Jump to ratings and reviews
Rate this book

Monik #2

Setangkai Edelweiss

Rate this book
Tujuh tahun setelah perpisahannya dengan Martin, Monik terdampar di Eropa, tersesat ke dalam rimba belantara cinta Pierre Jouvray. Sesaat dia terlena, ingin melupakan dan menerima. Namun kenangan masa lalu senantiasa menyergapnya, terutama di saat-saat hening. Martin tidak bisa dilupakannya.

Tapi Pierre tidak kenal putus asa. Dia terus-menerus melancarkan serangan gencar, membuat hati Monik guncang dan ragu. Lambat dan laun dia menginsafi bahwa masa lalu takkan mungkin dihidupkan lagi. Yang sudah terkubur, biarkanlah istirahat dengan tenang. Hidup masa datang yang mesti dibinanya, bukan dibiarkan terkubur hancur menjadi santapan cacing-cacing penyesalan yang meroyak kedamaian pikiran...

Namun hatinya yang keras kepala tak gampang menyerah. Selalu dan selalu di dalam hati namanya masih bergema. Walau sudah sayup dimakan hari dan bulan, dia bergetar ragu mencoba hidup kembali. Martin!

548 pages, Paperback

First published December 1, 1978

14 people are currently reading
144 people want to read

About the author

Marga T.

71 books80 followers
Marga Tjoa (born 27 January 1943) is an Indonesian popular romance and children's literature writer better known by the pen name Marga T. One of Indonesia's most prolific writers, she first became well-known in 1971 for her serial Karmila that was published as a book in 1973 and later made into a film.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
41 (23%)
4 stars
47 (27%)
3 stars
59 (34%)
2 stars
19 (11%)
1 star
5 (2%)
Displaying 1 - 12 of 12 reviews
Profile Image for Katherine 黄爱芬.
2,419 reviews290 followers
May 28, 2017
Setelah sekian lama tidak membaca novel karya beliau, saya baru menyelesaikan novel ini yg salah satu dari kesukaan almarhumah ibunda saya.

Saya harus mengeluhkan cerita novel ini terlalu sarat ttg kedokteran (harus maklum sih pemeran utama di novel ini sudah menjadi dokter) tapi gak usah sampai super mendetail semua kasusnya (sampai banyakan gw skip-skip bacanya krn merasa gak penting jg). Dan banyak detail-detail lain yg menurut saya banyak tidak penting dimasukkan semua ke dlm novel ini.

Kisah cinta si Monik ini msh bikin gregetan dgn sikapnya yg super ragu-ragu. Kebimbangannya terhadap cinta Pierre dan obsesinya yg tidak masuk di nalar terhadap Martin. Dibandingkan buku sebelumnya (Gema Sebuah Hati Gema Sebuah Hati by Marga T. ) saya merasa Gema lebih banyak menyentuh perasaan terhadap cinta tak sampai-nya Martin-Monik ini. Mungkin bagi yg blm membaca Gema, bakal sebel abis dgn sikap Monik terhadap Pierre krn blm baca jatuh bangunnya cinta Monik terhadap Martin. Cinta diam-diam yg bersalut rasa bersalah inilah yg menyebabkan emosi dan perasaan Monik terus menerus turun naik seiring didera penyesalan.

Walau saya suka akhirnya Monik-Martin bisa berbahagia setelah penantian 10 thn lebih dgn seluruh suka duka perjalanan hidup mereka (Monik sampai menjelajah hampir melanglang separo Eropa hingga Pegunungan Himalaya). Mungkin juga karena buku ini terbitan akhir tahun 1978, boleh dikatakan ini novel romansa klasik 28 tahun yg lampau, bahwa kegigihan, kesetiaan, dan kemurnian akan bersatu memberikan kebahagiaan bagi siapapun yg memperjuangkannya.

Congratulations for Martin & Monik!!!!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nara Rain.
Author 3 books8 followers
January 14, 2016
Novel dewasa pertama yang saya baca dan ini menjadi motivasi bagi saya untuk menekuni dunia tulis menulis.
Kisah seorang gadis Indonesia yang menyambung study ke negeri orang, tanpa sengaja sebenarnya karena ketika Monik memutuskan untuk pergi ke Jerman, ia hanya memenuhi undangan teman lama ayahnya untuk berlibur.
Waktu membaca novel ini, saya sama sekali tidak tahu kalau novel ini buku kedua (baca tanpa memperhatikan lembar di bagian dalam buku, di sana ada tertulis sambungan Gema Sebuah Hati), jadi saya hanya mengira-ngira, kenapa Monik begitu rapuh hatinya? (maklum ketika membaca ini, saya masih kelas dua SMP :D), kenapa Monik menolak kehadiran Piere yang begitu baik, berhati lembut dan penuh kasih? Kenapa Monik sering terbangun dengan air mata menggenangi bantalnya? Dan pertanyaan terbesar itu adalah, siapakah Martin bagi Monik.
Penggambaran sosok Martin ini sangat melekat dalam ingatan dan mungkin seperti itulah tokoh idola saya dalam sebuah cerita. Seperti kata seorang teman, cool itu tidak berarti bersikap dingin apalagi angkuh dan arogan serta sombong, dan itulah sosok Martin. Sementara Piere, ia seorang pria yang sangat baik budi pekertinya. Melepaskan orang yang dicintainya untuk menjemput kebahagiaan bersama orang lain adalah sesuatu yang dilakukan Piere. Seperti kata Martin, "Tidak ada hati sebesar itu pada orang lain."
5 bintang untuk cerita ini bagi saya, 4 mungkin bisa tapi karena saya suka, jadinya 5 deh.
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books459 followers
February 24, 2023
Dibanding buku pertama, buku kedua jauh lebih kompleks dari segi pemikiran tokoh-tokohnya. Tapi perjalanannya juga sangaaaat panjang, dan akhirnya aku capek duluan sebelum sampai ke poin utama.

Hiks. Hatiku bercabang. Waktu Martin belun muncul, aku pengin Monik nunggu dia aja. Tapi pas Martin muncul, aku pengin Monik stay sama Pierre aja. Karena setelah kusadari, yang beneran berjuang buat Monik itu ya Pierre. Bener kata Pierre, Martin itu impulsif dan cuma memikirkan dirinya sendiri. Menurutku juga perasaannya Monik ke Martin itu udah jadi obsesi. Tapi ... ya sudahlah.

Kupikir pertemuan kembali dengan Martin bakal jadi momen yang sangat mengharukan. Ternyata aku malah merasa "hmm" aja 😭 Mungkin karena perjalanan Monik ini muter-muter dan akhirnya kembali ke tempat yang sama. Terlalu banyak info kedokteran, yang awalnya menyenangkan, lama-lama gumoh juga wkwkwk akhirnya baca skip-skip. Mana paragrafnya panjang-panjang. Bisa sampe 1,5 halaman sendiri. Dialog juga sama. Pusing ngebayangin orang ngomong kayak nyerocooosss gitu. But, sebenernya di satu sisi itu yang bikin buku ini kaya. Banyak pemikiran-pemikidan filosofis dikulik.

Overall, aku lebih menikmati buku pertama. Dan Pierre ini, sumpah deh, nyari yang kayak dia di mana? T_T
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Lelyana's Reviews.
3,412 reviews400 followers
January 3, 2018
Lupa jalan cerita nya, punya paperback nya sejak pertama terbit. Salah satu pengarang favorit aku dari negri ini.
Profile Image for Ann T.
73 reviews
March 24, 2020
Saya ingat tidak menyukai buku ini seperti Gema Sebuah Hati waktu membacanya pertama kali. Pembacaan kedua kali ini, sesudah lebih dari 30 tahun, agak lain. Walaupun masih agak kecewa kalau Martin hanya keluar sesudah bukunya hambir habis, tapi kali ini saya bisa appreciate cerita sebelum keluar Martin. Marga T benar2 pengarang yang sangat luas pengetahuannya. Untuk yang tidak baca buku ini karena ingin membaca Monik dan Martin kembali sesudah tujun tahun, mungkin lebih kurang kecewa harus tunggu sampai habis sebelum mereka ketemu.

I love Marga T
Profile Image for Sandra.
28 reviews7 followers
June 15, 2009
Buku ini adalah sambungan dari Gema Sebuah Hati. Cerita diawali dengan perjalanan Monique setelah 7 tahun berpisah dengan Martin. Monique yang semula hanya mau berjalan-jalan ke Eropa malah melanjutkan kuliahnya di sana, dan menjalin hubungan dengan Pierre Jouvray, Mr Researcher yang baik hati, pandai mengambil hati wanita, penyabar, lebut hati (seperti juga Martin) dan perhatian. Tak ada yang dipikirkannya selain Monique, tapi di dalam pikiran Monique masih ada Martin yang tidak mau begitu saja pergi dari hidupnya.

Setelah lulus dan bekerja di sebuah rumah sakit, pada suatu kesempatan, Monique ikut menemani Pierre ke Ladak, suatu wilayah di dekat Nepal, untuk mendaki gunung. Selama Pierre pergi mendaki, Monique menghabiskan waktu untuk membantu seorang dokter tua melakukan pengobatan di daerah tsb. Dan pada suatu hari, Monique mengunjungi sebuah biara yang dihuni oleh seorang bhikku tua yang memiliki kemampuan clairvoyance. Saat itulah, sang Bhikku mengatakan bahwa orang yang disayanginya (refers to Martin) ada di tanah. Martin telah mati…begitu pikiran Monique. Dan dengan ramalan itu, Monique menganggap memang telah waktunya dia membuang Martin dari benaknya.

Setelah memutuskan utk menikah dengan Pierre, takdir berkata lain. Di rumah sakit, Monique menemukan kenyataan bahwa Martin belum mati. Martin yang dicintainya masih hidup (dia ada di tanah, bukan di dalam tanah….aduh…si Bhikku bilang gak ya, kalao dia tidak bertanggung jawab atas kesalahan interpretasi ramalannya?).
Martin telah menjadi seorang dokter, Li, dengan kaki timpang dan seorang kekasih yang sedang sekarat.
Keputusan Monique untuk menikah dengan Pierre terguncang. Dan setelah Mimi, kekasih Martin, meninggal dan Martin bertemu Monique, mereka memutuskan utk menjalani apa yg belum sempat mereka jalani. Tapi sebelumnya mereka harus memberitahu Pierre hal yang sebenarnya sebelum masalah menjadi bertambah runyam.

Akhirnya, Pierre yang bisa menerima kembalinya Monique pada Martin malah mengambil inisiatif utk membatalkan pernikahan dengan Monique dan membuat beban lepas dari pundak Monique. What a real man!!

Buku ini berakhir dengan happy ending, pasangan yang terpisah bercinta lagi. Keluarga yang terburai, bersatu lagi. Tapi kekasih yang mengharapkan pasangannya, akhirnya sendiri lagi.
Profile Image for Doofenshmirtz.
48 reviews
July 25, 2009
My second and last Marga T. novel. Never again.

I didn't really read this book's prequel because it was poorly written. Setangkai Edelweiss seemed to be better written in the beginning (it was readable, at least), but halfway through the book I realized finishing the book wasn't worth it. As a love story, it's long-winded and too semi-autobiographical. The protagonist doesn't appeal to me; she seems vacuous at best. It doesn't help that Marga T. doesn't exactly have the gift of language and her prose is simply dull. I kept waiting to see why my mother considered this one of her favorite Marga T. novels, but I just never saw it. Maybe it's one of those things you can't understand unless you've lived in the 1970s.

Oh, well.
Profile Image for Pujiyanto_x.
428 reviews7 followers
December 15, 2016
Galaunya si Monik makin menjadi-jadi. Buku ini bersetting di luar Indonesia, banyak selipan 'jalan-jalan'nya. Baru tau makna judulnya begitu membaca di halaman sekian... So sweet banget sih...
Displaying 1 - 12 of 12 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.