Jump to ratings and reviews
Rate this book

Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan

Rate this book
Gimana rasanya naksir cewek yang udah nyaris jadian sama cowok lain?
Maju pantang menyerah, mundurdan pasrah, atau cuma bisa ngerusuhin sambil menunggu celah?

Yah... Rian cuma bisa bikin rusuh karena Rara yang dia taksir juga ditaksir Roni.
Tapi begitu ada sedikit kesempatan, Rian nggak mau melewatkan.
Persetan peluang. Persetan cowok lain yang juga punya rasa yang sama. Persetan esok hari. Persetan ini akan berakhir hanya sebagai mimpi. Persetan dirinya akan hancur setelah ini.

Hanya kotak bersampul cokelat dan selembar catatan yang bisa Rian berikan untuk Rara, sebagai ungkapan isi hatinya yang terdalam. “Untuk elo, Ra, cewek yang terlambat gue temukan....”

320 pages, Paperback

First published October 1, 2020

21 people are currently reading
154 people want to read

About the author

Esti Kinasih

16 books866 followers
Mantan karyawan sebuah bank ini tidak sengaja menemukan jalan sebagai penulis. Berawal dari hobinya sebagai pecinta alam, Esti sering menyendiri untuk mencari ide dan inspirasi menulis.

Karyanya yang pertama, Fairish, sudah memasuki cetakan ke-10, dan akan disinetronkan oleh TV7.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
15 (10%)
4 stars
49 (34%)
3 stars
63 (44%)
2 stars
14 (9%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 56 reviews
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
February 13, 2021
Edited at 5.41 6 Feb 2021

Tadinya aku kasih 3 🌟, kan. Aku potong jadi 2,5. Enggak bisa ternyata. Aku enggak ikhlas. Karena aku ngomongin cerita ini sama orang lain, dan aku malah kebawa emosi. Asli. Udah kayak mau gelut aku. Panas hatinya tiap inget buku ini. Aku nggak tahu kenapa aku benci banget sama Rian sama Rara. 😂 I hate them as a person and as a character. 😔 😔 Ryan nginetin aku ke cowok yang jadi saingannya Davi di Fairish. Siapa sih namanya? Alvin? Ya itu pokoknya.

===≠====================

Update 6 Februari 2021
.
.

Mayor Spoiler!!!

Bisa juga aku selesain buku ini. Waah aku benci banget sama Rian, sumpah. Dia ini jahat. Apa yang dia lakukin ke Rara itu nggak adil. 😭😭 Mana dia ini nyebelin banget lagi dari awal. Aku sukanya Roni, jadi baca Rian itu sooooo irritating me!! Male lead-nya Rian, kan? Kan dia yang ada di Blurb.

Aku bingung mau kasih bintang berapa. 3 apa 2. Tapi ad satu scene yang aku seneng banget. Pas tawuran, 😂 Terus setengah awal juga aku enjoy, sih. Jadi 3 🌟 aja, ya. Eum... Apa lagi ya? Oh ia, narasinya kayak ngajakin ngobrol bnget. Di beberapa bagian aku rada bosen. Setengah akhir aku kesel bat. Jadi ya gitulah.

==≠=========================

31 Desember 2020


Jadi aku putuskan buat dnf di halaman 180an. Aku udah lama juga nggak baca buku ini. Sebulan apa dua bulan gtu. Bukan style ku ah. Ngerasa enggak sebagus yang dulu aja sih menurutku. Jokes nya enggak masuk ke aku. Beberapa scene juga aku ngerasa gaje.

Aku bakalan baca lagi novel ini karena udah beli. Tapi enggak tahu kapan. Nunggu mood bagus aja kali yak.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nureesh Vhalega.
Author 20 books151 followers
July 24, 2021
Percayalah, nggak ada yang lebih sedih dibandingkan diriku sendiri karena rating ini. Sungguh, aku sudah berusaha, tapi sulit. Di buku ini serba kurang 😭 aku nggak bisa menikmati sama sekali. Alasannya maksa, konfliknya nggak kuat, dan karakternya... *sigh*
Profile Image for Juwita.
333 reviews5 followers
Read
January 20, 2023
DNF di page 47. Rasanya novel ini bukan untuk aku. Gaya penceritannya untuk remaja banget, padahal aku seringnya baca untuk yang dewasa. Leluconnya juga garing buat aku yang telah banyak makan garam. Cara jatuh cintanya juga anak-anak banget. Sorry 🤦‍♀️
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
January 6, 2021
Buku pertama yang saya selesaikan di tahun 2021, sekalian untuk Tantangan Baca GRI 2021.

Roni naksir Rara, tapi dia butuh banyak persiapan sebelum menyatakan perasaannya. Selain mengamati Rara di kelas, dia mencari tahu tentang Rara lewat teman sebangku Rara, Tisha. Sementara itu, ada kakak kelas bernama Rian yang juga suka sama Rara. Roni punya rival mendapatkan hati Rara. Rara sendiri awalnya kesal dengan Rian yang selalu mengganggunya, menyebutnya tembem, menghina artis idolanya. Rian bahkan mencegat Roni yang mengantarnya sampai ke halte bus. Rian selalu selangkah lebih awal dibanding Roni. Sampai kemudian, sepertinya Rara sudah mulai terpesona dengan segala bentuk pendekatan yang dilakukan Rian. Roni semakin emosi dibuatnya.

Ada yang berbeda dengan novel teenlit satu ini. Meski terbitnya tahun 2020, settingan dalam novel ini sekitar tahun 90-an. Saat kelas di SMA masih dibagi kelas Fisika, Biologi dan Sosial (hehe...jamannya mama saya ini), terus bacaannya majalah Anita Cemerlang (saya pernah baca majalah ini), nelpon pake telpon umum koin, artis idolanya Ari Wbowo dan Ira Wibowo, terus bikin kaset rekaman yang isinya lagu-lagu kompilasi dari kaset atau radio. Seru juga bernostalgia.

Awalnya saya berpikir yang menjadi tokoh utama dalam novel ini adalah Roni dan Rara. Tapi ternyata fokusnya adalah Rian. Yang pasti baca novel ini bikin gregetan. Cara pendekatannya itu menggemaskan. Malu-malu dan penuh perhitungan. Kalau dibandingkan antara Rian dan Roni, saya lebih suka cara pendekatannya Rian yang sedikit lebih agresif. Meskipun di akhirnya ada plot twist.
Profile Image for Nabila.
40 reviews
November 22, 2020
Yaampun aku nangis kejer bgt bacanya😭😭 dan emang khas Esti Kinasih sihh
Profile Image for Amaya.
745 reviews57 followers
June 9, 2022
Mari abaikan head-hopping, kesalahan teknis, dan segenap unsur lain untuk sejenak karena aku pengin mengapresiasi sekali lagi karya Esti Kinasih yang udah kayak bumbu dapur ini. Lengkap banget di lidah 👍🏻

Pertama, gregetan both sama Rino dan Rian. Rino karena lemot minta ampun. I mean, dia tuh terlalu mikir dirinya sendiri, jadi nggak salah kalau Rian bilang dia itu lelet. Cuma, Rion ini memang tipikal cowok selow yang malu-malu meong nembak gebetan. Sedangkan, Rian tipe sat-set-sat-set. Peduli amat dikatain freak, bucin, terus nyebelin, yang penting perasaannya bisa tersalurkan ke pujaan hati. Gregetku sama Rian mungkin sama kayak pembaca-pembaca lain, usil abis! Wajar dia gregetan begitu sama Rion, tapi ngerjainnya tuh enggak banget, bikin emosi wkwkwkw

Kedua, soal Rara aku nggak banyak komen sih, cuma momen dia fall into usaha-keras-berupa-surprise itu terlalu cepat aja (?) Yah, sifat manusia bisa aja berubah ya, tapi wajar-wajar aja Rara kayaknya bakal luluh kalau surprise-nya "meriah" macam begitu. Soal gimana dia di ending, wajar aja enggak langsung say yes buat pertanyaan yang "itu", tapi setidaknya bisa mengurangi rasa sedihnya. Haduh, mana aku ikutan terharu bagian perpisahannya, dih, padahal udah kepalang kesel juga sama Rara. Sabodo, Mbak Esti sukses bikin perasaanku ikutan galau :'(

Ketiga, the whole 90's (or 80's and 90's) things enggak bikin bingung karena nggak paham sama sekali. Tipp Ex yang pakai tinner itu pernah tau, dulu banget walaupun masih SD jadi norak dikira itu tinner cairan ajaib yang bisa kering sendiri kalau ditetesin ke kertas wkwkwkw oke, stop, malah curcol. Intinya, aku nggak asing sama satu itu. Terus majalah Anita Cemerlang, dll. Yah, memang nggak tahu wujudnya bagaimana, tapi ikutan merasa seru banget kali ya. Terus walkman, fashion, dll. Omg, walau nggak hidup di jaman itu, tapi ikutan excited. Romantisme anak SMA-nya juga jelas banget, caranya malu-malu dan nggak jual mahal tuh ampunnnn gemes!

Kayaknya ini ulasan sifatnya subjektif wkwkwkw habis aku gregetan dan nggak berhenti ketawa sama guyonannya di buku ini. I looove the way Mbak Esti kasih guyonan yang rebel, tapi bisa bikin ngikik terus sampai sakit perut. 🤣 pencinta lini teenlit nggak boleh skip satu ini, sih! Nggak cuma bahas romance aja, tapi cara gambarin kehidupan sekolah dan sosialisasinya bikin pembaca ikut merasa kangen sama mereka (terutama penghuni 2 Fis 2 xD).
Profile Image for Anggia.
22 reviews17 followers
November 20, 2022
I hate everything about this book, 2 stars 'cause it did bring back some memories of the 90's. Gue benci semua karakternya, terutama Rara dan Rian. Gak ada karakter yang lovable, termasuk si Roni. Interaksi antar karakter dan dialognya banyak yang bikin jidat gue keriting. Betapa mudahnya hati Rara berubah juga ganggu akal sehat dan nurani banget. I know people change, but i didn't expect her to be 'labil' that fast and that harsh. Ceritanya bertele-tele daaaaaan, overly described the situation & condition and narrated it in a kinda conversation-ish way is sooo irritating.
Overall, i was killed by my own expectation. I did not enjoy reading this at all.
Profile Image for Utha.
824 reviews399 followers
December 13, 2020
2,5

Masih khas tulisan Esti Kinasih, enak dibaca dengan narasi yang jarang banget dipunya penulis remaja lain. Suka. Ceritanya juga remaja banget. Tapi aku nggak suka karakter Rara-Roni-Rian. Cemmana. Tapi ada pemakluman sih ya mengingat latar tahunnya.

Latar yang digadang-gadang kasih nuansa 90-an ternyata cuma di awal, sisanya ya gitu.
Khas remajanya juga masih banget. BTW, aku malah belum baca trilogi JUM nih. Piyeee...
Profile Image for fuhtreh.
99 reviews3 followers
March 4, 2023
SUMPAH AKU MAU KASIH 4 TADI TAPI PAS LIAT ENDINGNYA 🤡🤡🤡🤡 kagak jadi deh. aku awalnya team roni soalnya dia kan naksir duluan apalagi kalo ternyata harus ngalah cuma karena senioritas??? ngga banget lah. eh pas rian muncul KOK AKU JADI BINGUNG soalnya kayak kata rian, roni ini lelet. aku jujur geregetan banget sama tingkah dan perilakunya yang ngga mikir dua kali, terlalu banyak nyimpulin sendiri. padahal rara udah naksir dia kan, tapi tetep aja ngga maju. kata rian juga kalo rian serius sama rara, ngga setengah setengah mungkin rara beneran jadi naksir banget sama dia. karena rian ini blak blakan, maju terusssss pepet dan cara pdkt nya adalah cara norak yg suka ngajakin berantem wkwkwkkw tapi malah jadi relate khas anak sekolahan banget gitu.apalagi hal hal yang dia lakuin buat rara itu kelihatannya sederhana banget tapi berkesan. walaupun waktunya singkat aku jujur jadi ngga semangat baca waktu tau kalo rian bakal pindah 😓 TERUZ aku suka banget sama rian 💗💗💗💗💗 apalagi taste musiknya YG AKU BANGET sedih kenapa endingnya harus gt
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for d.
304 reviews3 followers
January 3, 2023
Menurut aku ceritanya seperti teenlit pada umumnya, tentang dua anak SMA laki-laki yang suka sama perempuan yang sama, bagian serunya ada di akhir, tapi sepanjang perjalanan baca buku ini sayangnya aku ga menemukan hal yang menarik.. kayak bawaannya bosen aja gitu, rasanya kayak, kapan ya selesainya ini buku? Beberapa part ada yang aku skip saking gakuatnya sama penulisannya kayak aduuuuh lama banget. 😔 banyak banget yang diulang-ulang permasalahannya, dan gajelas maksud pengulangannya buat apa? Ga nambah detail apa-apa, jadi tambah ngerasa jenuh huhu.

Jujur sedikit kecewa karena aku fans berat banget sama novel dia yang lain, tentu saja jingga dan senja series <3 yang selalu kutunggu lanjutannya. ☹️ emang penulisannya khas Esti Kinasih banget sih, cuma kayaknya storyline novel yang ini bukan aku banget.. dan penyampaian ceritanya juga ga semenyenangkan pas baca Jingga & Senja.
Profile Image for KA.
57 reviews3 followers
February 14, 2024
3.5/5

Kalau dari ide cerita dan alur biasa aja ya tentang dua orang cowok yang memperebutkan satu cewek. Tapi poin plus dari buku ini adalah latar tahun 90an yang diangkat dari buku ini yang membuatku bernostalgia saat membacanya. Karakter utama yang dibentuk juga ngga terlalu kuat dan jujur saya kurang suka sih malah aku lebih suka karakter pendukungnya yang membuat cerita di buku ini lebih hidup dan menyatu. Terlebih dengan karakter Rian yang membuat aku emosi dengan karakter dia yang buat aku "apa sih?!" tapi ya mungkin itu memang karakter yang dibangun oleh penulis itu sendiri.
Emosi yang disampaikan dengan baik dari marah, sedih, bahagia dan lucu membuat aku bisa menyelesaikan buku ini.
Profile Image for Leila Rumeila.
991 reviews30 followers
July 18, 2024
Actual 2.5⭐
Cuma Dia Tanpa Aku & Fairish, 2 buku EK yg cocok di gue. Selain itu, i don't recommend!

*Listened the audiobook by Storytel*
Profile Image for ade.
274 reviews16 followers
November 24, 2020
Novel “Untuk Dia yang Terlambat Gw Temukan” ini mengisahkan cinta segitiga ala anak SMA gitu.. tokoh utamanya si Rara, Rian dan Roni. Cuma… uniknya settingnya ini diambil akhir tahun 80 atau awal 90 gitu.. jadi, jadul banget gitu bawaannya, mungkin bagi para pembaca yang lebih tua dari gw, bakal ngerasa nostalgia gitu ya.. karena banyak banget Reference tempo dulu yang dibawa masuk ke dalam novel ini.

Si Rara ini anak kelas 2 SMA yang ditaksir malu-malu sama Roni. Dua anak ini belum pernah pacaran, belum pernah jatuh cinta, jadi masih bingung banget gimana caranya buat ngungkapin isi hati. Alhasil mereka berdua Cuma bisa tatap tatap manja di kelas. (bukannya belajar hey kalian!)

“Yah kenyataannya memang sering gitu sih. Kalo kita naksir banget sama seseorang bisa menghilangkan semua keberanian. Memang Words jadi don’t come to easy”

Nah ditengah usaha pedekate malu-malu Roni ke Rara, tiba-tiba datang se sosok kakak kelas bernama Rian, cowok berkacamata, kaya tapi tsundere. Dia Naksir Rara, dan cara ngungkapin isi hatinya minta ditampol banget. Khas ala tsundere lah, yang hobby godain Rara, ngatain tapi juga nunjukin perhatian melalui gesture nyebelin.

“Hati manusia tuh tempat yang paling nggak bisa digapai. Lo nggak bakalan pernah tau apa yang ada di dalamnya.”

Si Roni yang tau ada saingan langsung ngegas lah! Apalagi saiangannya nyebelin parah kayak Rian, alhasil Rian nya juga jadi Hobby banget buat ngecengin si Roni. Kisah selanjutnya bisa ditebak, mereka berantem terus deh bertiga kayak anjing ama kucing.

Novel ini khas remaja banget memang, yang plot dan kisahnya bisa ditebak. Kalau boleh memberikan Review jujur sebagai penggemar Mba Esti, gw merasakan perbedaan mendalam akan gaya tulisan beliau, ini seakan bukan tulisan beliau. Biasanya gw langsung jatuh cinta dari awal, tapi sulit untuk menyukai kisah ini. Butuh waktu sangat lama buat gw dari awal baca sampai akhirnya berhasil namatin novel ini.

Novel ini ditulis dengan gaya POV orang ketiga, jadi campur aduk semua karakter di kisahkan disituuu, terus gw ngerasa apa ya jadi kurang fokus, kadang terlalu panjang, kadang terburu-buru dan membuat ga asyik. Dan mungkin karena gw bukan anak SMA pada setting zaman kisah ini, jadi gw ngerasa ga terlalu relate, relate sedikit sih, tapi feelnya agak aneh gituuu..

Kalau di bilang kecewa terhadap novel ini , jujur gw kecewa, harusnya novel ini bisa ditulis dengan lebih baik, walau plot sederhana namun kalau bisa di explore lebih baik pasti hasilnya lebih baik.
Tapi mungkin ini karena gw yang terlalu High Expectation ya? Karena novel-novel mba esti sebelumnya yang SEBAGUS itu, jadi pas di kasih yang levelnya di bawahnya gw jadi ngeluh?

Okay balik lagi ke kisah tiga orang ini, kalau di suruh milih, pas udah dewasa gini, gw tentu milih sosok Roni, gw ga suka sama orang tsundere macam Rian gitu,, hih! Kalau suka ya ngomong baik-baik mas! Dan ga perlu pakai cara curang ke saingan! Hahaa.. dan buat Roni, tolong lah berani speak up! Buat Rara, mba labil banget jadi cewek…………………….

“Emang belum pernah ada yang ngomong ke elo? Manusia boleh punya rencana, tapi Tuhan juga yang nantinya menentukan tuh rencana bakal terlaksana atau nggak”

Anyway, gw suka sih sama persahabatan antara Rian dan temen-temennya, suasana kelas Roni dan Rara juga asik banget.. dan alhamdulillah endingnya ga maksa!

Dengan segala review yang mungkin terkesan negative ini, gw berterima kasih kepada mba esti karena mau meluangkan waktu untuk menulis kisah ini, pelipur rindu kami akan karya mu mbak!
Semoga kedepannya mba esti bisa menciptakan karya megah lainnya ya mbaaa

Love you mba esti!
Profile Image for Liz.
91 reviews
August 2, 2021
Berlatar tahun 90an, novel ini nyeritain romansa jaman SMA. Dari pembukaan udah dijelasin sama kak esti kalau novel ini bakal membawa kita ke nuansa masa lalu. Buat penggemar kak esti pasti banyak yang ngebatin kalo novel ini tuh so kak esti banget nget nget. Karakter dan alur ceritanya yang bikin flashback ke novel-novel kak esti yang sebelumnya. Tapi bukan berarti ceritanya sama aja. Mungkin yang ini ceritanya lebih ringan ya mengingat pendahulunya, kebanyakan tokoh-tokohnya punya semacam masalah pribadi atau trauma. Kali ini ceritanya klasik dan umum banget layaknya kisah cinta yang pernah kalian alami saat SMA, tapi dengan latar jadul dan banyak istilah baru dari masa itu. Jujur aku lahir tahun 97 tapi bisa ngebayangin gimana suasana yang digambarin kak esti di situ. Rasanya ikut nostalgia juga.

Yang bikin sama dengan novel-novel sebelumnya adalah, kak esti pasti memberikan dua tokoh dengan karakter yang satu kalem dan yang satu lagi tukang rusuh hahaha. Di awal cerita, yang muncul lebih dulu adalah karakter Rara dan Roni. Yang awalnya aku kira judul itu bakal ada sangkut pautnya sama Roni ternyata bukan. Hadirlah si Rian yang memegang karakter "perusuh" ini. Awalnya pasti banyak yang sebel sama si Rian dan temen-temennya. Pasti banyak yang tiba-tiba keinget Ari cs juga nih. Tapi, kak esti bisa membuat perbedaan karakter yang menurutku nggak terpikirkan. Roni yang kalem tapi nggak confident dan gampang terpancing. Rian yang keliatan tengil tapi pembawaannya lebih tenang dan tertata.

Nggak expect bakalan seringan ini ceritanya tapi juga nggak mengecewakan. Kak esti selalu berhasil narik emosi pembaca 👌

Ditunggu Jingga Untuk Sandyakalanya kak!
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books459 followers
January 7, 2021
Aku lupa gimana gaya penulisan Esti Kinasih sebelumnya. Terkahir kali aku baca Jingga dalam Elegi dan sekarang buku-bukunya udah gak ada lagi yang tersisa di rumah. Awalnya sempat khawatir nggak bakal relate lagi sih, mengingat genrenya selalu teenlit, sementara sekarang aku sudah dewasa (kalau nggak mau dibilang tua wkwk). Surprisingly, aku masih bisa menikmati buku ini dengan baik.

Dari segi cerita sih sebenarnya standar. Bahkan cenderung flat, terutama di bagian-bagian akhir. Ketebak juga permasalahan utama yang disembunyiin itu. Terus karakternya juga rada nyebelin walaupun kocak juga sih.

Yang membuatku suka sama buku ini tuh pertama jelas soal setting-nya. Nggak tahu kenapa aku selalu suka dengan setting di tahun 80-90an begini. Penggambarannya detail banget. Jadi berasa ada di zaman itu beneran.

Soal romance-nya, entah itu Rian - Rara ataupun Rara - Roni sebenarnya aku nggak peduli wkwkwk aku malah lebih menikmati interaksi Roni - Rian ataupun Rian sama temen-temennya. Kocak beneeer. Oh ya, satu lagi yang bikin aku suka di sini nggak ada senior ngeselin yang gencet-gencet adik kelas. Rian senior sih, kadang seolah niatnya mau ngegencet Roni juga, eh tapi jadinya malah ngocol -_____-
Profile Image for Niki Yuntari.
87 reviews7 followers
December 23, 2020
"Kalo jodoh nggak akan ke mana, Ri."

"Kalo ini kayaknya bakalan ke mana-mana deh." - halaman 46


Setelah dua tahun, akhirnya Esti kembali hadir menyapa pembaca setianya melalui novel teenlit terbarunya. Yah, Esti tampaknya masih nyaman untuk menulis kisah lucu, romantis, dan malu-malu kucing anak-anak SMA. Uniknya, setting cerita bukan tahun 2000-an, tetapi sekitar tahun 90-an, loh!

Secara umum, ceritanya tentang cinta segitiga yang belum sempurna. Kok gitu? Roni sekelas sama Rara yang mana sudah ditaksirnya sejak mereka sekelas. Namun, cowok ini nggak gerak cepat, terlalu menghitung peluang jadian mereka. Akhirnya nggak jadi nembak deh. Sialnya, mendadak muncul kakak kelas bernama Rian yang juga suka sama gebetannya itu. Sejak saat itulah kedua orang itu menjadi rival untuk mendapatkan hati Rara.

Meskipun kesannya sederhana, Esti bisa membuat liku-liku perjalanan mereka ini dalam 324 halaman loh! Gaya bercerita dalam novel masih Esti banget, konyol, nyeleneh, dan asyik dinikmati. Pada beberapa bagian saya bisa tertawa membaca sekaligus membayangkan percakapan absurd antartokoh. Menghibur banget!

Ada beberapa hal dari tahun 90-an yang dibawa Esti ke dalam novelnya. Sebut saja stensilan, walkman, telepon umum, mobil VW, dan lainnya. Beberapa hal kecil itu sedikit banyak, berhasil membangun nuansa 90-an dalam cerita.

"Hati kan nggak kayak frekuensi gelombang radio. Tinggal muter tombol tuning, langsung bisa pindah. Pindahnya bisa jauh, lagi. (hal 48)

Entah ini perasaan saya saja atau bagaimana, saya merasa baru bisa masuk ke cerita pada halaman 200-an. Sungguh, rasanya sangat sulit untuk mengikuti cerita sejak awal hingga pertengahan. Alurnya terasa sangat lambat. Terlalu banyak narasi untuk menjelaskan ini itu. Yah, walaupun itu juga penting untuk membangun cerita, tetapi kok jatuhnya malah membuat saya susah untuk lanjut.

Tak ayal kalau saya bisa membaca separuh buku dalam waktu dua hari. Sungguh waktu yang teramat lama untuk menuntaskan sebuah novel teenlit yang biasanya bisa saya habiskan sekali duduk. Saya baru menikmati membaca mulai halaman 200. Cerita menjadi menarik, hilal mulai terlihat, alurnya mulai jelas. Seluruh adegan menjadi terasa sangat penting untuk menentukan akhir cerita.

Dan yang perlu diketahui, novel ini menceritakan berbagai kejadian dalam rentang waktu dua minggu. Akhir cerita terbuka yang dipilih Esti juga realistis alias nggak maksa. Walaupun saya pribadi agak kurang sreg dengan itu. Rasanya perjuangan saya mengikuti persaingan Rian dan Roni agak sia-sia. Yah, tapi nggak masalah sih, mungkin nantinya akan ada buku kedua.

Pada akhirnya, ekspektasi saya sepertinya terlalu tinggi, karena saya termasuk penggemar tulisan Mbak Esti. Ternyata, magic untuk masuk ke dalam cerita tak jua muncul, pun dengan keterikatan emosi dengan karakternya.

Terlepas dari beberapa salah ketik yang saya temukan, novel yang kurang lebih menceritakan kejadian selama dua minggu ini tetap menghibur kok. Yah, tiga dari lima bintang Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan. Buat Mbak Esti Kinasih, saya tetap menunggu buku terakhir tetralogi Jingga dan Senja ya :)

Review selengkapnya bisa dibaca di sini https://nikiyuntari.com/2020/12/24/re...
Profile Image for sassy.
5 reviews
October 17, 2020
PERINGATAN SERIUS!!! INI SPOILER BUAT YANG GASUKA SPOILER ATAU YANG BELUM BACA MONGGO DISKIP SAMPE KALIAN BACA NOVELNYA YA.


[RATE : 4/5] Sebenernya mau kasih 3,8 tapi yaudahla gue buletin aja karna ikut tersentuh sama novel ini.


Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan

Cinta segitiga Roni-Rara-Rian.

Awalnya pas gue baca bab awal itu, gue mikir Rian terlalu lebay atau hiperbola sama dialog dia bareng Miko, yang kayak nyesel banget terlambat buat nemuin Rara pas doi udah kelas 3 SMA. Tapi taunya semakin mendekati ending... yaaa emang terlambat. banget malah.


Untuk karakter antara Rian-Roni kayanya gue bakal ngasih setengah-setengah aja deh ke mereka, soalnya sama-sama bikin gemes, bikin kesel, bikin suka. Eh tapi kayanya gue mending milih karakter Rara yang polos aja deh wkwkwk.

Menurut pandangan gue, visualisasi atau karakter yang pas buat ngedeskripsiin Rian-Roni-Rara

Rian : Slengekan lucu
Roni : Jujur Roni menurut gue orgnya lemottttt parah.
Rara : ngegemesin, karna baca dari pandangan Rian sama Roni yang katanya punya mata bulat sama pipi tembem.

Cerita cinta masa SMA di UDyTGT juga menurut gue jauh lebih 'manusiawi' dibanding ceritanya Jingga Series, soalnya dibuku ini lebih digambarkan percintaan monyet ala anak sekolah beneran, gaada cerita ttg anak berandal yang megang kuasa satu sekolah dll. (peace buat mba Esti, jangan tersungging yahh? saya masih nunggu banget kok Jingga Untuk Sandyakala, masih kangen sama Tari-Ari hehehehe)



Um.. apalagi ya? Oh ya ini latar cerita waktunya era 87-90, cukup menghibur dan memberi tau gue wawasan baru tentang hal-hal yang ngehits pada jaman itu, kayak misal siapa artis ganteng yang terkenal dikalangan cewek-cewek, walkman, dll.


Dan menurut gue karna era 87-90an itulah yang membuat gue makin sedih sama endingnya, karna internet belum ada dan handphone jg blm ada makanya kalo mau komunikasi pun masih harus lewat surat, ga cepet dan praktis kaya era sekarang hiks :( duh masih sedih ah sama endingnya :(


ya overall cerita ini ga berat buat dibaca, cerita teenlit banget lah pokoknya. Konfliknya ga banyak dan banyak momen lucu yang bikin gue ngakak sama tingkah laku murid 2Fis2.


oh ya buat mba Esti, kalau sempat terbaca review saya ini, saya cuma mau bilang makasih udah kepikiran buat terbitin buku ini, ya itung-itung penawar kangen sama bukunya Ari dkk. Semangat juga ya mba Esti buat lanjutin nulis JUSnya.


***note: berharap ada ceritanya Ridho juga nehhhh hehehehhehehe
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for kitty.
241 reviews6 followers
October 24, 2025
Data Diri Si Cewek Labil dan Cinta Segitiga 💖

Kaset Kosong, Rara Tembem, dan Rivalitas Sengit
Novel ini adalah throwback gila-gilaan ke masa SMA akhir 80-an/awal 90-an. Di masa itu, TV cuma satu salurannya, poster artis jadi pujaan hati, dan nggak ada ponsel. Romansa pun masih lugu, diekspresikan dengan tatap-tatapan manja di kelas.

Di tengah suasana vintage ini, ada Rara, cewek manis dengan pipi bulat yang duduk sebangku dengan Tissa. Rara adalah rebutan dua cowok yang punya gaya pedekate beda:

- Roni (Teman Sekelas): Cowok ini naksir Rara dari awal, tapi terlalu perhitungan dan lama dalam mengambil keputusan untuk nembak. Dia cuma bisa kepo tentang Rara lewat Tissa, dan nggak gerak cepat.
- Rian (Kakak Kelas): Cowok ini berkacamata, sok-sokan tsundere (sifatnya menyebalkan tapi perhatian), kaya, dan agresif. Dia hobby banget gangguin Rara, ngatain dia tembem, tapi di saat yang sama selalu selangkah lebih awal dari Roni.

Rian tahu Rara nyaris jadian sama Roni, tapi dia maju pantang menyerah dan bikin rusuh. Cara flirting-nya Rian itu nyebelin tapi manja: suka godain, ngatain, tapi menunjukkan perhatian lewat gesture. Rian cuma bisa bilang, “Untuk elo, Ra, cewek yang terlambat gue temukan…”.

Spoiler Ending dan Keseluruhan Cerita (Kotak Cokelat dan Kata Maaf)
JANGAN BACA BAGIAN INI JIKA KAMU TIDAK INGIN TAHU SIAPA YANG RARA PILIH DAN MENGAPA ADA KATA “TERLAMBAT”!

Meskipun Rian agresif dan gigih, pada akhirnya Rara memilih Roni. Kenapa? Karena Rian Terlambat, inilah yang dirujuk judul novel. Roni berhasil selangkah lebih awal dari Rian, membuat Rara hampir jadian dengannya dan memicu Rian untuk menyerah. Tindakan terakhir Rian di ending cerita sangat ikonik: dia memberikan kotak bersampul cokelat dan selembar catatan sebagai tanda perpisahan, bukan lagi upaya pedekate. Catatan itu berisi pengakuan jujur Rian tentang perasaannya yang terlambat disampaikan.

Kesimpulannya, novel ini adalah pengingat manis tentang kepolosan cinta SMA, di mana kecepatan take action itu lebih penting daripada banyak mikir

Novel ini cocok banget buat kamu yang lagi butuh bacaan ringan, sederhana, dan ingin nostalgia ke masa SMA yang penuh drama cinta monyet. Jangan cari plot twist yang mengejutkan, tapi nikmati saja cinta segitiga yang bikin senyum-senyum sendiri!
Profile Image for Al.
71 reviews
July 24, 2022
Mari bernostalgia...
Kehidupan Rara-Roni-Rian dkk di SMA Palagan dengan latar tahun 1987-1990.

Baca ini ngebawa aku mundur beberapa puluh tahun lalu. Bacaan yang ga relate sama Gen Z macam aku tapi penulis berhasil memutar ulang waktu seolah aku hidup di masa itu.

Tulisannya khas Esti, drama kisah cinta masa SMA dan yang unik latarnya tempo dulu. Baca ini aku jadi banyak tau kebiasaan jaman dulu, artis idola pada masanya dan lagu-lagu hits pada masa itu.

Selama baca ini aku akrab banget ketemu sama kaset dan aksi ngerekam kaset karena harga kaset itu sendiri mahal, ketemu sama walkman, telepon umum yang pakek koin, cerpen-cerpen dan majalah hits masa itu, surat-suratan buat bertukar informasi dan kabar. Sampek aku hampir nangis waktu baca bagian harga naik metromini masih 100 perak dan harga beng-beng masih 250 perak. Hampir nangisnya karena speechless sihh karena aku ga relate sama jaman itu 😂

Sepanjang baca ini, aku menemukan diriku ikutan ngakak karena somplaknya Riyaldi dkk juga Rian dkk. Happy banget aku baca ini. Cinta segitiga antara Rara-Roni-Rian yang bikin aku harus milih mau berlayar di kapal siapa hahaa.

Aku salut sama Rian, apa yang dilakuin Rian ngingetin aku sama tulisan Crowdstroia yang pernah kubaca "Seseorang pernah berkata kepadaku bahwa hakikat tertinggi dari mencintai adalah untuk melepaskan."

Menyatakan tanpa menuntut jawaban karena untuk melegakan perasaan dan tanpa berniat membebani perasaan yang dinyatakan. Another level of sweet :")

Tapi karakter Rara disini agak ngeselin sihh karena dia terlalu plin-plan dan shy shy cat hahaa emang gitu yaa semua perempuan di jaman itu? I can't relate.

Aku menikmati sekali baca ini terlepas dari semua kekurangannya jadi 3/5 ⭐
Profile Image for Yoyovochka.
308 reviews7 followers
September 3, 2025
Hmm, saya bingung cerita ini mau dibawa ke mana pada awalnya. Dan sampai akhir saya pun mikirnya gitu...

Tokoh-tokohnya nggak ada yang lovable. Tokoh utama ceweknya cepat banget pindah ke lain hati setelah dikasih kejutan demikian. Plus tokoh cowok Rian ini entah kenapa sering muncul tipe-tipenya di buku Esti Kinasih. Mulai dari Fairish hingga Still. Tokoh cowok yang senang menghina, pakai cara mem-bully demi mendapatkan perhatian. Dan ini kesannya romantis. Justru saya mau ngajarin ke perempuan-perempuan, hei, jika seseorang suka sama kamu, mereka pasti menjaga hati kamu. Dan sukailah lelaki yang tutur katanya bikin kamu adem, cara nunjukkin perasaannya pakai cara yang benar karena diri kamu berharga. Lalu, kalian para lelaki, kalau memang suka, tunjukkanlah dengan cara yang benar. Persetan kamu pintar bertutur kata atau tidak, tetapi ada cara lain yang bagus yaitu tunjukkan dengan perbuatan alih-alih mengata-ngatai cewek yang kamu suka.

Saya tahu ini cuma fiksi, cuma seriusan yang seperti ini diromantisasi, kayaknya saya nggak mau anak saya baca ini dan jadi mikir perbuatan Rian yang suka maksain kehendaknya ini bisa dikategorikan sebagai cinta. Belum-belum nikah aja udah begini, apalagi nikah...

Isinya ada banyak pengulangan dan alurnya memang lambat. Untuk alur lambat ini saya masih tahan, tetapi pengulangan ini terkadang terkesan menjemukan.

Di luar itu, saya tetap suka gaya menulis Mbak Esti Kinasih, pilihan katanya asyik meski terkesan nggak formal, tetapi tetap asyik dibaca.
Profile Image for Aisyah Rahmatusysyifa.
85 reviews
December 1, 2020
3.5 bintang!

Akhirnyaaa, bisa baca karyanya Mbak Esti lagi! Penulis teenlit favoritku sejak masa SMP.

Sebagai novel teenlit, novelnya nggak menye-menye. Tapi malah gemesin banget! Gemes sama karakter-karakternya, baik tokoh cowok maupun ceweknya. Nah, di sini tokohnya lebih membumi ya dibanding novel-novelnya Mbak Esti yang lain. Sifat-sifat remaja yang labil, sotoy, merasa jago, di sini lumayan nampil. Sebagai pembaca yang udah melewati masa remaja, bisa komen leluasa ke tokoh-tokohnya "dasar abg duuuuh" hahaha.

Berhubung yang diangkat sama Mbak Esti ini zaman SMA di tahun 1990an, jadi banyak banget unsur-unsur jadulnya. Beda lah sama zamanku dan zaman sekarang hehehe. Walaupun aku ngga mengalami SMA di tahun 90an, tetep aja ada yang relate-nya. Yah, namanya remaja, banyaklah kesamaan nakal-nakal-bloonnya hahaha.

Narasinya khas Mbak Esti banget sih. Walaupun di sini aku ngerasanya narasinya nggak terlalu panjang kayak di JUM. Jadi enak-enak aja dibacanya. Gabikin bosan juga, malah kepincut terus buat lanjut baca. Sayangnya sih, nggak ada plot twist atau konflik yang meledak-ledak gitu kayak di serial Jingga dan Senja. Ini konfliknya masih ringan-ringan aja. Khas remaja jaksel gitu lah.

Overall, novel ini ringan banget untuk dibaca, seru bikin senyum-senyum sendiri, daaaaan karakter tokoh-tokohnya gemesin!!!!

p.s. setelah baca novel ini aku jadi ngidam bakso lapangan blok s, udah lama ga kesana:(((
20 reviews
January 12, 2022
Kisah remaja yg ringan banget.

Emang sih karena latarnya 80's mesti penyesuaian dulu, butuh baca 90-an halaman pertama supaya bisa hooked sama latar dan kisahnya

Pas udah terbiasa, mulai kerasa serunya dan ceritanya yg ringan ngalir gitu aja. Tau-tau bukunya abis...

Meski awalnya Tim Roni, tapi lama-lama setuju juga sama Rian yg nganggep Roni lelet banget dan mikirnya telat. Masa masalah si Rian dapet alamat dan nomor telepon Rara aja dia permasalahin sampe ngamuk gitu, kalo dia lebih kalem kan ya bisa aja ka dapet dari TU, wkwk

Berhubung pdkt-nya Rian ini jorjoran dan nggak ada istilah malu, maju terus pantang mundur.. mau nggak mau Rara jadi baper dong (siapa yg nggak, coba?)

Meski akhirnya Rian bikin sedih, tapi ya mau gimana lagi dari judulnya aja emang udah begitu kan. Jelas bukan kisah yg happy ending buat yg ngejadiin judul itu. Kalo nggak ada adegan tawuran jelas pembaca bakalan setengah hati sama karakter Rian, ini. Bahkan Roni aja jadi tersentuh...

Akhirnya Roni (setelah sekian lama maju mundur) bisa ngakuin perasaannya ke Rara juga dong.. meski ada adegan nyolong mangga dari ibu-ibu galak..

Oookay, gulali abang-abang bisa jadi barang pengungkap isi hati yg manis, agak lebay, dan kocak banget, wkwk
Profile Image for Ares Reva.
63 reviews2 followers
October 16, 2020
"Hati kan gak kayak frekuensi gelombang radio. Tinggal muter tombol tuning, langsung bisa pindah. Pindahnya bisa jauh, lagi."

Di awal cerita, saya sudah ketemu perasaan Roni ke Rara. Roni yang pengen banget jadiin Rara pacarnya, tapi ternyata dia punya rival yang bernama Rian, kakak kelas tiga. Latar cerita di novel ini tahun 87-90an. Saya ketemu yang nama Stensilan, metromini, telepon umum yang pake koin, julukan Bokin, nama ujian masuk kuliah masih Ebtanas, banyak pokoknya.

Apakah sudah tergambar jelas latar tahun 90an nya? Ya cukup lah.
Namun, jangan berpikir novel ini mengenaikisah cinta remaja yang menye-menye. Ternyata nggak. Ak ngelihat kisah bromance lebih lekat ketimbang kisah merebutkan satu perempuan bernama Rara.

Endingnya gak ketebak sih ya menurutku. Aku juga masih mikir sampai sekarang, si Rara ini sebenarnya milih si Roni atau si Rian.

Saya kasih bintag 3.5 karena saya baru merasakan keseruannya di bab mau akhir, mengenai si tokoh Rian dan Roni, bukan malah kisah cintanya. Kisah SMA yang lucu juga jadi penambah saya memberikan rating 3.5 karena sebelumnya agak kecewa sama alur ceritanya.
Profile Image for Wina.
81 reviews
December 14, 2025
I think kemunculan novel ini di saat para fans menunggu kelanjutan seri JUM membuatnya kurang diminati. Kemudian alasan para tokoh cowoknya jatuh cinta terasa lemah, beda dari novel-novel sebelumnya.

Dari judul novelnya sudah jelas ya ditunjukkan untuk siapa. Tapi yang dibahas dari awal sampe akhir malah bukan orang yang ada di judul. Hal ini bikin pembaca ngerasa aneh saja sih. Rian punya impact yang terlalu kuat dan bisa mengalahkan Roni. Dari pada kisah romansa segi tiganya, saya malah lebih suka dengan interaksi bromance antara Roni-Rian.

Karakter Rara nyebelin karena terlalu realistis. Dari awal Rara bukan naksir Roni. Itu hanya perasaan suka ada yang naksir dia dan perasaan kayak gini normal banget buat para remaja. Makanya dia gampang oleng ke Rian terus balik lagi ke Roni.

Karena dari awal bilangnya mau membawa suasana era 90-an ekspektasi menjadi tinggi. Sayangnya eksekusinya masih kurang. Vibe 90-an hanya terasa di awal sampai pertengahan saja. Itu pun hanya kuat dia awal lalu perlahan memudar.

Sebenarnya saya enjoy membaca novel ini. Mungkin faktor usia yang sudah dewasa membuat saya tidak merasa 'wah' dengan novel kali ini.
1 review
November 21, 2020
Beberapa bagian dalam novel ini seperti telepon umum dan poster artis yang ditempel di dinding kamar membuatku terkenang akan masa-masa sekolah dulu (zamanku dulu yang ngetop itu artis-artis Mandarin dan Korea, tahun 2000an)

Alur cerita dalam novel ini khas mbak Esti Kinasih, sulit ditebak. Roni yang naksir Rara, teman sekelasnya, tapi nggak berani nyatain perasaannya karena berbagai alasan, akhirnya memantapkan hati setelah alasan-alasan tersebut hilang, lagi-lagi kesandung Rian, kakak kelasnya, yang ternyata juga naksir Rara. Rian, yang entah karena alasan apa, terlalu agresif dalam pendekatannya terhadap Rara, yang malah membuat Rara dan juga Roni, yang mendapat rival tak terduga, kesal setengah mati pada Rian. Sementara Rian sendiri menyembunyikan kesedihannya dalam hati karena terlambat menemukan Rara...

Rian yang awalnya tokoh yang menyebalkan, di ending ceritanya malah jadi tokoh yang bikin miris hati... Sayang banget Rian bertemu cewek gebetannya justru di saat-saat terakhir... :'(
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Kristal Lensi.
2 reviews4 followers
January 21, 2021
Ceritanya berlatar 80-90an di Jakarta.
Jokes, tempat khas, dan tren yang ada mungkin bakal bikin gak familiar. Jangankan karena beda daerah, buat yang lahir tahun 2000an aja kayaknya bakal jetlag ngikutin kisahnya.

Dibandingkan sama novel-novel seniornya, buku ini lebih ringan. Narasinya juga lebih singkat-singkat walaupun masih terasa khasnya Mba Esti. Sebenarnya, agak bingung, sih. Ini tuh novelnya mau dibawa serius atau bercanda. Karena banyak kejadian yang harusnya serius, tapi dibawakan dengan konyol. Mau tenggelam dalam amarah dan kesedihan, tapi ujung-ujungnya malah, "dih, geblek banget!"

Awal baca, bingung. Ini tuh novel tentang siapa, sih? Kok blurbnya tentang Rian, tapi kita disuguhkan perjuangan Roni mulu. Sampai gemes sendiri kapan bisa ketemu sama part yg hanya fokus di Rian.

Ceritanya manis. Selalu ada keinginan untuk balik halaman dan ingin mengorbankan jam istirahat.
Memang feelnya beda banget kalau baca novel-novel seniornya, tapi ini bisa mengobati kangen.
Profile Image for mfi_littleworld.
158 reviews
January 27, 2022
Di awal chapter ceritanya cukup aku nikmatin, apalagi adegan Putri Salju yang menurutku lucu banget. Anak SMA yang lagi kasmaran, tapi malu-malu terus di cengcengin sama satu kelas.

Aku suka sama Roni, dari semua tokoh yang ada di buku ini. Jadi bisa langsung nebak dong aku ada di pihak siapa hehe.

Roni sama Rian punya taktik pdkt yang sangat berbeda. Roni yang penuh perhitungan, yang jatuhnya emang lelet padahal Rara diawal udah kayak suka sama dia. Sedangkan Rian lebih frontal walaupun ngajak berantem Rara mulu tiap ketemu.

Lalu tentang perasaan Rara sendiri, aku bisa paham karena memang para tokoh utama disini masih remaja, ya walaupun aku sedikit kesel juga sama Rara. Sorry Ra, aku ada di pihak Roni.

Buat yang suka cerita cinta SMA, ini bisa dijadikan pilihan baca buat kalian karena konfliknya gak berat dan cuma berfokus ke perasaan ketiga tokoh (Roni-Rara-Rian). Tapi karena settingnya tahun 80-90 mungkin sulit buat relate kalau untuk remaja sekarang.
Profile Image for ArdinthaS.
8 reviews
October 17, 2020
Bacanya sehari patah hatinya bakal berhari-hari nih :’)) Baru sempet baca tadi habis isya, skg baru selesai.
Alur ceritanya udah kayak film misteri, susah ditebak ujungnya.
Novel yg ngga bias sama pemeran cowoknya, adegan first leadnya sama rata sama second lead, atau bahkan lebih banyak second lead nya.
Kak esti emang gak pernah bikin aku kesel sama siapapun karakternya!! Pembentukkan karakternya bagusssss banget, udah ngga perlu ditanya.
Pernyataan cinta yang ngga klise nya top banget!! Ya ampun, aku tidak bisa berkata2. Sweet banget.
Aku nyesek dan patah hati ngga cuma buat rian-yang kisah cintanya terpaksa ngga bisa dilanjutkan, tp juga buat roni yang hatinya kudu kuat buat berusaha biar bayang-bayang rian ilang dari pikiran rara. Juga buat rara yang hatinya masih porak poranda.
Buku yg full of feelings!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 56 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.