Jump to ratings and reviews
Rate this book

Rapijali #1

Rapijali 1: Mencari

Rate this book
Ping merasa telah memiliki segala yang ia butuhkan. Dunianya yang damai di Pantai Batu Karas, rumahnya yang penuh alat musik di tepi Sungai Cijulang, seorang sahabat terbaik, serta kakek yang menyayanginya. Namun, diam-diam Ping menyimpan kegelisahan tentang masa depannya yang buram. Bakat musiknya yang istimewa tidak memiliki wadah, dan ia tidak berani bercita-cita.

Hidup Ping jungkir balik ketika ia harus pindah ke Jakarta dan tinggal bersama keluarga calon gubernur. Ping mesti menghadapi sekolah baru, kawan-kawan baru, dan tantangan baru. Mungkinkah ia menemukan apa yang hilang selama ini? Dan, apakah Ping siap dengan yang ia temukan? Bahwa, hidupnya ternyata tidak sesederhana yang ia duga.

368 pages, ebook

First published February 1, 2021

124 people are currently reading
1178 people want to read

About the author

Dee Lestari

29 books5,570 followers
Dee Lestari, is one of the bestselling and critically acclaimed writers in Indonesia.
Born in January 20, 1976, she began her debut with a serial novel: Supernova in 2001. Supernova’s first episode, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (The Knight, The Princess, and The Falling Star), was sold phenomenally, achieving a cult status among Indonesian young readers. She has published four other episodes: Akar (The Root), Petir (The Lightning), Partikel(The Particle), and Gelombang (The Wave).
Aside of the Supernova series, Dee has also published a novel titled Perahu Kertas (Paper Boat), and three anthologies: Filosofi Kopi (Coffee’s Philosophy), Madre, and Rectoverso — a unique hybrid of music and literature.
Dee also has an extensive music career, producing four albums with her former vocal trio, and two solo albums. She has been writing songs for renowned Indonesian artists.
Perahu Kertas (Paper Boat) was turned into a movie in 2009, marking Dee’s debut as a screenplay writer. The movie became one of the national's block busters. Following the same path, Madre, Filosofi Kopi, Madre, and Supernova KPBJ, were made into movies.
In February 2016, Dee released the final episode of Supernova, Inteligensi Embun Pagi (Intelligence of the Morning Dew). All Dee’s books are published by Bentang Pustaka.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
696 (35%)
4 stars
853 (43%)
3 stars
355 (18%)
2 stars
28 (1%)
1 star
7 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 454 reviews
1 review
February 26, 2021
Setelah membaca buku ini, kesimpulanku Rapijali bisa terbit hanya karena penulisnya sudah terkenal. Andai bukan seorang Dee yang menuliskannya, pasti udah dihajar habis-habisan sama editor, ini kamu yakin endingnya begini? Mana klimaksnya?

Aku paham sangat bahwa nggak semua cerita harus mengikuti story structure tiga babak yg terkenal itu. Tapi, harus selalu ada yang tercapai dalam sebuah buku, bukan? Gosh, kalauuuu aja ending buku ini jadi klimaks, my rate would be 3.5. Ya, separah itu ketiadaan klimaks menurunkan rating-ku untuk buku ini.

Rapijali itu bagaikan daging yang diolah dengan alat masak termutakhir, bumbu-bumbu paling berkualitas, dan chef kawakan. Tapi sayang, dagingnya sendiri ... anyep. Aku belajar banyak tentang pacing, tentang percakapan yg mengalir (kekuatan Dee di sini enggak berubah), tentang narasi deskriptif untuk musik dan lagu-lagu, tentang karakter yang penokohannya beragam namun tidak pernah tumpang-tindih karena memiliki porsi masing-masing ... and then, what?

Aku yakin jalinan plot Rapijali ini sebenarnya sangat rapi, tapi seakan dipenggal begitu saja agar buku tidak terlalu panjang. Selain itu, banyaknya tokoh juga jadi sumber masalah. Segudang tokoh membawa ke suatu kehancuran: satu buku yang masih terjebak di babak kedua sampai halaman terakhir. Tidak ada penyelesaian yang berarti, tidak ada pesan moral yang ngena. Not memorable at all.
Profile Image for Mandewi.
570 reviews10 followers
February 26, 2021
Pantas saja ketika baca sejak halaman awal sampai hampir mendekati akhir, belum terlihat konflik yang wah. Ternyata ini adalah buku pertama dari serial yang entah akan terdiri dari berapa buku.

Bahkan sempat bingung, ini fokus ceritanya ke mana. Apa yang mau diselesaikan di buku ini? Musik? Audisi belum kelar. Politik? Pilgub belum berjalan. Roman Ping-Oding? Berhenti di tengah jalan dan menghilang. Ping-Rakai? Belum dimulai. Status huhungan Ping-Guntur? Baru diketahui Ardi. Terlalu banyak yang nanggung. Well..
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
March 1, 2021
Rapijali adalah karya Dee Lestari dalam bentuk digital bersambung yang saya baca setelah Aroma Karsa. Ketika diumumkan bahwa novel yang sudah mengendap selama 27 tahun ini akan diterbitkan di Storial, saya langsung mengunduh aplikasinya, dan membeli koin untuk PO. Tapi saya hanya bertahan sebagai pejuang Senin-Kamis sampai part 4 saja. Selanjutnya saya menunggu sampai semua part diterbitkan lalu mulai membacanya secara marathon.

Ping, gadis yang dianugerahi talenta pitch perfect karena sering mendengarkan dan terlibat dalam band milik kakeknya. Ping diasuh dan dibesarkan oleh kakeknya di Pantai Batu Karas. Bakat musiknya jelas diperoleh dari kakeknya. Yang Ping tidak sadari, kakeknya sedang menyiapkan masa depan untuknya di Ibukota. Yudha, si kakek, melakukan itu setelah tahu umurnya tidak panjang. Dia menyerahkan Ping kepada Guntur, ayah kandung Ping, tanpa sepengetahuan Ping.

Guntur adalah walikota Jakarta Selatan yang sedang mempersiapkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kehadiran Ping tentunya akan merusak citra yang dibangun oleh tim-nya. Tapi dia tidak bisa melepaskan anaknya begitu saja. Atas saran Dahlia, kawan sekaligus Ketua Tim Pemenangan, Ping didatangkan ke Jakarta sebagai anak asuh. Tentu saja Ping tidak tahu rencananya. Yang Ping sadari, keganjilan demi keganjilan harus dihadapinya di Ibukota. Dimulai dari aura penolakan dari Nita dan Ardi, keluarga Guntur, hingga sekolah elite yang dipilihkan untuknya.

Di sekolah itu, Ping bertemu dengan sekelompok siswa yang mengusung band sekolah. Ping serasa menemukan sedikit dunia yang dikenalnya. Digawangi oleh Rakai, anak dari guru musik di sekolah itu, Ping bisa mendapatkan musik yang pernah menjadi dunianya.

Rapijali mengingatkan saya pada Perahu Kertas. Berbeda dengan serial Supernova dan Aroma Karsa yang berbau fantasi, Rapijali adalah kisah realistis tentang seorang remaja yang mencari jati dirinya. Yang istimewa di dalam novel ini adalah tambahan ilmu tentang dunia musik, salah satu keahlian dari Dee Lestari. Lebih lanjut, saya menyukai dialog-dialog segar antara Ping dan teman-temannya.

Seperti kebanyakan pembaca Rapijali lainnya yang tidak menyangka bahwa novel ini akan dibuat berseri, saya sempat terkejut karena kisah Ping harus berlanjut ke buku #2 saat lagi seru-serunya. Sebagai awal perkenalan, Rapijali : Mencari ini memikat dengan caranya sendiri.

Berhubung Rapijali adalah karya novel yang tabah (menunggu selama 27 tahun untuk diterbitkan), pembaca Rapijali pun diminta tabah menanti buku #2.
Profile Image for Utha.
824 reviews399 followers
May 6, 2022
Ketika rame diomongin di platform digital, terus terang aku malas. Enakan pas terbit aja nggak sih? Hahaha. Lalu, random banget di Hijau ada PO-nya. Dan ya udah, aku beli pake poin (jadi terasa gratisan). Dan aku nggak menyesal menukar itu semuaaa!

Aku salah satu yang suka gaya menulis Dee dalam Perahu Kertas. Dan Rapijali mengingatkanku dengan gaya bahasanya di sana.

Jujur, menurutku buku ini kayak sengaja dipenggal karena mungkin series. Dan kayaknya bakalan sampai tiga kalo lihat punggung bukunya. Tapi buku "pengenalan" ini aja terasa enak diikutin. Aku memang setuju ketika ada yang mengulas novel ini terasa "nggak nendang", tapi di sisi lain, aku memosisikan karena ini belum whole book. Jadi aku senang-senang aja bacanya. Dan nyebelinnya memang dipenggal di bagian lagi seru-serunya!

Ceritanya pun tentang Ping yang genius musik. Dia belajar bermusik dengan "mendengar". Kepindahannya ke sekolah swasta gara-gara seorang politikus memang bikin cewek ini jadi sorotan. Orang pertama yang tahu kegeniusannya tentu Rakai. Dan dari situlah band bernama Rapijali hadir.

Buku ini benar-benar mengupas satu demi satu karakter yang ada di sini, dan aku ngerasa heran kenapa aku enak aja bacanya. Mungkin Dee sama kayak Ping: sama-sama genius.

Aku menunggu dengan sabar buku keduanya.

3,8 bintang
Profile Image for Aqessa Aninda.
Author 5 books364 followers
March 6, 2021
Aku suka cerbung, aku suka cerbung di platform menulis. Terbiasa baca webtoon/wattpad/blog, membuat aku menikmati keseruan cerita bersambung yang dinanti-nanti setiap minggu.

Rapijali ini tokohnya banyak, konfliknya tumpang tindih. Ya masalah orang tua Ping, masalah band, cita-cita Ping, pencalonan gubernur Guntur, ambisi Rakai... setiap tokoh dibedah satu persatu. Aku selalu suka cerita dengan character driven, nikmat membaca adalah ketika kita dapat membedah pergulatan si karakter.

Aku juga suka konflik yang kompleks, meskipun tema cerita remaja dan kehidupan sehari-hari. Karena memang kehidupan sehari-hari saja sudah sekompleks itu hahahaha.

Jangan ditanya bagaimana piawainya Dee merajut karakter-demi-karakter dan plot-demi-plot dengan pemilihan kata yang manis dan humor yang segar. Kalau di Aroma Karsa Dee bermain dengan indera penciuman, di Rapijali ini Dee bermain dengan indera pendengaran. Nggak diragukan lagi bagaimana cantiknya Dee memilih diksi untuk menjelaskan bagaimana suara drum, gitar, piano, bass, vokal saling beradu dalam menciptakan harmoni. Aku pernah les piano klasik sekitar 3-4 tahun, kupikir aku ini bodoh nggak bisa main lagu pop, nggak begitu mengerti chords. Setelah baca Rapijali, ternyata memang “ilmu” klasik dan pop (otodidak) ini beda 😂 Jemima dan Inggil ini didikan klasik, jadi terbiasanya baca partitur not, nggak semua yang bisa belajar musik punya feel bermusik kayak Ping atau Rakai.

Dari karakternya, aku suka Rakai, Jemima, Buto. Ping mah keren deh, dia tuh pitch perfect. Emang sense musiknya bagus. Rakai tuh kayak... kakak kakak keren, cool, coolnya bukan karena dingin atau untouchable. Tapi karena dia asik banget diajak temenan! Terus sidekick dia si Buto. Asliii pengen banget punya temen kayak Buto yang bisa diajak kata-kataan tapi abis itu kita tetap makan bareng 🤣 dan Jemima... omg she’s like a goddess. Kayaknya sempurna banget sampai gak sanggup kalau harus bersaing sama dia. Bukan sempurna yang nggak ada kekurangan yaa.. tapi kayak, sempurna yang kita nggak tau mau ngejelekin dia kayak apa karena kekurangannya nggak bikin dia jelek juga gitu hahahaha.

Tapi sayangnya, character driven ini memang cenderung membuat cerita semakin panjang karena selain karakter ini dibedah, dia juga membantu mendorong plot keseluruhan cerita. Aku paham bagaimana sulitnya menahan halaman untuk plot sekompleks ini dan karakter sebanyak ini. Tapi sungguh, kekecewaanku adalah bagaimana Dee memotong cerita ini begitu saja.

Nggak ada aturan baku bahwa cerita serial harus diumumkan sebelumnya, nggak ada aturan baku bagaimana penulis harus meramu sebuah cerita serial. Tapi format digital bersambung per-chapter sangat sangat beda sudut pandangnya dengan format buku. Digital tuh kita ibaratnya beli per-chapter, dipotong begitu saja ya sudah, tunggu. Yang aku rugi mungkin hanya chapter yang sudah kubeli (ada kemungkinan kan orang nggak beli semua chapter?). Tapi ketika sudah jadi cetak, buku harus terasa utuh meskipun serial. Surely, ending menggantung diperbolehkan. Tapi sebagai pembaca buku cetak aku sangat kecewa sekali kalau 1 buku tidak ada konflik yang besar dan tidak ada sedikit penyelesaian.

Dengan kata lain, Rapijali cutnya jelek banget. Ping nggak tahu siapa guntur, sampai akhir dia masih nggak sadar cuma agak-agak sedikit feeling. Band main jelek, terus format band berubah dan pindah kompetisi, oke udah masuk TV, main bagus baru sekali, tapi belum menang. Ping mau apa sih? Ngejar band apa sekolah jadinya? Karena dia les musik, pengen kuliah musik. Pilgub Guntur? Baru seiprit. Oding kemana? Kok hilang? Ping nggak ingat Oding sama sekali? Katanya teman dekat? SMS pun nggak? Chat IG? Line? Whatsapp? Band belom kelar, masa lalu Ping di Batu Karas menguap begitu saja, masalah ortu Ping juga belum kebongkar, pilgub cuma terasa kayak tempelan di buku 1, Dahlia-Guntur? Masih baru bau-bau doang konflik mereka. Cuma 1 yang udah jelas, Ping udah mengakui dalam dirinya sendiri kalo suka sama Rakai hahahaha.

Ibarat grafik, Rapijali 1 ini benar-benar baru menanjaaak banget, belum hampir sampai ke puncak konflik acan. Yes, that’s what you got in the book 1.

Kadang juga suka lupa, ini sebenarnya settingan tahun berapa? Karena si remaja-remaja ini tidak terlalu nampak seperti gen z yang faseh teknologi 😂 main band juga buat tampil di TV, channel TVRI (yaah i get the reason, TVRI menjangkau semua wilayah Indonesia, not a big deal sih yang ini). Karakter Ping kadang juga menghilang dan ketiban Rakai yaa. Apa karena karakter yang berambisi seru dibedah? Ping jadi kelihatannya cuma wow jago banget musik tapi ya udah.

Mungkin buku 2 lebih greget karena harusnya sih udah mulai berasa roller coaster ride-nya. Sebagai anak digital, aku lebih nyaman baca di Storial kalo formatnya kayak gini. Sesak aja gitu beli cetaknya 😂

Semoga buku kedua cutnya lebih bagus yaa, Bu Suri. Soalnya kan jadi trilogi. Gantung parah nggak papa, tapi seenggaknya jelas deh 1 buku cetak itu mau fokus kemana. :)

This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Khansaa.
171 reviews214 followers
July 23, 2021
Menunggu sesuatu yang wow tapi ga dateng juga sampai akhir, mungkin karena berlanjut ke bagian kedua.

Rapijali membuatku merasakan kembali keseruan jadi anak SMA, tapi beberapa cerita rasanya nanggung. Semoga di bagian selanjutnya para karakter bisa digali lebih dalam lagi.
Profile Image for Kustin Desmuflihah.
114 reviews6 followers
February 6, 2022
Kesel nggak, pas lagi diajak kenalan cowok, dia seolah mau PDKT, eh ternyata dia kemudian hilang? Ya begitu rasanya baca 'Rapijali' bagian pertama.

Dee Lestari my forever favorite Indo author akhirnya merilis novel fiksi lagi. Sebelumnya, Dee menulis 'Rantai Tak Putus' yang merupakan karya non fiksi tentang UMKM. Tapi setelah Aroma Karsa, akhirnya penantian akan karya baru Bu Suri terpenuhi.

Rapijali. Begitu judul naskah yang menurut Dee dibangkitkan dari 27 tahun silam. Dulu katanya, Dee belum sanggup menggali potensi cerita 'Planet Ping' ini sehingga dia merasa berhutang pada alam ide untuk merilisnya sekarang. Oleh karena itu, gue sangat antusias dan menanti-nanti buku ini rilis.

Begitu rilis di awal 2021, gue harus menelan pil pahit untuk mengetahui bahwa orang-orang pertama yang bakal membaca naskah Rapijali adalah Digitribe (sebutan pembaca digital cerita bersambung Dee). Ceritanya dirilis setiap Senin dan Kamis dari Januari akhir hingga awal Maret.

Dengan tabah gue yang awalnya kurang suka baca buku fiksi di handphone mencoba untuk membaca. Lalu, apa yang bikin gregetan kayak ditinggal calon gebetan? Dan kenapa novel ini terasa dimutilasi.

Sinopsis

Rapijali bercerita tentang gadis remaja kelas 3 SMA bernama Lovinka aka Ping yang memiliki bakat musik sejak kecil atau bisa disebut music prodigy. Dia bisa nyetem musik dengan telinganya, nggak perlu baca not balok atau alat. Bahkan dia sendiri emang nggak bisa not balok. Dia terbiasa belajar musik berkat kakeknya yang juga anak band rock kawakan.

Singkat cerita, Ping yang awalnya tinggal di Batu Karas, Pangandaran, harus pindah ke Jakarta. Dia hidup bersama seorang politikus calon Gubernur DKI Jakarta yang gue bayangkan ada di usia dan perawakan serta latar belakang seperti AHY (tahu kan siapa AHY?) Muda, kaya, ganteng, punya ajudan bergaya militer dan ngomongin pulau mengapung untuk mengatasi banjir dalam isu debat. So it was pretty easy to guess who he is. Mungkin pengalamannya dalam pemerintahan dicampur dengan sosok Ahok atau Jokowi.

Anyway, Ping pun akhirnya punya teman karena ikut band sekolah. Tema besar novel ini memang adalah musik, jadi Dee banyak menggambarkan bagaimana para tokoh merespons nada dalam diri mereka. Bagaimana musik membuat mereka merasakan sesuatu.

Karena ini cerita remaja, tak sedap kalau nggak ada bumbu asmaranya. Well, Ping sepertinya dikelilingi banyak pria yang unik. Mulai dari peselancar, saudara tiri yang iri, drummer yang ganteng, dan teman cerdas yang setia. Ada beberapa pilihan Dee untuk mencocokkan Ping dengan salah satu dari mereka.
Semua berjalan lancar mulai dari cerita hingga penokohan. Dee Lestari memang bukan penulis kemaren sore. Jalinan ceritanya memikat. Bikin gue nggak sabar setiap Senin dan Kamis untuk membaca kelanjutan ceritanya.

Lalu apa yang bikin geregetan?

Gue masih ingat betapa gue menantikan lahirnya buku ini secara publik dan bagaimana Dee serta penerbitnya memasarkan Rapijali. Gue mengamati narasi, cover, hingga promo yang ditawarkan supaya gue bisa menulis review buku ini secepatnya begitu bukunya selesai.

Dari segala penawaran, yang paling awal adalah beli cerbung di Storial yang dijual bundling dengan diskon buku cetak sudah bertanda-tangan bu Suri serta cashback koin Storial. You know ngantri beli buku ini di Storial aja harus sabar karena aplikasi dan websitenya seringkali kalah dengan antusiasme fans Dee.

Lalu, Bu Suri berjanji pembaca dapat menikmati buku ini sampai tamat. Tapi kok tapi ternyata enggak tamat.

Saat pertama kali baca di Storial tengah malam dan udah ngantuk, masih nggak ngeh bahwa ada bab yang gue baca itu adalah bab terakhir Rapijali bagian pertama. Bahkan gue sempat ikut Pre Order Rapijali yang kini ada embel embel '1 Mencari' gelombang 2 di siang harinya. Nah sepulang kantor, gue scroll Instagram yang kebetulan follow akun-akun literasi, baru sadar bahwa gue baru saja membeli buku yang udah selesai gue baca bahkan sebelum bukunya ada di tangan gue.

I am like, NOOOOOO. Ini pemborosan! They didn't promise me this.

Yang membuat gue kecewa

Yang lebih mengecewakan sebenarnya bukan format series yang baru diberitahukan di akhir cerita. Yang paling sadis adalah pemotongan cerita Rapijali bagian pertama. Alasa gue sampai nggak ngeh kalau buku pertama ini udah selesai adalah karena belum adanya konflik yang benar benar runcing atau selesai. Jadi ya kayak baru kenalan aja. Baru menceritakan siapa Ping, dia punya siapa aja di sekitarnya, potensi masalahnya ada di mana. Literally, baru segitu doang. Gue mafhum 31 BAB untuk karya Dee itu baru pembuka. Di Aroma Karsa juga setengahnya adalah pembangunan konflik, tapi Aroma Karsa nggak dipenggal jadi netizen nggak bercuit.

Karena cukup sedih, akhirnya gue memberanikan diri untuk komentar di akun Bu Suri. Akhirnya komentar itu dijawab dengan sebuah tulisan lengkap di web Dee. Menurut beliau, 'Rapijali: 1 Mencari' sejak awal memang sangat tebal dan tidak cocok dengan segmen pembaca yang dituju oleh buku ini (remaja). Oleh karena itu, Dee dan timnya memutuskan untuk memisah cerita menjadi tiga bagian.

"Memasuki proses penyuntingan dan penulisan ulang, angka 124.000 kata memuai menjadi 135.000 kata. Pada titik itu, saya bulat memutuskan Rapijali dipecah menjadi trilogi. Mengapa? Rapijali merupakan karya pertama saya yang memiliki karakter remaja. Dengan demikian, segmen ideal untuk Rapijali adalah segmen muda. Buku 135.000 kata bukanlah volume ideal di segmen tersebut, apalagi jika itu terjadi pada buku pertama yang jadi tahap perkenalan pembaca (untuk rujukan: Aroma Karsa yang 700 halaman—dan digadang-gadang cukup tebal untuk menggebok maling," tulis Dee.

Selain itu, Dee juga mengatakan bahwa Rapijali berbentuk hibrida yakni cerbung dan cetak yang penjualannya berjalan paralel. Oleh sebab itu, dia merasa perlu menjaga agar tidak ada spoiler yang mencuat di mana-mana ketika salah satu dari bentuk buku itu meluncur duluan ketimbang yang lain. Spoiler itu dikhawatirkan dapat mengganggu pengalaman dua jenis pembaca tersebut.

Tapi mbak Dee, aku juga baca banyak buku berseri lain. Minimal dalam setiap buku dalam seri itu akan ada sub masalah dari tema besar yang membuat pembaca bisa lega sebentar. Misalnya, Harry Potter 1 merupakan perkenalkan tokoh dan Voldemort yang akan menjadi musuh bebuyutan Potter selama 6 buku mendatang. Tapi dalam buku itu, setidaknya kita jadi tahu bahwa satu usaha Voldemort untuk kembali mewujud dengan Batu Bertuah gagal. Nah, Rapijali menurut gue gagal di sana.

Anyway apapun yang terjadi, Dee dan tim udah menyatakan 'Rapijali 2: Menjadi' dan kelanjutannya bakal hadir dan selesai di tahun ini juga. Sepertinya gue akan memilih menunggu buku cetaknya aja karena membaca cerbung kalau akhirnya begini pengalamannya ternyata kurang menyenangkan.

Rekomendasi

Dee Lestari menulis buku ini untuk remaja, tetapi tentu saja buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan. Gaya bahasanya ringan, mirip dengan Perahu Kertas. Ada kisah asmara dan cita-cita di dalamnya.

Selain itu, gue yakin pecinta musik juga akan suka dengan buku ini karena penggambaran detail Bu Suri tentang nada-nada dan alat musik. Kalau lo paham bagaimana membaca not balok, mungkin kamu juga bisa "mendengar" suasana yang diceritakan lebih baik.

Kalian bisa order bukunya di Mizan Store di link ini gengs https://shp.ee/y2tnkdm.
Profile Image for Azizah Suli.
78 reviews7 followers
September 20, 2021
Sampai di halaman terakhir, akhirnya mengutuk pelan, ide cemerlang siapa sih ini yang bikin jadi dua bagian buku? And when I said brilliant idea, that's me being sarcastic.

*(edit: ternyata aslinya trilogi? Oh well...)
Profile Image for Crowdstroia Crowdstroia.
Author 11 books649 followers
Read
February 8, 2021
Sudah baca previewnya dari Storial. Gaya nulis Dee di sini mirip sama gayanya di Perahu Kertas.
Profile Image for yun with books.
714 reviews243 followers
March 4, 2021
"Mungkinkah alasan mengapa cinta menghilang, menjadi alasan mengapa cinta berpulang?"




Actual rating: 3.5 stars

Rapijali: Mencari menjadi obat penyembuh kangen saya terhadap karya-karya Ibu Suri, Dee Lestari. Agak kaget juga buku ini tiba-tiba rilis di platform digital, terus sudah dibuka prapesannya. Saya tidak tau kalau buku ini bakal jadi seri, banyak keributan yang terjadi di media sosial terhadap status buku ini seri atau standalone, tapi saya bahagiaaaaa dan langsung ikut prapesan, tidak banyak acara, demi Ibu Suri.....


Rapijali: Mencari BEDA BANGET dengan Aroma Karsa yang penuh dengan mitos, fantasi dan kemegahan latar cerita dan plotnya, pun BEDA dengan Perahu Kertas yang menurut saya kekuatan karakter Keenan dan Kugy ga bisa dipatahkan. Rapijali: Mencari ini simple but extraordinary, bercerita tentang kehidupan Ping yang pindah dari desa ke kota lalu berlanjut dengan kehidupan sekumpulan anak SMA: Rakai, Jemi, Buto, Ping, Inggil yang berusaha untuk membuat band.

Kalau kalian membaca Rapijali: Mencari untuk pertama kali, pasti bertanya-tanya: "ini beneran Dee Lestari nulis cerita se-sederhana ini?"
Kalo kalian ekspektasi buku ini bakal se-wow Aroma Karsa, Anda siap-siap akan kecewa, kalo kalian ekspektasi buku ini punya konflik sederhana nan rumit dan dalam mirip Perahu Kertas, Anda juga siap-siap akan kecewa.
Buku ini kalo ibarat detak jantung, adalah detak jantung kita pas lagi rebahan, tenang, damai, selow, bikin ngantuk bahkan (untuk sebagian orang).

Tapi siapa tahu di balik itu ternyata Rapijali: Mencari adalah proyek 27 tahun, dan setelah saya baca bukunya sampai tuntas, saya paham mengapa buku ini lama sekali diterbitkan. Magis Rapijali: Mencari berada pada berbagai istilah musik, membangun cerita dan atmosfer plot dengan musik (yang betewe, gue gak ada yang ngerti sedikitpun... hahahaha), tapi itu nilai plus dari buku ini. Pembaca buta musik, awam musik tetep bisa menikmati cerita buku ini.

Kekuatan Rapijali: Mencari ada di 100 halaman pertama, bagaimana saya sebagai pembaca dibawa ke Batu Karas, hangatnya keluarga Ping dan Aki Yuda, rahasia-rahasia yang tersimpan, dan atmosfer ketika hal-hal mengejutkan terjadi. Saya sih jujur ga bisa dan gak mau berhenti baca.
Saya selalu takjub dengan gaya penulisan Ibu Suri. Plotnya yang tertatur (jam terbang gak pernah bohong, cyin...), karakter-karakternya yang selalu unik dan yang paling jelas dan epik adalah tektokan percakapan antara tokoh, kaya kaga ada yang miss sekalipun. Saya sebagai pembaca, emosi saya dibangun dan dibawa bersama dengan para karakternya. Mulai dari kebingungan Ping, persahabatan Rapijali, dan tegangnya karakter seorang Dahlia.

Namun, hal yang membuat saya agak menyayangkan dari buku ini adalah, banyaknya sudut pandang dari berbagai karakter membuat fokus cerita buku ini kaya terpecah-pecah. Ya, memang Ping adalah toko utama dari keseluruhan cerita ini, tapi di tengah buku, saya merasa bukan lagi fokus soal kehidupan Ping di sini.
Disayangkan juga, PORSI ODING KURANG BANYAK. SAYA MASIH PENGEN BAYANGIN ODING LAGI MAIN SELANCAR

Overall, menurut saya Rapijali: Mencari bakal jadi sesuatu yang megah kalau dibuat film atau tv series. Bisa merasakan perasaan Ping dengan permainan piano dan suaranya. Bisa ikut mendengarkan lagu-lagu dari band Aki Yuda Alexander, yaitu D'Brehoh dan Zemora. Bisa dengerin semua yang tidak bisa kita baca.
Rapijali: Mencari sangat aku rekomendasikan bagi kalian yang butuh bacaan ringan nan bagus dari segi teknik penulisan buku.
Profile Image for widyarini u.
99 reviews4 followers
March 12, 2021
Memang kalau tulisan ibu suri mantap.

Tidak seberat dan sekompleks aroma karsa, lebih mendekati perahu kertas, enjoyable. Mengalir, dan tentu bahasa yg digunakan sangat Dewi Lestari: kosakatanya kaya, tapi tetap mudah dimengerti.

Salah satu yang sangat saya nikmati dari buku2 penulis, termasuk yg ini adalah betapa hampir tiap karakter digali. Semua ada ceritanya, tanpa dirasa dipaksakan atau mengganggu alur cerita. Semua cukup porsinya.

Ah, suka deh. Penasaran dengan buku selanjutnya
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
December 11, 2022
** Books 119 - 2022 **

3,3 dari 5 bintang!

Ketika buku ini terbit aku penasaran dengan ceritanya dan mumpung bertepatan aku lagi sering meminjam buku di perpustakaan kemendikbudristek sekalian aku meminjam buku Rapijali pertama dan kedua ini (semoga besok sudah dikembalikan yang buku ketiganya hoho)

Kali ini Dee Lestari ingin menceritakan kisah Ping, gadis yatim piatu yang dibesarkan oleh Aki Yuda di Batu Karas memiliki tingkat musikalitas tinggi. Buku ini memberikan pengenalan bagaimana awalnya kisah hidup Ping sebelum bertemu dan setelah bertemu dengan keluarga angkatnya dan juga teman-teman sekolahnya yang merupakan rekan grup bandnya.

Kalau saya bilang buku pertama ini isinya lebih kepada pengenalan karakternya sehingga tidak ada plot twist yang mencengangkan sampai halaman terakhir. Mungkin konfliknya akan dibangun di buku keduanya yah

Buku dengan cerita yang ringan dan sesuai buat dibaca untuk remaja dan penasaran dengan dunia musik

Terimakasih Perpustakaan Kemendikbudristek untuk peminjaman bukunya!
Profile Image for Marchelina Cindy.
46 reviews2 followers
April 18, 2021
Rapi. Seperti judulnya, penceritaannya, tutur bahasanya, rapijali. Serapi itu sampai di pertengahan dan akhir kita terbawa dan lupa, apa dan dimana inti ceritanya? Hehe. Seperti judulnya, bagian dari seri ini masih pada tahap “Mencari”. Mencari dan membangun pondasi untuk cerita berikutnya. Banyak hal yang masih disimpan untuk bagian berikutnya, dan dampaknya, klimaks di bagian pertama ini pun hampir tidak ada. Semua terasa datar, mengalir dalam arus bercerita yang tenang dan minim gelombang. Rapijali. Seperti judulnya.
Profile Image for Tia.
6 reviews6 followers
January 16, 2023
seru banget berasa kembali ke masa SMA walau saya bukan anak band seperti Rapijali 😅
Profile Image for Leila Rumeila.
989 reviews30 followers
April 17, 2023
Actual 3.5⭐
Not bad, tapi kurang greget aja dan alurnya agak lambat, imo.
Tapi kalau gue perhatikan lagi, apa mungkin karena detail2 teknis terkait musik yg menjadikan cerita di buku ini kesannya kaya lambat dan kurang intense? Hmm.

Sampai selesai baca, gue masih belum bisa attached ke karakter2nya, terutama Ping sebagai MC di sini. Kaya engga ada something special in her character aja sih bagi gue. Hopefully, di buku 2nya karakter si Ping ini bisa menonjolkan sisi "khas" karakter utama, whatever that is.
Dan sisi emosional dan konfliknya bisa lebih digali lagi, karena menurut gue potensial ke arah sana.

Tentunya gue masih mau lanjut ke sekuelnya. Masih mau ikutin perjalanan Rapijali, gimana kelanjutan penemuan si Ardi, dan apa maksud di balik niat Guntur di akhir bagian.
Profile Image for Lia.
515 reviews12 followers
March 28, 2021
Kalau penilaian di bab akhir aku bakal kasih 3⭐ tapi secara keseluruhan ceritanya 4⭐

Jadi, ambil jalan tengah 3.5⭐

Aku membacanya tanpa berekspektasi tinggi, tapi berharap akan ada kejutan apa di naskah yang sudah menumpuk selama 3 dekade. Hal yang paling berkesan adalah ceritanya mengalir, bahasa remaja yang digunakan enak dinikmati dan karakter-karakter lain yang diceritakan memiliki beragam background kehidupan... membuatku penasaran bagaimana Dee akan meramu dan menutup cerita di buku pertama, Rapijali.

Menurutku, Rapijali:Mencari adalah makanan pembuka yang kenikmatannya belum 100% bisa dinikmati. Aku berharap di buku kedua Rapijali, kenikmatan dan klimaks yang ditunggu sesuai ekspektasi 😃
Profile Image for Puput.
295 reviews144 followers
January 7, 2024
Rapijali punya gaya penulisan yang sama dengan buku buku Dee lainnya, narasi yang membuat pembaca terhanyut dan tiba-tiba baca sampai selesai dalan waktu kurang dari 24 jam saja. Sayangnya, dibanding karya Dee yang lain seperti Supernova & Aroma Karsa, Rapijali terasa biasa-biasa saja, tidak terlalu istimewa. Di luar kisahnya yang fokus ke anak-anak sekolahan, berbeda dengan bukunya yang lain, cerita Ping juga seperti kehilangan magis. Ceritanya sangat ringan, pacing nya agak terlalu cepat sehingga beberapa bagian terasa dipotong & terburu-buru. Walau begitu, aku tetap penasaran lanjutannya dan akan tetap baca buku 2 dan 3.
Profile Image for Reyuni Adelina.
106 reviews13 followers
April 3, 2021
3.8 ⭐

Buku pertama dari seri 'Rapijali' ini sebenarnya semacam pengenalan aja, belum ada konflik yang memanas. Ceritanya benar-benar ringan dan jauh dari kerumitan yang tadinya kubayangkan. Plotnya kayak sengaja nggak digali, jadi kita dibuat bertanya-tanya ke mana cerita akan bermuara.

Hal yang aku suka dari buku ini (tentu saja) pemilihan diksi yang lagi-lagi bikin terkesima. Jalinan kata yang lugas membawa kita mengenal karakternya satu per satu, mengenal Ping dan dunia musiknya. Meski bukan fantasi, buku ini tetap saja terasa magis.

Sayangnya, aku merasa karakter Ping sendiri masih abu-abu, nggak sekuat tokoh utama buku Dee yang lain. Atau mungkin belum (semoga). Aku berharap di buku berikutnya karakter Ping dan bakatnya yang luar biasa lebih digali lagi.

Dan karena banyak bibit-bibit konflik yang dibawa ke permukaan, tapi nggak ada yang menuju klimaks, jadinya kayak serba nanggung. Fokus ceritanya nggak cuma satu, tapi semuanya dipenggal dan menyisakan banyak keganjilan.

Tapi ajaibnya, ceritanya tetap enak diikuti. Just don't set your expectation too high. Ingat, 'Rapijali 1: Mencari' ini hanya pembuka. Petualangan dalam semesta Ping masih panjang.

Aah, can't wait for 'Rapijali 2: Menjadi'!
Profile Image for Ari Teguh Nugraha.
211 reviews52 followers
September 29, 2022
Jalan ceritanya unik dan menarik. Saya tidak perduli dengan orang yang mengatakan kalau buku ini marketingnya kurang bagus dan tidak ada klimaksnya (itu tidak benar). Kalau ada yang bilang ceritanya menggantung itu wajar saja karena cerita ini bersambung dan tidak harus mengikuti pakem cerita berseri seperti kebanyakan buku lain. Karena di situlah salah satu seni dari buku ini. Di samping itu juga di akhir buku ada keterangan kalau ceritanya bersambung, tidak ditutup. Karakter2 dalam cerita ini pun cukup banyak dan itu tidak jadi masalah sama sekali. Well, intinya selama saya sangat menikmati buku ini, yang lain jadi tidak relevan. It deserves 5 stars. Penasaran banget dengan Rapijali 2: Menjadi.
Profile Image for Olive Hateem.
Author 1 book259 followers
November 25, 2022
I think I will recommend this book to everyone who asks for a recommendation of Dee’s works. I used to encourage people to read KPBJ series, but I just realized that the series isn’t for everyone. Rapijali is.
Profile Image for Erwin Chua.
2 reviews
February 10, 2022
This book brings you back to that good old memories. There will be something deep inside your heart you're missing after reading — hometown, old friends, or that one time you went to the beach.
Profile Image for Syifa Luthfianingsih.
250 reviews95 followers
April 21, 2022
Barangkali karena saya sudah terlalu tersihir Aroma Karsa, kisah Ping di Rapijali ini jadi tidak terlalu terasa istimewa. Tapi saya tetap penasaran dengan kelanjutannya di Menjadi dan Kembali.
Profile Image for Sandy.
308 reviews14 followers
March 30, 2021
*Actual rate: 2.7/5 ⭐️


“Ding, maneh bau kesang”
“Lebok”


Tidak membeli atau membaca karya seorang Dee Lestari seolah seperti melewatkan sebuah ritual yang sakral bagi kebanyakan pecinta buku, khususnya di Indonesia. Saya pun membeli Rapijali dengan pertimbangan yang paling utama, yaitu “ini adalah karya Ibu Suri” tanpa perlu mencari tahu lebih dalam tentang apa sebenarnya buku ini. Apalagi Rapijali adalah karya yang sudah mengendap selama 27 tahun. Siapa yang tidak tersihir untuk membeli buku ini? Atau minimal langsung memasukkannya ke dalam top wishlist ketika buku ini terbit.

Berkisah tentang seorang remaja yang sejak lahir hidupnya selalu bersinggungan dengan musik, Ping—tiba-tiba harus bertemu dengan lapisan kehidupan yang lain yang belum pernah dia alami selama 17 tahun ke belakang.
Penggambaran karakter Ping terasa sangat sesuai dengan usianya (di zaman tertentu).

Buku ini sangat ringan namum mencakup beberapa aspek yang masing-masing porsinya pas, seperti musik, romansa, keluarga, pertemanan, sampai intrik politik. Tapi masih jadi pertanyaan bagi saya, mana yang ingin ditonjolkan? Karena semuanya benar-benar pas dalam artian nanggung. Mungkin karena bukunya berseri jadi dibuat setengah matang terlebih dahulu? Ya, walaupun bukunya berseri, bagi saya keberadaan klimaks pada setiap buku itu sangat penting.
Saya sempat mengerutkan kening ketika ada bahasan politik, terlebih lagi pada saat angkat isu penggusuran. Cringey! 😅

Yang paling saya suka dari Dee Lestari adalah gaya penulisannya di setiap bukunya, termasuk Rapijali. Mengalir dengan baik dan termasuk tipikal tulisan yang bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Di beberapa bagian candaan ringan sempat membuat saya tertawa geli sampai nggak sadar kalau lagi di tempat umum.

Catatan besar dari saya adalah ada pada bagaimana buku pertama ini diakhiri. Saya bukan penggemar cerita yang menggantung, tapi saya juga pernah sangat menyukai akhir cerita seperti itu. Sayangnya, penulis memilih memotong jalan cerita di buku ini dengan sangat ‘kasar’ dan meninggalkan rasa kesal bukan karena ceritanya, tapi karena cara penulis menceritakannya. Bagi saya, jika kesal karena ceritanya berarti penulis berhasil mentransfer energi atau emosi dari buku, dan itu baik. Tapi, bagaimana Rapijali 1 selesai rasanya seperti sinetron bersambung.

Sama seperti sub-judulnya “Mencari”, saya pun masih mencari apa yang menarik dan istimewa dari buku ini. Semoga terjawab di buku kedua.

Profile Image for Tiara Dewi.
8 reviews20 followers
May 14, 2021
Rapijali adalah buku pertama setelah puluhan bulan (jadi mungkin beberapa tahun, ya) yang saya habiskan dalam satu kali duduk. Buku ini bercerita tentang Ping, music prodigy dari Batu Karas yang harus pindah ke ibukota dan beradaptasi dengan kehidupan barunya. Premis sederhana, disampaikan dengan bahasa yang sederhana pula, tapi buat saya sangat magis.

Jelas saya sudah nggak di umurnya lagi untuk digging cerita-cerita coming-of-age. Yang membuat saya tertarik pada buku ini in the first place pun semata-mata adalah penulisnya: Dewi Lestari. Tapi memangnya perlu alasan apa lagi? Menyulap cerita yang, seperti kata saya tadi, berpremis sederhana menjadi luar biasa ya cuma bisa dilakukan orang-orang tertentu. Buku ini buktinya! Dengan penulisan yang tidak sebaik ini, saya rasa Rapijali punya potensi untuk jadi teenlit picisan yang membosankan. Atau mungkin ini bias karena saya sudah suka Dewi Lestari lama sekali dan karena saya suka musik yang jadi tema utama buku ini? Bisa jadi, tapi saya kira bukan itu.

Kejadian-kejadian di Rapijali mudah sekali saya putar seperti film di kepala saya, tentu saja berikut seluruh tokoh, latar tempat, bahkan musik-musiknya. Praktisnya, membaca buku ini membuat saya jadi "sutradara dadakan", dan bukannya itu yang kita semua cari saat membaca buku fiksi? Jadi, bagi saya, meski plotnya tidak sekompleks Supernova atau seimajinatif Aroma Karsa, buku ini bernilai lima bintang karena ia sederhana, tetapi manis sekaligus menghipnotis. Kalau kamu mengharapkan klimaks yang dramatis, kamu mungkin akan (sedikit) kecewa, tapi dicoba dulu saja, barangkali jatuh suka?

PS. Saya naksir Rakai.
Profile Image for F. F. Laily.
34 reviews10 followers
March 7, 2021
Buku keempat yang aku selesaikan di tahun 2021.

Ini adalah cerita yang Dee tulis 27 tahun yang lalu, mati suri, lalu hidup kembali dengan nyawa yang baru. Membaca novel ini membuatku merasakan beragam rasa. Berkisah tentang seorang remaja perempuan bernama, Ping, yang memiliki bakat musik di luar dugaan dan memiliki kehidupan yang sederhana di pesisir pantai Batu Karas, Pangandaran. Takdir membawa Ping untuk hijrah ke Jakarta di mana ia dihadapkan pada kenyataan bahwa hidupnya tak sesederhana itu.


Aku bisa merasakan kerecehan humor Dee di novel ini. Sebagai orang Jawa Barat, aku bisa dengan mudah terhubung dengan banyolan khas Sunda yang menjadi pemantik tawa di bab-bab pembuka.

Memasuki bab-bab tengah, otakku mulai dapat mengaudiasi setiap kata-kata yang Dee rangkai. Aku bisa mendengarkan lantunan melodi melankolis nan mencekam dari Chopin Preludes Op. 28: no. 4 in E minor melalui tulisanya. Aku juga semakin terngiang-ngiang dengan lagu era 90-an "Terbaik Untukmu" yang dibawakan oleh TIC band. Pengalaman membaca dan mendengar ini semakin bertambah kuat ketika disandingkan dengan mendengarkan playlist Rapijali yang juga sudah Dee buat di Spotify.

Menjelang bab-bab akhir, aku bisa merasakan bagaimana gelisah dan tegangnya berada di dalam sebuah debat politik calon gubernur. Sekali saja salah memilih kata, bisa menjadi bumerang untuk lawan politik. Betapa tidak menyenangkannya hidup di bawah lampu sorot. Setidaknya, perasaan itu yang muncul di kepalaku ketika membaca bab-bab terakhir "Rapijali".

Kesimpulannya, kelihaian Dee meramu dan mengolah kata memang patut diacungi dua jempol. Kalau membaca "Aroma Karsa" membuatku seperti membaca tulisan yang bisa aku hirup aromanya, maka membaca "Rapijali", aku seperti sedang membaca tulisan yang bisa aku dengar bunyinya. She is a genius!
6 reviews1 follower
March 2, 2021

Tema cerita Rapijali 1: Mencari ini tergolong ringan, jangan berharap akan menemukan kerumitan jalinan cerita. Jauhhh dari Aroma Karsa dan Supernova, dan lebih ringan dari Perahu Kertas. Mirip cheeklit kali ya? Harap maklum, ini karya Dee yang cikalnya saat dia SMA, lalu dikembangkan lagi dgn setting masa kini.

Tapi pemilihan setiap kata Dee tetap juara, temanya boleh ringan, tapi permainan katanya level atas.

Cerita dalam 348 halaman ini tidaklah padat, banyak hal remeh temeh yang dimasukkan. Hal ini juga yang membuat bisa menamatkan buku dgn cepat. Ngga perlu dihayati atau dicerna baik2 atau kembali ke bab sebelumnya, ngalir aja gitu.

Hemmm, baiklah, saya akui agak kecewa dengan cerita babak 1 seri Rapijali.

Saya kira akan menemukan kekuatan karakter Ping dan eksplorasinya di bidang musik. Saya kira akan menemukan tokoh sekuat Jati Wesi di Aroma Karsa versi gadis belia. Ternyata tidak.

Emosi cerita masih minim. Bumbu percintaannya masih malu-malu, belum ada greget. Tapi saya sempet nangis sih pas kakeknya Ping meninggal 😭 selebihnya masih dataaaar.

Yah semoga di seri kedua akan semakin dalam dan memikat deh. Tidak sabar menunggu buku Rapijali 2 Menjadi.
Profile Image for M. Iqbal.
118 reviews1 follower
March 5, 2021
Saya membaca beberapa komentar yang menyatakan tidak ada unsur kejutan dalam buku ini. Benarkah? Mungkin mereka benar. Akan tetapi, jujur saya justru menemukannya..

Kejutan itu ialah momen-momen sederhana yang disisipkan dalam bagian yang justru (menurut saya) dianggap remeh oleh beberapa pembaca.

Buat saya, buku ini menarik karena kesederhanaannya. Ya! Buku ini memang hanya Sang Penulis-lah yang mempu membuatnya seperti ini.

Setiap bagian dihadirkan pelan dan sangat haluus.. Setidaknya bagi saya ini tidak terburu-buru. Kemudian, saya menangkap maksud dari "Mencari", ya karena memang setiap tokohnya bisa dikatakan sedang mengalami proses itu..

Banyaknya tokoh yang disajikan jujur saja membuat sedikit rumit. Ada kompleksitas alias keterikatan antar tokoh yang bisa saja menjadi bumerang kekecewaan bagi pembaca nantinya. Saya merasa hal tersebut akan menjadi PR besar bagi Sang Penulis :) Kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya..

Kita tunggu dan kita akan saksikan Ranjau seperti apa yang disiapkan seorang Dee Lestari dalam buku kedua nanti.
4 reviews1 follower
March 9, 2021
The only downside is the ending :( Sebagai buku pertama, belum ada penyelesaian atau pencapaian apapun bagi tokoh utama maupun tokoh-tokoh lainnya. Rasanya seperti baru masuk, mulai kenal dan betah dengan dunia Rapijali, tetapi kita sudah dihadapkan dengan halaman terakhir.

Jujur, berharap sekali buku ini diterbitkan menjadi satu buku utuh, bukannya trilogi. In my personal opinion, dengan kelihaian Dee memainkan alur, menyusun sekuens, membangun karakter tokoh, serta mendeskripsikan (hingga penampilan musik yang tak terdengar bisa dirasakan dan dinikmati), buku ini akan tetap sama memikatnya jika dijadikan satu buku tebal sekalipun (ditambah tema anak remaja yang diangkat membuat cerita dalam buku ini cukup ringan dan menyenangkan).

Namun mengingat target yang ingin digaet bisa jadi merupakan remaja dan young adults, saya rasa buku dengan jumlah halaman lebih dari 800 akan cukup membuat beberapa pembaca dalam kategori tersebut berpikir dua kali. Dan bagi pembaca lainnya yang lebih dewasa, 800 lebih halaman berisi masalah anak remaja yang sedang mencari jati diri mungkin bisa jadi terdengar agak membosankan.

So, I think at this point I can bring myself to respect the author's decision. Can't wait to meet Ping and the gang in the next books!
Profile Image for Hasita Visakha.
147 reviews
June 4, 2022
Udah lama sebenernya mempertimbangkan buat baca Rapijali, cuma karena bukan stand alone jadi ragu. Tapi ternyata buku pertama ini benar-benar SERU! Nggak nyangka aku malah lebih suka tulisan Ibu Suri di sini dibanding novel beliau yang lain.

Vibes remajanya tuh kerasa banget. Mulai dari celetukan, banyolan, hawa-hawa kasmaran, rasa penasaran, kehilangan, semua deh! Lengkap pokoknya! Yang bikin aku agak sedih adalah kenapa Oding dikenalkan lebih dulu tapi porsi dia cuma secuil di buku pertama? 😭

Aku sayang Oding, walau pada akhirnya saat Ping memulai kehidupan di Jakarta, aku juga jadi sayang Rakai, Inggil, Jemi, Buto, bahkan Lodeh 💖

Aku suka dengan cara Ibu Suri menggambarkan interaksi Ping-Rakai-Jemi. Khas anak remaja, tapi apa yaa... kayak beda gitu. Krenyes-krenyes cemburu tak kasatmata itu berasa, nggak perlu pakai penjabaran yang detail. Dan bagian Aki Yuda pergi untuk kembali bersama istri serta anaknya, bikin aku sedih dan langsung nanges bombay pas denger lagu Kinari versi Iwan Fals 😭

Pokoknya ini seru bangett, endingnya juga bikin greget dan ga sabar baca buku kedua.
Profile Image for Arli.
9 reviews
June 8, 2023
Setelah tuntas baca ini rasanya ada rasa Puas di hati🥳🎊Menurut gue Novel ini layak di beri bintang 4😃👍 (sayangnya cerita di novel ini masih bersambung)
Penulisan di buku ini mudah dipahami, lalu kita diajak berkenalan dgn bahasa Sunda tapi tenang aja ada terjemahannya jadi kita bisa Belajar khan👍🤣

Jadi ini novel bercerita tentang satu orang tokoh cewek namanya Ping, dia terpaksa pindah ke Jakarta karna faktor keberuntungan hanya saja dia tidak tahu😆
Lalu dia gabung ikut audisi band di sekolahnya, hingga bertemu dgn 5 remaja & 1 pemuda luar sekolah.

Mereka berjuang keras agar nama band mereka lolos seleksi audisi👍😎 Jalan cerita terasa menarik karna ada tambahan bumbu romantik percintaan khas anak2 SMA, Dewasa & Intrik2 di bidang Politik Pilkada Gubernur😃

Wajar ya... di tahun 2021 novel Rapijali jadi best seller sebab mampu menghibur orang2 yg sedang jalankan program "Stay At Home" saat masa2 pandemi dulu👍
Displaying 1 - 30 of 454 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.