Jump to ratings and reviews
Rate this book

Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau

Rate this book
apakah hatiku mangkuk dangkal yang pecah—
yang alangkah mudah diisi, namun mustahil
penuh? apakah mencintai diri sendiri berarti
menjadi batu yang dilemparkan ke lautan lepas
tanpa dasar?mengapa darah lebih api daripada api?
mengapa luka tidak memaafkan pisau—& mata
pisau bisa membayangkan dirinya sebagai cermin?
mengapa kita mesti memiliki banyak pengetahuan
untuk bisa memahami betapa sedikit pengetahuan
kita? mengapa orang kota bersandar pada humor
untuk bisa bertahan hidup & mengapa orang desa
harus bertahan hidup untuk bisa tertawa? mengapa
usia seseorang tidak dihitung dari seberapa dekat
dia dari kematian? bukankah manusia sudah terlalu
tua sekarang? (seperti puisi ini, tidakkah hidupmu
sudah dituliskan—& ditafsirkan orang lain, bahkan
sebelum kamu bisa membacanya?)

98 pages, Paperback

First published December 1, 2020

58 people are currently reading
644 people want to read

About the author

M. Aan Mansyur

42 books1,091 followers
a father of four

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
249 (30%)
4 stars
380 (46%)
3 stars
169 (20%)
2 stars
19 (2%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 168 reviews
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
December 17, 2020
Rasanya ngga lengkap kalau buku terakhir yang saya baca di tahun ini ngga direview. Jadi biar lah ya saya review meski sekelumit dan tak mendalam.

Mengapa Luka Tidak memaafkan Pisau adalah buku puisi yang terdiri dari lima babak. Bagi saya dua babak pertama terasa lebih romantis daripada babak belakangnya

Meski romantis tapi sebenernya ngga manis manis amat sih. Sederhana, tapi telak. Tepat dalam penggunaannya. Tapi tentu saja ada bagian yang rumit.

Porsi jatuh cinta dalam buku ini menurut saya sangat sedikit. Kalaupun membahas tentang cinta, bahasan yang dibahasakan adalah cinta yang lebih jauh, lebih luas, lebih dalam. Ini bukan lagi sekadar pertemuan antara si a dan si b lalu jatuh cinta. Tapi lebih ke kenangan masa lalu terhadap ibu (seperti di puisi ibuku-&aku atau pada puisi percakapan).

Juga tentang pernikahan, tentang anak anak, tentang harapan dan ketakutan tentang dunia.

Dan tentang negara (yang menurut saya bakal saya baca lagi barangkali dengan begitu saya lebih paham atau mungkin akan saya abaikan saja karena pada akhirnya saya pun tak akan paham)

Puisi favorit saya? Tentu saja yang judulnya Jatuh cinta. Juga yang berjudul Rumah Tangga.

Maaaanis sekali bahasanya. Juga kaya dalam pemilihan diksinya. Kek gini misalnya

malam alangkah raya. segala perkara sudah tidur, kecuali namamu & pikiranku. namamu kaki-kaki hujan. pikiranku sungai yang tidak lelah berjalan.


Selain itu, yang membuat saya suka buku ini adalah pilihan warna utamanya, biru dan hitam. Meskii tentu ada kekurangannya, seperti pemilihan ilustrasi yang unik, kadang malah membuat tulisannya tidak terbaca di beberapa bagian. Lalu huruf yang mungil, membuat saya jadi perlu ekstra waktu untuk menghabiskan buku ini. Mungkin memang sengaja agar pembacanya tidak tersedak karena terburu buru membaca puisi puisi yang padat dalam buku ini.

Secara keseluruhan, bintang empat buat buku ini. Bacaan ringan yang menyenangkan di akhir tahun.
Profile Image for Isca.
20 reviews4 followers
December 23, 2020
membaca buku ini adalah jawaban

percakapan bibi (23 th) dan keponakannya (5 th), sore di teras saat si bibi membaca buku:
"baca apa?"
"buku puisi,"
"puisi?"
"ya,"
"siapa yang coret-coret buku kamu?"
"pembuatnya,"
"kenapa?"
"seni,"
"apa itu seni?"
"art,"
"air seni?"
"itu mah pipis."
kemudian keduanya sama-sama tertawa bingung

membaca buku ini ternyata pertanyaan
Profile Image for yun with books.
714 reviews243 followers
August 25, 2021


"kita mesti berani mencintai. kita mesti
berani memberi kesempatan kepada hati
saling lumat dalam bahaya.

pikiran senang mengembara sendiri,

tetapi hati tidak."


Aku tipikal pembaca puisi ketika hati dan pikiranku sedang gundah, galau lah ya istilahnya.
Lebih masuk dan bisa diresapi. Contohnya buku ini, karya keempat dari Aan Mansyur yang aku baca. Masih memberikan atmosfer kecintaan diri sendiri dan mempertanyakan makna cinta itu sendiri.
Buku ini cukup memberikan modal padaku untuk bisa tetap percaya pada diri sendiri.

"aku pemilik tubuhku sendiri. aku pemeluk
ketidakyakinanku sendiri. aku sendiri & aku
tidak sendiri. kehidupan mungkin tidak terlalu
menyedihkan, jika aku mencoba mencintai
diriku sedikit lebih banyak."
Profile Image for Kartini NRG.
77 reviews
December 31, 2020
"setiap pagi
lukislah satu luka dunia
yang kautemukan di tanganmu
& di mata istrimu

malam hari
pinjamlah krayon
& mimpi anak-anakmu
untuk mewarnainya"
- Pelajaran Menulis Puisi dari Ibuku

Aku paling suka puisi itu. Isi buku ini beragam banget sih, ada tentang diri sendiri, keluarga, bahkan sampai makassar dan indonesia pun ada.

Potongan-potongan yang nyelekit:
"mengapa orang kota bersandar pada humor untuk bisa bertahan hidup & mengapa orang desa harus bertahan hidup untuk bisa tertawa?" - Pertanyaan-pertanyaan, Hal. 22
potongan itu juga yang menjadi alasanku memutuskan untuk ikut PO buku ini :)

"apalah cinta melainkan keyakinan kita
pada perkara-perkara yang selalu mampu
memasihkan yang pernah." - potongan dari Sajak Cinta untuk Anna

"makassar berkata kepada dirinya: 'hari ini terlalu sibuk menjadi besok & kemarin; hari ini tidak punya waktu untuk dirinya sendiri.'" - potongan dari Makassar Adalah Jawaban Tetapi, Apa Pertanyaannya?

"mestinya aku sekarang sedang bermimpi,
tetapi di indonesia bahkan waktu tidak pernah
tepat waktu." - Di Kamar 242 Hotel Melia Purosani

Selain suka sama isinya, aku juga SUKA BANGET sama desain covernya. Warna birunya, desain bolong-bolongnya, duh artistik banget pokoknya. sukaaa :D
Profile Image for ichan  .
41 reviews
April 28, 2022
kepada dirimu ucapkan selamat tahun baru
setiap hari. bangkitlah
berjalan menuju keberanian

hidup.

kita butuh mengalami ketakutan lain, selain ketakutan

kepada orang lain
kepada diri sendiri.

kita butuh ketakutan: kehilangan dan
di antara keduanya
di dalam keduanya

di antara perkara-perkara
di dalam keduanya

yang banyak
yang selalu tidak
tampak itu.
Profile Image for Mii.
474 reviews52 followers
February 21, 2021
Jika aku bisa mencintai kesedihan, aku barangkali selalu berbahagia.
Profile Image for Caca.
181 reviews8 followers
November 19, 2024
wow.. marvelous. puisi yang sangat indah, dilengkapi dengan ilustrasi yang indah juga.

(bahasa adalah permakaman & berusaha menjadi kosong adalah berusaha menjadi utuh kembali.)

mari berjuang
uang
cari waktu luang
uang
"tuang, tuan, tuang!"
uang
tubuh berjatuhan
tuhan
o, kemenangan!
angan


berbahagialah, kata ibuku. di dalam setiap tetes kesedihan senantiasa tersedia miliyaran matahari.

berwarna-warni
yang bisa membasuh
menghangatkan basahnya


sendiri.
Profile Image for Arliska Fatma.
55 reviews6 followers
January 3, 2021
Sederhana, menarik, kacau, mengupas Aan Mansyur dan gelisah isi kepalanya selama pandemi
Profile Image for Andika Pratama.
43 reviews5 followers
October 28, 2021
Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau berusaha menghadirkan puisi-puisi yang bernuansa baru. Masih dibawakan dengan ciri Aan Mansyur yang kerap kita ketahui seperti pada Tidak Ada New York Hari Ini, atau Melihat Api Bekerja. Kolaborasi Aan Mansyur dan Lala Bohang dalam buku ini memberikan ruang abstraksi emosi; terlebih, dengan tema-tema puisinya yang lebih intim--aku menemukan refrensi-refrensi yang berhubungan erat dengan konteks keluarga di dalamnya.

Buku ini masuk ke dalam nominasi penghargaan sastra bergengsi di Indonesia. Apa yang menjadi landasan mendasar hingga buku ini layak masuk nominasi? Selain karena capaian stilistiknya yang bisa dibilang Aan banget, tema-temanya juga terasa baru. Personal tapi begitu universal, seperti kita ikut hanyut dalam perkembangan Aan memandang transformasi cinta yang kian mendewasakan.

Tidak ada representasi cinta yang berlebihan atau menggebu. Tema-tema tersebut hanya menjadi "selubung" atas kekuatan tersendiri dari buku Aan Mansyur ini. Kekuatannya justru hadir dari apa yang disampaikan secara satir, sebuah keputusasaan yang menemani cinta. Seperti dua mata koin yang tidak terpisahkan. Selubung tersebut jadi menarik, karena alih-alih menghadirkan cinta yang menjual, Aan menawarkan cinta sebagai suatu bom waktu--dan selalu ada keindahan dalam suatu kekacauan.

Dengan gaya puisi naratif, sangat prosaik, Aan menghadirkan tarik ulur metafora seperti kita sering menemukan callback pada performance Stand Up Comedy. Aan tahu diksi yang ia pakai, dan tidak ada kesia-siaan diksi di dalam puisinya, semua tepat sasaran. Dan terpakai sesuai porsinya.

Apakah ada perubahan signifikan dalam puisi-puisi Aan? Aan masih mengedepankan kritik dan satir-satir kenegaraan di dalam puisinya, tapi tidak sekuat di buku Cinta Yang Marah, di puisi ini kemarahan tersebut lebih redam, seolah bergemuruh dan tumpah dalam bentuk yang kelabu. Puisi-puisi yang ditampilkan pada bagian akhir memperlihatkan situasi carut-marut politik di Indonesia, hal yang tampak tidak mampu ditampilkan sejalan dengan puisi-puisi cinta.

Singkatnya, puisi-puisi dalam buku ini adalah upaya pendewasaan gaya menulis untuk Aan Mansyur, dan menghadirkan gambaran yang representatif mengenai apa itu cinta & keputusasaan. Apakah memiliki kekuatan serupa puisi Aan Mansyur sebelumnya? Tidak, karena secara keseluruhan Aan berkisah dengan lemah lembut.
Profile Image for literautres.
290 reviews25 followers
December 28, 2020
i remember the first time i read aan mansyur's book (it was melihat api bekerja) and i was like no shit aan mansyur, sir, you got me. and i think i need to repeat that again: you got me. he got me. he got me real good.

this book. this book. every word written swallows you down. every word tucks you in, wraps you good, envelops you, ever so welcoming and warmly. it's romantic, it's sweet, it's ironic, it's sad, it's defining, it's everything but never overwhelming. aan mansyur makes it so easy to love each of the poem written in this book. it's about love, about sadness, about children, about marriage, about our country, about existence, the confusion and the belongness of it all.

i just LOVE them. picking a favorite is almost impossible but let me just write down one of them:

sekarang kian sering datang kesedihan ke wajahmu menawarkan diri. ia jatuh cinta kepada matamu. kesedihan ingin memasuki dirimu dan hidup berbahagia di darahmu. kau tidak mau (mungkin tidak mampu) mengucapkan: aku juga mencintaimu.

ada sesuatu yang lebih hampa dan indah di belakang pernyataan semurah itu. sangat hampa dan sangat indah. tidak ada kata yang mampu menampung kehampaan dan keindahannya. kaupakai pakaian paling warna, kauajak kesedihan berjalan, kaugandeng tangannya ke toko buku (barangkali kesedihan butuh membaca) dan ke toko mainan dan ke toko barang-barang bekas. ia mau pergi ke hutan tetapi hutan terlampau jauh di masa lampau dan orang-orang masih sibuk membakarnya.

kau memilih mampir di kedai cepat saji bikinan amerika. kesedihan berwarna-warni dan rakus dan suka menghibur kesendiriannya dengan melahap junk food.

kesedihan, seekor kucing liar yang selalu lapar dan di dalam dirimu ada burung kecil takut mengepakkan sayapnya yang berwarna-warni. kauamati kesedihan dan mulai berpikir: jika aku mencintai kesedihan, aku barangkali selalu berbahagia.


not let me reread this book again and cry for a week
Profile Image for Erika.
120 reviews2 followers
January 2, 2021
Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
Penulis: Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 98

Seperti biasa buku Aan Mansyur menuliskan tulisan seperti dongeng. Jika buku-buku sebelum buku ini terbit lebih banyak berisi tentang dirinya sendiri, di buku ini ada tambahan tentang keluarganya; istri dan anak kembarnya. Meski buku favoritku masihlah sebelum sendiri, namun buku ini juga membuatku menyukai puisi dengan tulisan khasnya. Sampulnya juga berwarna biru di kombinasi dengan ilustrasi cantik Lala bohang.

Jadi, mengapa luka tidak memaafkan pisau? Padahal kemarin aku baru selesai menonton satu film dengan quote memaafkan adalah memberi sedikit ruang pada kebencian.

"Menyerahkan diri kepada benda-benda yang pecah di dalam jiwa kita & membiarkan segala yang telah mati memilih kata-kata."--hal. 14.
Profile Image for Hengki Putra.
18 reviews1 follower
April 3, 2022
Bila teman ikuti banyak buku Aan, terasa benar bahwa buku memang anak rohani si Penulis. Ada Aan muda pada Perempuan. Ada Aan yang gundah dan sibuk mencari di Sudahkah kau memeluk dirimu hari ini? dan Kepalaku Kantor Paling Sibuk di Dunia. Lalu ada Aan yang sudah berkeluarga dan punya anak di Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau.

Puisi berjudul “Perkawanan/Perkawinan” dan “Daras & Sahda Menangis atau Mereka Sedang Lapar” mampu menghentikan waktu. Lalu saya terpingkal-pingkal pada puisi “Makassar adalah Jawaban. Tetapi, Apa Pertanyaannya?” Terakhir, puisi “Kami Masuk Kantor DPR & Kami Hilang & Kami Belum Ditemukan”, saya kategorikan jenius! Fix, no debat!
Profile Image for Rahmaditya Eka  Putri.
8 reviews1 follower
December 28, 2020
Aan menyebut-nyebut pelbagai hal yang menarasikan dirinya dan hidupnya dalam kumpulan puisi-puisi di buku ini. Sebuah pengalaman menarik untuk bisa bermain-main di ruang pribadi Aan melalui wahana puisi-puisi yang ia ciptakan.

Ya, setidaknya kesimpulan paling penting setelah menyelesaikan buku ini: Aan dan matanya dan celotehnya dan derapnya dan kasihnya dan bencinya masih menjadi telaga paling eksotik untuk seorang Ditya.
Profile Image for Andita.
308 reviews3 followers
February 13, 2023
Puisi-Puisi Aan Mansyur selalu punya caranya sendiri memberikan kehangatan dan keintiman tentang kisah percintaan. Visualisasi dari buku ini keren dan bagus. Memanjakan mata.

Judul favorite-ku adalah Jatuh Cinta:
aku selembar kertas
yang terbakar
tetapi aku gegabah
menganggap
diriku api

Ada juga yang unik dari judul puisi "Makassar adalah Jawaban Tetapi, Apa Pertanyaannya?", isi puisi ini berupa poin-poin tentang Makassar (yang kita tahu adalah nama kota) tapi di sini Makassar seolah hidup.

Profile Image for Salsabila Raniah.
61 reviews4 followers
December 28, 2020
Saya menghela napas cukup sering saat membacanya. Kumpulan puisi ini rasanya sangat menggambarkan segala keresahan di dalam dada. Akan membaca puisi-puisi ini lagi dan lagi setiap saya butuh mengisi ruang hampa dalam diri, maupun tidak.

"aku pemilik tubuhku sendiri. aku pemeluk
ketidakyakinanku sendiri. aku sendiri & aku
tidak sendiri. kehidupan mungkin tidak terlalu
menyedihkan, jika aku mencoba mencintai
diriku sedikit lebih banyak."
Profile Image for roseate.
143 reviews15 followers
December 29, 2020
Puisi M Aan Mansyur seringkali spesial dan yang membuat spesial kali ini—lagi-lagi selain dari puisinya sendiri—adalah soal ilustrasi.

Tadi ada bagian kertas hitam dan hanya hitam bertuliskan 9 kata tetapi jadi menyayat sampai ulu hati. Barangkali aku mengerti soal pisau dan luka yang tidak akan pernah hilang.


"kita kehilangan dunia
setiap kali kehilangan satu orang
yang kita cinta. apabila kita kehilangan
satu orang lagi, kita kehilangan dunia
yang sudah hilang."

Karya yang bagus dari M Aan Mansyur dan Lala Bohang
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
January 2, 2022
** Books 92 - 2021 **

3,2 dari 5 bintang!

Sejak aku mendengar bahwa buku puisi ini memenangkan kategori puisi di Kusala Sastra Khatulistiwa 2021 aku tertarik untuk membacanya. Ternyata buku ini isinya lebih menyimpan kepedihan ya ketimbang buku-buku puisi Mas Aan yang sebelumnya aku baca.

Terimakasih Gramedia Digital Premium atas peminjaman bukunya!
Profile Image for endang cippy.
275 reviews25 followers
December 22, 2021
Bagus sih kata-kata didalamnya.
Hanya saja tulisannya kecil-kecil.
Pada hal mata saya sudah ganti dengan kacamata baru dari optik.
Tetap perlu bantuan lampu senter dari ponsel buat baca lebih jelas.

-__-
Profile Image for Nindya Chitra.
Author 1 book21 followers
May 25, 2022
3.8 🌹
Tahun lalu membaca ini sekali duduk dan lumayan menikmati.
Profile Image for Lala.
185 reviews27 followers
December 23, 2020
Seperti yang pernah Kak Aan Mansyur tulis di salah satu Instastory-nya: "Sometimes we lose our ability to read a book. So we let it to read us."

Maka sejak awal aku biarkan buku ini membacaku, bukan sebaliknya.

Tak sulit untuk jatuh cinta pada kata-kata dan goresan-goresan pada buku ini. Puisi Kak Aan dan ilustrasi Kak Lala Bohang dalam satu buku adalah perpaduan yang sempurna. Benar-benar suatu buku yang sangat layak dimiliki.

PS: aku masih mengagumi puisi berjudul "Pengakuan" di halaman 27.
Profile Image for Wilo.
84 reviews1 follower
December 21, 2020
Selalu, Aan tidak mungkin mengecewakan. Membalik tiap halaman buku puisi ini, selalu membuat saya berkata--dan berpikir dan merasakan, "Ah, ini dia favorit saya dari buku ini."
Profile Image for kar.
33 reviews1 follower
December 21, 2020
Karya pertama Aan Mansyur yang aku baca, dan aku langsung merasa terkoneksi dengan tulisannya. Selamat, buku tipis ini berhasil mengaduk-aduk emosiku :)
Profile Image for Bayuu Haikalson.
159 reviews2 followers
November 30, 2021
Muka buku puisi yang paling indah, cantik dan mewah yang pernah aku ada setakat ini.

Puisi yang ada lebih kepada isteri, ibu dan sedikit “ayat-ayat cinta”.

Tiada yang menarik hati aku buat karya M. Aan Mansyur kali ini. Sekian.
Profile Image for Safitri Arum Nurlita.
102 reviews10 followers
November 18, 2021
Sajaknya terlalu personal sampai aku sulit untuk mengerti. Apa memang aku saja yang terlalu bodoh untuk mengerti maksud penulis? Hehe 🙏
Profile Image for Andria Septy.
249 reviews14 followers
December 29, 2020
buku yang paling teranyar & ter-gres yang saya baca di penghujung tahun ini. biasanya saya selalu mengendapkan buku yg saya beli 1-2 bulan karena sesuatu yang tak bisa dijelaskan. tapi biar kujelaskan keanehan ini sedikit. saya sebenarnya suka menerima paketan buku tapi unboxingnya butuh lama karena menurut saya itulah ritual sakral yang saya sukai ckckck (namanya juga keanehan milik pribadi, ya sah2 saja) sebenarnya sayang bilamana membaca buku kumpulan puisi ini cepat-cepat, apalagi saya berencana membacanya di bulan Januari (2021), tapi... saya ingin sekali membacanya ya sudah jadi saya melakukan unboxing dgn waktu singkat (setelah 2 Minggu buku sampai baru saya baca) saya anggap buku ini menjadi kado terindah untuk diri sendiri kendati dibeli dgn uang sendiri bukan dengan uang pacar atau uang hasil malak. hmmm... saya mencium aroma bahwasanya buku ini akan masuk menjadi buku dengan penjualan terbaik. ini tentu saja kabar gembiraaa. demikian capcus saya maaf sedikit banyaknya tidak nyambung karena tidak mengulas ini buku. ini tidak lebih dari kesan-kesan tentang buku ini. sudahlah. kalo 5 bintang mah berarti bagus. bikin ketagihan, kayak Pizza....
Profile Image for Hëb.
170 reviews7 followers
December 18, 2021
Kapan sih puisinya M. Aan Mansyur gagal membuatku "hanyut"? Selain Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi, buku ini langsung jadi favoritku, tentunya. Beberapa puisi -terutama "Pertanyaan-Pertanyaan", "Perkawanan / Perkawinan", "Jatuh Cinta", "Aku Tidak Ingin Bangun, Tetapi Aku Tidak Ingin Terus Bermimpi", dan bagian "Kami Masuk Kantor DPR & Kami Hilang & Kami Belum Ditemukan" -menjadi favoritku dalam buku ini. Belum lagi ditambah dengan ilustrasi dari Lala Bohang yang menambah cakep buku puisi ini.
Profile Image for nata.
14 reviews
September 29, 2021
this book contains a little bit too much of everything and i’m crying at 2 in the morning about how words could actually make me full of many weird feelings. the words that put in here was extremely amazing i cant even choose whether i like the ones from “kesedihan”, “jatuh cinta”, “ibuku kepada suaminya”, or “tubuh di tempat kerja”. hands down the best book to end my september
Displaying 1 - 30 of 168 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.