"Apakah arti menjadi seorang Hindu bagiku?" Demikian pertanyaan Sikha setelah dua tahun menemukan jalan Dharma. "Saya benar-benar Merdeka! jiwa saya bebas!" katanya. Memangnya selama ini jiwamu tidak bebas? "Ya, selama ini jiwa saya tidak bebas. Jiwa saya terkekang oleh penjara yang tak nampak, penjara yang paling ketat, penjara yang paling sulit ditembus-penjara pikiran saya sendiri."
"Peralihan saya menjadi Hindu, " katanya lagi, "betul-betul memerdekakan saya. Membebaskan saya. Doktrin-doktrin yang tertanam kuat selama bertahun-tahun perlahan terhapus oleh pemahaman demi pemahaman dari ajaran Dharma. Kini bekas-bekas kebencian dan kesalahan saya atas doktrin-doktrin semacam: laki0laki adalah pemimpin perempuan, pemimpin harus rela dipoligami, perempuan harus menutup aurat karena jika tidak akan menjadi sumber dosa, selain saudara seiman adalah kafir, orang kafir adalah musuh dan seterusnya dan seterusnya-meskipun sebelumnya selalu saya terima dengan seribu satu tanda tanya-sekarang benar-benar telah mampu saya hapuskan."
Jalan Dharma telah memerdekakannya. Demikian juga seharusnya untuk jutaan kaum perempuan lainnya.