Jump to ratings and reviews
Rate this book

Makan Kapal Selam

Rate this book
Kreativitas berbahasa bangsa Indonesia sangat luar biasa. Itu bisa dilihat dari nama-nama penganan yang yang dikonsumsi oleh anak-anak sampai orang dewasa. Kita pun tidak asing dengan kue molen, permen endhok cecak, permen karet, kacang atom, dan kue putri salju. Kulinernya lebih gila lagi. Ada tong seng, sego kucing, ganjel rel, sayur paku, oseng-oseng mercon, bakso granat, bakso rudal, dan kapal selam. Khusus yang terakhir adalah nama empek-empek.

Nama-nama binatang pun tak luput dari kreativitas berbahasa bangsa Indonesia. Maka kita pun mengenal istilah kutu loncat, kutu buku, bajing loncat, raja singa, macan ompong, kabar burung, buaya darat, dan roti buaya. Masing-masing istilah itu memiliki arti khusus. Ada yang positif artinya, tapi juga ada yang bermakna negatif.

Semua fenomena bahasa itu, juga tema-tema yang lain, dibahas dengan lugas oleh Samsudin Adlawi dalam buku ini. Bahasa yang digunakan cukup sederhana, sehingga memudahkan pembaca mencerna tulisan yang disajikan. Bukan hanya akan mendapatkan wawasan kebahasaan, pembaca juga akan terhibur oleh humor yang terselip di setiap tema dalam buku ini. Bahkan, baru membaca judulnya saja ‘’Makan Kapal Selam’’, pembaca sudah dipaksa tersenyum.

124 pages, Paperback

Published November 1, 2020

18 people are currently reading
105 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
21 (13%)
4 stars
79 (50%)
3 stars
55 (34%)
2 stars
2 (1%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 60 reviews
Profile Image for fara.
280 reviews42 followers
September 11, 2022
Saya makin menyadari bahwa semakin dalam mempelajari Bahasa Indonesia, semakin kompleks dan menemukan keruwetan di dalamnya. Betapa bahasa kita nggak sesederhana yang orang lain kira. Terlebih, sebatas pengejaan ini-ibu-budi yang dulu sempat tenar di berbagai kalangan siswa sekolah. Membaca esai-esai Samsudin Adlawi (yang sebelumnya sudah pernah dimuat di media massa) yang ringan dan reflektif membawa saya pada pemahaman yang baru soal fenomena Bahasa Indonesia yang jumlahnya bukan main banyaknya.

Topiknya berangkat dari hal-hal sederhana seperti bagaimana perbedaan bahasa akan mempengaruhi harga jual (katakanlah kopi hitam dan black coffee yang diberandol dengan harga yang berbeda hanya karena berbeda bahasa), dan unsur politis dalam sebutan 'cicak' dan 'buaya' yang sempat mewarnai jagat dunia maya ketika terjadi perseteruan politik yang alot.

Hebatnya lagi, pembahasan topik dalam kumpulan esai ini nggak dengan gaya yang teoritis dan mengobral muatan keilmuan yang berat. Meski harus ada beberapa pemilihan kata agar sesuai dengan konteks, saya rasa Samsudin Adlawi juga menyesuaikan penyampaiannya agar bisa dibaca juga oleh orang awam. Makanya, alih-alih bikin pusing, esainya cenderung lebih menghibur dan asyik.
Profile Image for Caca.
181 reviews8 followers
March 9, 2025
waaaaah menarik bangetttt, baca buku ini makin banyak tahu bahwa, banyak sekali bahasa yang serampangan yang menyebabkan penyempitan dan pergeseran makna.

baca ini, jadi menambah wawasanku terkait bahasa. bahasa menunjukkan harga.
kreativitas ber bahasa bangsa indonesia juga sangat luar biasa, di buku ini di cantumkan penggunaan bahasa dalam makanan. binatang juga tidak luput dari kreativitas dalam ber bahasa indonesia haha.

tetapi memang sangat disayangkan, bahasa yang serampangan dan terdapat banyak pergeseran makna, tetap kita pakai. instansi pemerintahan pun masih banyak terdapat kesalahan dalam ber bahasa indonesia...😅🤏🏻

ahaaaaa OK (OJO KUATIR) HAHAHAHAA
Profile Image for Puterica.
138 reviews20 followers
October 6, 2022
Topiknya menarik! Dapat beberapa informasi menarik juga tentang bahasa. Tapi karena tulisannya untuk rubrik di koran penjelasannya jadi supersingkat dan ceritanya kurang detail. Padahal narasi penulis enak sekali dibaca. Buku non-fiksi yang bisa dibaca sekali duduk tapi tetap punya banyak informasi, keren!
Profile Image for Ra..
123 reviews14 followers
November 29, 2022
Buku dengan genre non-fiksi bikin aku mudah bosen, tapi tidak dengan buku ini. Justru aku dibikin ketawa. 😂

Selama baca buku ini, aku merasa relate karena fenomena-fenomena bahasa sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Tiap baca satu artikel pasti nyeletuk dalam hati, "Iya juga, ya," 🤔
Profile Image for Qothrunnada.
99 reviews9 followers
August 11, 2022
4,5/5 ⭐️
Buku ini mengajak pembaca pembaca memikirkan kembali penggunaan setiap kata. Menarik sih. Cocok bgt buat pembaca yang mau belajar Bahasa Indonesia tapi tetep ringan dan nggak 'ndakik-ndakik'. Meskipun menurutku ada beberapa bahasan yang mungkin bagi pembaca di luar Jawa agak nggak ngerti karena agak asing sama istilah-istilahnya. Kalo udah baca novel Merakit Kapal - Shion Miura, bakal ngerasa kalo dua buku ini pembahasannya agak mirip2, yaitu tentang bahasa.
Profile Image for insightcure.
56 reviews4 followers
November 5, 2022
Pernah gak sih kepikiran soal fenomena bahasa kita? Makin ke sini, makin banyak istilah-istilah baru yang sulit kuikuti, apakah kalian juga merasakannya?

Kalau kalian sering melihat Reels yang memparodikan fenomena bahasa anak-anak sekarang, pasti suka ketawa sendiri. Misalnya, jalan-jalan jadi healing, capek jadi burnout. Ada kecenderungan menggunakan bahasa asing untuk kata-kata yang sebenernya udah ada padanan bahasa indonesianya.

Kalau kata orang-orang tua : bahasa anak zaman sekarang.

Tapi, fenomena seperti ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin jauhnya kita dari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Buku yang berisi esai-esai ini ditulis dengan ringan. Kita akan terhibur membacanya, sekaligus mulai intropeksi diri akan kebiasaan kita dalam berbahasa.

Fenomena bahasa yang paling banyak ditekankan di buku ini adalah mengenai :

🌻 Fungsi bahasa dalam memudahkan komunikasi dan membangun kekuatan. Dulu, Tari Gandrung yang berbahasa Using khas Banyuwangi digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia keberadaan Belanda.

🌻 Kesalahan makna tata bahasa. Ini pernah kualami saat kuliah, saat mbak warteg bertanya, "lauknya apa?" dan aku menjawab, "telur, Bu." Hahaha padahal yang ditanya kan "lauk" alias ikan, tapi maknanya bergeser, ya.

🌻 Kerancuan makna. Dalam buku ini dicontohkan penggunaan kata hijab dan jilbab, serta kata mukjizat dan ma'unah.

🌻 Adanya trauma bahasa pada masyarakat kita sebagai efek penjajahan. Contohnya, ada yang menyebut orang Jepang sebagai "bule".

Masih banyak lagi fenomena bahasa yang disebutkan, seperti kegemaran masyarakat kita membuat akronim ngeres dan nyeleneh. Saat kesulitan pandemi lalu, ada artis yang meluncurkan lagu Corona (Comunitas Rondo Merana) yang menuai kecaman banyak orang.

Oh iya, bahasa kita ternyata banyak diambil dalam bahasa Arab.

Terakhir, sebagai seorang generasi muda yang akan meneruskan identitas bahasa kita nantinya, tidak ada salahnya mulai membenahi cara kita berbahasa. Apalagi, meski kita berasal dari beragam etnis dan daerah, bahasa indonesia-lah yang menyatukan kita. 💛

More review on IG @insightcure
Profile Image for Mii.
474 reviews52 followers
June 15, 2022
Menarik ya topik dan pembahasannya, walau gak terlalu detail gitu, tapi mungkin itu yang bikin semuanya jadi lebih mudah buat dipahami. Aku yang mulai baca ini karna tau akan ngebahas kata kata yang rancu atau ambigu sangat teramat terhibur, tapi setelah baca lebih dari setengah jadi bosan juga, mungkin baiknya memang dibaca pelan, tidak langsung sekaligus.
Profile Image for Hanoi.
8 reviews
December 31, 2024
Saya dibuat kagum oleh bagaimana topik berupa kata-kata sederhana bisa ditulis menjadi esai yang beragam, mulai dari yang ringan sampai yang memuat kritikan. Buku ini memberi bukti lebih kuat bagaimana bahasa memiliki 'kekuatan'. Hats off!
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
June 20, 2022
** Books 50 - 2022 **

3,4 dari 5 bintang!

Ketika aku melihat ada salah satu teman yang membaca buku ini aku ikutan menjadi penasaran kenapa masih jarang buku-buku yang membahas masalah bahasa indonesia yang memiliki keanekaragaman versi untuk dipahami. Buku ini termasuk membahas macam-macam bahasa indonesia yang berubah maknanya atau jangan diartikan secara harfiah contohnya seperti judul buku ini gak mungkin kan kita makan beneran kapal selam tetapi sebenarnya hal itu merujuk kepada Pempek kapal selam yang biasa kita makan (makanan khas Sumatera Selatan).

Hal yang membuatku paling heran ketika ternyata di bahasa Madura sendiri ada 14 kata sendiri untuk peristiwa "JATUH" seperti yang tercantum di halaman 42 buku ini

"Untuk peristiwa "JATUH" saja orang di pulau Garam bisa membiakkannya menjadi 14 kata. Secara fonemik, bahasa madura jatuh dari atas adalah GEGGER. Kalau jatuhnya kebelakang sebutannya AGENTANG/TAGENTANG. Khusus bagi yang jatuh ke depan, tersedia 3 kata : NYONGLET, TABRENGKA' dan TAJRUNGKEP sedangkan jatuh yang sampai terlempar dibahasakan dengan NGALTO Sementara itu kata TAPAKPAK untuk jatuh karena tersandung, TABLECCAR untuk jatuh sambil meluncur dan NYANSANG untuk mengatakan jatuh tapi tersangkut

Jika ada orang jatuh dan berguling-guling, secara spontan orang Madura akan menyebutnya dengan kata AGULU' Mereka akan mengatakan TARONCET untuk oranh yang jatuh dengan bokong mendarat terlebih dulu. Beda lagi bagi orang yang jatuh dengan posisi bokong diatas disebut LABU NOCCENG Adapun kata TACARBUK untuk kejadian jatuh ke tempat yang basah dan berlumpur dan TACELLET untuk jatuh ke tempat becek tapi tak bisa bangkit lagi - Halaman 42


Gara-gara rasa penasaranku soal ini aku sampe bela-belain chat sepupuku sendiri buat membahas masalah ini karena dia kan dari lahir sampai dewasa tinggal di Madura kayaknya lebih tepat untuk mengklarifikasi seriusan dek ini ada 14 kata untuk jatuh aja dalam bahasa madura.. dan benar dong dijawab iyaa kak benar beda penggunaannya aja... wawww aku jadi takjub sendiri sih sama hal ini karena ini adalah hal baru bahasa madura lainnya yang aku baru ketahui...

Buku ringan dan santai untuk lebih belajar dan memahami bahasa indonesia :D

Terimakasih Gramedia Digital Premium atas peminjaman bukunya!
Profile Image for Dian.
42 reviews
November 2, 2022
Sekilas menarik, membahas kata-kata 'nyeleneh' yang kerap digunakan di indonesia baik itu dengan bahasa indonesia atau bahasa daerah. Tapi ternyata ekspektasi saya ketinggian, tidak sedetail dan se-ilmiah yang saya kira.

Narasinya ringan, bisa dibaca dengan nyaman oleh awam. Tapi ada beberapa bagian yang agak mengganggu saya; asal muasal kata "ok" (yang maaf banget, saya kok kurang percaya krn kalau dicari di internet hasilnya beda? mungkin ada yang bisa jelaskan?) dan perbandingan padanan kosa kata die dalam bahasa inggris dengan kosa kata bahasa indonesia yang diyakini lebih beragam seperti meninggal, mati, berpulang, dsb. Saya rasa agak gak adil karena kata die juga punya padanan seperti gone, passed away, atau mungkin ada lagi tp saya kurang tahu. Klaim bias bahwa bahasa indonesia lebih kreatif ini justru bikin aku agak ilfeel karena kurang disertai bukti ilmiah, walaupun kata-kata nyeleneh yang dibahas di buku ini kebanyakan cenderung hiperbolik.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
January 11, 2023
Sebagai jurnalis senior yang bertahun-tahun mengisi rubrik khusus bahasa di beberapa majalah ternama—sebutlah Jawa Pos dan Tempo, Samsudin Adlawi dengan cergas merangkum berbagai fenomena bahasa dalam kumpulan esainya ini. Tulisannya bisa dibilang sangat personal, sebab didasarkan pada pengalamannya sendiri. Sentimennya pun tak mewakili siapa pun melainkan opini pribadi.

Dengan narasi yang santai, ia membahas riwayat munculnya suatu istilah hingga menjadi kosakata baru dalam bahasa sehari-hari yang lazim kita gunakan. Misalnya, tentang asal terciptanya kata OK yang bermula dari sahutan 'ojo kuatir'. Syahdan, tentang penggunaan bahasa yang dapat menentukan harga, peran binatang dalam memperkaya bahasa, kegenitan kita dalam menciptakan akronim, serapan bahasa Arab yang kadang kala rancu, serta fenomena lainnya yang makin menegaskan bahwa bahasa memang dapat berkembang biak.

Tak jarang, penulis juga secara tegas mengkritik kegagapan kita dalam berbahasa yang baik dan benar. Ia sempat mengoreksi segelintir kekeliruan lema yang dimuat dalam KBBI edisi IV (sekarang sudah KBBI edisi V). Di satu kesempatan, ia juga menyinggung lembaga negara yang sering inkonsistensi dalam membuat istilah. Contohnya, penyebutan SIM yang semestinya adalah kartu, dan juga KK yang harusnya disebut surat. Dalam mempertahankan kekeliruan itu, ia menyayangkan mengapa Polri idem ditto dengan Kemendagri.

Meski sering kali kritis, Samsudin Adlawi pun tak jarang menyanjung kecerdasan masyarakat kita dalam berbahasa, terutama saat menciptakan nama-nama unik dalam dunia kuliner. Sebut saja pisang molen, permen karet, bakso granat, rawon setan, hingga kapal selam yang ternyata dapat dimakan—istilah yang kemudian dipakai untuk judul buku ini.

Pada akhirnya, kumpulan esai ini adalah jenis buku yang kita tak tahu ternyata sangat kita butuhkan untuk menyadari betapa bahasa Indonesia itu sangat dinamis. Tak hanya bertumbuh, nyatanya bahasa juga bertambah.
Profile Image for Ipeh Alena.
543 reviews21 followers
January 5, 2021
🤔 Baca ini tuh kita diajak mikir dan mengenal lebih banyak mengenai perumpamaan dalam bahasa Indonesia. Tema utama di buku ini adalah tentang BAHASA INDONESIA dan pengaruhnya pada budaya masa kini.⁣

☕ Ada pembahasan yang juga pernah ramai dibahas sama netizen twitter. Mengenai bahasa memengaruhi harga. Ketika kopi hitam di warung pinggiran secangkirnya hanya 3000. Tapi, ketika si secangkir kopi ini pindah ke tempat yang lebih berbeda dan dinamai Black Coffee, otomatis, harganya melonjak hingga 25rb. Di sinilah, bang Adlawi ikut serta mengomentari fenomena bahasa memengaruhi harga. Meski, kalau kita runut secara mendalam, tentunya bukan sekadar bahasa yang memengaruhi tapi banyak elemen lain. Tapi, enggak bisa disalahkan sebab unsur penamaan ini juga memang menjadi salah satu bagian faktor penentu harga. Karena itu, lucu ketika membaca tulisan mengenai hal ini.⁣

📙 Beberapa tulisan yang tersusun dalam buku ini sebenarnya sudah pernah tayang di beberapa majalah seperti Tempo. Dan buatku pribadi jadi lebih asik karena bisa bebas membaca banyak perumpamaan lucu yang baru atau lama yang memengaruhi budaya kita. Seperti perumpamaan Cicak VS Buaya. Yang lahir di era kepemimpinan Pak SBY.⁣

🔖Kalau teman-teman suka baca esai mengenai bahasa yang juga dikaitkan dengan kondisi saat ini. Dengan bahasa yang lugas. Coba deh baca ini. Soalnya, isinya informatif dan pastinya bikin kita sadar mengenai penggunaan bahasa yang kadang sering diabaikan.⁣
Profile Image for Riska (lovunakim).
230 reviews36 followers
June 6, 2022
(4.5 of 5 stars)

Buku ini berisi tulisan yg sudah di terbitkan di majalah Tempo. Membahas tentang perumpamaan Bahasa Indonesia dan turunannya.

Banyak poin penting dalam buku ini, dari Bahasa yg memengaruhi harga, seperti kopi hitam yg harganya cuma 2 ribu-5ribu rupiah, jika di ganti menggunakan bahasa inggris menjadi Black Coffee maka harganya akan naik menjadi 10-15ribu rupiah.
Bahasa dalam penggunaan brand makanan, seperti Mie setan, Pempek Kapal selam, dll juga dibahas dalam buku ini.

Ada bagian yg bikin aku ngakak ketika baca buku ini (slide terakhir). Aku sebagai orang asli Jawa Timur yg mengerti Bahasa Madura, ketika baca bagian yg itu aku ketawa, karena istilah-istilah yg disebut memang benar adanya.

Pokoknya buku ini sangat amat menambah wawasan aku dalam asal muasal Bahasa dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sayangnya, buku ini tidak ada buku fisik nya, namun kalian yg ingin membaca dapat membacanya di Gramedia Digital atau di Ipusnas.

Bukunya tipis hanya 142 halaman saja, jadi bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Penjelasanya juga mudah dipahami dan bagus. Recommended banget deh pokoknya kalian baca aja!
Profile Image for Berli.
1 review
May 29, 2023
- Buku non fiksi yang membahas tentang fenomena penggunaan bahasa Indonesia yang semakin hari semakin beragam, sehingga melahirkan kosa kata baru.
- Terdiri atas 28 essay yang masing-masing membahas tentang penggunaan bahasa di masyarakat.
- Penggunaan bahasa yang kadang keliru dan menimbulkan ambigu, diantaranya adalah penggunaaan kata "hijab" dan "jilbab."
- Pengaruh "binatang" terhadap bahasa, contohnya peribahasa cicak vs buaya, sapi perah, buaya darat dan lainnya.
- Bahasa yang menunjukkan harga, diantaranya adalah perbedaan harga antara kopi hitam di warung pinggir jalan dengan "black kopi."
- Penggunaan kalimat "para hadirin" dalam pidato yang tidak tepat, karena "hadirin" merupakan sudah bentuk jamak.

Menurut aku buku ini unik banget, beneran mind-blowing banyak banget hal yang membuat tercengang seperti asal muasal kata "OK" yang berasal dari Ojo Kuatir, lalu ada sejarah penggunaan kata "buaya darat" juga. Pokoknya seru banget buat dibaca walaupun ini buku kumpulan essay, tapi beneran ga ngebosenin.
Profile Image for Soraya Nur Aina.
156 reviews1 follower
December 4, 2023
Salah kaprah bahasa indonesia yang jamak ditemui di masyarakat dan salah satu oknumnya adalah aku :))

Banyak sekali informasi kebahasaan yang baru aku tau dan seneng baca ini! Penulisnya dari Banyuwangi jadi banyak dikaitkan dengan adat budaya sana. Misal, era order baru ada menteri penerangan dengan tokoh paling populernya Pak Harmoko, skg sudah tidak digunakan namun di Banyuwangi istilah ini merujuk pada......Pawang Hujan!

Aku baru tau bahwa total bahasa daerah di Indonesia aja mencapai 718, kemana aja aku?! Aku juga baru tau istilah SDSB atau Sumbangsih Dana Sosial Berhadiah aka Judi era Orde Baru.

Gimana asal kata Londo, Bule, Turis, Masjid atau Musala. Analogi mengapa kata Kanan selalu identik dengan hal baik dan Kiri identik dengan hal buruk. Hingga nama penganan di Indonesia yang unik seperti Pempek Kapal Selam, Putri Salju, Rawon Setan.
Profile Image for Repeatasari.
65 reviews3 followers
September 16, 2025
Buku ini menjadi bacaan yang menarik. Bagaimana tidak, di dalamnya berisikan opini penulis mengenai bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis mengingatkan kita akan kayanya perbendaharaan kata bangsa Indonesia. Perpaduan kosakata dalam bahasa daerah yang terdengar asing di telinga suku lain hingga perpaduan kosakata bahasa Indonesia yang sesuai KBBI ataupun bergeser makna.

Contohnya makan kapal selam, kombinasi tiga kata ini tidak bisa diartikan secara harfiah. Jika begitu apa adanya, manusia mana yang sanggup makan kapal selam. Kapal selam di sini adalah jenis pempek yang bentuknya besar mirip kapal selam ketika digoreng.

Dari tulisan-tulisan di buku ini, semakin menegaskan bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Pun menyentil kembali kebiasaan kita akan padanan kata yang sudah lumrah, tetapi sebenarnya keliru.
Profile Image for Rita Nurday.
Author 2 books8 followers
March 18, 2024
Recommend! Terutama untuk guru bahasa Indonesia, tulisan ini membantu kita mengingat beberapa poin kebahasaan yang sederhana. Dapat pula jadi contekan mengajar 🤣 kalau kurikulumnya belum jungkir balik tapi. Heheh.
-----

Kumpulan tulisan dengan tema fenomena kebahasaan di lingkungan sekitar.

Berisi 28 judul tulisan.

Tulisan tersebut sudah pernah naik cetak di koran dalam rentang waktu 2012-2020.

Artikelnya cukup mudah dipahami, untuk orang awam (bukan dari bidang kebahasaan) sekalipun.

Diksinya umum, gaya menulisnya penuh humor, namun tak jarang juga menjadi serius. Tergantung temanya.

Aku senang menemukan buku ini di iPusnas. Bahagia gitu sebagai lulusan pend bahasa dan sastra Indonesia, kayak nostalgia masa kuliah.

Sekiaaan~
Profile Image for Laaaaa.
208 reviews5 followers
December 5, 2020
Ini buku nonfiksi tentang bahasa pertama buat aku. Bahasanya gampang dipahami, ngga kaku, dan kayak kita lagi baca cerpen2 gitu, tapi nambah wawasan tentang bahasa Indonesia.
penulisnya kritis, dan aku sempet mikir kok ada ya orang yg kepikiran buat buku nonfiksi tentang kosakata bahasa Indonesia? aku jadi banyak tau tentang kata2 serapan yg berasal dari bahasa Inggris maupun Arab, tapi kebanyakan bahasa Arab sih.
tapi ini maaf ya reviewnya ga pake bahasa Indonesia yang baik dan sesuai KBBI huuhuhuhu

ada satu kalimat yang diulang beberapa kali di buku ini:
"Bukankah bahasa menunjukkan bangsa?"
Profile Image for Aang Noviyana.
122 reviews1 follower
June 15, 2021
paling menarik tentang asal usul kenapa lelaki dikatain buaya darat.. jadi intinya, buaya itu aslinya setia banget sama pasangan, suatu ketika (lupa di kota mana), ada buaya yang ditinggal mati istrinya dan dia lepas ke daratan alias sudah tidak lagi di rawa-rawa, kemudian dia ternyataaa mempunyai pasangan baru!

MAKANYA lelaki dibilang "buaya darat" karena buaya yang telah mengenal darat, mampu mematahkan karakteristik kesetiaan dan melupakan cintanya..

Banyak juga yang seru seputar asal-usul kenapa suatu kata yang nampaknya biasa, tapi ternyata ada makna mendalam atau kisahnya sendiri :)
Profile Image for Hilmy Rachma.
52 reviews1 follower
September 15, 2022
Sebuah karya yang ringan dan tetap terasa edukatif. Rasanya, banyak yang menyepelekan bahasa Indonesia karena terbiasa berucap dalam kesehariannya. Namun, jika ditelaah lebih dalam, sesungguhnya Bahasa Indonesia adalah bahasa yang begitu kuat. Hal ini terangkum dengan baik oleh penulis Samsudin Adlawi. Kesan pertama yang didapat kala membaca tulisan beliau, adalah "ohiya juga ya" dan "oh begitu rupanya". Ekspresi baru sadar yang nyata. Sesungguhnya, banyak pasti di antara kita yang sadar akan luhur dan hebatnya bahasa Indonesia, tapi mungkin sedikit yang sadar dan meneliti dengan detail seperti yang ditampilkan penulis.
Profile Image for Kern Amalia.
355 reviews1 follower
September 17, 2022
Seru bgt bc ini, nambah pengetahuan soal bahasa. Kyk knp istilah "operasi lilin bisa ada atau bagaimaa istilah dengan menggunakan nama binatang visa hadir di dunia politik macam cicak vs buaya, kenapa juga pake bahasa asing bisa bikin harga mknan naik?"
Seru kan?

Trus Penulis ga bertele2 & tau menempatkan candaan serta bahasan serius. Mungkin minusnya menurutku cuman penulis di halaman mau akhir2 tuh ngambil bahasan dr surat di Al-Quran jd rada kepikiran klo yg non islam baca. Itu aja sih..hehe

3.5/5🌟👍
Profile Image for Nis.
16 reviews
October 11, 2022
Bahasa cerminan bangsa.

Berisikan kumpulan esai-esai tentang kebahasaan, membuat saya semakin menarik untuk membaca lebih lanjut tentang Bahasa Indonesia. Esai-esai ya mengupas banyak hal tentang kebahasaan yang mengingatkan saya pada guru Bahasa Indonesia saya sewaktu SMA yang sering memperbaiki salah kaprah kami dalam berbahasa. Membaca esai ini mengingatkan saya bahwa bahasa yang sekarang saya gunakan sekarang memiliki banyak hal-hal menarik dan mungkin saja tidak ada dalam bahasa lain di dunia.
Profile Image for nos.
16 reviews
March 2, 2025
literatur pertama selain novel ( HAHAHA keluar zona nyaman kahh??) lumayan suka baca buku ginian, yesss so much insight that i get!! beberapa bab ttg kalimat ekfektif, eyd, etc memng udah ada yg paham (broo ini semua krena tuntutan subtes TPS UTBK 💀) tapi ketika udah masuk ke bab tentang perbedaan bahasa Indonesia dgn negara lain, penamaan makanan2 unik di Indonesia, dan penggunaan sebutan2 yg lazim di Indo, tpi trynt kurng tepat, worth it lah dibaca buat nambah2 pengetahuan, walau memng kurang detail (yaiyalah wong cuma 100-an hlmn mau minta apa 😹) 3.5 ⭐
Profile Image for Wahid Kurniawan.
206 reviews3 followers
December 26, 2020
Ngomongin bahasa emang nggak ada habisnya. Tak terkecuali dengan bahasa kita, bahasa Indonesia, yang dari tahun ke tahun memunculkan istilah-istilah baru. Perkara kebahasan inilah yang direkam dan ditelisik dengan baik oleh si penulis. Menariknya, dia nggak hanya menjabarkan hal yang baik-baik, tapi juga menunjukkan bahwa di masyarakat, masih terdapat kesalahan berbahasa, mulai dari salah kaprah sampai salah pengertian.
Profile Image for ninunia.
56 reviews
December 7, 2022
Buku ini berisi pembahasan sederhana namun cukup menarik, topik yang diangkat berasal dari kehidupan kita sehari-hari, tentang penggunaan dan variasi bahasa yang digunakan, serta kesalahkaprahan kita sebagai pemakai bahasa. Saya sebagai mahasiswa Sastra Indonesia sedikitnya paham bahwa bahasa merupakan suatu hal yang kompleks ketika kita memperlajarinya lebih dalam, dengan membaca buku ini saya dapat mengambil beberapa pemahaman yang sebelumnya belum pernah terpikirkan.
Profile Image for isa.
19 reviews3 followers
August 24, 2023
What a short, humorous compilation book.

Each chapter is enjoyable to read and it makes me had a moment of realization, “Oh iya juga ya, kenapa nggak pernah kepikiran soal itu?” while giggling at how amusing the narrations are. Oh, this is definitely a must-read book for every Indonesian (especially for petinggi negara–whoops). The whole pages of this book will enlighten anyone of how crucial our mother language is.

Seriously, please read this book. I guarantee it will be worth your time.
Profile Image for Asdar Munandar.
169 reviews4 followers
July 13, 2024
Buku ini menyajikan berbagai contoh penggunaan bahasa yang kreatif, seperti nama-nama makanan yang unik (pempek kapal selam, kue molen, permen endhok cecak) dan istilah sehari-hari yang sering digunakan oleh masyarakat (kutu loncat, kutu buku, buaya darat). Adlawi membahas bagaimana nama-nama dan istilah ini tidak hanya mencerminkan kreativitas berbahasa tetapi juga aspek budaya dan sosial masyarakat Indonesia
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
December 2, 2020
Cara menulisnya seru. "Temuan"-nya bukanlah hal yang baru memang. Sebagai esai bahasa, seru sih. Jadi ingat ucapan Muhidin M Dahlan dalam sebuah kesempatan, bahasa itu mengandung unsur politis. Dan bisa ditelusuri dalam esai-esai di buku ini, meski tidak ada bahasan soal itu. Namun kita bisa mengelaborasikannya.
Profile Image for Nedith.
21 reviews
July 6, 2022
Bacaan yang ringan dan menarik. Bahasa menunjukkan bangsa. Pembahasan yang sangat insightful dari bermacam fenomena bahasa yang ada. Menyoroti fenomena tersebut, kita jadi sadar bahwa banyak sekali pengayaan bahasa, pergeseran, serta penyempitan makna dari kata serapan aslinya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan kata dan istilah dengan benar.
Profile Image for Kursi Seimbang.
175 reviews23 followers
October 1, 2022
3.5/5

Pembahasannya menarik, ringan, dan ada selipan humor. Selama membaca, aku enggak merasa jenuh dan bisa dibilang senang! Masalah-masalah linguistik yang ada disajikan sedemikian rupa sehingga orang awam pun dapat memahami apa yang dibahas oleh Samsudin Adlawi di Makan Kapal Selam ini. Ayo baca!
Displaying 1 - 30 of 60 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.