"Ini bukan kisah cinta klasik layaknya Romeo dan Juliet. Bukan juga tentang kisah cinta si cewek cupu yang ditaksir bad boy. Ini lebih dari itu. Silentkiller: Kisah cinta yang penuh dengan perjuangan menggapai mimpi, harapan, dan kekuatan persahabatan.”
Naja Mahatma. Gamers anonim terkenal yang sudah lelah mendengar pandangan negatif tentang gamers di sekelilingnya, terutama dari sang papa yang melarang ia melakukan hobinya tersebut. Jadi, dengan berbagai cara, Naja mencoba mencapai tujuannya untuk menunjukkan bahwa game bisa membuatnya berprestasi. Oleh sebab itu, Naja bersembunyi di balik nama Silentkiller untuk mengikuti banyak event games, bertekad untuk selalu menjadi pemenang.
Namun, perjalanan Naja untuk mencapai tujuan tak semudah yang ia kira. Mulai dari masa lalu kelamnya yang terus membayangi, hingga hadirnya sosok Naya dalam hidupnya. Cewek polos yang telah berhasil meluluhkan hati Naja yang sedingin es.
Hingga akhirnya, Naja—pemegang akun Silentkiller yang terkenal—harus dihadapkan dengan sebuah pilihan sulit: melanjutkan tujuannya sebagai gamers atau memperjuangkan cintanya kepada Naya.
Manakah yang akan Naja pilih? Tujuan hidupnya ataukah cewek yang dicintainya?"
Masih seputar genre fiksi remaja, novel Silent Killer ini mengisahkan tentang Naja seorang gamers dan Naya si nobody yang agak lola cara berpikirnya dalam hal apapun.
Aku baca ini karena jujur tergoda sama judulnya, awalnya aku kira genre fantasy tapi pas baca blurb nya oh oke tentang gamers, coba deh aku baca.
Its not bad, karakter Naja digambarkan begitu persuasif ini membuat kita tahu dia adalah seorang leader, tanpa harus banyak deskripsi. But karakter Naya terlihat begitu fiktif sayang sekali, aku sempat bertanya-tanya apakah ada sosok remaja yang seperti Naya, sebegitu polos cara berpikirnya padahal dijaman millenial ini segala informasi sudah dalam genggaman, yups gawai.
Dan hampir di pertengahan cerita akhirnya di oasih tahu juga penyebab Naya agak lola, dia punya masa lalu yang buruk, tapi itu tidak membuatku menerima faktanya, seharusnya seseorang dengan masa lalu yang buruk itu tumbuh menjadi sosok yang kuat strong girl gitu lah.
Dan soal alur cerita ini lumayan lambat menurutku, apalagi menunggu Stella tidak salah paham lagi dengan Adam dan Naya itu sangat-sangat lama, intinya buku ini tidak begitu buruk, tapi tidak cocok dengan ku yang suka alur sat set das des gitu
Honestly, the story is not marketable and not predictable, the plot is neatly arranged and this novel in my opinion can be motivating and change people's mindset about games. This novel also tells us that games can be an advantage for their users as long as they use them properly.
Sejujurnya aku baca buku ini dengan sekali duduk aja sih. Start baca dari jam 2 siang selesai jam 10 malem. Kacau sih aku bacanya emang rada ngebut karena segreget itu dan penasaran dengan endingnya. Buku ini bikin aku mix feeling. Aku ngerasain sedih,kesel,gemes,terus juga dendam banget sama karakter naja. Kayak cowok labil nyebelin gitu. ----------------------------------------- SPOILER Oke selama berlembar-lembar halaman aku masih bisa nerima sikap kejamnya si naja tapi gatau deh. Ketika aku masuk di halaman 254 ,aku mulai dendam dan ilfeel sama naja. Oke fine kalau hal yang naja lakuin itu terpaksa tapi gimana ya tu cowok kek udah nyakitin naya berkali kali peliss lah. Dan yaps,di halaman akhir-akhir aku emosi juga sama karakter naya yang kayak susah ngelepasin naja padahal kan kayak udah se-brengsek itu. Tapi,tetep se kesel apapun aku ke naya gak bisa bandingin rasa kesel ke naja. Untuk ending ya happy ending. Endingnya,naja berubah dan aku ikut happy. Dengan adanya extra chapter rasa penasaran aku dengan latar belakang madona pun terpecahkan guys xixixixi. OKE SPOILER SELESAI. -------------------------------------- Endingnya sesuai dengan ekspetasi penonton. Alesan aku kasih bintang 4 karena masih kebawa emosi aja sama karakter naja.
This entire review has been hidden because of spoilers.