• Judul : Keajaiban Otak Kanan • Penulis : Dr. Shiego Haruyama • Penerjemah : Maria Anastasia • Penyunting : Fajarianto • Penerbit : Gramedia Pustaka Utama • Terbit : 23 Maret 2020 • Harga : Rp 78.000 • Tebal : 232 halaman • Ukuran : 15 × 22 cm • Cover : Softcover • ISBN : 9786020638454
Otak memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bagaimana otak bertanggung jawab terhadap gerakan tubuh serta pemikiran manusia. Hampir seluruh organ tubuh manusia dikendalikan oleh otak. Namun, tahukah kalian jika otak sendiri terbagi menjadi dua sisi. Otak terbagi menjadi otak kiri dan otak kanan. Otak kiri memiliki fungsi untuk berpikir secara logika dan dalam berbahasa. Sementara otak kanan memiliki peran untuk proses intuitif dan visual. Kedua bagian sisi otak ini dihubungkan oleh corpus callosum. Kebanyakan orang cenderung memakai otak kiri mereka karena memang lebih banyak berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Sementara otak kanan sendiri dianggap lebih condong mengelola emosi ketimbang logika. Namun, nyatanya otak kanan meniliki keajaiban yang dapat dikeluarkan dan bermanfaat bagi kehidupan kita. Shiego Haruyama yang merupakan seorang dokter senior di Jepang mengungkap fakta tentang otak kanan dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya secara maksimal melalui buku ini. Tidak hanya soal otak kanan buku ini juga membahas bagaimana treatment yang digunakan Haruyama dalam mengobati pasien-pasiennya.
Membahas soal otak dan fungsinya memang tidak akan ada habisnya. Otak manusia mengandung sekitar 100 miliar neuron yang dapat menampung 100 triliyun data. Kemampuan teknologi saja tidak mampu mengalahkan kecerdasan otak manusia. Buku ini terdiri dari empat bab, yaitu: (Bab 1) Memahami Seluk Beluk Otak; (Bab 2) Bagaimana Berpikir Positif; (Bab 3) Manfaat dari "Makanan, Olahraga, dan Meditasi"; dan (Bab 4) Latihan untuk Mengeluarkan Morfin dari Dalam Otak. Di sini Haruyama berusaha menekankan pada pembaca betapa pentingnya kita untuk mengeluarkan morfin dalam otak. Morfin yang keluar dari dalam otak dapat berpengaruh pada emosi dan kebahagiaan kita. Tidak hanya bicara soal otak dari bahasa medis, buku ini lebih banyak membahas soal cara berpikir positif dan hidup sehat agar morfin dalam otak dapat keluar. Tidak hanya berisi penjelasan yang padat buku ini pun dilengkapi dengan beberapa gambar, grafik, dan tabel yang membantu kita agar dapat memahami pembahasan yang ada.
Secara keseluruhan Keajaiban Otak Kanan merupakan buku kesehatan yang menunjukkan betapa ajaibnya tubuh kita, khususnya otak, dalam menyembuhkan. Haruyama mengingtkan jika obat yang selama ini kita konsumsi ternyata tidak dapat "menyembuhkan", tapi hanya "meredakan" penyakit. Kebanyakan dokter lebih condong ke pengobatan barat, sehingga kerap kali mereka memberikan resep obat kepada para pasiennya. Namun, dari segi pengobatan timur hanya cukup dengan berolahraga saja sebetulnya tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Tidak hanya olahraga, pola makan dan meditasi pun menjadi hal yang harus diperhatikan juga. Intinya selama kita selalu berpikir positif, berolahraga, dan menjaga pola makan maka morfin di dalam otak akan keluar dan memunculkan rasa bahagia serta menambah kesehatan kita. Kekurangan dari buku ini adalah typo-nya yang lumayan banyak dan terjemahannya yang agak kaku. Selebihnya buku ini dapat menjadi referensi yang bagus untuk membangkitkan kekuatan otak kanan kita dalam menjaga kesehatan dan menambah kebahagiaan.
Sebenarnya buku ini sangat menarik loh. Bagaimana cara mengaktifkan otak kanan agar kita dapat menjadi semakin sehat dan (ujung-ujungnya) berumur panjang. Secara garis besar, buku ini dibagi menjadi empat bagian plus satu bagian prolog. Masing-masing bagian ini menitikberatkan pembahasan yang berbeda. Bagian prolog dan bagian pertama, Memahami Seluk Beluk Otak, lebih menitikberatkan ke pembahasan tentang otak; bagian-bagian otak, fungsi otak, dan beberapa hal teknis lainnya. Di bab terakhir ada pembahasan singkat mengenai empat cara mengaktifkan otak kanan. Tiga bagian selanjutnya menitikberatkan pada empat poin dalam mengaktifkan otak kanan. Bagian kedua, Bagaimana Berpikir Positif, sesuai judulnya membahas tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk dapat berpikir secara positif. Di bab ini, meditasi sempat disinggung beberapa kali. Cara yang paling menarik buat saya adalah: "menggunakan" kelima indra yang saya simpulkan sebagai puaskan semua indra. Melihat berbagai hal indah (pemandangan, lukisan, dll), mendengarkan hal yang indah dan menenangkan, merasakan makanan yang menambah selera makan, mencium aroma yang menengkan, dan lainnya. Bagian ketiga, Manfaat dari "Makanan, Olah raga dan Meditasi", sesuai judulnya membahas tentang tiga poin lainnya. Di bagian akhir bab disertakan daftar makanan yang baik untuk otak; tapi hampir sebagian besar adalah bahan makanan yang ada di Jepang, hehehe. Bagian terakhir, Latihan untuk Mengeluarkan Morfin dari Dalam Otak, membahas mengenai berbagai bentuk latihan mulai dari meditasi ala Haruyama-sensei, senam stretching yang beberapa gerakannya mengambil pose dalam yoga (butterfly pose atau cat-cow), berjalan kaki sampai teknik pemijatan.
Wah... isinya padat dan menarik yah. Tapi kok rate-nya minim? Karena saya merasa cukup tersesat dalam membacanya, ada cukup banyak kesalahan ketik dan pemilihan kata yang membuat saya mabok dan mengurangi niat baca. Oh, really? Ya sudah, saya coba kelompokan yah: Ada kata yang tercetak dua kali berturut-turut. Ini masih mending sich. Ada pemenggalan kata yang kurang tepat, misalnya be-rpura yang seharusnya ber-pura. Ini juga masih bisa "dimaafkan". Ada kata yang sepertinya hilang sehingga kesatuan kalimat menjadi aneh. Misalnya: "...yang dapat (me: dapat apa????) rentang hidup seseorang." "...manusia memiliki tingkat keinginan berkaitan (me: berkaitan dengan apa????) yang sangat besar." "...apa yang arah yang ditunjukan oleh alam semesta?" Ada kalimat yang terasa janggal. Saya merasa agak bingung saat membacanya. Harus baca berulang kali, kadang harus saya ubah sendiri di otak. Terkadang sudah baca berulang pun tetap ga nyambung. Misalnya: "Dengan kata lain, teka-teki yang selama ini masih terselubung mengenai karakter hati (perasaan) yang sebenarnya." --> Ini asli, saya bacanya ngegantung banget. Apa yang mau disampaikan penulis ga berhasil saya tangkap, hiks. "Singa akan mengejar dan menangkap zebra untuk mangsanya lalu menyantapnya..." --> Saya lebih paham saat mengubahnya menjadi, ""Singa akan mengejar dan menangkap zebra sebagai mangsanya..." Penggunaan istilah yang terasa asing: Apa itu otak nenek moyang? Apa itu otak anjing-kucing? Apa itu otak reptil? Kalau ini merupakan bagian-bagian dari otak, mungkin lebih baik gunakan bahasa ilmiahnya sekalian, ga bikin mabok. Sebaliknya, istilah yang bisa dilokalkan malah tetap menggunakan bahasa Inggris. Misalnya senam stretching, saya rasa menggunakan senam peregangan juga tidak akan terasa aneh. Atau walking, rasanya berjalan kaki justru terasa lebih menyenangkan (keluar rumah untuk walking atau walking ala Haruyama --> duh, kok serasa bahasa JakSel).
Karena varian kesalahan ketik di atas, niat baca saya jadi berkurang. Kemampuan saya menyerap informasi yang diberikan juga sedikit berkurang. Jadi, rate nya saya turunkan jadi 3 saja. Overall, isinya menarik kok. Semoga jika kelak buku ini dicetak ulang, hasil terjemahan dan suntingannya menjadi lebih baik.
Tambahan informasi: Setelah saya coba bandingkan antara gambar di halaman 20 dengan gambar otak di Tubuhpedia, kira-kira ini istilah ilmiahnya: Otak mamalia baru: Korteks serebrum Otak nenek moyang (otak reptil): Talamus Otak asal muasal mamalia (otak anjing-kucing): Korpus kalosum
"Zaman sekarang merupakan era yang berprinsip pada kualitas benda (kebendaan). Orang-orang cenderung menitikberatkan pada hal-hal yang dapat dilihatnya, dibandingkan hal-hal yang tidak dilihatnya. Misalnya, dibandingkan jika kita mengatakan bahwa stres adalah sesuatu yang menakutkan, orang akan lebih cemas dan concern terhadap pemicu sakit kanker yang bersifat konkret."
"Pada dasarnya manusia mencari kebahagiaan. Bagaimana kita dapat memenuhi keinginan tersebut, itulah yang menjadi permasalahannya. Untuk menghilangkan stres, seringkali kita melampiaskannya dengan makan sebanyak-banyaknya, melakukan seks, atau berbelanja. Ini merupakan cara yang umum dilakukan. Oleh karena itu, manusia menjadi sulit untuk menghentikannya. Akan tetapi apa yang terjadi kemudian dapat menjadi masalah."
Saya suka buku seri kesehatan ini, beberapa info seputar kesehatan dan beberapa latihan yang diajarkan penulis untuk mengaktifkan otak kanan, sering saya praktekan, semoga bisa konsisten agar saya juga bisa sekaligus menjaga kesehatan tubuh saya. Selengkapnya: