Matahari yang sama selalu terbit setiap pagi. Namun, matahari tidak pernah menerbitkan pagi yang sama. Candra Malik, yang akrab disapa Gus Can, menyambut setiap paginya dengan sukacita, dengan untaian kata-kata yang lahir dari kandungan Cinta. Selama ini, pagi menjadi terlalu ringkas untuk dinikmati sejak kita terjebak pada rutinitas keseharian. Semoga, kehadiran buku ini memberi arti mendalam pada usia kasih sayang kita pada orang-orang terkasih. Selamat pagi, Cinta.
Buku ini bicara banyak dengan kata-kata sedikit, lebih menghunjam, dan enak sekali rasanya. (Pidi Baiq, Imam Besar The Panasdalam, Penulis Novel Dilan)
Sajak-sajak Candra Malik merupakan ikhtiar spiritual untuk menghidupkan kembali cinta yang klise menjadi cinta yang klasik. (Joko Pinurbo, penyair)
Lahir di Solo, 25 Maret 1978. Sosok seniman serba bisa. Telah melahirkan album religi Kidung Sufi berkolaborasi dengan para maestro, berkeliling dengan tur konser bersama legenda, melintas batas genre, mewarnai film nasional dengan soundtrack dan scoring, dan meraih Piala Vidia FFI 2014 untuk FTV.
Sufi, penulis lagu dan penyanyi, penulis buku, esai, kolom, dan cerita pendek di media cetak dan online; jurnalis, penyair, pembicara, pemeran, dan pengasuh pesantren. Belajar Tasawuf kepada delapan mursyid dan kini belajar kepada sufi penyair Umbu Landu Paranggi di Bali.
Delapan tahun bekerja sebagai wartawan Jawa Pos; posisi terakhir Koordinator Liputan Jakarta. Lalu, dua tahun silih berganti sebagai kontributor Majalah Art Indonesia, Tabloid Nyata, Travel Lounge Magz, dan dua tahun penuh sebagai kontributor The Jakarta Globe.
Sejak 2012, Candra Malik menjadi Kepala Biro Sastra dan Budaya Pengurus Pusat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, namun tidak aktif lagi menulis laporan jurnalistik sejak memilih berkesenian dan berdakwah. Masih menulis buku serta esai dan kolom di sejumlah media.
Candra Malik meraih Piala Vidia sebagai Penata Musik Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2014 di Palembang untuk Film Televisi (FTV). Mengembangkan Tausiakustik (Tausiah & Akustik), kini ia memperkenalkan DialoQustik (Dialog & Akustik) dan terus berkeliling daerah. Mengasuh Kelas Sufi dan dua tahun ini menyelenggarakan Santri Bernyanyi ke pesantren-pesantren.
Dalam setiap penampilannya bermusik, Candra Malik diiiringi oleh Minladunka Band dan Whirling Dervishes atau Penari Sufi Berputar.
Saya menyukai tulisan-tulisan di sini karena sebagian puisinya membuat saya merasa dicintai. Ada beberapa puisi yg membuat saya merasa terwakilkan untuk menyampaikan pesan saya kepada pasangan saya.
Setiap katanya mengalir perlahan, indah, sekaligus tegas dan menusuk hati. Puisi-puisi tentang kehidupan dan cinta yang begitu dalam, membaca bait-baitnya serasa diajak untuk merenungi diri, beserta apa yang telah diperbuat di kehidupan dan perjalanan cintanya. Setuju dengan apa yang dikatakan Pidi Baiq, buku ini bicara banyak dengan kata-kata sedikit.