Jump to ratings and reviews
Rate this book

Fantasmagoria

Rate this book
Adinda Balsam merasa dunianya tak cuma satu, tapi tiga. Dunia tempat kakinya berpijak, dunia tempat kepalanya tinggal, dan dunia tempat keduanya tindih-menindih. Dunia di kepala Balsam penuh imajinasi dan pertanyaan yang tak berkesudahan.

Bermula dari bujukan seorang teman, Adinda Balsam akhirnya luluh ikut masuk ke pesantren di pucuk Jawa Timur. Sekolah yang ia pikir akan baik-baik saja ternyata membawa malapetaka. Hari-harinya penuh tekanan dan hukuman hingga nyaris tidak naik kelas. Dia kehilangan orang yang dia cintai. Dia bahkan bertemu paus pembunuh di bak mandi sekolah.

Namun, di pesantren itu juga Balsam bertemu sahabat-sahabat terbaik. Manusia-manusia kuat yang mengajarkannya banyak hal. Hanya saja, apakah itu cukup membuat Balsam bertahan hingga lulus? Atau selamanya ia akan tersesat dalam pikiran yang berkelindan?

328 pages, Paperback

First published August 1, 2020

2 people are currently reading
27 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4 (17%)
4 stars
12 (52%)
3 stars
5 (21%)
2 stars
2 (8%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 4 of 4 reviews
Profile Image for Muhammad Jabar.
1 review
July 18, 2021
Saya benar benar tertarik dengan buku ini sejak pertama kali melihat di postingan instagram @bukugpu di tahun 2020. Covernya yang cantik ditambah dengan sinopsisnya yang menarik membuat saya langsung ingin memiliki buku ini. Cuma sayang waktu itu buku ini hanya diterbitkan dalam versi ebook dan belum tersedia dalam versi cetak. Sayapun urung membeli buku ini karena saya kurang suka membaca buku dalam format ebook. Saya baru membaca buku ini di bulan Juli 2021 saat sudah tersedia dalam versi cetak.

Seperti saya sudah kemukakan di awal. Bahwa novel ini masuk dalam daftar salah satu cover buku fiksi terbaik yang diselenggarakan oleh Anugerah Pembaca Indonesia. Meskipun buku ini belum menang. Tapi menurut saya cover buku ini benar benar sangat cantik apalagi bagi pembaca yang menyukai warna biru dan navy. Pasti sangat ingin mengoleksi buku ini.

Tidak hanya covernya yang cantik. Ternyata isi dari novel ini juga sangat bagus. Sarat akan makna kehidupan. Terutama kehidupan di pondok pesantren. Di lihat dari sinopsisnya saja saya sudah melihat bahwa novel ini berbeda dengan novel novel yang lainnya. Novel yang lain mungkin kebanyakan membahas romance. Tapi novel ini membahas tema lain. Tema seorang gadis remaja dengan perjalanan kehidupannya di pondok pesantren. Suatu novel dengan perspektif yang berbeda dari novel yang lain.

Di dalam novel ini kita akan mengikuti cerita seorang Adinda Balsam, seorang gadis yang sebelumnya tidak mengetahui apa apa tentang ponpes. Tapi karena bujukan dan rayuan teman. Akhirnya iapun masuk ke dalam ponpes tersebut dengan tujuan untuk bertemu dengan sahabatnya tersebut. Tanpa diduga ternyata teman Balsam tersebut malah ke luar dari ponpes tersebut tanpa sebab yang jelas. Meninggalkan Balsam yang sudah terlanjur masuk dalam ponpes tersebut. Ia hampir putus asa dan pulang meninggalkan pondok. Tapi ia akhirnya urung terutama karena sosok kakeknya yang sangat sayang padanya.

Di dalam novel ini kita akan banyak belajar arti persahabatan. Persahabatan antara Balsam dengan teman temannya ini sangat asyik untuk kita ikuti ceritanya. Suka dan duka mereka lewati bersama. Berbagai tragedi terjadi di antara mereka. Tidak hanya itu. Tapi Balsam dan juga teman temannya banyak sekali mendapatkan tekanan dan hukuman dari pengasuh pondok apalagi saat mereka melanggar peraturan. Tragedi dan kesedihan semakin bertambah ketika kakek Balsam. Orang yang sangat dicintainya meninggalkannya untuk selama lamanya. Ia hampir putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya. Tapi itu semua tidak terjadi berkat kekuatannya.

Ada satu bagian yang saya merasa sangat sedih ketika membacanya. Yaitu bagian ketika Balsam menceritakan masa lalunya. Latar belakang kedua orangtuanya. Saya sebagai pembaca merasa sedih melihat hal tersebut. Seorang anak kecil yang harusnya mendapat kasih sayang dari orangtuanya malah mendapatkan suatu tragedi yang mungkin akan ia ingat selama hidupnya.

Di sepanjang novel ini banyak sekali cerita cerita menarik yang disuguhkan. Tidak hanya tragedi dan kesedihan. Di sini kita juga merasakan kuatnya seorang Adinda Balsam. Selain itu. Novel ini juga diselingi dengan humor humor yang membuat kita tidak merasa bosan saat membacanya. Berbagai kejadian yang bikin penasaran masih terjadi hingga menutup novel ini membuat membacanya tidak menjenuhkan . Tetapi malah mengasyikkan. Novel ini sangat penuh dengan makna kehidupan. Sangat cocok dibaca apalagi oleh generasi muda atau orang yang ingin melihat perspektif pondok pesantren dari kacamata novel.

Banyak kalimat kalimat bagus dalam novel ini. Beberapa saya kutip di sini. Antara lain :

• Luka ini mungkin tak bisa sembuh. Mereka
bilang waktu dapat menyembuhkan luka,
mereka salah, waktu tak pernah menyem-
buhkan apa apa. Ia hanya menunda untuk
kemudian meledakkannya. Liku hidup saya
terlalu rumit, panjang kalau diceritakan.

• Memang benar, tempat kembali adalah
tempat yang sudah kita kenal, bukan
tempat asing. Kata "Kembali" juga
mengandung kerinduan dan kemesraan.
Allah sepertinya memilih kata itu dengan
maksud menanamkan dalam benak setiap
orang beriman bahwa perjalanan kematian
adalah perjalanan yang menyenangkan.

Dan masih banyak kalimat kalimat bagus lain yang terdapat di dalam novel ini. Sangat cocok untuk dibaca sebagai penyegaran. Tema yang diangkat anti mainstream. Memiliki banyak pelajaran hidup. Cocok dibaca para remaja.

Yang sampai sekarang masih saya pikirkan di benak saya adalah . Apakah cerita ini adalah cerita nyata yang dibumbuhi fiksi oleh penulis? Karena saya melihat di bagian ucapan terimakasih penulis mengatakan bahwa Ia berterimakasih kepada teman temannya. Terutama yang namanya dicomot di dalam novel ini. Terlepas dari itu. Novel ini benar benar tekesan sangat nyata dan sangat direkomendasikan untuk dibaca. Saya sangat menantikan buku buku selanjutnya dari penulis ini.
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
May 17, 2022
Mungkin mbak Utari ini catatannya lengkap dan rapi, bisa cerita aneka hal pengalaman di pesantren plus perasaannya yg campur aduk. Kemampuan menghadirkan tokoh Adinda Balsam dkk yang ceplas ceplos saat berkumpul dengan Geng Gong para bestie-nya, malah bikin saya sering kali bingung, kalimat ini siapa sih yg sebenarnya mengucapkan? Mungkin perlu sisipan yang bervariasi antarkalimat ketimbang mengira pembaca juga sesungguhnya hadir di tengah adegan. Enggak, kok, Mbak. Kami di sini, di tempat masing-masing. Latar kehidupan Balsam sebenarnya menarik, tapi sekali lagi, cara curhat Adinda kita ini nggak bikin kita terhanyut, melainkan hanya ulur tangan pukpuk kepalanya sebentar sambil bilang, "Sabar, ya, dek," lalu pergi lagi nunggu tukang ketoprak.

Jika anda bingung baca paragraf di atas, nah, begitulah perasaan saat saya membaca novel perdana Adinda Balsam, eh, Pramudya Utari ini 😁
Profile Image for Dea Evani A.
138 reviews3 followers
June 20, 2022
Hmm, aku baca buku ini rasanya semacam numpang liat buku diary orang, antara paham dan gak paham. Sebab ceritanya terasa sangat private, "buat yang tau-tau aja." Karakter tokoh selain tokoh utama kurang dibahas mendalam, kayak seliweran aja habis itu terlupakan, hehe.
Displaying 1 - 4 of 4 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.