Tak ada yang lebih romantis dari kisah percintaan seorang dewa dan manusia. Dari sanalah tercipta kesatria yang akan selalu menjaga negeri agar tetap damai. Namun, tak semua terlahir sebagai kesatria, dan merekalah penyeimbang. Menguji manusia serta dewa melalui hawa nafsu, cinta, harta, dan wanita.
Buku ini berisi kisah-kisah pewayangan menggambarkan perasaan cinta yang menggentarkan, membakar, dan menyiksa jiwa. Beberapa kisah ada yang berakhir bahagia ada juga yang berakhir tragis. Seperti kisah Trijata dengan cinta bertepuk sebelah tangannya, kisah cinta Srikandi yang menemukan belahan hatinya, atau Sita yang tak lagi merasakan cinta dan kepercayaan.
Menyelami buku ini seperti belajar tentang bagaimana seharusnya kita menghadapi perasaan cinta. Pembaca diajak untuk kembali melihat sisi lain dari cinta melalui cerita wayang. Buku ini akan membawa imajinasi pembaca melayang sampai ke suralaya, tempat bersemayamnya jiwa. Selamat menyelami kisah-kisah dalam dunia pewayangan dengan cinta.
Selama ini mungkin kita yang awam ini mengenal tokoh-tokoh pewayangan sebagai sosok-sosok setengah Dewata dengan kemampuan luar biasa. Pihak baik versus pihak jahat. Yudistira dengan kebijakannya, Bima dengan keberaniannya, Arjuna dengan kekesatriannya, Nakula Sadewa dengan kecerdasannya, Kresna yang penjelmaan awatara Wisnu, dan Pendeta Durna yang luar biasa pengayom. Lalu di sisi lain, ada Patih Sengkuni yang licik, Duryudana yang biangnya Bala Kurawa, Rahwana yang semena mena dan para raksasa Asura yang merupakan lawan tarung para dewa. Semua serba hitam dan putih tanpa ada tempat bagi penikmat wayang untuk menempatkan tokoh favoritnya dalam wilayah abu abu. Seolah tokoh tokoh ini begitu disucikan dan haram hukumnya mengubah pakem yang sudah ada. Wayang pun semakin jauh dari para penikmat awamnya.
Kita cenderung menyukai apa - apa yang dekat dan menyerupai diri kita. Karena itu, lebih banyak yang menyukai Arjuna atau Bima ketimbang sosok sosok Dewata yg tentu lebih adikuasa. Mungkin, banyak yang merasa kurang menyukai wayang hanya karena belum mengenal dunia pewayangan cukup dalam untuk mengetahui bahwa sosok sosok seperti Pandawa, Rama dan Sita, juga Rahwana ternyata tidak jauh berbeda dengan manusia biasa dengan sifat-sifatnya. Memang sudah sejak lama timbul upaya mendekonstruksi dunia pewayangan ini, meruntuhkan yang lama lalu merakitnya lagi dari sudut yang baru dan lebih berimbang: bagaimana jika ternyata Rahwana justru lebih tulus mencintai Sita ketimbang Rama, bagaimana jika Bima hanya memandang fisik karena dia kabur ketika Arimbi masih berwujud raksasa tapi mendekat begitu dia jadi wanita cantik berkat sabda Ibu Kunti, bagaimana jika Yudistira ternyata melecehkan Drupadi, istrinya sendiri.
Buku buku semacam The Palace of Illusion (Divakaruni) atau Rahwana Kisah yang Tersembunyi adalah beberapa karya yang mencoba menulis Kisah wayang dari sudut yang lain. Buku Lakon Asmaraloka ini mungkin juga menghasilkan efek yang sama meskipun tujuannya berbeda. Dari yang awalnya hendak merangkum kisah percintaan antar tokoh dalma dunia pewayangan, bagi saya buku ini malah menjadi semacam kumpulan kisah pendek dunia wayang yang dengan jernih menggenapi banyak bidang kosong dalam pengetahuan saya terkait tokoh dan kisah pewayangan yang merentang panjang. Jika membaca Mahabharata atau Ramayana yang tebal itu terasa bikin menyerah duluan tapi kita telanjur mengikuti versi setial televisinya, buku ini bisa menjadi penjelas yang memudahkan untuk menyambung benang merah ceritanya. Formatnya yang mirip cerpen, pendek hanya terdiri atas raya rata 5 halaman per cerita, membuat proses membacanya tidak membosankan. Ditambah dengan kemampuan penulis menyusun ulang cerita lewat untaian kata-kata khas mahasiswa sastra yang bikin terlena itu. Selain pembaca jadi banyak tahu, juga sangat terhibur.
Alih-alih kaget karena tokoh ini begitu dan tokoh anu begini, saya malah semakin mengagumi dunia pewayangan sebagai sebuah karya susatra yg luar biasa. Gambaran di dalamnya sejatinya mencerminkan manusia dengan segala permasalahannya. Tidak ada yang sempurna kecuali satu: Yang Maha Kuasa. Para kesatria, raja, pandhita, juga raksasa dan raksesi punya kelebihan sekaligus mereka juga sering khilaf. Bahkan kesalahan paling bikin pembaca geleng-geleng kepala malah dilakukan dua tokoh ksatria yang dianggap jawaranya. Satu, adalah Rama yang tetap meragukan janji suci Sita, yang tidak mempercayai istrinya sendiri, bahkan lebih manut pada berita miring yang beredar di luar ketimbang pada simpah setia Sita yang bahkan sudah dibuktikan dengan berjalan di bara api. Kedua, Yudistira yang begitu bodohnya diakali Sengkuni sehingga ikut mempertaruhkan adik-adiknya bahkan juga Drupadi, istrinya sendiri. Janji ksatria baginya lebih harus dipegang ketimbang rasa cintanya pada istrinya sendiri. Dia diam saja melihat istrinya dilecehkan, yang kemudian membuat Drupadi bersumpah. Sumpah yang menjadi bakal dari peperangan besar di Padang Kurusetra. Bahkan Sita sendiri ternyata tidak kalah egoisnya, memaksa Laksmana bersumpah yang kelak menjadi pengikatnya seumur hidup. Bahkan dewa dewa pun tidak tak terbatas. Anak-anak Kresna sendiri harus tumpas dalam peperangan, juga kisah Batara Guru yang tidak bisa menahan birahi sehingga menjadi sebab dari hadirnya Betara Kala atau bencana dan penyakit di muka dunia. Jika direnungkan, semua akibat ada penyebabnya. Dan tokoh-tokoh pewayangan ini dengan begitu indah menyentil kita bahwa manusia tidak ada yang sempurna, pun tidak sepenuhnya hitam dan putih. Seperti tokoh - tokoh pewayangan dengan segala takdir "manusiawi" yang harus mereka jalani.
Aku merasa, cerita cinta-cintaan bisa jadi awalan yang baik untuk mengenal kisah pewayangan. Testimoni : benar sekali! Sekarang aku bisa menyebut nama dan urutan lahir Pandawa Lima, keahlian masing-masing, dan bahwa hampir semuanya anak mami banget (I'm looking at you, Bima!).
Kisah-kisah pewayangan gak cuma menampilkan mitos dengan harimau berubah jadi manusia, atau dewa-dewi yang menjelma manusia. Kisah pewayangan ternyata adalah cermin kenyataan; banyak sekali hal-hal yang "relatable" dan dapat ditemui di keseharian, bahkan bisa jadi sumber pembelajaran!
Perlu dicatat, banyak sekali red flag yang sangat tidak feminis, serta banyak pula kelakuan laki-laki dengan piktor (pikiran kotor) yang bisa menyulut emosi (aku. aku tersulut). Tapi banyak pula cerita-cerita yang membuatku bilang, "aaawwww <3<3", seperti kisah Semar dan Kanestren yang sangat happy family banget. I SHIP YOU GUYS SOOO MUCH! AWWW <3
Aku merekomendasikan buku ini untuk dibaca sebagai pembaca cerita pewayangan pemula, atau yang ingin kenalan dengan cerita pewayangan.
ini kumpulan cerpen dari cerita pewayangan yang menurutku underrated, karena setelah baca ini tuh kayak yang “oalah gini”, bahasanya baku, tapi beberapa kata agak asing, jadi susah pahamnya
Kisah cinta pewayangan yang diceritakan dengan gaya puitis ala lakon wayang dengan kesimpulan cerita sebagai berikut :
1. Sita nyebelin dan sok cantik 2. Karna so sweet 3. Kisah cinta Priyambada yg sangat gemoy 4. Arjuna bajingan brengsek 5. Plotwist asal mula Kerajaan Astina Pura, emang sejatinya Astina Pura adalah hak lahir Rsi Abiyasa 6. Banaspati Bapak yang sangat so sweet,akhirnya jadi tau darimana Prabu Salya (Narasoma) mendapat ajian Chandrabirawa 7. Lah! Kasian Dewa Yama 8. Cerita keluarga Anjani, Ibunya Anoman 9. Gatotkaca jatuh cinta, unyu bgt tingkahnya 10. Pilihan bagus Erawati, intinya jangan sama Arjuna, dia brengsek 11. Ketololan Yudhistira masalah judi 12. Arjuna bajingan brengsek part 2 13. Kisah tragis Banowati 14. Srikandi dan Arjuna bajingan brengsek part 3 15. Masalah keluarga Sri Kresna 16. Hati2 berucap di saat hati penuh amarah 17. Dendam Ramaparasu 18. Dunia gonjang ganjing gara gara 1 wanita 19. Semar dan Kanestren 20. Rama sebagai suami yg gak banget! 21. Kisah tragis Ayah dan Anak 22. Harus jadi cantik agar mau dinikahi Bima 23. Kisah pilu Amba 24. Kunti dan Karna
Overall ceritanya lebih banyak yang tragis dibanding yang happy ending..cocok dibaca untuk pecinta wayang atau semua golongan..ayo lestarikan budaya indonesia dengan membaca kisah wayang, gak kalah seru kok dari kisah2 drama korea.
Sebuah buku yang menggali kisah-kisah asmara dalam dunia pewayangan, dengan intrik, romantisme, dan unsur magis berpadu dengan cara yang unik. Dalam buku ini, kita diajak untuk menyelami cerita-cerita yang mungkin tampak aneh jika dilihat dari perspektif orang biasa, tetapi sebenarnya menyimpan makna mendalam.
Dunia wayang bukan hanya sekadar kisah atau pertunjukan, melainkan merupakan cerminan kehidupan manusia dengan simbol dan pesan tersembunyi. Membaca buku ini kita jadi ikut merasakan betapa kaya dan beragamnya nuansa yang ada dalam setiap lakon. Mulai dari kisah cinta yang tragis, hingga konflik emosional serta dinamika hubungan antara karakter yang kompleks. Ruwet pokoknya, wkwk.
Melalui kisah dari karakter-karakter wayang yang ikonik, buku ini sarat akan pesan-pesan moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Refleksi tentang cinta, pengorbanan, dan makna hidup itu sendiri.
Rasa penasaran saya akan kisah pewayangan, menjadikan saya pada akhirnya membeli dan membaca buku ini. Dan saya sangat suka....
Lewat cerita-cerita dalam buku ini saya jadi mendapatkan banyak pengetahuan bahwa kisah-kisah pewayangan tidak seperti yang sebelumnya saya dengar dan bayangkan.
Lewat buku ini saya jadi tidak suka pada Arjuna, ternyata Arjuna memiliki sifat sedikit angkuh, karena merasa dirinya bisa memikat banyak wanita, dia bisa merendahkan wanita yang pada dasarnya sudah memiliki suami dan menghalalkan segala cara agar bisa memiliki wanita itu. Padahal wanita itu jelas-jelas menolaknya. Bahkan lebih memilih mati, ikut suaminya yang dibunuh Arjuna dibanding menerima cinta Arjuna. Selain angkuh, Arjuna juga tipikal laki-laki yang serakah.
Saya juga tidak suka pada sosok Rama dalam buku ini. Sebelumnya saya selalu menganggap Rama seorang kesatria yang mencintai Shinta, istrinya. Tapi sejak membaca buku ini, andaikata saya di posisi Shinta, lebih baik saya cerai saja dengan Rama dan mencari laki-laki lain yang lebih mempercayai saya. Jika Rama cinta dengan Shinta, harusnya dia bisa percaya pada istrinya seratus persen. Dan hal ini terjadi bukan hanya sekali. Lalu untuk apa Rama menyelamatkan Shinta??
Buku ini membuatku bertanya "adakah kisah wayang yang berakhir bahagia?". Berat rasanya membuka halaman halamannya ketika merasa bahwa setiap kisahnya kelam. Beberapa kisahnya hanya di tulis sampai pernikahan mereka, tetapi dalam bab lain, dengan kisah yang berbeda, kisah sebelumnya ditulis namun dengan akhir kisah mereka yang menyedihkan.
Awalnya aku membaca buku ini agar mengerti tentang cerita wayang melalui kisah asmaranya. Tapi ternyata hal itu sangat sulit. Karena, aku merasa bahwa tiba-tiba muncul tokoh baru. Tiba- tiba ada tokoh lain. Ada juga plot yang disingkat dan atauu tidak dijelaskan, jadi informasi yang kuterima tidak utuh.
Terakhir, aku bersyukur tidak menyukai Arjuna haha. Arjuna playboy dih
Bukunya seruuu bangeet Untuk pembaca yang tertarik dengan kisah pewayangan tapi bingung mau mulai dari mana buku ini cocok buat jadi jembatan untuk orang-orang yang mau mulai baca cerita tentang wayang
Yang orang-orang tau setiap tokoh wayang tuh punya alur ceritanya masing-masing dan saling bersambung antara 1 tokoh dengan tokoh yang lain sebagai orang awam pasti bingung mau mulai dari mana dulu karena ceritanya saling bersambung, dan buku ini tuh menyediakan per-kisah dari setiap tokohnya, 1 bab di buku adalah 1 peristiwa jadi yang awam tidak akan pusing dengan alurnya
Kumpulan cerita pendek penggalan kisah di Ramayana dan Mahabharata Kisah nya tidak selalu manis, ada juga yang berakhir tragis, seperti Sinta-Rama. Ada juga cinta anak ke ayah yg tidak berbalas, atau cinta orang tua ke buah hatinya.