Penelusuran di sebuah kompleks perumahan terbengkalai kawasan Jakarta Timur malam itu awalnya berjalan menyenangkan. Sebelum masuk ke area kompleks, saya bersama Wisnu, Fadi, dan Demian membuka vlog dengan gimmick seru untuk mencairkan suasana. Namun, setibanya di lokasi rumah tingkat yang dikelilingi pepohonan dan semak, saya melihat semakin banyak makhluk tak kasatmata yang membuat saya terkejut. Tidak jauh dari situ, saya merasakan kehadiran sosok hantu yang ingin berkomunikasi dengan saya.
Hantu tersebut berwujud seorang anak kecil laki-laki. Fadi mengambil alih penelusuran saat makhluk tersebut berkomunikasi dengan saya. Selanjutnya, kami menyebut hantu anak kecil tersebut dengan nama Adik. Ia memiliki kebiasaan mengangkat kaki kanannya, lalu menggesekkan tulang kering kakinya ke betis kiri seperti merasakan gatal.
Ternyata, Adik tidak sendirian. Ia bersama dengan seorang kuntilanak yang ia panggil Tante. Adik bahkan menunjukkan di mana lokasi Tante berada, tepatnya di sebuah pohon. Inilah penelusuran kisah Adik dan Tante Kun bersama hantu-hantu lainnya.
Ini bener-bener page-turner banget sie. Seperti yang dibilang sama reviewer lain, gue tahu Sara Wijayanto dari akun youtubenya karena memang beliau ini bikin konten berbau pengalaman spritual dengan makhluk tak kasat mata. Gue anaknya penakut tapi doyan nonton Sara WIjayanto dan Jurnal Risa #hadeeh
Akhirnya, gue baca ini pun siang-siang karena gamau merinding sendirian malem-malem, karena buku ini ada ilustrasi yang diceritakan oleh Sara. Tetap! Cerita Ade dan (alm) Mba Gadis yang paling menyentuh. Tuhan menanamkan rasa kasih sayang di setiap penciptanya tidak terkecuali untuk makhluk yang tidak bisa kita lihat dengan mata biasa. Semoga Ade sudah tenang dan mendapatkan kebahagiannya di sana, dan (alm) Mba Gadis segera ditenangkan dan diampuni dosa serta kesalahannya semasa hidup.
Setiap cerita dalam buku ini punya moralnya yang masing-masing meskipun lebih umum bercerita tentang sebab dan akibat perbuatan kita semasa di dunia. Ingin baca lagi deh tapi tapi, hehehe
Buku ini menyajikan beberapa cerita berdasarkan kisah pengalaman dari kak Sara Wijayanto. Unik, menarik, tragis, menegangkan dan kadang mengerikan. Begitulah aku menggambarkan impresiku dalam buku ini.
Buku ini adalah buku pertama yang aku selesaikan setelah reading slump berbulan-bulan 😔 mungkin karena burn out tugas atau capek aja jadi jarang baca huhu.. but I promise to spend at least 5-10 minutes to read a book next time. ✌️
Banyak hal² berharga dan pengalaman hidup yg kita ambil dari kisah pada "beliau²" yg sudah lebih dahulu hidup di dunia ini
Awalnya saya sangat menikmati cerita yang dibawakan Penulis lewat channel Youtube nya dengan nama yang sama. Cara Penulis untuk membagikan cerita dari sosok-sosok tak kasat mata yang sangat fokus dan santun membuat saya tertarik untuk mengikuti perjalanan Penulis lewat video video yang di upload. Selain itu pula, ada banyak pembelajaran yang saya dapatkan untuk bisa mengenal spesies bernama Manusia.
Saat saya mengetahui bahwa Penulis akan meluncurkan sebuah buku tentang sosok-sosok tertentu yang ditemuinya, membuat saya semakin penasaran tentang cerita-cerita yang akan dibagi. Dan benar saja, sesuai ekspektasi saya, gaya bahasa yang disajikan tidak jauh berbeda dengan gaya bicara Penulis saat di video.
Beberapa sosok yang diceritakan melalui buku ini memunculkan berbagai jenis emosi saya, ada yang membuat saya marah, sedih, kecewa, dan bahagia. Sedikit lebih intens dibandingkan Youtube, tapi membuat saya merasa worth it untuk membeli buku ini. Jujur, bagi saya, mendapatkan cerita-cerita seperti dalam buku ini dan mempelajarinya dengan penuh kerendahan hati di zaman sekarang sangatlah sulit dengan banyaknya manusia yang selalu menggunakan topengnya. Jadi, bagi saya, mendapatkan cerita-cerita ini sudah sedikit memancing diri saya untuk introspeksi diri sebagai manusia.
Dan dengan membeli buku ini, setidaknya menjadi wujud tindakan minimal saya untuk mendukung Tim Diary Misteri Sara agar tetap semangat membagi cerita-ceritanya.
Cerita yg disodorkan menarik, lekat dgn problematik kehidupan manusia serta pembelajaran yg didapatkan. Buat sy, ckp terbawa perasaan membaca cerita2 tersebut. Gambar sosoknya pun tdk diperlihatkan seram, namun ckp membuat kita bergidik. Bahasa yg digunakan sangat mengalir dan mudah dipahami. Namun ada bbrp hal teknis yg mesti diperhatikan, bkn dr sisi cerita. Msh ada bbrp penempatan kata, kerapihan paragraf dan pengetikan huruf yg salah. Meski hal sepele, namun ckp menggelitik sy, apakah saking sepele nya sehingga hal2 kcl itu lolos dr sensor dan editing? But overall this book is recommended. Worth to wait other stories from Nyai...
Buku ini merupakan kumpulan cerita, dimana sang penulis berkomunikasi dengan jiwa-jiwa tak tenang yang ceritanya ditumpahkan dalam buku ini.
Tak menyangka bahwa buku ini ternyata memiliki sisi lain yang jauh lebih hangat dan tidak terkesan horror sama sekali. Meskipun kita diberikan gambaran seperti apa sosok jiwa-jiwa malang ini tapi cerita dibalik sosok inilah yang jauh lebih mengena hati. Jauh dari kata seram, jauh dari kata horror yang ada malah rasa iba dan kasihan ketika membaca kisah-kisah mereka.
Kisah-kisah yang ada tentu bukan kisah indah melainkan tragis, jangan mengharapkan sedikitpun kebahagiaan disini karena sebagian besar itu gelap dan kelam. Sebagian besar yang bercerita adalah hantu perempuan meskipun sedikit ada juga dari sisi hantu laki-laki tapi tidak mendominasi. Kita bisa lihat sekeras apa kehidupan yang mereka jalani yang rata-rata ada di masa penjajahan dan ada di masa lampau yang cukup lama. Khianat, dusta dan kehidupan malam yang banyak mendominasi disini, membuat dendam atas dunia ini makin jelas.
Gak menyangka buku ini akan sekelam dan sesedih ini. Bukunya cukup singkat tidak sampai 300 halaman bisa dinikmati dengan cepat dan tidak perlu khawatir akan sosok hantu yang mengerikan karena hanya diceritakan sedikit diawal masing-masing bab
kisah ketujuh hantu punya kemiripan, tragis dan miris. banyak hal yang bisa dipelajari terutama soal bundir, dendam dan penyesalan. karena hal itulah yang membuat mereka jadi hantu.
narasi yang bersahabat tidak membuat novel ini jadi menyeramkan. aku seolah dibacakan kisah dari orang-orang yang sudah meninggal oleh Mbak Sara. yang jadi fokus utama novel ini bukan soal hantu yang meneror orang-orang, tapi kisah kenapa manusia ini menjadi hantu dan tertahan di dua dunia.
Sejujurnya aku anaknya penakut sejak kepulangan dari Bangkok di tahun 2019. Suatu ketika tanpa sengaja aku menonton channel Mbak Sara yang rumah kosong menjadi tempat sarang Mrs K. Itu juga awalnya aku menonton penelusuran rumah kosong itu disiang hari di channel yang berbeda. Siapa sangka ini awal aku menemukan channel Mbak Sara jadinya.
Setelah nonton baru tahu kalau mbak Sara ternyata menulis buku kisah-kisah seram yang pernah dialaminya. Sumpah seram ini cerita-ceritanya tapi juga ada yang membuat hatiku kasihan ketika membacanya. Terima kasih ya Mbak Sara sudah membagikan kisah mereka ke dalam buku ini :')
Terima kasih Gramedia Digital Premium atas peminjaman bukunya!
Wingit adalah kumpulan tujuh kisah dari para sosok tersesat yang Sara temui selama penelusuran. Buat para subscriber Diary Misteri Sara pasti sudah nggak asing dengan cerita-cerita ini.
Menurutku, cerita yang paling berkesan adalah kisah Ningsih dan Gadis. Ningsih adalah pembuka cerita yang apik. Selain dia mengerikan, dia mengingatkanku akan salah satu pesan Nyai untuk merasakan dengan hati. Bahwa ada sosok yang mengerikan berhati baik seperti Gadis, atau sosok memelas yang menipu macam Ningsih. Bahwa kita nggak boleh terkecoh dengan penampilan seseorang, karena penampilan bisa menipu.
Konten tentang Gadis (Tante Kun) sepertinya adalah konten terfavoritku sejauh ini. Kisahnya dengan Adik berhasil menguras air mata. Dan kisah hidupnya yang meski dikelilingi oleh kemapanan dan kasih sayang, nggak lantas memberikan ketenangan dalam hidupnya. Gadis sekarang masih tinggal bersama Sara, dengan wujud yang sudah lebih baik. Lucunya, kadang dia bisa berubah mengerikan saat bertemu dengan sosok yang mau memaksa mendekati Sara.
Butuh waktu lama bagi penulis untuk menyelesaikan buku ini. Dan aku salut dengan kemampuannya menuangkan kisah mereka ke dalam kata-kata. Ditambah lagi, kisah mereka sepelik fiksi, yang membuat proses membaca buku ini jadi lebih mengalir.
Dari ketujuh sosok yang semuanya wanita, aku mendapat banyak sekali pelajaran, dan seperti biasa, pesan dari Nyai yang selalu ia sisipkan di konten-kontennya. Aku pernah menulis di suatu tempat, bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Sedangkan pengalaman orang lain adalah guru kedua terbaik yang bisa kita dapatkan.
Aku "kenal" Sara Wijayanto ini sebagai orang yang dekat dengan dunia goib 😃 ya, suka nyari-nyari hantu gitu kan ya. Tapi, aku gak pernah sekalipun menyimak channel youtubenya secara lengkap atau liat aksinya di TV.
Aku penasaran baca buku ini sebab sodara ada yang minta proses beli bukunya, dan saat itu aku kehabisan 2 kali stoknya. Just wow! sebegitu banyaknya penggemar belio yak!
Jadi, buku Wingit ini semaca kumpulan cerita. Polanya selalu sama. Sara datang ke satu tempat angker, ketemu setan, trus kisah hidup si setan ini diceritakan ulang dengan sudut pandang pertama si setannya hehehe.
Ceritanya ya, begitu deh. So so buatku yang susah dibikin serem lol. (padahal dulu aku penakut banget 😛)
Dari sekian cerita aku paling suka kisah penari Ronggeng yang dikhianati dan dibunuh. Hmm, kisah wanita pelacur yang juga dibunuh mendekati pertobatannya juga unik. Oh ya, satu lagi, kisah anak kecil yang dibunuh juga lumayan.
"Sebuah Novel" tulisan itu yang ada di sampul belakang buku. Well, kalau udah jelas gini berarti fiksi atau rekaan dong ya 😛 atau, gabungan keduanya? ya ya anggap aja kisah ini benar adanya. Tapi aku sih anggapnya kayak baca cerpen horor-yang-nggak-seram aja sih.
Lumayanlah perkenalan pertama dengan bukunya Sara Wijayanto. Ada 2 lagi nih bukunya di rumah (hasil lungsuran Buk Anie), tapi kayaknya aku belum minat baca deh. Tumpukan buku-buku lain yang jauh lebih menarik masih banyak hwhw.
Penulis menuangan kisah pengalamannya berinteraksi dengan para makhluk halus. Ada sekitar 7 kisah dari 7 mahkluk halus berbeda. Kisah yg berujung tragis manakala mereka meregang nyawa dengan cara yg tidak wajar. Berbagai emosi kesedihan, penyesalan, kerinduan, hingga kemarahan mewarnai setiap kisah para hantu ini. Semua sejarah kelam itu penulis tuangkan ke dalam buku ini.
Aku kurang paham konsep bukunya seperti apa, kurang familiar buatku. Apakah ini bisa disebut semi-dokumenter? Mengingat pengalaman horor ini dialami penulis secara langsung ketika sedang menjalani proses syuting di beberapa acara bertema mistis, ada juga pengalaman interaksi yg penulis dapatkan saat sedang menolong teman dekatnya yg diganggu oleh makhluk halus. Walaupun kisah yg diusung sangat menarik dengan segala kengerian dan kepiluannya, diksi yg digunakan memang terkesan agak kaku dan monoton, mungkin karna aku belum terbiasa dengan gaya penulisan si penulis.
Penulis berusaha selalu menyisipkan pesan-pesan moral di setiap kisah para "hantu" ini. Terkesan menggurui? Mungkin iya, mungkin tidak. Namun menurutku tidak ada salahnya dijadikan sebagai renungan pribadi.
Overall, walaupun ada kekurangan, tapi ini buku yg cukup menarik untuk dibaca.
Wingit ini buku kedua Mba Sara Wijayanto setelah "r.i.s.a.r.a". Buku ini menceritakan penelusuran di sebuah kompleks perumahan terbengkalai kawasan Jakarta Timur. kisah-kisah mistis atau horor yang dialami oleh Sara Wijayanto, yang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk dari dunia lain.
Aku sering nonton vlog punya Diary Misteri Sara (DMS). Kalau nonton vlognya ga berani malam-malam, harus pagi kalau gak ya siang (soalnya dulu takut, wkwkw). Suka sangat sama vlognya Mba Sara, karena setiap video pasti ada pesan tersembunyi dari si hantu atau Mba Sara nya sendiri. Aku punya buku ini pas awal-awal terbit, kisaran tahun 2020 lalu. Dibuku ini paling sedih kisahnya Lili & Lila, terus si Adik sama Tante Kun. Kalau nonton vlognya merinding sambil nangis, kalau baca dibuku ga merinding, cuma nangis saja.
Ceritanya dikemas dengan bagus, aku udah baca buku ini 4 kali. Kayanya, kalau ada penghargaan baca buku Wingit sampe 2 kali lebih aku harus menang sihh.
Terima kasih Mba Sara udah bikin "mereka" menemukan jalannya untuk pulang. tetapi masih kasihan Tante Kun tidak ada temen. ☹️
Semoga Lila juga udah bertemu sama Lili. Dan, si Adik udah bertemu sama bahagia untuk selamanya.
Kalau kalian berpikir Wingit ini novel horor banget sesuai image Kak Sarah, kalian sepemikiran sama aku 😁
Novel Wingit aku kira novel horor yang pas untuk menemani malam. Ternyata, isinya cukup bikin sedih sampai emosi. Isinya kisah para arwah yang bertemu Sarah.
Di sini Kak Sarah menceritakan kilas balik hidup mereka sampai meninggal. Berbagai peristiwa dan tragedi melatarbelakangi kenapa arwah ini masih berkeliaran di dunia.
Aku cukup suka dengan cara Kak Sarah Wijayanto menceritakan kisah mereka, serasa didongengin 🙃 Jika kalian suka atau pernah nonton channel youtube Kak Sarah, pasti kalian tidak asing dengan Diary Misteri Sarah. Nah, buku ini hampir sama dengan konten Kak Sarah, menceritakan kembali masa lalu "mereka".
Banyak banget pesan dan amanat yang bisa kita petik dari berbagai kisah "mereka" di Wingit. Ingat, buku ini nggak ada serem-seremnya, yang ada kita akan terenyuh dengan kisah "mereka".
Nemu rekomendasi buku ini dari salah satu BookTok, terus iseng cari di ipusnas ternyata bisa dipinjam tanpa antre.
Covernya horor, penulisnya Sara Wijayanto dan menceritakan kisah 7 Hantu (duh, ngga enak nyebut hantu) -- arwah aja kali ya. Kisah-kisah ini diambil dari penelusuran Diary Misteri Sara. Walau buku horor, ini sama sekali ngga serem. Merinding pun ngga. Justru sedih.
Ada banyak moral value seperti pentingnya memaafkan, jangan bundir, jangan memendam kesedihan dan trauma sendiri, dan jangan melakukan permainan mengundang arwah (Ouija Board). Selain ilustrasi dari mas wisnu yang selalu apik, aku juga baru tau apa itu Salem Witch Trials.
Pelajaran hidup, tidak melulu didapat dari orang tua yang sudah menikmati pahit manis kehidupan. Namun, justru dari "mereka" pun, kita bisa belajar banyak. Melihat dan memaknai hal positif dari sebuah penggalan kisah adalah salah satu dari kecerdasan emosi yang baik. Maka itu, dari buku Wingit ini, saya mencoba belajar dan belajar untuk bisa memaknai hal-hal yang sudah terjadi dalam hidup agar lebih ikhlas dalam menjalani karunia yang sudah Tuhan berikan. Terima kasih Nyai Mami Sara.. DMS naik teruuss..
Mengejutkan karena gaya penulisannya sangat enak dinikmati. Kisah dari para sosok di buku ini terasa seperti buku fiksi yang sangat jarang bisa ditemui, tapi ya nyatanya memang ada kisah seperti ini :')
Setiap membaca kisah dari sosok yang bunuh diri, rasanya aku seperti diingatkan. Diingatkan untuk selalu kuat dan jangan menyerah meskipun kehidupan terasa berat.
Sangat berkesan sih baca buku ini karena sampai sosok pocongnya terbawa ke alam mimpi haha
Untuk segi ceritanya lumayan, aku kasih nilai 4/5⭐, cuma saat aku baca sampai dengan setengah, aku kelupaan untuk menamatkannya... 😅, yang berakhir dengan baca buku ini lama banget..
Lumayan menghibur baca buku ini.. jadi buku ini bercerita tentang perjalanan mba sara bertemu dengan makhluk halus, dan setiap pertemuannya, mereka menceritakan kisah tragis mereka yang di tulis oleh mba sara.
Baca cerita yang dituturkan lewat seorang medium yang mampu berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata adalah pengalaman yang mengesankan. Alih-alih horor, ceritanya justru menyesakkan. Semua kisah punya kehidupan yang sedih penuh kecewa menjurus ke tragis dengan pesan moral yang gak main-main.
Sosok para korban/hantu yang diceritakan dengan latar waktu mulai dari zaman Jepang, Belanda hingga masa kini bikin kita paham bahwa perempuan selalu menjadi pihak yang salah dan rawan dimanipulasi seperti yang terjadi pada hantu Ningsih, Gadis dan Siti.
Buku ini terdiri dari 7 bab yang menceritakan 7 kisah tokoh yang berbeda. Dari setiap kisah yang diceritakan, selalu ada pesan yang dapat kita jadikan pembelaharan. Dari buku ini juga saya merasa semakin diyakinkan bahwa memang manusialah makhluk paling kejam.. sampai terheran2, ada ya manusia yang hatinya jahat sampai segitunya 😢😢😢😢
Cukup lama selesainya baca buku ini karena ternyata nggak horor-horor banget. Jujur saya nggak pernah nonton channelnya Sara, jadi kirain ini buku horor seperti pada umumnya, tapi ternyata isinya semacam nyeritain masa lalu dari hantu-hantu semasa hidupnya sampai meninggal.
Buku ini konsepnya sama kayak bukunya Risa Sarawati yang judulnya nama temen-temen hantunya.
Kumpulan cerita hangat dan mengharukan dari sudut pandang seorang spirit medium.
Sejujurnya agak berbeda dengan ekspektasi awal yang mengharapkan cerita horror. Walaupun begitu, aku tetap menikmati beberapa ceritanya. Tapi makin ke belakang, setiap cerita hampir memiliki pola yang sama, jadi terkesan monoton.
Tapi overall, it's a good read! Penyampaian ceritanya juga rapi dan teratur.
“We never force what we believe for you to believe, we are here just to share stories” A simple quote from the Sarah Mystery Diary Team, which her fans always remember.
This is not a story where there will be scary jumpscares or thunderous screams from “them”, Sara Wijayanto instead brings a moral message from “them” to for those of us who are still breathing as a provision for life.
Selain mendapat ilmu dan insight baru, membaca buku juga dapat memberi ketenangan bagi "mereka". Itulah kesan pertama yang aku dapatkan setelah selesai membaca buku ini. Dibandingkan takut/ngeri, justru perasaan trenyuh yang aku rasakan. Terdapat tujuh sosok utama yang diceritakan (beberapa sosok juga pernah hadir dalam youtube Diary Misteri Sara). Dengan latar waktu dan suasana yang berbeda, dari masing-masing kisah mereka, penulis berhasil mengajak pembaca untuk memetik pelajaran yang bisa didapatkan. Ilustrasi yang ditambahkan juga menambah kesan nyata, pembaca bisa lebih mudah membayangkan bagaimana rupa sosok yang diceritakan. Salut banget sama mba Sara yang bisa menuliskan buku ini dengan sangat baik. Menggunakan kata ganti orang pertama dan ketiga, buku ini dituliskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Butuh rekomendasi novel horor? Aku rekomendasikan Wingit untukmu. Kisah horor berbalut amanat bijak yang relate dalam kehidupan sehari-hari.
Random banget baca beginian. Cuman penasaran aja. Narasinya bagus, bacanya mengalir sehingga cepat selesai. Apakah ada sensasi horor atau seram? Engga juga sih. Cerita2nya lebih ke arah tragis ketimbang horor.
Setelah beberapa buku horor indo, kayaknya gw sadar, genre horor ga terlalu cocok buat gue. Krna manusia jauh lebih berbahaya dan horor ketimbang teh poci.
enak bangett baca ceritanya... genrenya sih horor, tapi isinya lebih bikin nyesek, haru, dan bahkan sempet sampe nangis. abis baca buku ini aku langsung nonton youtube nya mba sara dan nangisnya malah tambah kenceng huhuhu
sebenarnya 3.5/5 ,untuk cerita di dalam buku ini aku suka bahkan beberapa memang ceritanya bagus banget,tapi entah kenapa aku kurang cocok dengan narasi yang di tulis kak sarah,tapi untuk keseluruhan aku suka.
Buku ini berisi kumpulan kisah dari sosok-sosok yang ditemui sama penulisnya sara wijayanto.Tapi jujur buku ini nggak terlalu seram bagi ku, tapi suka di setiap ceritanya menyisipkan pelajaran yang bisa diambil dari setiap kisahnya
Novel yang sangat bagus, memiliki beberapa cerita di dalamnya yang memiliki makna yang sangat dalam. Dari berbagai karakter hantu yang ada saya mendapatkan pelajaran kehidupan yang sangat berarti.