnya. walaupun alesan arin masuk akal, tapi aku tau dia sebenernya pingin milih sebaliknya. sedangkan adra udah dapet yang baru aja di sekolah barunya. sedih bgt :////
endingnya sangat bikin aku kecewa sekali tapiiiii yaudahlah kesel tp mau gmn lagi
Jujur waktu pertama kali baca, agak susah ngikutinnya, karena tokoh-tokohnya banyak, dan tiap tokoh punya masalahnya masing-masing. Jadi perlu penyesuaian antara ngapalin nama tokoh sama masalahnya mereka, di beberapa scene, aku sempet mikir, ‘apa aku lagi baca buku kedua ya’. Tapi makin ke belakang makin seru, ngakaknya dapet, sedihnya juga dapet. Walau ada beberapa humor yang nggak aku tangkep, tapi nggak banyak. Dan masih sedikit nggak terima karena Arin milih....
Suka banget sama cerita dan semua karakternya. Cuma gasuka endingnya aja karena gasesuai harapan. Hhehe. Sampai halaman terakhir masih berharap nemuin plot twist dari endingnya. Tapi ternyata gada. Hhaha. Yaudah gpp. Overall, buagus buat bacaan remaja!
Ngakak pol baca ini. Aku padamu, Jejen! Cerita cinta ala anak sekolahan + bumbu masalah pribadi. Nggak bisa dibilang ringan sih tapi gimana yak, konflik beratnya tuh ga mendominasi. Jadinya enteng aja dibaca. Page turner bgt.
aku nyelesain ini agak buru buru pengen selesai karena aku penasaran sama endingnya, dan pas aku sedikit kecewa dengan endingnya karena ga sesuai ekspektasi aku. Aku kira di endingnya mereka bakal bareng ternyata engga
This entire review has been hidden because of spoilers.
LUCUKKKKK GEMESSS BIKIN NGAKAK TERUSSS WAKTU BACA DAN DIBIKIN NANGIS SAMA KLIMAKSNYA! BUKU BAGUSSS DAN PAGE TURNER JADI KALIAN SEMUA HARUS BACA YAAA!! DUH LOVE U SEKEBON ADRAAAA 😭🤍
High school romance. Segimana kisah cinta remaja yang dimulai dari Arin nyatain perasaan ke Adra tapi satu kelas malah tau gara gara Jejen bacain surat Arin didepan kelas. Arin jadi benci sama Adra, tapi semakin lama adra malah sering perhatiin Arin dan malah suka.
Suka bgt sama persahabatan Adra dkk, para cowo rempong tapi care satu sama lain, berusaha selalu ada buat temen temennya