What do you think?
Rate this book
Dendam Kesumat - Pledge
Bagaimana kita membayar dosa yang sudah kita lakukan? Apakah orang yang pernah berdosa tidak pantas lagi hidup bahagia? Apakah orang yang pernah melakukan kejahatan tidak boleh mengimpikan kehidupan baru?
Mukai Satoshi puas dengan kehidupannya. Ia adalah salah satu pemilik kedai yang cukup sukses. Ia punya istri dan anak perempuan yang sangat disayanginya. Hidupnya bahagia dan damai. Namun, pada suatu hari… sepucuk surat datang, membawa serta kenangan gelap dan janji mengerikan dari masa lalu yang sudah nyaris dilupakannya.
“Mereka sudah bebas dari penjara.”
Surat itu hanya berisi satu kalimat. Namun, dengan satu kalimat itulah mimpi terburuk Mukai pun dimulai.
Mukai Satoshi puas dengan kehidupannya. Ia adalah salah satu pemilik kedai yang cukup sukses. Ia punya istri dan anak perempuan yang sangat disayanginya. Hidupnya bahagia dan damai. Namun, pada suatu hari… sepucuk surat datang, membawa serta kenangan gelap dan janji mengerikan dari masa lalu yang sudah nyaris dilupakannya.
“Mereka sudah bebas dari penjara.”
Surat itu hanya berisi satu kalimat. Namun, dengan satu kalimat itulah mimpi terburuk Mukai pun dimulai.
312 pages, Paperback
First published January 1, 2015
5 people are currently reading
201 people want to read
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 - 30 of 69 reviews
March 21, 2021
Menarik tapi aku ngerasa bagian akhir kurang nendang.
Secara keseluruhan bacaan yang bagus. Aku suka. Terjemahan enak.
Walaupun buku ini nggak ada pembagian BAB dan seperti tidak ada jeda, tapi tetap asyik dibaca.
Intinya balas dendam itu nggak baik guys. Dosa masa lalu itu emang selalu menghantui. Namun, orang yang dulu pernah berbuat salah dan dosa tidak berarti mereka selamanya jadi orang jahat. Dan perkara memaafkan ituuu... memang susah sih ya.
Secara keseluruhan bacaan yang bagus. Aku suka. Terjemahan enak.
Walaupun buku ini nggak ada pembagian BAB dan seperti tidak ada jeda, tapi tetap asyik dibaca.
Intinya balas dendam itu nggak baik guys. Dosa masa lalu itu emang selalu menghantui. Namun, orang yang dulu pernah berbuat salah dan dosa tidak berarti mereka selamanya jadi orang jahat. Dan perkara memaafkan ituuu... memang susah sih ya.
January 2, 2024
Mukai Satoshi, bartender baru yang bekerja di kedai minuman, bertemu dengan Ochiai yang memintanya membuatkan gin fizz. Keduanya memutuskan untuk menjadi partner dan mereka berdua membuka kedai minuman di daerah Kawagoe.
Lima belas tahun kemudian, kedai milik Satoshi dan Ochiai sukses.
Ochiai masih melajang, sedangkan Satoshi menikah dan memiliki seorang anak. Mereka memiliki kehidupan yang sangat baik.
Kaoru, istri Satoshi, adalah mantan pelanggan kedai minuman milik Satoshi dan Ochiai. Ia terkenal suka mabuk dan berbuat onar. Tetapi hal itu dipicu karena kejadian traumatis yang dialaminya.
Hingga suatu hari Satoshi mendapat surat dari pengirim yang bernama Sakamoto Nobuko.
Surat yang diterima Satoshi berhubungan dengan masa lalunya yang kelam. Ia sering keluar masuk penjara sejak remaja. Selain itu, ia juga kecanduan judi, terlilit utang dan berurusan dengan yakuza. Deadly combo.
Selain Ochiai, pertemuan Satoshi Nobuko mengubah hidupnya. Yang satu jalur lurus, yang satunya jalur kelam. Kontrasnya bikin bergidik.
Aku jadi merenung setelah membaca 120 halaman.
Apakah seseorang yang memiliki masa lalu kelam tidak bisa lepas dari masa lalunya walau sudah berubah dan menjalani hidup dengan baik
Diceritakan dari pov Satoshi. Ketegangan muncul ketika hantu-hantu masa lalunya muncul dan mengancam jiwanya juga keluarganya. Aku suka banget dengan drama petak umpetnya. Nagih banget, pengen terus baca.
Plot building dan pace-nya cukup. Terjemahannya mulus dan sangat page-turner bukunya.
Kekurangan novel ini cuma di narasi yang repetitif dan klimaksnya yang sedikit kurang greget (mungkin karena sering terpapar dengan plotline serupa).
Aku bisa nebak pelakunya, tapi tetap seru plot twistnya.
Recommended untuk yang suka thriller yakuza.
Lima belas tahun kemudian, kedai milik Satoshi dan Ochiai sukses.
Ochiai masih melajang, sedangkan Satoshi menikah dan memiliki seorang anak. Mereka memiliki kehidupan yang sangat baik.
Kaoru, istri Satoshi, adalah mantan pelanggan kedai minuman milik Satoshi dan Ochiai. Ia terkenal suka mabuk dan berbuat onar. Tetapi hal itu dipicu karena kejadian traumatis yang dialaminya.
Hingga suatu hari Satoshi mendapat surat dari pengirim yang bernama Sakamoto Nobuko.
Surat yang diterima Satoshi berhubungan dengan masa lalunya yang kelam. Ia sering keluar masuk penjara sejak remaja. Selain itu, ia juga kecanduan judi, terlilit utang dan berurusan dengan yakuza. Deadly combo.
Selain Ochiai, pertemuan Satoshi Nobuko mengubah hidupnya. Yang satu jalur lurus, yang satunya jalur kelam. Kontrasnya bikin bergidik.
Aku jadi merenung setelah membaca 120 halaman.
Apakah seseorang yang memiliki masa lalu kelam tidak bisa lepas dari masa lalunya walau sudah berubah dan menjalani hidup dengan baik
Diceritakan dari pov Satoshi. Ketegangan muncul ketika hantu-hantu masa lalunya muncul dan mengancam jiwanya juga keluarganya. Aku suka banget dengan drama petak umpetnya. Nagih banget, pengen terus baca.
Plot building dan pace-nya cukup. Terjemahannya mulus dan sangat page-turner bukunya.
Kekurangan novel ini cuma di narasi yang repetitif dan klimaksnya yang sedikit kurang greget (mungkin karena sering terpapar dengan plotline serupa).
Aku bisa nebak pelakunya, tapi tetap seru plot twistnya.
Recommended untuk yang suka thriller yakuza.
February 11, 2022
Wajib baca kalau kamu suka novel thriller yang "fast pace"!
Total halamannya 312 halaman, tapi begitu masuk 50 halaman pertama, rasanya nggak mau berhenti. Antara deg-degan dan penasaran dengan apa yang terjadi dengan tokoh utama.
16 tahun lalu, Mukai Satoshi yang kepepet dikejar yakuza terpaksa menyetujui sebuah perjanjian. Dia tidak menyangka, suatu haru sebuah surat tanpa nama pengirim dialamatkan kepadanya. Mengancam apabila dia tidak memenuhi janjinya dulu, mimpi buruk akan menjadi kenyataan di siang bolong.
Satoshi panik. Antara memenuhi janji atau mencari tahu siapa dalang surat kaleng itu. Bagaimana ada orang yang tahu di mana dia tinggal sekarang? Menyesal pun juga sudah tidak mungkin. Kehidupan bahagia yang dijalaninya merupakan buah dari perjanjian itu.
Lembar demi lembar, pembaca akan ikut berdebar-debar. Ketika surat pertama datang. Ketika ia menjadi kambing hitam dan menjadi buronan polisi. Tapi uniknya, Gaku Yakumaru tidak membuat pembaca kelelahan. Dia masih sempat menyelipkan bagian untuk membuat pembaca bernapas sejenak.
Aku sempat curiga dengan salah dua tokoh lain dalam novel ini. Ketika mencapai 1/4 akhir buku, nama itu disebut sebagai dalang. Tetap saja kaget (& merasa dia jahat banget!!), but not too surprised.
Dendam Kesumat adalah tipe bacaan yang tidak kusangka bisa selesai dalam waktu singkat. Kalau saja dibaca pada akhir pekan, mungkin akan kelar sekali rebahan 😂
Total halamannya 312 halaman, tapi begitu masuk 50 halaman pertama, rasanya nggak mau berhenti. Antara deg-degan dan penasaran dengan apa yang terjadi dengan tokoh utama.
16 tahun lalu, Mukai Satoshi yang kepepet dikejar yakuza terpaksa menyetujui sebuah perjanjian. Dia tidak menyangka, suatu haru sebuah surat tanpa nama pengirim dialamatkan kepadanya. Mengancam apabila dia tidak memenuhi janjinya dulu, mimpi buruk akan menjadi kenyataan di siang bolong.
Satoshi panik. Antara memenuhi janji atau mencari tahu siapa dalang surat kaleng itu. Bagaimana ada orang yang tahu di mana dia tinggal sekarang? Menyesal pun juga sudah tidak mungkin. Kehidupan bahagia yang dijalaninya merupakan buah dari perjanjian itu.
Lembar demi lembar, pembaca akan ikut berdebar-debar. Ketika surat pertama datang. Ketika ia menjadi kambing hitam dan menjadi buronan polisi. Tapi uniknya, Gaku Yakumaru tidak membuat pembaca kelelahan. Dia masih sempat menyelipkan bagian untuk membuat pembaca bernapas sejenak.
Aku sempat curiga dengan salah dua tokoh lain dalam novel ini. Ketika mencapai 1/4 akhir buku, nama itu disebut sebagai dalang. Tetap saja kaget (& merasa dia jahat banget!!), but not too surprised.
Dendam Kesumat adalah tipe bacaan yang tidak kusangka bisa selesai dalam waktu singkat. Kalau saja dibaca pada akhir pekan, mungkin akan kelar sekali rebahan 😂
June 19, 2021
Seru, fast-paced, bacanya cepet meski bukunya lumayan tebal. Waktu pertama kali baca, nggak ada ekspektasi apa pun sih ... kirain ini novel misteri biasa. Ternyata ... nggak se-"biasa" itu. Nagih dan pada akhirnya bikin nggak mau berhenti baca.
Pada paruh awal buku, kita disajikan kehidupan sehari-hari Satoshi si protagonis. Habis itu ada flashback, menceritakan bagaimana konflik cerita ini berawal. Paruh kedua buku, cerita berubah haluan jadi thriller kejar-kejaran. Pas baca bagian-bagian itu saya sempat berhenti sejenak dan merenung ... "Kok premis ini kayak familier, ya?": Seorang pria yang dijebak sebagai tersangka pembunuhan dan berusaha melacak pelaku sebenarnya untuk membuktikan bahwa dia nggak bersalah. (Yah, sebetulnya dibilang "nggak bersalah" (innocent) nggak 100% tepat juga dengan masa lalu kelam Satoshi, tapi intinya, bukan Satoshi pembunuhnya.) Otak saya berpikir keras, di mana ya saya pernah dengar, baca, atau nonton premis kayak gitu?
Lalu ....
Oh, ya. The Fugitive .
Detik itu juga, sensasi baca novel ini pun langsung berubah. Segala hal di novel ini jadi terasa Hollywood sekali. :)))
(Oke, sebetulnya mungkin nggak semirip itu sama The Fugitive. Nggak diceritain bagian polisinya juga (berhubung novel ini memakai sudut pandang orang pertama). Yang jelas, feel novel ini jadi kayak lagi nonton film thriller kejar-kejaran ala Hollywood.)
Barulah ketika menjelang akhir, plot twist demi plot twist mulai diungkap. Saya sempat terbuai ke misdirection yang diarahkan Yakumaru-sensei ... sampai tepat sebelum revelation saya membatin, "Kayaknya habis ini ada twist lagi, nih. Jangan-jangan pelakunya bukan si X melainkan si Y." Terus ternyata betul dong, si Y. :))) Jadi hati-hati, revelation pertama bukan jawabannya. :))))
Saya suka cara pengungkapan plot twist-nya. Beberapa kali pengungkapan ini di-foreshadow di depan melalui narasi Satoshi, tapi cuma separo-separo, jadi pembaca belum punya gambaran utuh tentang kejadian sebenarnya sampai ke bagian revelation terakhir. Akhirnya pembaca pun akan bereaksi, "Ooh, ternyata kejadian aslinya seperti itu, ya ...."
Novel ini mengalir aja tanpa bab-bab. Itu saya nggak masalah. Yang saya kurang sreg adalah tidak adanya bintang tiga (***) sebagai pembatas babak. Nggak tahu sih di novel cetaknya gimana--saya baca ini di Gramdig. Ada beberapa pembatas, tapi dikit banget. Lebih banyak nggak ada. Dan itu bikin ceritanya jadi terkesan lompat-lompat di beberapa bagian: "Lah tadi masih di lokasi ini, masih ngomong sama si itu. Kok tetiba ganti lokasi, ganti adegan?" Nggak ada pemberitahuan sama sekali bahwa si Satoshi udah berpindah, jadi kita sebagai pembacalah yang harus menyesuaikan sendiri.
Novel ini juga menggunakan narasi nonlinear--dalam artian banyak cerita kilas balik ke masa lalu di tengah-tengah narasi masa kini--yang menurut saya juga sama jumpy-nya. Kadang-kadang si Satoshi lagi cerita masa kini, tetahu mengenang memori begitu saja. Gegara itu, di beberapa bagian saya sempat disorientasi latar waktu, bingung kok nggak nyambung, sebelum akhirnya sadar bahwa si Satoshi ini lagi kilas balik/menceritakan kenangan. Paham sih, karena pake POV orang pertama, Satoshi bebas aja mau cerita apa aja kapan aja--toh ini kan, ceritanya, dia yang lagi bercerita. Cuma ya itu, transisinya kurang smooth menurut saya.
Overall saya tetap suka cerita ini, meskipun banyak hal disturbing di sini (saya nggak tahan baca cerita yang ada perkosaannya). Recommended buat yang mau baca novel Jepang rasa film thriller Hollywood.
Pada paruh awal buku, kita disajikan kehidupan sehari-hari Satoshi si protagonis. Habis itu ada flashback, menceritakan bagaimana konflik cerita ini berawal. Paruh kedua buku, cerita berubah haluan jadi thriller kejar-kejaran. Pas baca bagian-bagian itu saya sempat berhenti sejenak dan merenung ... "Kok premis ini kayak familier, ya?": Seorang pria yang dijebak sebagai tersangka pembunuhan dan berusaha melacak pelaku sebenarnya untuk membuktikan bahwa dia nggak bersalah. (Yah, sebetulnya dibilang "nggak bersalah" (innocent) nggak 100% tepat juga dengan masa lalu kelam Satoshi, tapi intinya, bukan Satoshi pembunuhnya.) Otak saya berpikir keras, di mana ya saya pernah dengar, baca, atau nonton premis kayak gitu?
Lalu ....
Oh, ya. The Fugitive .
Detik itu juga, sensasi baca novel ini pun langsung berubah. Segala hal di novel ini jadi terasa Hollywood sekali. :)))
(Oke, sebetulnya mungkin nggak semirip itu sama The Fugitive. Nggak diceritain bagian polisinya juga (berhubung novel ini memakai sudut pandang orang pertama). Yang jelas, feel novel ini jadi kayak lagi nonton film thriller kejar-kejaran ala Hollywood.)
Barulah ketika menjelang akhir, plot twist demi plot twist mulai diungkap. Saya sempat terbuai ke misdirection yang diarahkan Yakumaru-sensei ... sampai tepat sebelum revelation saya membatin, "Kayaknya habis ini ada twist lagi, nih. Jangan-jangan pelakunya bukan si X melainkan si Y." Terus ternyata betul dong, si Y. :))) Jadi hati-hati, revelation pertama bukan jawabannya. :))))
Saya suka cara pengungkapan plot twist-nya. Beberapa kali pengungkapan ini di-foreshadow di depan melalui narasi Satoshi, tapi cuma separo-separo, jadi pembaca belum punya gambaran utuh tentang kejadian sebenarnya sampai ke bagian revelation terakhir. Akhirnya pembaca pun akan bereaksi, "Ooh, ternyata kejadian aslinya seperti itu, ya ...."
Novel ini mengalir aja tanpa bab-bab. Itu saya nggak masalah. Yang saya kurang sreg adalah tidak adanya bintang tiga (***) sebagai pembatas babak. Nggak tahu sih di novel cetaknya gimana--saya baca ini di Gramdig. Ada beberapa pembatas, tapi dikit banget. Lebih banyak nggak ada. Dan itu bikin ceritanya jadi terkesan lompat-lompat di beberapa bagian: "Lah tadi masih di lokasi ini, masih ngomong sama si itu. Kok tetiba ganti lokasi, ganti adegan?" Nggak ada pemberitahuan sama sekali bahwa si Satoshi udah berpindah, jadi kita sebagai pembacalah yang harus menyesuaikan sendiri.
Novel ini juga menggunakan narasi nonlinear--dalam artian banyak cerita kilas balik ke masa lalu di tengah-tengah narasi masa kini--yang menurut saya juga sama jumpy-nya. Kadang-kadang si Satoshi lagi cerita masa kini, tetahu mengenang memori begitu saja. Gegara itu, di beberapa bagian saya sempat disorientasi latar waktu, bingung kok nggak nyambung, sebelum akhirnya sadar bahwa si Satoshi ini lagi kilas balik/menceritakan kenangan. Paham sih, karena pake POV orang pertama, Satoshi bebas aja mau cerita apa aja kapan aja--toh ini kan, ceritanya, dia yang lagi bercerita. Cuma ya itu, transisinya kurang smooth menurut saya.
Overall saya tetap suka cerita ini, meskipun banyak hal disturbing di sini (saya nggak tahan baca cerita yang ada perkosaannya). Recommended buat yang mau baca novel Jepang rasa film thriller Hollywood.
March 25, 2023
4,5/5 ⭐️
Gak berekspektasi sama buku ini, ternyata bagus. Bukunya fast-paced dan ngalir, bikin nggak mau berhenti baca. Walaupun udah nebak siapa pelaku sebenarnya dan ternyata benar dugaanku, buku ini tetap seru.
Gak berekspektasi sama buku ini, ternyata bagus. Bukunya fast-paced dan ngalir, bikin nggak mau berhenti baca. Walaupun udah nebak siapa pelaku sebenarnya dan ternyata benar dugaanku, buku ini tetap seru.
May 14, 2021
Agak-agak galau untuk merating novel ini.
Jadi begini, 90% saat membaca, aku benar-benar tidak suka dengan karakter dasar si protagonis: berniat mangkir dari janji yang dibuat pada seorang wanita tua, ditambah lagi pembohong, penakut, bekas penjahat dan pemerkosa, jago kandang yang beraninya hanya sama orang-orang yang pernah dikenalnya dahulu, cukup cerdik dalam merencanakan tindakannya saat itu tapi tidak cukup pandai untuk melihat rencana pihak musuh. Sepanjang buku, isinya dia dikejar-kejar janji yang dibuatnya sendiri sekian tahun lalu. Aku tidak bisa menikmati kisah ini.
Nah tapi ternyata di detik-detik terakhir, twistnya memperlihatkan kalau karakterisasi tokoh utama itu ada bagian yang disembunyikan, yang membuatnya... yah dibilang punya alasan untuk berbuat seperti itu. Twistnya juga menjalinkan tokoh-tokoh di sekitar si protagonis dalam jaringan nasib yang cukup rumit. Bagian itu aku suuka sekali. Tapii yaaa itu, ini adanya di bagian akhir sekali..
Tentang 2 orang yang jadi sasaran dendam kesumat ini , Kadokura dan Iiyama, peran mereka terasa jaauuhh di belakang layar, cuma jadi pelengkap dan alasan saja.
Terus judulnya, aku agak merasa gak sreg dengan terjemahan bahasa indonesianya, Dendam Kesumat, karena menurutku ini gak terlalu pas buat menggambarkan si protagonis. Sedangkan terjemahan judul bahasa inggrisnya Pledge, kurasa lebih pas, karena itulah inti perburuan di buku ini, sumpah janji si protagonis terhadap seorang ibu yang terluka hatinya.
Tentang covernya, aku memang kurang suka model ilustrasi wajah yang terdistraksi seperti ini sih, jadi ya 👎
Setelah mempertimbangkan kiri kanan, akhirnya kasih 3 bintang aja lah, pas di tengah-tengah.
Jadi begini, 90% saat membaca, aku benar-benar tidak suka dengan karakter dasar si protagonis: berniat mangkir dari janji yang dibuat pada seorang wanita tua, ditambah lagi pembohong, penakut, bekas penjahat dan pemerkosa, jago kandang yang beraninya hanya sama orang-orang yang pernah dikenalnya dahulu, cukup cerdik dalam merencanakan tindakannya saat itu tapi tidak cukup pandai untuk melihat rencana pihak musuh. Sepanjang buku, isinya dia dikejar-kejar janji yang dibuatnya sendiri sekian tahun lalu. Aku tidak bisa menikmati kisah ini.
Nah tapi ternyata di detik-detik terakhir, twistnya memperlihatkan kalau karakterisasi tokoh utama itu ada bagian yang disembunyikan, yang membuatnya... yah dibilang punya alasan untuk berbuat seperti itu. Twistnya juga menjalinkan tokoh-tokoh di sekitar si protagonis dalam jaringan nasib yang cukup rumit. Bagian itu aku suuka sekali. Tapii yaaa itu, ini adanya di bagian akhir sekali..
Tentang 2 orang yang jadi sasaran dendam kesumat ini , Kadokura dan Iiyama, peran mereka terasa jaauuhh di belakang layar, cuma jadi pelengkap dan alasan saja.
Terus judulnya, aku agak merasa gak sreg dengan terjemahan bahasa indonesianya, Dendam Kesumat, karena menurutku ini gak terlalu pas buat menggambarkan si protagonis. Sedangkan terjemahan judul bahasa inggrisnya Pledge, kurasa lebih pas, karena itulah inti perburuan di buku ini, sumpah janji si protagonis terhadap seorang ibu yang terluka hatinya.
Tentang covernya, aku memang kurang suka model ilustrasi wajah yang terdistraksi seperti ini sih, jadi ya 👎
Setelah mempertimbangkan kiri kanan, akhirnya kasih 3 bintang aja lah, pas di tengah-tengah.
January 2, 2023
i would definitely recomend this book!!
aku suka banget sm buku ini, padahal dari awal ga expect apa-apa.. kirain cuma buku misteri thriller biasa lah.. tapi ternyata gak 'biasa' 😆
buku ini alurnya cepat & tepat, yang tentunya aku suka yaa, karna aku ga suka buku yg alurnya lamban hehe lebih suka yg to the point & teratur
tentunya buku ini ada adegan disturbingnya, jadi bagi kalian yg mau baca silahkan cek tw nya dulu ya😊
karena aku sendiri cukup merinding pas ketemu adegan tersebut
aku suka banget sm buku ini, padahal dari awal ga expect apa-apa.. kirain cuma buku misteri thriller biasa lah.. tapi ternyata gak 'biasa' 😆
buku ini alurnya cepat & tepat, yang tentunya aku suka yaa, karna aku ga suka buku yg alurnya lamban hehe lebih suka yg to the point & teratur
tentunya buku ini ada adegan disturbingnya, jadi bagi kalian yg mau baca silahkan cek tw nya dulu ya😊
karena aku sendiri cukup merinding pas ketemu adegan tersebut
July 7, 2021
Actual rate : 3.5 bintang
Mukai Satoshi, yang saat ini hidup damai dan bahagia bersama anak dan istrinya, harus berhadapan dengan terror melalui surat yang datang tiba-tiba. "Mereka sudah bebas dari penjara", begini kurang lebih isi suratnya. Masalahnya yang mengirimkan surat adalah seseorang yang mengaku sebagai Sakamoto Nobuko, nenek tua yang ditemui Satoshi 15 tahun yang lalu, dan seharusnya telah meninggal karena kanker stadium akhir yang dideritanya.
Isi suratnya memang sederhana sekali, hanya berisi informasi. Tapi bagi Satoshi, rangkaian kalimat itu mengembalikan ingatannya ke 15 tahun yang lalu saat dia membuat perjanjian dengan Sakamoto Nobuko. Nobuko berjanji akan memberikan sejumlah uang untuk dipakai Satoshi melarikan diri dari yakuza, tetapi dengan syarat Satoshi harus membunuh Kadokura Toshimitsu dan IIyama Kenji, 2 orang pembunuh putri Nobuko, setelah mereka bebas dari penjara. Karena merasa terdesak, Satoshi akhirnya terpaksa mengiyakan perjanjian tersebut. Siapa yang menyangka bahwa di kemudian hari, dendam kesumat Nobuko masih akan terus memburu dan mengancam akan merebut kebahagiaan Satoshi?
Review
Narasinya enak banget buat diikutin, ngalir dan tau2 udah kelar aja ini buku. Alurnya juga cepat dan bikin ngos-ngosan walaupun di beberapa bagian agak repetitif nyeritain dilema Mukai Satoshi. Meski dilema Satoshi ini sangat manusiawi dan kalau kita dihadapkan dengan kondisi begitu tentu saja akan mengalami ruminansi pikiran yang sama, tapi menurutku gak perlu lah disisipkan sesering itu.
Btw, Mukai Satoshi ini sekarang kerjanya jadi owner kedai dan resto gitu, tapi walaupun owner doi tetap turun langsung juga sebagai bartender di kedainya. Pas baca novel ini, aku jadi tau macam2 jenis minuman beralkohol : martini, gin fizz, gin tonic, screw driver, scotch whisky, gimlet, dan masih banyak lagi. Abis bikin review ini sepertinya akan search di Google penampakan dari minuman yang tadi kutulis wkwkw.
Buku ini cukup thrilling apalagi di bagian duh itu seru banget! Aku jadi ikutan capek dan ngantuk krn Satoshi kurang tidur! Untuk pelakunya aku udah sempat curiga tapi ga curiga banget, justru lebih curiga sama *sensor*!!
Seandainya endingnya memuaskan, lebih thrilling, dan gak anti klimaks, buku ini bakalan jadi 4 bintang!!
Mukai Satoshi, yang saat ini hidup damai dan bahagia bersama anak dan istrinya, harus berhadapan dengan terror melalui surat yang datang tiba-tiba. "Mereka sudah bebas dari penjara", begini kurang lebih isi suratnya. Masalahnya yang mengirimkan surat adalah seseorang yang mengaku sebagai Sakamoto Nobuko, nenek tua yang ditemui Satoshi 15 tahun yang lalu, dan seharusnya telah meninggal karena kanker stadium akhir yang dideritanya.
Isi suratnya memang sederhana sekali, hanya berisi informasi. Tapi bagi Satoshi, rangkaian kalimat itu mengembalikan ingatannya ke 15 tahun yang lalu saat dia membuat perjanjian dengan Sakamoto Nobuko. Nobuko berjanji akan memberikan sejumlah uang untuk dipakai Satoshi melarikan diri dari yakuza, tetapi dengan syarat Satoshi harus membunuh Kadokura Toshimitsu dan IIyama Kenji, 2 orang pembunuh putri Nobuko, setelah mereka bebas dari penjara. Karena merasa terdesak, Satoshi akhirnya terpaksa mengiyakan perjanjian tersebut. Siapa yang menyangka bahwa di kemudian hari, dendam kesumat Nobuko masih akan terus memburu dan mengancam akan merebut kebahagiaan Satoshi?
Review
Narasinya enak banget buat diikutin, ngalir dan tau2 udah kelar aja ini buku. Alurnya juga cepat dan bikin ngos-ngosan walaupun di beberapa bagian agak repetitif nyeritain dilema Mukai Satoshi. Meski dilema Satoshi ini sangat manusiawi dan kalau kita dihadapkan dengan kondisi begitu tentu saja akan mengalami ruminansi pikiran yang sama, tapi menurutku gak perlu lah disisipkan sesering itu.
Btw, Mukai Satoshi ini sekarang kerjanya jadi owner kedai dan resto gitu, tapi walaupun owner doi tetap turun langsung juga sebagai bartender di kedainya. Pas baca novel ini, aku jadi tau macam2 jenis minuman beralkohol : martini, gin fizz, gin tonic, screw driver, scotch whisky, gimlet, dan masih banyak lagi. Abis bikin review ini sepertinya akan search di Google penampakan dari minuman yang tadi kutulis wkwkw.
Buku ini cukup thrilling apalagi di bagian duh itu seru banget! Aku jadi ikutan capek dan ngantuk krn Satoshi kurang tidur! Untuk pelakunya aku udah sempat curiga tapi ga curiga banget, justru lebih curiga sama *sensor*!!
Seandainya endingnya memuaskan, lebih thrilling, dan gak anti klimaks, buku ini bakalan jadi 4 bintang!!
May 21, 2023
Solid 4/5🌟
(📚59/100)
@unn.withbooks 🌻
(📚59/100)
@unn.withbooks 🌻
April 25, 2025
Novel-novel kayak gini bikin aku mikir bahwa terkadang manusia penulis itu jauh lebih kejam daripada Tuhan!* 😣 Orang udah susah-susah tobat, eh tetep aja dibikin sial dengan diungkit-ungkit dosa masa lalunya.
Tokoh utama novel ini adalah Takato Fumiya, lelaki yang separuh wajahnya dihiasi tanda lahir. Kebetulan sebelum baca ini, aku sempat nonton video perempuan yang separuh wajahnya punya tanda lahir hitam di channel Born Different. Jadi aku langsung punya gambaran soal kondisi Fumiya. Gara-gara wajahnya itu, dia dikucilkan oleh lingkungan, dan akhirnya susah mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang bisa dia dapatkan adalah pekerjaan-pekerjaan ilegal dari kelompok yang dipimpin orang yang bernama Makabe.
Sialnya, kemudian dia berurusan dengan yakuza. Para yakuza itu menyudutkannya dan mengancam akan mengambil organ-organ tubuhnya jika dia tak bisa membayarkan sejumlah uang. Panik, dia menusuk salah satu yakuza pengancamnya dan akhirnya kabur. Jelas saja dia akhirnya diburu oleh kelompok yakuza ini.
Dalam kondisi hilang arah, dia menolong seorang nenek tua mengambil jeruk yang jatuh dari kantong belanjanya. Tak diduga, nenek ini malah mengundangnya ke rumah untuk makan bersama. Setelah hari itu, sembari menyembunyikan diri dari kejaran para yakuza, sesekali dia mengunjungi nenek yang tinggal sebatang kara itu. Takato masih berhubungan Makabe untuk memantau pergerakan para yakuza. Mengetahui dirinya makin diburu, Takato pun kalut. Akhirnya dia menceritakan masalahnya pada sang nenek karena terus ditanyai.
Nenek ini bernama Sakamoto Nobuko. Seharusnya dia punya cucu. Namun, ketika remaja, cucunya dibunuh dengan sadis oleh dua pria Kadokura dan Iiyama Kenji setelah sebelumnya diperkosa. Setelah diculik, kedua orang ini memperkosa sang cucu berkali-kali dalam keadaan terantai. Mereka lalu ilfil setelah melihat remaja ini buang air kecil dan buang kotoran di tempat. Setelah itu mereka menyiksa sang cucu sampai mati. Tubuhnya dimutilasi. Anehnya, kedua orang ini tidak dihukum mati (bagaimana sebenarnya hukum di Jepang itu?). Nobuko sudah berusaha menjalankan aksi protes setelah tahu keduanya hanya dipenjara. Dia bahkan nyaris membakar dirinya sendiri di depan gedung persidangan.
Nobuko sendiri sebenarnya sedang sekarat karena menderita kanker rahim parah. Dia punya uang simpanan beberapa juta yen yang sebenarnya ia persiapkan untuk biaya pemakamannya. Setelah mendengarkan cerita Takato Fumiya, secara mengejutkan Nobuko menawarkan untuk memberikan semua uangnya pada Fumiya agar dia bisa operasi plastik dan mengganti identitasnya agar selamat dari kejaran yakuza. Syaratnya? Fumiya harus berjanji bahwa dia akan membunuh dua pemerkosa cucu Nobuko setelah mereka bebas dari penjara.
JRENG!
JRENG!
Zoom in zoom out zoom in zoom out.
Fumiya awalnya jelas nggak mau. Namun, karena terjepit akhirnya dia menerima tawaran itu. Toh akhirnya Nobuko akan mati sebelum kedua penjahat itu bebas, kan?
Dengan bantuan Makabe yang menerima uang Nobuko, akhirnya Fumiya bisa operasi plastik dan mengganti identitasnya menjadi Satoshi Mukai. Dia bahkan bisa tinggal di rumah orang itu. Satoshi Mukai adalah orang yang tiba-tiba saja menghilang. Aku teringat soal distrik tersembunyi di Tokyo yang berisi orang-orang yang kabur dari rumah atau memutuskan menghilang dari kehidupan lamanya. Wilayah untuk orang-orang yang membuang dirinya sendiri. Tak ada satu pun yang mencari mereka. Mungkin Satoshi Mukai yang asli termasuk orang-orang ini.
Setelah berganti identitas, Fumiya yang kini jadi Satoshi Mukai kemudian bekerja sebagai asisten bartender dan hidup secara lurus. Suatu hari seorang lelaki bernama Ochiai mulai menjadi pelanggan tetapnya dan lalu menawarinya untuk bekerja di bar yang akan dia buka. Ochiai menganggap kemampuan Satoshi dalam meracik minuman terbilang bagus dan sehingga ia layak menjadi bartender utama di barnya.
Setelah dibujuk beberapa lama, Satoshi pun akhirnya mau. Bar itu cukup sukses. Satoshi bahkan bisa menikah dengan seorang perempuan bernama Kaoru. Tadinya Kaoru adalah pelanggan Satoshi yang suka mabuk-mabukan sampai malam. Rupanya Kaoru sendiri punya masalah pelik dalam hidupnya. Akhirnya Satoshi pun menikahi Kaoru, hidup bahagia, dan memiliki seorang anak perempuan mungil bernama Honoka. Satoshi akhirnya berhasil membangun keluarga yang normal.
Namun, ketika semuanya berjalan dengan lancar, tiba-tiba Satoshi dikirimi surat oleh Nobuko yang mengabarkan bahwa Kadokura dan Iiyama Kenji sudah dibebaskan. Dalam surat itu, Nobuko menagih janji Satoshi. Kagetlah Satoshi. Dia pun berusaha menyelidiki Nobuko hingga mendatangi pemilik lama apartemen Akebono Heights yang dulu didiami Nobuko. Di masa kini, apartemen itu sudah dibeli oleh perusahaan properti lain dan dibangun jadi apartemen baru. Satoshi makin kaget karena mendapat berita bahwa Sakamoto Nobuko sudah meninggal. Lah, terus siapa orang yang mengiriminya surat? Satoshi tidak bisa melaporkan hal itu ke polisi karena itu berarti dia harus membongkar soal pemalsuan identitas dan kisah ketika dia menusuk anggota yakuza dulu.
Tak lama setelah itu Satoshi mendapatkan ancaman. "Kalau kau tak menepati janjimu, kau akan mengalami neraka yang sama denganku."
Ancaman itu meningkat setelah Satoshi dikirimi smartphone oleh "Nobuko". Orang yang mengiriminya ponsel menghubunginya dan bicara dengan suara yang disamarkan alat, mengaku sebagai arwah Nobuko. Orang itu mengancam akan menyakiti istri dan terutama anak Satoshi. Dia lalu mengirimkan foto-foto lokasi Honoka, anak Satoshi, untuk membuktikan bahwa dia terus mengawasi gadis itu. Paniklah Satoshi. Orang itu lalu mengatakan akan membebaskan Satoshi jika ia mau membunuh setidaknya satu dari dua pemerkosa.
Dari berita-berita, Satoshi tahu bahwa Kadokuralah yang pertama kali mencetuskan ide penculikan cucu Nobuko. Maka ia pun mendatangi lelaki itu untuk membunuhnya. Namun, setelah berhasil mendekati Kadokura dan mendapat kesempatan, Satoshi tak sanggup membunuh pria itu. Yang mengejutkan, keesokan harinya siaran berita lalu menyiarkan bahwa Kadokura sudah terbunuh.
Orang yang mengaku sebagai arwah Nobuko kemudian menyalahkan Satoshi yang kehilangan nyali saat dia seharusnya bisa membunuh Kadokura. Sang penelepon mendesak Satoshi untuk membunuh Iiyama Kenji, kalau tidak, Honoka benar-benar akan dicelakai.
Yang lebih bikin jengkel lagi adalah ... penelepon itu bilang bahwa ia sudah menaruh sidik jari Satoshi di pisau yang digunakan untuk menusuk Kadokura. Penelepon itu juga sudah melaporkan Satoshi ke polisi. Jika Satoshi ditangkap, dia jelas akan dijatuhi hukuman penjara dalam waktu lama. Dan selama ia dipenjara, dia tidak akan bisa menjaga Kaoru dan Honoka yang akan dicelakai si penelepon. Si penelepon bilang, dia takkan mencelakai Kaoru dan Honoka jika Satoshi mau membunuh Iiyama Kenji.
Satoshi benar-benar dibuat tak berkutik. Dia tak punya pilihan lain selain mencari Iiyama Kenji sambil menghindari kejaran polisi. Dia harus membunuh pria itu sebelum dirinya sendiri ditangkap.
Haaaaah. Aku mulai menebak-nebak siapa sebenarnya yang sudah menjebak Satoshi sedemikian rupa. Kecurigaanku mengerucut pada satu orang (atau dua???) karena yang bisa menaruh sidik jari Satoshi di pisau yang digunakan untuk membunuh Kadokura cuma segelintir orang. Aku menduga pelakunya punya hubungan dengan wanita yang pernah diperkosa Satoshi sebelum dia masuk penjara. Ya, Takato Fumiya ternyata pernah memerkosa wanita dan ini baru dibuka di pertengahan cerita.
"Kuampret! Aku dibuat bersimpati pada pelaku pemerkosaan?!" pikirku geram.
Bagaimanapun dalam cerita ini, Satoshi sudah berusaha bertobat dan menghapus masa lalunya. Dia menjadi suami, ayah, dan bos yang baik. Superbaik malah. Namun, mungkin orang yang masih mendendam padanya (karena kasus pemerkosaannya dulu???) tak terima jika Satoshi bisa menjalani hidupnya dengan baik dan bahagia. Sepanjang hidup, kita mungkin sudah pernah disakiti dan dikhianati sedemikian rupa oleh beberapa orang. Bayangkan bagaimana rasanya jika bertahun-tahun kemudian kita mengetahui orang itu sudah bertobat, jadi orang baik, menjalani hidup dengan baik, bahkan dianggap baik oleh orang-orang di sekitarnya, sementara kita sendiri belum sembuh dari luka hebat yang sudah dia timbulkan? Jelas nggak ikhlas.
Fiuh. Still... Everyone must have their own hidden chapters. Kita pasti punya aib-aib dan dosa yang ingin kita kubur dalam-dalam, terutama jika kita sudah berusaha keras memperbaiki hidup. Cerita ini rasanya bikin putus asa orang-orang yang ingin bebas dari masa lalu yang buruk.
Kejam. Manusia penulis memang bisa lebih kejam dari Tuhan. *Saat menulis ini, aku tidak bermaksud bahwa takdir Tuhan itu kejam. Beberapa kali aku menyimak berita, podcast, atau membaca buku tentang kisah nyata orang-orang yang berhasil bertobat setelah melakukan kesalahan fatal atau bahkan kejahatan. Cerita-cerita itu memberikan harapan, bahwa Tuhan selaku kasih kesempatan orang untuk punya titik balik yang baik. Makanya aku bilang bahwa manusia penulis yang bisa memikirkan fantasi yang menyudutkan tokohnya yang sudah bertobat ini sangat kejam. Kita tahu dari sejarah soal orang-orang sinting berkuasa seperti Fir'aun yang mengaku Tuhan. Namun, manusia tidak akan pernah bisa menjadi Tuhan. Karena, andai dia diberi kekuatan untuk jadi Tuhan pun, dia akan jadi sangat kejam. Jauh lebih kejam daripada Tuhan yang selama ini sering dituduh kejam oleh beberapa pihak.
Pada akhirnya, tebakanku soal pelakunya benar. Namun, twist kebenaran dari kasus masa lalu Takato Fumiya benar-benar mencengangkan. Nggak nyangka. Astaga. Ada alasan yang sangat mengharukan di balik dipenjaranya Takato Fumiya atas tuduhan pemerkosaan dulu.
Harus. Punya. Buku. Ini.
Tokoh utama novel ini adalah Takato Fumiya, lelaki yang separuh wajahnya dihiasi tanda lahir. Kebetulan sebelum baca ini, aku sempat nonton video perempuan yang separuh wajahnya punya tanda lahir hitam di channel Born Different. Jadi aku langsung punya gambaran soal kondisi Fumiya. Gara-gara wajahnya itu, dia dikucilkan oleh lingkungan, dan akhirnya susah mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang bisa dia dapatkan adalah pekerjaan-pekerjaan ilegal dari kelompok yang dipimpin orang yang bernama Makabe.
Sialnya, kemudian dia berurusan dengan yakuza. Para yakuza itu menyudutkannya dan mengancam akan mengambil organ-organ tubuhnya jika dia tak bisa membayarkan sejumlah uang. Panik, dia menusuk salah satu yakuza pengancamnya dan akhirnya kabur. Jelas saja dia akhirnya diburu oleh kelompok yakuza ini.
Dalam kondisi hilang arah, dia menolong seorang nenek tua mengambil jeruk yang jatuh dari kantong belanjanya. Tak diduga, nenek ini malah mengundangnya ke rumah untuk makan bersama. Setelah hari itu, sembari menyembunyikan diri dari kejaran para yakuza, sesekali dia mengunjungi nenek yang tinggal sebatang kara itu. Takato masih berhubungan Makabe untuk memantau pergerakan para yakuza. Mengetahui dirinya makin diburu, Takato pun kalut. Akhirnya dia menceritakan masalahnya pada sang nenek karena terus ditanyai.
Nenek ini bernama Sakamoto Nobuko. Seharusnya dia punya cucu. Namun, ketika remaja, cucunya dibunuh dengan sadis oleh dua pria Kadokura dan Iiyama Kenji setelah sebelumnya diperkosa. Setelah diculik, kedua orang ini memperkosa sang cucu berkali-kali dalam keadaan terantai. Mereka lalu ilfil setelah melihat remaja ini buang air kecil dan buang kotoran di tempat. Setelah itu mereka menyiksa sang cucu sampai mati. Tubuhnya dimutilasi. Anehnya, kedua orang ini tidak dihukum mati (bagaimana sebenarnya hukum di Jepang itu?). Nobuko sudah berusaha menjalankan aksi protes setelah tahu keduanya hanya dipenjara. Dia bahkan nyaris membakar dirinya sendiri di depan gedung persidangan.
Nobuko sendiri sebenarnya sedang sekarat karena menderita kanker rahim parah. Dia punya uang simpanan beberapa juta yen yang sebenarnya ia persiapkan untuk biaya pemakamannya. Setelah mendengarkan cerita Takato Fumiya, secara mengejutkan Nobuko menawarkan untuk memberikan semua uangnya pada Fumiya agar dia bisa operasi plastik dan mengganti identitasnya agar selamat dari kejaran yakuza. Syaratnya? Fumiya harus berjanji bahwa dia akan membunuh dua pemerkosa cucu Nobuko setelah mereka bebas dari penjara.
JRENG!
JRENG!
Zoom in zoom out zoom in zoom out.
Fumiya awalnya jelas nggak mau. Namun, karena terjepit akhirnya dia menerima tawaran itu. Toh akhirnya Nobuko akan mati sebelum kedua penjahat itu bebas, kan?
Dengan bantuan Makabe yang menerima uang Nobuko, akhirnya Fumiya bisa operasi plastik dan mengganti identitasnya menjadi Satoshi Mukai. Dia bahkan bisa tinggal di rumah orang itu. Satoshi Mukai adalah orang yang tiba-tiba saja menghilang. Aku teringat soal distrik tersembunyi di Tokyo yang berisi orang-orang yang kabur dari rumah atau memutuskan menghilang dari kehidupan lamanya. Wilayah untuk orang-orang yang membuang dirinya sendiri. Tak ada satu pun yang mencari mereka. Mungkin Satoshi Mukai yang asli termasuk orang-orang ini.
Setelah berganti identitas, Fumiya yang kini jadi Satoshi Mukai kemudian bekerja sebagai asisten bartender dan hidup secara lurus. Suatu hari seorang lelaki bernama Ochiai mulai menjadi pelanggan tetapnya dan lalu menawarinya untuk bekerja di bar yang akan dia buka. Ochiai menganggap kemampuan Satoshi dalam meracik minuman terbilang bagus dan sehingga ia layak menjadi bartender utama di barnya.
Setelah dibujuk beberapa lama, Satoshi pun akhirnya mau. Bar itu cukup sukses. Satoshi bahkan bisa menikah dengan seorang perempuan bernama Kaoru. Tadinya Kaoru adalah pelanggan Satoshi yang suka mabuk-mabukan sampai malam. Rupanya Kaoru sendiri punya masalah pelik dalam hidupnya. Akhirnya Satoshi pun menikahi Kaoru, hidup bahagia, dan memiliki seorang anak perempuan mungil bernama Honoka. Satoshi akhirnya berhasil membangun keluarga yang normal.
Namun, ketika semuanya berjalan dengan lancar, tiba-tiba Satoshi dikirimi surat oleh Nobuko yang mengabarkan bahwa Kadokura dan Iiyama Kenji sudah dibebaskan. Dalam surat itu, Nobuko menagih janji Satoshi. Kagetlah Satoshi. Dia pun berusaha menyelidiki Nobuko hingga mendatangi pemilik lama apartemen Akebono Heights yang dulu didiami Nobuko. Di masa kini, apartemen itu sudah dibeli oleh perusahaan properti lain dan dibangun jadi apartemen baru. Satoshi makin kaget karena mendapat berita bahwa Sakamoto Nobuko sudah meninggal. Lah, terus siapa orang yang mengiriminya surat? Satoshi tidak bisa melaporkan hal itu ke polisi karena itu berarti dia harus membongkar soal pemalsuan identitas dan kisah ketika dia menusuk anggota yakuza dulu.
Tak lama setelah itu Satoshi mendapatkan ancaman. "Kalau kau tak menepati janjimu, kau akan mengalami neraka yang sama denganku."
Ancaman itu meningkat setelah Satoshi dikirimi smartphone oleh "Nobuko". Orang yang mengiriminya ponsel menghubunginya dan bicara dengan suara yang disamarkan alat, mengaku sebagai arwah Nobuko. Orang itu mengancam akan menyakiti istri dan terutama anak Satoshi. Dia lalu mengirimkan foto-foto lokasi Honoka, anak Satoshi, untuk membuktikan bahwa dia terus mengawasi gadis itu. Paniklah Satoshi. Orang itu lalu mengatakan akan membebaskan Satoshi jika ia mau membunuh setidaknya satu dari dua pemerkosa.
Dari berita-berita, Satoshi tahu bahwa Kadokuralah yang pertama kali mencetuskan ide penculikan cucu Nobuko. Maka ia pun mendatangi lelaki itu untuk membunuhnya. Namun, setelah berhasil mendekati Kadokura dan mendapat kesempatan, Satoshi tak sanggup membunuh pria itu. Yang mengejutkan, keesokan harinya siaran berita lalu menyiarkan bahwa Kadokura sudah terbunuh.
Orang yang mengaku sebagai arwah Nobuko kemudian menyalahkan Satoshi yang kehilangan nyali saat dia seharusnya bisa membunuh Kadokura. Sang penelepon mendesak Satoshi untuk membunuh Iiyama Kenji, kalau tidak, Honoka benar-benar akan dicelakai.
Yang lebih bikin jengkel lagi adalah ... penelepon itu bilang bahwa ia sudah menaruh sidik jari Satoshi di pisau yang digunakan untuk menusuk Kadokura. Penelepon itu juga sudah melaporkan Satoshi ke polisi. Jika Satoshi ditangkap, dia jelas akan dijatuhi hukuman penjara dalam waktu lama. Dan selama ia dipenjara, dia tidak akan bisa menjaga Kaoru dan Honoka yang akan dicelakai si penelepon. Si penelepon bilang, dia takkan mencelakai Kaoru dan Honoka jika Satoshi mau membunuh Iiyama Kenji.
Satoshi benar-benar dibuat tak berkutik. Dia tak punya pilihan lain selain mencari Iiyama Kenji sambil menghindari kejaran polisi. Dia harus membunuh pria itu sebelum dirinya sendiri ditangkap.
Haaaaah. Aku mulai menebak-nebak siapa sebenarnya yang sudah menjebak Satoshi sedemikian rupa. Kecurigaanku mengerucut pada satu orang (atau dua???) karena yang bisa menaruh sidik jari Satoshi di pisau yang digunakan untuk membunuh Kadokura cuma segelintir orang. Aku menduga pelakunya punya hubungan dengan wanita yang pernah diperkosa Satoshi sebelum dia masuk penjara. Ya, Takato Fumiya ternyata pernah memerkosa wanita dan ini baru dibuka di pertengahan cerita.
"Kuampret! Aku dibuat bersimpati pada pelaku pemerkosaan?!" pikirku geram.
Bagaimanapun dalam cerita ini, Satoshi sudah berusaha bertobat dan menghapus masa lalunya. Dia menjadi suami, ayah, dan bos yang baik. Superbaik malah. Namun, mungkin orang yang masih mendendam padanya (karena kasus pemerkosaannya dulu???) tak terima jika Satoshi bisa menjalani hidupnya dengan baik dan bahagia. Sepanjang hidup, kita mungkin sudah pernah disakiti dan dikhianati sedemikian rupa oleh beberapa orang. Bayangkan bagaimana rasanya jika bertahun-tahun kemudian kita mengetahui orang itu sudah bertobat, jadi orang baik, menjalani hidup dengan baik, bahkan dianggap baik oleh orang-orang di sekitarnya, sementara kita sendiri belum sembuh dari luka hebat yang sudah dia timbulkan? Jelas nggak ikhlas.
Fiuh. Still... Everyone must have their own hidden chapters. Kita pasti punya aib-aib dan dosa yang ingin kita kubur dalam-dalam, terutama jika kita sudah berusaha keras memperbaiki hidup. Cerita ini rasanya bikin putus asa orang-orang yang ingin bebas dari masa lalu yang buruk.
Kejam. Manusia penulis memang bisa lebih kejam dari Tuhan. *Saat menulis ini, aku tidak bermaksud bahwa takdir Tuhan itu kejam. Beberapa kali aku menyimak berita, podcast, atau membaca buku tentang kisah nyata orang-orang yang berhasil bertobat setelah melakukan kesalahan fatal atau bahkan kejahatan. Cerita-cerita itu memberikan harapan, bahwa Tuhan selaku kasih kesempatan orang untuk punya titik balik yang baik. Makanya aku bilang bahwa manusia penulis yang bisa memikirkan fantasi yang menyudutkan tokohnya yang sudah bertobat ini sangat kejam. Kita tahu dari sejarah soal orang-orang sinting berkuasa seperti Fir'aun yang mengaku Tuhan. Namun, manusia tidak akan pernah bisa menjadi Tuhan. Karena, andai dia diberi kekuatan untuk jadi Tuhan pun, dia akan jadi sangat kejam. Jauh lebih kejam daripada Tuhan yang selama ini sering dituduh kejam oleh beberapa pihak.
Pada akhirnya, tebakanku soal pelakunya benar. Namun, twist kebenaran dari kasus masa lalu Takato Fumiya benar-benar mencengangkan. Nggak nyangka. Astaga. Ada alasan yang sangat mengharukan di balik dipenjaranya Takato Fumiya atas tuduhan pemerkosaan dulu.
Harus. Punya. Buku. Ini.
July 23, 2021
Fast-paced dan seru kejar-kejarannya! Bukan tipe novel detektif yang mengungkap pembunuh, seperti judulnya buku ini tentang pelampiasan dendam. Walaupun alurnya cepat tapi tetap bisa dinikmatin dan ngga bikin ngos-ngosan. Tapi endingnya agak berasa kurang nendang 🤔
April 26, 2022
Mukai Satoshi mendapat surat yang menyuruhnya untuk menepati janji 16 tahun yang lalu, yang mana akan sangat berbahaya tak hanya dirinya, juga istri dan anak perempuan satu-satunya.
First impression-ku di awal buku, writing style nya agak kronologis gitu jadi aku kurang nyaman, tapi lama-lama engaging karena ceritanya bikin aku penasaran sampai akhir. Dan di bagian Mukai mencari Iiyama menurutku alurnya agak melambat disitu, but the rest really fast-paced.
Udah curiga sama ini itu, eh ternyata ada yang benar walaupub kuurungkan lagi karena menjelang ending mengarah ke pelaku lain. Plot twistnya, OMG bertubi-tubi banget😭 padahal sudah di ending banget, lah plot twist lagi. Actually, this book a little bit traumatized me because the mukai's past is so dark. Bisa aja sih aku kasih solid 5 bintang tapi karena beberapa pertimbangan tadi jadinya 4.5 aja deh.
Surprisingly, buku ini benar-benar gak ada babnya, yowes ngalir terus sampe akhir. Jadi saranku kalo mau rehat bentar dari baca buku ini, tunggu sampai pergantian latar waktu (biasanya paragraf baru). Oh ya, trigger warning: suicide, blood, murder scenes, sexual rape.
4.5⭐️
First impression-ku di awal buku, writing style nya agak kronologis gitu jadi aku kurang nyaman, tapi lama-lama engaging karena ceritanya bikin aku penasaran sampai akhir. Dan di bagian Mukai mencari Iiyama menurutku alurnya agak melambat disitu, but the rest really fast-paced.
Udah curiga sama ini itu, eh ternyata ada yang benar walaupub kuurungkan lagi karena menjelang ending mengarah ke pelaku lain. Plot twistnya, OMG bertubi-tubi banget😭 padahal sudah di ending banget, lah plot twist lagi. Actually, this book a little bit traumatized me because the mukai's past is so dark. Bisa aja sih aku kasih solid 5 bintang tapi karena beberapa pertimbangan tadi jadinya 4.5 aja deh.
Surprisingly, buku ini benar-benar gak ada babnya, yowes ngalir terus sampe akhir. Jadi saranku kalo mau rehat bentar dari baca buku ini, tunggu sampai pergantian latar waktu (biasanya paragraf baru). Oh ya, trigger warning: suicide, blood, murder scenes, sexual rape.
4.5⭐️
February 25, 2025
⭐ 4
1. Fast paced, bahkan rasanya kaya dikejar-kejar pas surat kaleng itu udh muncul
2. Aku ngesuspect hampir semua yang aku rasa sus wkwkwk
3. Twist mengenai fakta-fakta keterkaitan satu sama lainnya ga ketebak sih
4. Tapi identitas pengirim surat kaleng sebenernya ga semengejutkan itu, tapi kaya alasan dibalik dia melakukan semua ini yang bikin merinding dikit
5. Endingnya rada mellow 😩
1. Fast paced, bahkan rasanya kaya dikejar-kejar pas surat kaleng itu udh muncul
2. Aku ngesuspect hampir semua yang aku rasa sus wkwkwk
3. Twist mengenai fakta-fakta keterkaitan satu sama lainnya ga ketebak sih
4. Tapi identitas pengirim surat kaleng sebenernya ga semengejutkan itu, tapi kaya alasan dibalik dia melakukan semua ini yang bikin merinding dikit
5. Endingnya rada mellow 😩
January 31, 2022
97/365
May 1, 2022
Secara cerita bagus untuk bikin pembaca tegang, tapi bagian akhirnya agak kecewa dikit
Tapi masih ok untuk menghibur pembaca
Tapi masih ok untuk menghibur pembaca
March 27, 2019
안녕하십니까? 몇 주 전에 새로운 직장을 얻어서 지금 지하철을 타야 해서 읽는 시간이 좀 더 있습니다. 그래서 <돌이킬 수 없는 약속>은 긴 책이지만 빨리 읽을 수 있게 느꼈습니다.
무카이 사토시는 바텐더, 남편이랑 아버지인데 예전에 야쿠자와 같이 일하기도 다른 나쁜 짓을 한 적도 있습니다. 과거에 무카이는 다른 이름이랑 얼굴이 있었습니다. 그 때는 야쿠자 도망치기 위한 돈을 받으려고 노부코라는 노인한테 약속했습니다. 노부코 딸의 살인자들은 출소할 때 죽인다는 약속했는데...
물론, 무카이는 그런 짓을 하기 싫찮아요.
미스터리 책 중에서 이 책의 쓰기 스타일은 평범합니다. 사실, 드라마처럼입니다. 액션 장면이 잘 적히고 누가 협박한 것에 관심이 있습니다.그런데 3평점밖에 왜 안 주었습니까? 글쎄 첫번째 반만큼 2번째 반은 즐겁지 않기 때문입니다. 우리는 미스터리에 참여한 사람들을 빨리 알지만 어떤 사이가 되는지 80% 정도까지 파악할 수 없습니다. 어쩌면 한국어를 잘 모르기 때문일 모르는데, 거의 끝날 데까지 중요한 사실이 안 적히니까 놀라고 불만족스럽게 느겨졌습니다. 그 사실 아까 안 알아줘서 미스터리를 스스로 풀을 수 없으니까요.....
평범한 책입니다. 별로 좋지 않거든, 별로 나쁘지 않거든요. 아무 미스터리를 읽는 게 좋아하시는 분들께서만 추천 드립니다. 다른 분께서는, 책을 서��을 읽으시고 흥미롭게 하시면 추천도 드립니다.
요즘에 시간이 부족해서 긴 리뷰를 못 써서 죄송합니다. 다음에 <마법기사 레이어스>에 관한 리뷰를 쓰겠습니다.
읽으셔서 고맙습니다!
무카이 사토시는 바텐더, 남편이랑 아버지인데 예전에 야쿠자와 같이 일하기도 다른 나쁜 짓을 한 적도 있습니다. 과거에 무카이는 다른 이름이랑 얼굴이 있었습니다. 그 때는 야쿠자 도망치기 위한 돈을 받으려고 노부코라는 노인한테 약속했습니다. 노부코 딸의 살인자들은 출소할 때 죽인다는 약속했는데...
물론, 무카이는 그런 짓을 하기 싫찮아요.
미스터리 책 중에서 이 책의 쓰기 스타일은 평범합니다. 사실, 드라마처럼입니다. 액션 장면이 잘 적히고 누가 협박한 것에 관심이 있습니다.그런데 3평점밖에 왜 안 주었습니까? 글쎄 첫번째 반만큼 2번째 반은 즐겁지 않기 때문입니다. 우리는 미스터리에 참여한 사람들을 빨리 알지만 어떤 사이가 되는지 80% 정도까지 파악할 수 없습니다. 어쩌면 한국어를 잘 모르기 때문일 모르는데, 거의 끝날 데까지 중요한 사실이 안 적히니까 놀라고 불만족스럽게 느겨졌습니다. 그 사실 아까 안 알아줘서 미스터리를 스스로 풀을 수 없으니까요.....
평범한 책입니다. 별로 좋지 않거든, 별로 나쁘지 않거든요. 아무 미스터리를 읽는 게 좋아하시는 분들께서만 추천 드립니다. 다른 분께서는, 책을 서��을 읽으시고 흥미롭게 하시면 추천도 드립니다.
요즘에 시간이 부족해서 긴 리뷰를 못 써서 죄송합니다. 다음에 <마법기사 레이어스>에 관한 리뷰를 쓰겠습니다.
읽으셔서 고맙습니다!
August 15, 2023
I AM CERTAIN THAT I WILL RETURN TO ENJOY THIS BOOK AGAIN. THE PLOT TWIST IS EXCEPTIONALLY CAPTIVATING, TRULY LEAVING ME IN AWE. UNDOUBTEDLY THE FINEST BOOK I'VE HAD THE PLEASURE OF READING IN 2023. I EAGERLY INTEND TO RECOMMEND THIS REMARKABLE BOOK TO EVERY LIVING BEING!!!
January 20, 2020
Most of the book spent time having the main character being tortured by the anonymous threatener and then poured out multiple-crazy-shocking twists at the last few pages which was little too much.
This entire review has been hidden because of spoilers.
February 28, 2022
Sungguh cerita yang sangat menarik. Adegan demi adegan dituliskan dengan menegangkan. Pembaca bisa merasakan sakit dan kebencian seperti yang terjadi pada setiap tokoh. Cara penyampaian penulis pelan-pelan membangun cerita bisa menghentikan hembusan napas pembaca, tergantikan oleh detakan jantung yang bergejolak menuntut untuk menemukan jawaban dari segala macam masalah.
Alurnya lambat, namun penuh penekanan. Seolah-olah air di lautan yang tenang namun menyimpan banyak rahasia, setiap kali pembaca menyelam maka akan mendapatkan banyak hal baru yang membuat mata terbelalak. Kaget dan juga efek menyenangkan karena bisa mendapatkan cerita yang benar-benar mengugah.
Jalinan aksi memang tak terlalu berdarah-darah. Namun pembaca dihadapkan pada sisi kemanusiaan yang membingungkan. Di mana rasa simpati itu harus disematkan. Setiap tokoh punya latar yang kuat dan bisa memicu kerusuhan. Ditambah latar cerita yang sangat memberikan kesan mendalam. Kota-kota di Jepang dengan kehidupan sosialnya terlukiskan seperti bentangkan rumput segar yang bisa membuai pembaca.
Sudut pandang orang pertama makin menyiksa pembaca. Sebab, “feel” tersebut jelas merasuki otak pembaca. Karakter utama tersebut memaksa pembaca untuk ikut dalam pencarian dan menyusuri rasa bersalah penuh dosa.
Hingga bagian akhir cerita pembaca tetap saja dipermainkan. Penuh tanda tanya dan detakan-detakan yang mengetarkan seluruh tubuh, ketegangan itu memuncak di sepertiga bagian akhir. Namun sayangnya, penulis terlalu berlarut-larut dan merasa nyaman sehingga tersenggal-senggal. Intrik yang dibangun untuk mengecoh itu sedikit membohongi pembaca. Selain mudah ditebak apa yang akan terjadi juga mematahkan kerja keras dari pembaca mem-follow karakter utama memecahkan masalah. Namun itu tak berarti, dengan kegigihan penulis untuk mengisahkan beberapa kehidupan gelap yang memang layak untuk dikulik. Akhir cerita memang kurang memberikan penalti, tapi operan-operan untuk mengapai gol itu patut diapresiasi, sedikit kejutan yang memberikan luncuran yang sempurna.
Karakter utama di sini mempunyai segala macam sifat buruk, tak ada baiknya sedikit pun, seperti pembohong, mengingkari janji, serta kejahatan lainnya. Namun, dibalik itu dia punya rasa kasih yang besar. Dalam kasus ini, karakter utama akan mudah sekali dibenci, lebih-lebih sifatnya yang lembek saat menghadapi masalah. Selain itu setiap kali mengambil keputusan tak pernah berpikir panjang. Namun hal ini justru menjadikannya karakter yang bisa mudah diingat. Menimbulkan kesan yang mendalam, bahwa sisi-sisi kemanusian itu tetap ada bagi seorang penjahat sekalipun.
Aku berharap ada sedikit hempusan napas yang melegakan saat menghabiskan kisah thriller ini, dengan akhir membahagiakan, bukan akhir yang penuh tanda tanya seperti ini. Aku merasa tidak akan ada lanjutan kisah dari Mukai(karakter utama) sebab semua sudah terbayar tuntas.
Membaca terjemahan buku ini sedikit kurang nyaman karena banyaknya kesalahan dalam penulisan. Namun buku ini berhasil diterjemahkan dengan baik. Pengalihan dan bahasa aslinya tidak menimbulkan masalah, diksinya tetap saja indah, kesan Jepang masih kental dan itu membuat pembaca sedikit tenang. Walau pun dalam buku ini tidak ada pembagian cerita atau bab, bahkan peralihan dari satu cerita ke cerita lain tidak terdapat batasan yang jelas, di mana dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menjadikan buku itu terasa berat. Irama yang dihadirkan sanggup dilawan oleh pembaca.
Alurnya lambat, namun penuh penekanan. Seolah-olah air di lautan yang tenang namun menyimpan banyak rahasia, setiap kali pembaca menyelam maka akan mendapatkan banyak hal baru yang membuat mata terbelalak. Kaget dan juga efek menyenangkan karena bisa mendapatkan cerita yang benar-benar mengugah.
Jalinan aksi memang tak terlalu berdarah-darah. Namun pembaca dihadapkan pada sisi kemanusiaan yang membingungkan. Di mana rasa simpati itu harus disematkan. Setiap tokoh punya latar yang kuat dan bisa memicu kerusuhan. Ditambah latar cerita yang sangat memberikan kesan mendalam. Kota-kota di Jepang dengan kehidupan sosialnya terlukiskan seperti bentangkan rumput segar yang bisa membuai pembaca.
Sudut pandang orang pertama makin menyiksa pembaca. Sebab, “feel” tersebut jelas merasuki otak pembaca. Karakter utama tersebut memaksa pembaca untuk ikut dalam pencarian dan menyusuri rasa bersalah penuh dosa.
Hingga bagian akhir cerita pembaca tetap saja dipermainkan. Penuh tanda tanya dan detakan-detakan yang mengetarkan seluruh tubuh, ketegangan itu memuncak di sepertiga bagian akhir. Namun sayangnya, penulis terlalu berlarut-larut dan merasa nyaman sehingga tersenggal-senggal. Intrik yang dibangun untuk mengecoh itu sedikit membohongi pembaca. Selain mudah ditebak apa yang akan terjadi juga mematahkan kerja keras dari pembaca mem-follow karakter utama memecahkan masalah. Namun itu tak berarti, dengan kegigihan penulis untuk mengisahkan beberapa kehidupan gelap yang memang layak untuk dikulik. Akhir cerita memang kurang memberikan penalti, tapi operan-operan untuk mengapai gol itu patut diapresiasi, sedikit kejutan yang memberikan luncuran yang sempurna.
Karakter utama di sini mempunyai segala macam sifat buruk, tak ada baiknya sedikit pun, seperti pembohong, mengingkari janji, serta kejahatan lainnya. Namun, dibalik itu dia punya rasa kasih yang besar. Dalam kasus ini, karakter utama akan mudah sekali dibenci, lebih-lebih sifatnya yang lembek saat menghadapi masalah. Selain itu setiap kali mengambil keputusan tak pernah berpikir panjang. Namun hal ini justru menjadikannya karakter yang bisa mudah diingat. Menimbulkan kesan yang mendalam, bahwa sisi-sisi kemanusian itu tetap ada bagi seorang penjahat sekalipun.
Aku berharap ada sedikit hempusan napas yang melegakan saat menghabiskan kisah thriller ini, dengan akhir membahagiakan, bukan akhir yang penuh tanda tanya seperti ini. Aku merasa tidak akan ada lanjutan kisah dari Mukai(karakter utama) sebab semua sudah terbayar tuntas.
Membaca terjemahan buku ini sedikit kurang nyaman karena banyaknya kesalahan dalam penulisan. Namun buku ini berhasil diterjemahkan dengan baik. Pengalihan dan bahasa aslinya tidak menimbulkan masalah, diksinya tetap saja indah, kesan Jepang masih kental dan itu membuat pembaca sedikit tenang. Walau pun dalam buku ini tidak ada pembagian cerita atau bab, bahkan peralihan dari satu cerita ke cerita lain tidak terdapat batasan yang jelas, di mana dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menjadikan buku itu terasa berat. Irama yang dihadirkan sanggup dilawan oleh pembaca.
October 23, 2022
Tersebutlah ada seorang pria yang membuka kedai (& juga bar) dengan rekan yang ia kenal dari bar dulu tempatnya bekerja pada belasan tahun yang lalu. Mereka menjalankan bisnis f&b bersama dengan kedua karyawan mereka. Pria ini dipanggil sebagai Master oleh karyawannya; sedangkan rekannya adalah Owner.
Awalnya semua baik-baik saja, sampai kemudian sang Master mendapatkan sebuah pesan ancaman untuk “memenuhi” janji yang pernah ia terima beberapa tahun silam. Janji yang dimaksud adalah membunuh orang, yang pada waktu itu janji itu dibuat supaya bisa mendapatkan duit untuk melakukan operasi plastik dan menjalani kehidupan bahagianya yang sekarang. Namun, tentunya ia tidak ingin memenuhi janjinya karena membunuh bukan hal yang mudah. Ada banyak konsekuensi buruk yang harus ia terima, salah satunya adalah bila ia ketahuan, penjara akan memisahkannya dengan sang istri dan buah hati.
Ada pun yang menjadi konflik adalah perjanjian itu hanya diketahui oleh dua pihak, sang Master dan pihak yang satunya lagi. Janji ini tidak mungkin ditagih, karena pihak lain seharusnya sudah meninggal beberapa tahun silam karena penyakit kritis. Lantas, siapakah orang yang menagih janjinya? Itulah yang menjadi kekalutan dari Sang Master. Ada orang lain yang menyimpan dendam kesumat terhadapnya.
Aku suka gaya penulisan dan terjemahan pada novel ini, meskipun konfliknya rada absurd. Meskipun alur ceritanya maju mundur, tapi perpindahannya mulus banget. Juga ada lumayan banyak tokoh yang terlibat, perlu sedikit hati-hati supaya tidak ada peran dan nama yg tertukar. Overall, kece!
Awalnya semua baik-baik saja, sampai kemudian sang Master mendapatkan sebuah pesan ancaman untuk “memenuhi” janji yang pernah ia terima beberapa tahun silam. Janji yang dimaksud adalah membunuh orang, yang pada waktu itu janji itu dibuat supaya bisa mendapatkan duit untuk melakukan operasi plastik dan menjalani kehidupan bahagianya yang sekarang. Namun, tentunya ia tidak ingin memenuhi janjinya karena membunuh bukan hal yang mudah. Ada banyak konsekuensi buruk yang harus ia terima, salah satunya adalah bila ia ketahuan, penjara akan memisahkannya dengan sang istri dan buah hati.
Ada pun yang menjadi konflik adalah perjanjian itu hanya diketahui oleh dua pihak, sang Master dan pihak yang satunya lagi. Janji ini tidak mungkin ditagih, karena pihak lain seharusnya sudah meninggal beberapa tahun silam karena penyakit kritis. Lantas, siapakah orang yang menagih janjinya? Itulah yang menjadi kekalutan dari Sang Master. Ada orang lain yang menyimpan dendam kesumat terhadapnya.
Aku suka gaya penulisan dan terjemahan pada novel ini, meskipun konfliknya rada absurd. Meskipun alur ceritanya maju mundur, tapi perpindahannya mulus banget. Juga ada lumayan banyak tokoh yang terlibat, perlu sedikit hati-hati supaya tidak ada peran dan nama yg tertukar. Overall, kece!
January 11, 2025
"Tapi jika hari ini kau tak bisa memenuhi janjimu, kau akan kehilangan semua kebahagiaanmu." Hal 157
-
Dendam Kesumat
Garu Yakumaru
Penerbit Gramedia
Alih Bahasa: Resty Puspita
Copyright © 2017 Gaku Yakumaru - Seiyaku
Tebal 312 Halaman
Pinjam di Perpustakaan Depok
-
Mukai Satoshi memiliki masa lalu kelam yang dirahasiakan dari keluarganya saat ini. Sebelumnya Satoshi memiliki perjanjian dengan seorang keluarga korban yang putrinya ditemukan tewas dalam keadaan polos di dalam koper pada enam belas tahun lalu. Perjanjian di mana dirinya akan melakukan pembalasan dendam pada pelaku yang nantinya bebas dari penjara. Dan ketika menerima surat yang dialamatkan padanya, janji itu terasa menjeratnya, meminta janji itu dilaksanakan. Bila tidak dilaksanakan, maka ada ganjaran setimpal bagi keluarga Satoshi.
-
Misteri dan teka-tekinya dibangun pelan-pelan, lalu menginjak beberapa bab awal, kita akan dibuat larut dengan setiap langkah yang diambil Satoshi. Ada banyak flash back dan tetap terasa nyaman. Konfliknya runut dan membuatku nggak bisa berhenti membaca tiap halaman. Plot twistnya pun cakep. Apalagi diceritakan dari sudut pandang satu orang—Satoshi jadi terasa lebih kuat. Akan ditemukan banyak benang merah yang akhirnya berkaitan dan menjadikannya terasa wah. Clue banyak disebar dan membuat pembaca terkecoh. Menarik. Dan kalian harus baca.
Kekurangan cerita, bagiku nyaris tidak ada, karena begitu menikmati. Dari awal ini misteri dan permainan manipulasi pikirannya cakep sih. Ah, untuk terjemahannya bikin nyaman.
-
Dendam Kesumat
Garu Yakumaru
Penerbit Gramedia
Alih Bahasa: Resty Puspita
Copyright © 2017 Gaku Yakumaru - Seiyaku
Tebal 312 Halaman
Pinjam di Perpustakaan Depok
-
Mukai Satoshi memiliki masa lalu kelam yang dirahasiakan dari keluarganya saat ini. Sebelumnya Satoshi memiliki perjanjian dengan seorang keluarga korban yang putrinya ditemukan tewas dalam keadaan polos di dalam koper pada enam belas tahun lalu. Perjanjian di mana dirinya akan melakukan pembalasan dendam pada pelaku yang nantinya bebas dari penjara. Dan ketika menerima surat yang dialamatkan padanya, janji itu terasa menjeratnya, meminta janji itu dilaksanakan. Bila tidak dilaksanakan, maka ada ganjaran setimpal bagi keluarga Satoshi.
-
Misteri dan teka-tekinya dibangun pelan-pelan, lalu menginjak beberapa bab awal, kita akan dibuat larut dengan setiap langkah yang diambil Satoshi. Ada banyak flash back dan tetap terasa nyaman. Konfliknya runut dan membuatku nggak bisa berhenti membaca tiap halaman. Plot twistnya pun cakep. Apalagi diceritakan dari sudut pandang satu orang—Satoshi jadi terasa lebih kuat. Akan ditemukan banyak benang merah yang akhirnya berkaitan dan menjadikannya terasa wah. Clue banyak disebar dan membuat pembaca terkecoh. Menarik. Dan kalian harus baca.
Kekurangan cerita, bagiku nyaris tidak ada, karena begitu menikmati. Dari awal ini misteri dan permainan manipulasi pikirannya cakep sih. Ah, untuk terjemahannya bikin nyaman.
March 14, 2024
4,5/5⭐
Novel ini bercerita tentang Mukai Satoshi, seorang Master di sebuah kedai yang cukup ramai. Kehidupannya bahagia, memiliki seorang istri dan juga anak perempuan yang cantik. Semuanya berjalan indah, setidaknya sampai sebuah surat datang. Isi suratnya hanya 1 kalimat, namun terdapat dendam yang mengakar di dalamnya. Karena surat itu, semua kehidupan Satoshi terungkap, tentang bagaimana kehidupannya dulu serta apa yang ia lakukan untuk bisa menebus kehidupan bahagianya yang sekarang. Surat itu pula yang memaksa Satoshi menjadi 'detektif' dadakan.
Yeyyy! Aku berhasil menebak dalangnya euy! Sempet goyah tapi aku tetep kekeuh hehe. Baca ini seru kalo suka novel dengan tipe fast-pace. Premis ceritanya menarik, narasi terjemahannya juga menurutku oke. Novel ini juga bukan tipe yang ada banyak tokoh, jadi aku nggak terlalu puyeng. Babak pertengahan sampai akhir pembaca dibawa kesana kemari sampai rasanya kayak engap. Jujur sebenernya kurang suka sama bagian akhirnya, ada yang dipaksakan seolah-olah jadi 'kebetulan'. Novel ini nggak punya bab atau bagian, satu hal lain yang buat aku sedikit kurang nyaman. Alurnya dibawa maju mundur dan nggak ada penandanya. Awalnya pas lihat covernya, ku kira novel ini bakal sadis, tapi ternyata aman kok. Kalo weekend dan suntuk kayaknya bisa deh dibaca sekali duduk.
Novel ini bercerita tentang Mukai Satoshi, seorang Master di sebuah kedai yang cukup ramai. Kehidupannya bahagia, memiliki seorang istri dan juga anak perempuan yang cantik. Semuanya berjalan indah, setidaknya sampai sebuah surat datang. Isi suratnya hanya 1 kalimat, namun terdapat dendam yang mengakar di dalamnya. Karena surat itu, semua kehidupan Satoshi terungkap, tentang bagaimana kehidupannya dulu serta apa yang ia lakukan untuk bisa menebus kehidupan bahagianya yang sekarang. Surat itu pula yang memaksa Satoshi menjadi 'detektif' dadakan.
Yeyyy! Aku berhasil menebak dalangnya euy! Sempet goyah tapi aku tetep kekeuh hehe. Baca ini seru kalo suka novel dengan tipe fast-pace. Premis ceritanya menarik, narasi terjemahannya juga menurutku oke. Novel ini juga bukan tipe yang ada banyak tokoh, jadi aku nggak terlalu puyeng. Babak pertengahan sampai akhir pembaca dibawa kesana kemari sampai rasanya kayak engap. Jujur sebenernya kurang suka sama bagian akhirnya, ada yang dipaksakan seolah-olah jadi 'kebetulan'. Novel ini nggak punya bab atau bagian, satu hal lain yang buat aku sedikit kurang nyaman. Alurnya dibawa maju mundur dan nggak ada penandanya. Awalnya pas lihat covernya, ku kira novel ini bakal sadis, tapi ternyata aman kok. Kalo weekend dan suntuk kayaknya bisa deh dibaca sekali duduk.
July 21, 2021
Ceritanya tentang pemuda yang punya masa lalu kelam. Dulunya dia adalahpreman dan sering keluar masuk penjara. Namun akhirnya hidupnya berubah karena sebuah perjanjian. Saat ia sudah punya pekerjaan tetap, istri dan anak, datang surat dari orang yang dulu membuat perjanjian dengannya. Si pemuda harus membunuh orang. Jika tidak, ia akan merasakan akibat dari pelanggaran janji yang dibuatnya belasan tahun yang lalu.
Tipe ceritanya mirip dengan buku Real Face dan Burning Heat, yaitu tentang bedah plastik. Genrenya sama-sama thriller juga. Dari awal baca buku Dendam Kesumat ini aku ikut-ikutan menebak siapa sebenarnya pengirim surat ancaman tersebut. Muncul nama satu orang di kepala. Trus ragu-ragu karena jalan ceritanya. Eh, pas ending ternyata tebakanku benar.
Walaupun ada adegan kekerasan, namun cerita buku ini seru. Makanya di belakang buku ditulis 17+. Anak-anak nggak boleh baca buku ini. Aku hanya perlu waktu 3 hari saja buat baca buku ini. Oh ya buku ini berbeda dari novel pada umumnya karena nggak ada bagian-bagiannya per bab. Jadi dari awal sampai akhir ceritanya tuh nyambung aja, nggak ada bab 1, bab 2, atau bagian 1, bagian 2, dst. Jadi bikin penasaran bacanya. Ini tuh kelanjutannya gimana, trus nanti gimana, lanjut aja terus… Tahu-tahu selesai.
Tipe ceritanya mirip dengan buku Real Face dan Burning Heat, yaitu tentang bedah plastik. Genrenya sama-sama thriller juga. Dari awal baca buku Dendam Kesumat ini aku ikut-ikutan menebak siapa sebenarnya pengirim surat ancaman tersebut. Muncul nama satu orang di kepala. Trus ragu-ragu karena jalan ceritanya. Eh, pas ending ternyata tebakanku benar.
Walaupun ada adegan kekerasan, namun cerita buku ini seru. Makanya di belakang buku ditulis 17+. Anak-anak nggak boleh baca buku ini. Aku hanya perlu waktu 3 hari saja buat baca buku ini. Oh ya buku ini berbeda dari novel pada umumnya karena nggak ada bagian-bagiannya per bab. Jadi dari awal sampai akhir ceritanya tuh nyambung aja, nggak ada bab 1, bab 2, atau bagian 1, bagian 2, dst. Jadi bikin penasaran bacanya. Ini tuh kelanjutannya gimana, trus nanti gimana, lanjut aja terus… Tahu-tahu selesai.
April 12, 2022
Mukai Satoshi adalah seorang yang punya masa lalu kelam. Karena diburu oleh yakuza, dia melakukan operasi plastik untuk mendapatkan kehidupan baru. Sakamoto Nobuko yang membiayai perubahan itu hanya meminta satu hal, agar Mukai nantinya akan membalaskan dendamnya dengan membunuh pelaku pemerkosaan dan pembunuhan anaknya, ketika pelaku itu bebas dari penjara.
Lima belas tahun kemudian, arwah Sakamoto datang menjumpai Mukai dalam bentuk surat. Mukai yang telah hidup bahagia bersama istri dan anaknya terkejut karena janjinya dahulu harus dipenuhi. Tidak mungkin baginya untuk melakukan pembunuhan saat ini, tapi nyawa anaknya menjadi taruhannya.
Diceritakan dari POV orang pertama yaitu Mukai, membuat pembaca ikut merasakan kegelisahan mantan penjahat yang sudah mendapatkan hidup baru ini. Sambil berusaha menghindari pembunuhan yang harus dilakukannya, Mukai memutar otak untuk mencari siapa orang yang menggunakan nama Sakamoto untuk mengancamnya. Mukai kembali ke masa lalunya, menelusuri perbuatan-perbuatannya di masa lalu.
Sejak surat Sakamoto datang, saya sudah yakin akan adanya plot twist, namun tetap tidak menyangka dialah pelakunya. Saya suka dengan alur cerita yang cepat. Tidak banyak tokoh yang terlibat dan endingnya cukup memuaskan.
Lima belas tahun kemudian, arwah Sakamoto datang menjumpai Mukai dalam bentuk surat. Mukai yang telah hidup bahagia bersama istri dan anaknya terkejut karena janjinya dahulu harus dipenuhi. Tidak mungkin baginya untuk melakukan pembunuhan saat ini, tapi nyawa anaknya menjadi taruhannya.
Diceritakan dari POV orang pertama yaitu Mukai, membuat pembaca ikut merasakan kegelisahan mantan penjahat yang sudah mendapatkan hidup baru ini. Sambil berusaha menghindari pembunuhan yang harus dilakukannya, Mukai memutar otak untuk mencari siapa orang yang menggunakan nama Sakamoto untuk mengancamnya. Mukai kembali ke masa lalunya, menelusuri perbuatan-perbuatannya di masa lalu.
Sejak surat Sakamoto datang, saya sudah yakin akan adanya plot twist, namun tetap tidak menyangka dialah pelakunya. Saya suka dengan alur cerita yang cepat. Tidak banyak tokoh yang terlibat dan endingnya cukup memuaskan.
September 24, 2025
Awalnya agak membosankan untukku. Apalagi baca lewat RBK dengan format Epub yang tidak ada jeda perpindahan alurnya.
Diceritakan dari sudut pandang pertama, Mukai Satoshi. Dia memilik masa lalu kelam yang ingin dikuburnya dalam-dalam. Suatu hari sepucuk surat menganggu ketenangan hari-harinya. Surat yang mengingatkannya pada janji belasan tahun lalu.
Intinya Mukai berusaha untuk melepaskan diri dari ancaman pengirim surat, Sakamoto Nobuko. Ia tidak bisa memenuhi janji tersebut dan terancam kehilangan keluarganya.
Mukai diseret kembali ke masa lalu kelamnya. Sosok diri lama yang enggan ia lihat lagi. Ia pernah salah dan dihantui oleh dosa masa lalu. Tetapi, setelah terlahir kembali, ia benar-benar ingin berubah.
Dari sini, kita disuguhi sebuah keadaan yang tipis antara benar dan salah. Apakah membunuh orang yang bersalah atas kehancuran hidup kita, akan dinilai sebagai kesalahan?
Meksipun di awal terasa membosankan, padahal pacenya cepat, begitu setengah cerita keadaan lebih intens. Menuju resolusi konflik, aku merasa pacenya lebih cepat. Endingnya, mengetahui sosok pengancam, sejujurnya tidak mengejutkan. Hanya saja benang merah di antara tidak terduga. Kurang puas sebenarnya dengan penyelesaiannya.
Diceritakan dari sudut pandang pertama, Mukai Satoshi. Dia memilik masa lalu kelam yang ingin dikuburnya dalam-dalam. Suatu hari sepucuk surat menganggu ketenangan hari-harinya. Surat yang mengingatkannya pada janji belasan tahun lalu.
Intinya Mukai berusaha untuk melepaskan diri dari ancaman pengirim surat, Sakamoto Nobuko. Ia tidak bisa memenuhi janji tersebut dan terancam kehilangan keluarganya.
Mukai diseret kembali ke masa lalu kelamnya. Sosok diri lama yang enggan ia lihat lagi. Ia pernah salah dan dihantui oleh dosa masa lalu. Tetapi, setelah terlahir kembali, ia benar-benar ingin berubah.
Dari sini, kita disuguhi sebuah keadaan yang tipis antara benar dan salah. Apakah membunuh orang yang bersalah atas kehancuran hidup kita, akan dinilai sebagai kesalahan?
Meksipun di awal terasa membosankan, padahal pacenya cepat, begitu setengah cerita keadaan lebih intens. Menuju resolusi konflik, aku merasa pacenya lebih cepat. Endingnya, mengetahui sosok pengancam, sejujurnya tidak mengejutkan. Hanya saja benang merah di antara tidak terduga. Kurang puas sebenarnya dengan penyelesaiannya.
September 28, 2021
Seorang lelaki yang terlihat memiliki kehidupan sempurna, pekerjaan yang layak, anak dan istri yang disayangi, rekan kerja yang baik, tapi ternyata ia menyimpan rahasia besar selama ini, telah melakukan berbagai kejahatan di masa lalu dan saat ini melanjutkan hidup dengan identitas palsu. Kehidupannya yang damai tiba-tiba berubah setelah mendapatkan surat dari seseorang di masa lalu. Seseorang yang harusnya sudah mati mengiriminya surat menuntutnya menepati janji yang mereka buat enam belas tahu lalu, janji untuk membalaskan dendam.
Beberapa nama tokoh agak susah disebut, trus yang bikin agak kesel sih ga ada tanda batas pergantian sudut pandang tokoh, waktu dsb, jadinya lagi enak-enak baca tiba-tiba kaget karena udah pindah ke pov lain. Dari awal sebenarnya ceritanya udah bagus cuma kenapa ku jadi kesel banget ama tokoh utamanya, dia seperti lelaki yang tidak punya pendirian yang kuat. Istri dan anaknya jelas-jelas sedang terancam bahaya tapi ia tidak bisa memutuskan tindakan yang tepat. Endingnya juga walaupun tidak disangka akan jadi seperti itu tapi juga tidak terlalu mencengangkan.
Beberapa nama tokoh agak susah disebut, trus yang bikin agak kesel sih ga ada tanda batas pergantian sudut pandang tokoh, waktu dsb, jadinya lagi enak-enak baca tiba-tiba kaget karena udah pindah ke pov lain. Dari awal sebenarnya ceritanya udah bagus cuma kenapa ku jadi kesel banget ama tokoh utamanya, dia seperti lelaki yang tidak punya pendirian yang kuat. Istri dan anaknya jelas-jelas sedang terancam bahaya tapi ia tidak bisa memutuskan tindakan yang tepat. Endingnya juga walaupun tidak disangka akan jadi seperti itu tapi juga tidak terlalu mencengangkan.
July 4, 2021
Buku misteri, thriller pertama yang saya baca. Terasa sekali ceritanya, terutama bagian cerita kekerasannya, kengeriannya sangat terasa, dan sangat "nagih" sehingga ada rasa keingintahuan akan cerita selanjutnya.
Poin penting dari buku ini adalah, dendam.
Dendam seumur hidup yang menurut mereka harus terbalaskan, walaupun orang tersebut bukan korban utama dan tidak tahu realita yang terjadi pada si korban, tetap saja orang terdekatnya akan masih menyimpan luka dan sakit hati yang tak kunjung reda, dan berbuah dendam seumur hidup.
Dendam antar tokoh-tokohnya. Dendam satu orang, ke orang lain, dan orang lain dendam ke orang lain lagi. Begitu terus, hingga akhirnya realita terungkap.
Dendam boleh seumur hidup, tapi realita pasti akan terungkap suatu saat nanti.
Alur dari cerita cukup baik.
Hanya saja kurang "nendang" di bagian ceritanya, dan sangat menggantung.
Namun keseluruhan cerita, sangat baik.
Poin penting dari buku ini adalah, dendam.
Dendam seumur hidup yang menurut mereka harus terbalaskan, walaupun orang tersebut bukan korban utama dan tidak tahu realita yang terjadi pada si korban, tetap saja orang terdekatnya akan masih menyimpan luka dan sakit hati yang tak kunjung reda, dan berbuah dendam seumur hidup.
Dendam antar tokoh-tokohnya. Dendam satu orang, ke orang lain, dan orang lain dendam ke orang lain lagi. Begitu terus, hingga akhirnya realita terungkap.
Dendam boleh seumur hidup, tapi realita pasti akan terungkap suatu saat nanti.
Alur dari cerita cukup baik.
Hanya saja kurang "nendang" di bagian ceritanya, dan sangat menggantung.
Namun keseluruhan cerita, sangat baik.
October 28, 2022
3.5
*Bingung 3.5 condong 3 atau 4, anyway worth reading!
Sebenernya hal yang paling mengurangi pengalamanku baca buku ini bisa jadi karena format ebooknya yang kurang enak dipandang. Tapi keseluruhan ceritanya menarik, fast-paced sekaligus diajak keliling Jepang (meski gapaham posisi geografisnya), dan ceritanya to the point.
Yang kurang mungkin di bagian pengungkapannya, rasanya janggal begitu udah di reveal siapa si pemeras, juga latar belakang dan motifnya. Bagiku terlalu tryhard dengan latar belakangnya, kayak oh oke ternyata dia begitu toh.
*Bingung 3.5 condong 3 atau 4, anyway worth reading!
Sebenernya hal yang paling mengurangi pengalamanku baca buku ini bisa jadi karena format ebooknya yang kurang enak dipandang. Tapi keseluruhan ceritanya menarik, fast-paced sekaligus diajak keliling Jepang (meski gapaham posisi geografisnya), dan ceritanya to the point.
Yang kurang mungkin di bagian pengungkapannya, rasanya janggal begitu udah di reveal siapa si pemeras, juga latar belakang dan motifnya. Bagiku terlalu tryhard dengan latar belakangnya, kayak oh oke ternyata dia begitu toh.
July 25, 2023
4,5/5✨️
Novelnya fast-paced, yang membuat aku nggak bisa berhenti menggulirkan layar demi layar untuk membaca e-book dari novel ini.
Lucunya, novel ini menceritakan tentang pria bernama Mukai, yang semasa mudanya memiliki kehidupan berantakan disebabkan oleh tanda lahir yang menutupi hampir setengah wajah bagian kanannya. Dan aku saat ini memiliki tanda lahir yang sama, namun syukurlah hidupku tidak "berantakan" ataupun disebut "monster" karena memiliki tanda lahir tersebut. 😂
Back to the story, inti dari novel ini adalah tentang pembalasan dendam. Mukai diancam dan diburu oleh seseorang dari masa lalunya. Dari pertengahan cerita, aku menebak bahwa si pengancamnya adalah pemuda bernama Kohei. Hampir menyentuh akhir cerita, aku berteriak kegirangan dalam hati karena merasa berhasil menebak identitas si pengancam dengan benar. Ternyata aku salah. Di balik plot twist masih ada plot twist lainnya.. 😶
Novelnya fast-paced, yang membuat aku nggak bisa berhenti menggulirkan layar demi layar untuk membaca e-book dari novel ini.
Lucunya, novel ini menceritakan tentang pria bernama Mukai, yang semasa mudanya memiliki kehidupan berantakan disebabkan oleh tanda lahir yang menutupi hampir setengah wajah bagian kanannya. Dan aku saat ini memiliki tanda lahir yang sama, namun syukurlah hidupku tidak "berantakan" ataupun disebut "monster" karena memiliki tanda lahir tersebut. 😂
Back to the story, inti dari novel ini adalah tentang pembalasan dendam. Mukai diancam dan diburu oleh seseorang dari masa lalunya. Dari pertengahan cerita, aku menebak bahwa si pengancamnya adalah pemuda bernama Kohei. Hampir menyentuh akhir cerita, aku berteriak kegirangan dalam hati karena merasa berhasil menebak identitas si pengancam dengan benar. Ternyata aku salah. Di balik plot twist masih ada plot twist lainnya.. 😶
This entire review has been hidden because of spoilers.
July 30, 2021
Pros:
1. Alur diawal memang agak lambat, tapi setelah 50 halaman alurnya jadi lebih cepat, selain itu di awal juga ada banyak penejelasan tentang karakter pendukung yang terlalu banyak, tapi memang nanti nyambung sama di eksekusi akhir.
2. Jalan ceritanya cukup unik, plot twist nya juga gak terlalu pasaran, butuh perhitungan & nalar yang cukup kuat untuk tau akhirnya gimana, rekomen untuk yang baru mau mulai baca genre misteri, thriller yang sedikit lebih rumit.
3. Terjemahannya yang enak dan sedikit typo.
4. Banyak pesan moral yang di dapat, salah satunya jangan mulai untuk berbohong karna satu kebohongan akan mendatangkan kebohongan lainnya.
Cons:
Sejauh ini cuma cara penulisan aja yang kurang rapih, buku ini gak punya chapter, tulisannya ngalir tanpa ada batasan, jadi agak sulit untuk langsung paham karna transisi tempat & waktunya kurang jelas.
1. Alur diawal memang agak lambat, tapi setelah 50 halaman alurnya jadi lebih cepat, selain itu di awal juga ada banyak penejelasan tentang karakter pendukung yang terlalu banyak, tapi memang nanti nyambung sama di eksekusi akhir.
2. Jalan ceritanya cukup unik, plot twist nya juga gak terlalu pasaran, butuh perhitungan & nalar yang cukup kuat untuk tau akhirnya gimana, rekomen untuk yang baru mau mulai baca genre misteri, thriller yang sedikit lebih rumit.
3. Terjemahannya yang enak dan sedikit typo.
4. Banyak pesan moral yang di dapat, salah satunya jangan mulai untuk berbohong karna satu kebohongan akan mendatangkan kebohongan lainnya.
Cons:
Sejauh ini cuma cara penulisan aja yang kurang rapih, buku ini gak punya chapter, tulisannya ngalir tanpa ada batasan, jadi agak sulit untuk langsung paham karna transisi tempat & waktunya kurang jelas.
Displaying 1 - 30 of 69 reviews