Jump to ratings and reviews
Rate this book

Disorder

Rate this book
2026. Sebuah epidemi baru muncul, mengintai kota demi kota di pelbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pakar epidemiologi Permata Pertiwi berkejaran dengan waktu untuk menelusuri muasal virus dari keluarga SOIV (Swine Origin Influenza Virus) yang pernah menjangkiti 500 juta jiwa—sepertiga penduduk bumi—pada pandemi global 1918 dan menewaskan 100 juta di antaranya. Hanya kali ini, virus itu dari strain terbaru dengan virulensi lebih tinggi. Juga jauh lebih berbahaya dibandingkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang melumpuhkan dunia pada 2020.

Apakah ini sebuah wabah alami? Atau bagian dari perang biologi yang melibatkan negara adikuasa, korporasi raksasa, dan kelompok-kelompok rahasia yang beroperasi global? Permata Pertiwi nyaris tewas dalam usaha menguak salah satu misteri terbesar pada milenium ketiga.

496 pages, Paperback

First published December 1, 2020

5 people are currently reading
35 people want to read

About the author

Akmal Nasery Basral

25 books27 followers
Akmal Nasery Basral adalah wartawan dan sastrawan Indonesia. Kumpulan cerpen pertamanya Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006) yang terdiri dari 13 cerpen termasuk long-list Khatulistiwa Literary Award 2007. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Saat ini tinggal di Cibubur, Bekasi, bersama istri, Sylvia, dan ketiga putri mereka, Jihan, Aurora, Ayla.

Sebagai wartawan ia pernah bekerja untuk majalah berita mingguan Gatra (1994-1998), Gamma (1999), sebelum bekerja di majalah Tempo (2004-sekarang). Ia juga pendiri dan pemimpin redaksi majalah tren digital @-ha (2000-2001), serta MTV Trax (2002) yang kini menjadi Trax setelah kerjasama MRA Media Group, penerbit majalah itu, dengan MTV selesai

Sebagai sastrawan ia termasuk terlambat menerbitkan karya. Baru pada usia 37 tahun, novel pertamanya Imperia (2005) terbit, dilanjutkan dengan Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006), serta Naga Bonar (Jadi) 2 (2007), novel dari film box-office berjudul sama yang disutradarai aktor kawakan Deddy Mizwar.

Di luar minatnya pada bidang jurnalistik dan sastra, Akmal Nasery Basral juga dikenal sebagai pengamat musik dan film Indonesia. Ia termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia. Ketika sosialisasi terhadap penghargaan utama bagi insan musik Indonesia ini dilakukan pada 1997, kalangan jurnalis diwakili oleh Akmal dan Bens Leo. Pada pergelaran AMI ke-10 (2006), Akmal ditunjuk sebagai ketua Tim Kategorisasi yang memformat ulang seluruh kategorisasi penghargaan.

Di bidang perfilman Akmal menjadi satu dari lima juri inti Festival Film Jakarta ke-2 (2007), bersama Alberthiene Endah, Ami Wahyu, Mayong Suryo Laksono, dan Yan Widjaya.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
10 (30%)
4 stars
11 (33%)
3 stars
10 (30%)
2 stars
1 (3%)
1 star
1 (3%)
Displaying 1 - 15 of 15 reviews
Profile Image for Diday Tea.
Author 8 books12 followers
June 8, 2021
*DISORDER YANG IN ORDER*

Sebuah resensi oleh: Diday Tea

Dari sampul yang mencolok dengan bentuk virus yang sangat familiar di masa pandemi ini, siapa pun pasti akan bisa membaca bahwa novel pasti tentang Virus.

Ini adalah Novel pertama pak Akmal Basral yang saya baca setelah lama terlarut dengan novel-novelnya bang Tere Liye.

Dengan setting di tahun 2026, novel ini adalah petualangan seorang Doktor di bidang Epidemiologi, Doktor Permata Pertiwi atau Doktor Ata ke tiga benua. Petualangan pencarian patient zero dan perjuangan melawan perasaan yang puluhan dia pendam kepada seseorang yang datang kembali ke dalam kehidupannya.

Dari Jakarta ke Atambua.

Dari Lyon, Prancis sampai keseruan sesungguhnya petualangan Doktor Ata menyelidiki patient zero di tengah suhu below zero ke Harbin, Yaji Mountain, dan Beijing di Cina. Di sinilah banyak kejadian-kejadian yang membahayakan sampai mengancam kehidupan Doktor Ata.

Ketika dia berada di Cinalah pandemi SOIV-26 mulai meledak jauh lebih dahsyat dari wabah COVID-19 tahun 2020.

Ternyata ada yang tidak suka dengan penyelidikannya mencari asal-usul virus SOIV-26. Ancaman dan skenario jahat begitu dahsyat menyerang bertubi-tubi.

Dibuka dengan adegan percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus III, novel ini sarat dengan suguhan teori konspirasi dan intrik.

Untuk penggemar teori konspirasi tentunya akan sangat familiar dengan teori-teori dan “praktek” konspirasi yang didalangi oleh The Global Order, sebuah organisasi bayangan yang bermarkas di London. Mereka bertujuan untuk mengubah tatanan dunia dan pusat-pusat kekuatan dunia secara global.

Berbagai rekayasa dan tipu daya mereka lakukan selama hampir seabad untuk mencapai tujuannya. Sampai pada puncaknya di tahun 2026. Rekayasa besar untuk mengadu domba kekuatan-kekuatan besar di planet Bumi.

Seharusnya organisasi ini sangatlah kuat karena dipimpin oleh 12 Grand Master. Enam adalah perwakilan ilmuwan terbaik di bidangnya, dan enam pemuka agama. Setiap orang memiliki pengetahuan yang super di bidangnya masing-masing.

Mereka pun berhasil menyusup dan beroperasi ke ⅔ negara di planet Bumi.

Tapi sayang sekali di novel ini mereka kurang banyak dieksplorasi untuk menunjukkan seberapa kuat mereka, dan begitu saja terbongkar dan runtuh dengan pemicu yang sangat sepele.

Mungkin karena saya memang penggemar berat film action, dan pernah menonton juga film Contagius yang kurang lebih mirip dengan kondisi di dalam novel ini, jalan cerita novel ini terasa sangat familiar.

Dua plot twist luar biasa yang terjadi di bagian akhir novel menurut saya tidak terlalu mengejutkan karena sejak awal saya sudah menebak-dan benar-bahwa penjahat sesungguhnya pasti orang-orang yang paling tidak terduga.

Ya itu tadi, tokoh tidak terduganya sudah bisa saya tebak sejak awal. Sepertinya karena terlalu sering membaca komik Detective Conan. Hehehe.

Ata pun kurang terlibat di dalam konflik puncak novel ini karena dia malah sedang dijebloskan ke dalam tahanan.

Pak Akmal sangat runut membangun cerita, memperkenalkan beberapa tokoh dan membagi pengetahuan kepada pembaca tentang teori epidemiologi dan istilah-istilah di dunia medis.
Adegan-adegan aksi tidak sedahsyat dan secepat ketika kita membaca novel-novelnya Dan Brown atau Tere Liye yang biasanya bersetting di dalam kondisi dikejar waktu yang sangat singkat.

Pak Akmal menulis novel ini lebih “santai”.

Beliau menyelesaikannya dalam waktu 177 hari.

Saya kurang nyaman ketika membaca beberapa bumbu adegan dewasa yang 18+ yang digambarkan tidak terlalu vulgar.

Sebagai seorang penulis, saya belajar banyak hal dari novel pertama yang pak Akmal Basral tulis ini. Sungguh pengalaman berbeda menyusuri kedalaman cerita salah satu penulis novel terbaik di Indonesia ini. Membaca novel ini seperti membaca perpaduan halus Kang Abik dan Tere Liye.

Novel yang sarat referensi dan bahan untuk novel yang sedang saya garap.

Jika kalian hanya pembaca pun, kalian tidak akan menyesal membaca novel ini.

Sekali membuka sampulnya, pasti kalian tidak ingin berhenti membaca 340 halaman novel ini sampai selesai!

Doha, 25 April 2026, eh 2021.
Profile Image for Alfin Rafioen.
181 reviews8 followers
January 13, 2021
Novel ini mempunyai plot dan karakter yang kuat, selaras dengan settingnya. Penggambaran virus dan konspirasi sangatlah padat dan jelas. Alurnya terstruktur dan membuat penasaran.
Profile Image for Darwin Salim.
13 reviews4 followers
January 5, 2021
DISORDER
Oleh: Akmal Nasery Basral
Penerbit Bentang, Desember 2020, 483 halaman

Karya baru dari Akmal Nasery Basral ini (baru dikirim untuk yang membeli versi pre order dengan tanda tangan penulis) saya terima hari Senin 28 Desember 2020. Baru mulai saya baca Selasa malam, 29 Desember dan selesai tadi malam 30 Desember 2020 pukul 00.30.
Bukan main! Ini adalah sebuah ‘early warning system’ yang harus dibaca! Meskipun hanya sebuah fiksi, tapi ini sebuah fiksi ilmiah yang menurut saya bisa disejajarkan dengan “Ghost Fleet” karya P.W. Singer, bahkan bagi saya lebih menakutkan, lebih menegangkan urat syaraf sehingga susah diletakkan sebelum tamat. Penuh informasi yang dapat ditelusuri sumbernya, bukan sekedar imajinasi. Penuh dengan pengetahuan yang sangat diperlukan saat ini, namun dituturkan dengan bahasa yang renyah, enak dikunyah. Saya malah merasa malu karena uda Akmal (begitu saya selalu menyapanya dalam komunikasi kami) bisa menjelaskan apa itu “deep web”, apa itu “dark web”, “droxing”, dan berbagai istilah teknologi informasi dan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti. Padahal saya selalu mengalami kesulitan ketika menjelaskan itu pada mahasiswa saya di kuliah Sistem Informasi Manajemen, baik di tingkat S2, S1, maupun di tingkat Diploma 4 yang saya asuh.
Buku ini bercerita tentang seorang epidemiolog kondang Indonesia, Doktor Permata Pertiwi (Ata) yang dengan sangat berani menelusuri patient zero korban virus dari keluarga SOIV yang lebih mengerikan dari Covid-19. Virus ini muncul di bulan November 2026. Ata mengetahui itu dari tewasnya tiga pekerja peternakan babi di Atambua, NTT. Naluri dan rasa tanggung jawabnya yang tinggi membawa doktor Ata untuk bertualang ke berbagai tempat seperti Lyon di Prancis - tempat dia menyelesaikan program doktornya di bawah bimbingan profesor epidemiolog calon pemenang Nobel - hingga ke Harbin dan Beijing di Cina. Petualangan yang hampir saja menewaskannya, ditabrak dari belakang hingga terjerumus ke dalam sungai yang temperatur airnya minus beberapa derajat Celcius. Sempat dipenjara di tahanan rahasia intelijen Cina, terpapar virus Henipah yang membuatnya harus diisolasi ketat di RS di Beijing.
Buku ini berisi penjelasan yang sangat rinci mengenai perkembangan virus di dunia. Penulis pantas diacungi jempol untuk kedalaman ilmunya ini, meskipun beliau bukan nakes bahkan sama sekali tidak berlatar belakang pendidikan kesehatan. Namun naluri investigasi jurnalistiknya membawanya kepada kemampuan menelusuri berbagai bidang yang bagi orang lain sangat rumit.
Namun, plot yang dimainkan penulis mampu membuat kisah ini menjadi sangat menarik dan nikmat dibaca dengan bumbu kisah cinta di bangku SMA yang bersemi kembali, kisah anak bungsu yang selalu diawasi dan dibimbing kakak lelakinya, konspirasi internasional, serta kisah-kisah persekongkolan pebisnis curang dengan jurnalis curang dan pejabat curang. Tetapi diimbangi dengan masih adanya orang-orang yang tetap menjaga profesionalismenya, jujur, dan berani melawan kelompok-kelompok penguasa yang zalim.
Apakah perang kepentingan dan perebutan kekuasaan antara Cina dan AS akan berujung pada Perang Dunia? Dan apakah perang dunia nanti - kalau terjadi - akan merupakan perang senjata biologi yang lebih mengerikan? Kita tak tahu. Tapi uda Akmal sudah membunyikan alarm. Tinggal pada kita, apakah kita akan bangun, tetap tidur dan membiarkan alarm itu memekik, atau malah mematikannya.
Buku ini juga ditutup dengan ending yang mengejutkan. Sebuah antiklimaks !

Medan, 31 Desember 2020, 15.53 WIB
DARWIN SALIM SITOMPUL

#ayo_membaca
#tetaplah_di_rumah_dan_tetap_membaca
Profile Image for melancholinary.
449 reviews37 followers
November 27, 2021
I don't know where to begin. I always have a soft spot for medical sci-fi. Knowing that there is a local one, my expectation went high. Turns out it is one of the worst books I have read this year. Too much conspiracy posturing to the level that it sounded really dumb (also antisemitic in a way). Too much exposition - the reader can google all the technicalities behind the science, reading that the characters need to always explain everything in their dialogue is tiresome (there is a moment when one of the bad guys explains who Anders Breivik was - hilarious). Too much religious undertone to the level that it feels preachy. A bit cringe romance plot. And on top of that that this novel over generalises stereotype racial characteristics that I feel really problematic. There is a scene when one of the Grand Master thought Indians should colonise Australia to make Australia an IT hub of the world. What a joke. I appreciate that someone attempted to write thrilling science fiction, but the level of its superficiality and prejudice really annoys me.
4 reviews1 follower
April 14, 2024
Cerita diambil dari sudut pandang orang ketiga.
Ceritanya beralur maju-mundur, tenang aja gak bikin bingung kok.

Gak cuma fiksi ilmiah 'tok', di dalam buku ini juga dituangkan bumbu-bumbu romance karena kedatangan si mantan, action kejar-kejaran, bahkan ada thriller-nya (namanya juga kejahatan dunia ya). Konflik yang dituangkan gak hanya tokoh dengan tokoh, ada juga konflik batin si tokoh utama, yang bikin kita seolah berada didalam situasi yang sama.

Gaya bahasa yang tertata indah dan puitis, membuat saya masuk dan meresapi suasana dan emosi yang ada di dalam cerita.

Disini banyak karakter yang abu-abu, jadi bikin kita penasaran siapa penjahat yang sebenernya. Tapi di ending semua bakal terungkap sepenuhnya, keren polll
Profile Image for Ann.
62 reviews4 followers
February 21, 2021
Wah! satu kata yang saya sampaikan ini benar benar ekspresi saya menuntaskan dengan tandas informasi dan alur cerita terkemas dalam buku ini. Saya sangat takjub, membuka luas mata saya mengenai dunia science virus. SOIV-26, NiV, dan masih banyak lagi yang memperkaya imajinasi untuk berandai andai. Padat dan tak membuat bosan, hingga penasaran lagi dan lagi. Tak terduga! itulah penggambaran plot bagi saya. Luar biasa, terima kasih kepada penulis atas kerja kerasnya selama ini. Sungguh terkesima.
Profile Image for Joy.
8 reviews
October 3, 2025
Jujur, awalnya punya ekspektasi tinggi sama Disorder. Awal awalnya memang seru, tapi makin menuju ke ending makin 'boring'. Tokoh utamanya gak ada kontribusi apapun buat mengungkap kebenaran ke publik, bener bener cuma kayak jalan jalan karna penasaran sama virus itu sendiri. Romansanya juga terkesan maksain. Terus fakta kalo Alex adalah intel cina, cuma lewat doang kayak angin lalu. Gak jelas setelah ketauan sama Ata dia gimana. Terus penangkapan TGO terkesan sangat mudah, kayak gitu doang, padahal mereka kan dalang dari masalah utamanya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Tsugaeda (Ade).
Author 8 books116 followers
June 6, 2022
Positif: gaya berceritanya sangat enak sih menurut saya. Saya banyak belajar juga. Sampai pertengahan buku saya sudah hendak mengganjar nilai sempurna untuk novel konspirasi ini.

Negatif: menjelang akhir buku saya mulai berubah pikiran. Satu hal yang sangat mengganjal adalah tokoh utamanya ternyata kok tidak berperan besar dalam penyelesaian masalah utama novelnya.
Profile Image for Hana.
13 reviews1 follower
January 31, 2023
Buku ini kalo dibuat film bakal jadi kereenn banget. Plot dan karakternya kuat, ini juga yg jadi salah satu kekuatannya Uda Akmal. Cocok banget premisnya di tengah kondisi Virus Corona, baca ini tuh jadi ngerasa relatable banget. Gue jempolin banget risetnya Uda Akmal yang gak main-main utk buku ini.
1 review
February 3, 2022
This novel is super cool that I can't say a word, anger, sadness, annoyance, disappointment, happy, amazed, it's all there.
Profile Image for Wahiedz.
23 reviews
March 14, 2021
“Saya ngga bisa berhenti!”

Tata bahasa yang sangat bagus, alur yang cepat tapi tidak berantakan, pendalaman karakter secara detail dan jalan cerita yang bagus merupakan alasan yang kuat untuk TIDAK MENGABAIKAN novel ini . Penulis sangat piawai memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk memperkuat ide cerita yang diakhiri dgn twist yg keren.

😊👍👍
Profile Image for Tael.
261 reviews4 followers
April 22, 2021
Sejujurnya gue hampir suka sama buku ini tapi setelah puluhan halaman gue kehilangan rasa.

Oke, awalnya gue dibuat terpukau sama gaya penulisan Om Basral yang menurut gue hampir mirip saduran, cuma ya gue ngerasa ada perbedaan gaya menuju flat. Ditambah dengan, semakin jauh buku ini, narasinya terkesan santai alias doi pake kata-kata yang gak baku.

Tapi gue cukup seneng dengan detail informasi yang dikasih sama penulis tentang nama tempat, virus dan juga pengetahuan medis lainnya. Namun, lagi-lagi, gue menemukan kekurangan. Seperti Dr. Ata yang... kok ya serba apa-apa dia yang harus be the number one. I don't know why. Maksud gue tuh kek dia yang harus nyelidikin, dia juga yang harus ngungkapin segalanya by herself. Okelah ada Alex, cuma ya bayangin aja ya, Doktor sama ALex yang notabene orang biasa.

Eh tapi ada kisah lainnya ternyata, selain sisi misteri, yaitu sisi romansa yang di gue sih agak ganggu. Hehe sori.

Gue sebenernya gak kaget pas udah bagian akhir dan ketemulah fakta bahwa Selain dari sisi itu ada juga dari TGO yang buat gue gak penasaran karena udah ketebak banget pas di awal.

Selain itu, maap yak kalo banyak keluhan, adalah bagian-bagian kisah yang dibiarkan mengalir buntu. Contohnya Putri Giok Merah, Mas Eko, pas Ata dan ALex dikejer dan kecebur ke sungai, konflik virus yang kurang eeergh. Gue nyampe bertanya-tanya nih, itu kabar kasus yang Ata dan Alex dikejer dan kecebur akhirnya gimana. Gak paham

Ending yang kurang. Yap, gue gatau ya kenapa endingnya kayak gitu. Gue bingung banget sih apa yang terjadi selanjutnya sama TGO dan si laki-laki itu. Terus juga dengan virus yang... ntah buatan atau bukan. TOLONG, GUE GAK NYAMBUNG BANGET. Ini yang buat gue langsung, eeeeh? Lah kok gini doang. Gue cuma dibawa muter-muter, jauuuuh banget demi jawabannya yang ibarat kata lu gugling juga ketemu.

Akhir kata, gue ya gak terlalu suka sih
Displaying 1 - 15 of 15 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.