Juno kebingungan menyaksikan tornado angin disertai guguran daun ๐ฎ๐ข๐ฑ๐ญ๐ฆ tak jauh dari tempatnya berdiri. Daun ๐ฎ๐ข๐ฑ๐ญ๐ฆ di Jakarta? Keanehan semacam ini mulai ditemuinya sejak mengenal Lana, gadis misterius yang mencuri perhatian Juno sejak pertama.
Juno yang penasaran dengan Lana meminta Kikan, sahabatnya, untuk mendekatkan mereka. Juno, dan mungkin Kikan tak menyadari kehadiran Lana akan berbahaya bagi mereka. Ancaman untuk perasaan Kikan, juga untuk nyawa Juno.
Sepanjang menyelami latar belakang Lana, Juno makin terjerumus pada berbagai kejadian janggal, bahkan dirinya mendadak berevolusi! Apa yang sebenarnya sedang ia hadapi? Fakta-fakta mengejutkan dari masa depan bersiap mengombang-ambingkan Juno, Lana, dan Kikan dalam deru perasaan yang rumit. Bahkan, konflik yang timbul menciptakan paradoks waktu yang menyakitkan.
Sebagai seorang penulis Juno memiliki penggemar setia, khususnya wanita. Akan tetapi, Juno malah merasa risih dan terganggu dengan popularitasnya tersebut. Oleh karenanya Juno jarang sekali aktif di akun media sosial dan jarang membalas pesan dari para pembacanya jika tidak terlalu penting. Kehidupan Juno sebagai pelajar SMA pun berjalan lancar dengan dua sahabat dekatnya, Kikan dan Sidney. Mereka berdua menjadi sosok yang selalu ada dan paling memahami Juno. Namun, kehidupan Juno harus berubah drastis saat dirinya bertemu dengan siswi pertukaranpertukaran bernama Lana. Gadis tersebut berhasil menarik perhatian Juno lewat minat dan parasnya. Juno dibuat mabuk kepayang karenanya. Penyakit vaskulitis yang Juno idap sering kali mengharuskan dirinya menggunakan nasal kanula untuk membantunya bernapas. Kehadiran Lana seakan membuat hidup Juno lebih bahagia. Tapi, Lana muncul dalam kehidupan Juno untuk membawa informasi yang tidak dapat Juno sangka-sangka. Juno kini telah berevolusi menjadi sosok yang tidak dia duga sebelumnya. Perubahannya tersebut membuat hidupnya jungkir balik dalam seketika.
Kemunculan Lana di sekolah Nuski ada tujuannya. Dia sedang mencari benang merah yang membuat kusut kehidupannya. Lana sengaja memancing Juno untuk tahu akan siapa diri Juno yang sebenarnya. Lana hanyalah seorang gadis yang ingin memperbaiki kesalahannya. Namun, tanpa dia sangka Juno malah dibuat terpikat olehnya. Ini tidak boleh terjadi karena segalanya akan menjadi runyam. Tapi, apa daya Lana sendiri merasakan getaran yang sama pada Juno. Mau tidak mau Lana harus memainkan perannya agar semua rencananya dapat berjalan lancar. Juno harus tahun akan potensi yang ada dalam dirinya. Potensi tersebut dapat membantu kehidupan Lana selanjutnya. Di saat Juno sedang sayang-sayangnya, Lana memutuskan untuk pergi dan menghilang. Perbuatan yang Lana lakukan tersebut malah memicu masalah baru. Kini Juno menjadi bingung dan hancur. Rasanya seperti ada yang hilang pada dirinya, tapi entah apa. Pada akhirnya Lana harus kembali pada Juno untuk memperbaiki kesalahannya sekali lagi. Siapa sesungguhnya sosok Lana? Perubahan apa yang terjadi pada Juno?
Bagi kalian yang sudah pernah membaca Naga, Jangan Bucin! pasti tidak asing lagi dengan tokoh Juno. Kini tokoh Juno memiliki kisahnya sendiri dalam The Girl from Tomorrow. Di mana sahabat Naga dan Alan dalam membuat konten di YouTube ini mempunyai cerita yang tidak kalah seru dan menarik. The Girl from Tomorrow sepertinya masih satu ๐ถ๐ฏ๐ช๐ท๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ dengan Naga, Jangan Bucin! yang sama-sama murid SMA Nusa Cendekia. Ini konsep yang menarik dan unik di mana dalam setiap bukunya para tokohnya memiliki keterikatan meskipun tidak terlalu memengaruhi cerita mereka masing-masing. Tidak hanya ceritanya yang menarik novel ini pun mempunyai ๐ค๐ฐ๐ท๐ฆ๐ณ yang unik. Di mana terdapat tiga tokoh utamanya, Juno, Lana, dan Kikan, yang ditampilkan dalam ๐ค๐ฐ๐ท๐ฆ๐ณ bukunya. Ketiganya digambarkan lewat ilustrasi yang cukup memantik atensi pembaca. Juno dengan sayap dan nasal kanulanya, Lana dengan rambut panjangnya, serta Kikan dengan rambut pendeknya. Ilustrasi ketiga tokohnya ini berbaur dengan latar berwarna ungu yang beraksen waktu menciptakan ๐ค๐ฐ๐ท๐ฆ๐ณ yang sangat terasa nuansa remaja dan fantasinya.
Tema fantasi dan remaja yang terdapat dalam The Girl from Tomorrow dikombinasikan secara seimbang. Bagaimana Juno yang merupakan seorang remaja yang menjadi penulis terkenal di Wattpad harus bertemu dengan siswi pertukaran bernama Lana. Kehidupan Juno yang diisi dengan sekolah dan menulis serta bertahan dari penyakit vaskulitisnya harus jungkir balik setelah bertemu dengan Lana. Lana muncul membawa perubahan yang besar dan dahsyat pada kehidupan Juno. Di mana Juno pada akhirnya harus berevolusi menerima kekuatannya. Namun, nyatanya Juno seakan tidak siap karena kehadiran Lana yang hilang entah ke mana. Jadi di sini selain kehidupan remajanya yang ditunjukkan dengan kuat, unsur fantasinya pun tidak kalah pekat. Selain kegiatan Juno seperti sekolah, bikin konten YouTube, dan mengurusi klub film terdapat pula sebuah kekuatan yang dimiliki oleh Juno. Kekuatan ini serta kehadiran Lana menjadi kunci dunia fantasi yang memeriahkan jalan ceritanya. Perpaduan keduanya terlihat seimbang dan solid. Meskipun tetap ada beberapa bagian yang terlihat memaksakan.
Ada tiga tokoh utama di sini, yaitu Juno, Lana, dan Kikan. Juno sendiri digambarkan sebagai sosok remaja yang sedikit tertutup, cuek, dan jutek. Meskipun dia merupakan seorang penulis yang memiliki banyak penggemar, tapi Juno justru merasa risih dan terganggu dengan popularitasnya. Penyakit vaskulitis yang diderita Juno pun menjadi alasan lainnya mengapa dia bersikap demikian. Namun, kemunculan Lana justru dapat membuat Juno kembali bahagia. Akan tetapi di sisi lain Lana pun turut serta membawa kabar yang membuat hidup Juno jungkir balik seketika. Selanjutnya ada tokoh Lana yang merupakan seorang gadis cantik nan berkarisma. Lana yang tiba-tiba hadir di kehidupan Juno seakan memiliki tanya yang membuat sosoknya menjadi sedikit misterius. Lana sendiri memiliki rencana dan misi khusus saat datang menemui Juno. Namun, rencana Lana nyatanya malah melenceng, sehingga menciptakan asmara antara Juno dengan dirinya. Terakhir ada tokoh Kikan yang menjadi sahabat Juno. Kikan adalah sosok gadis yang kuat, mandiri, dan setia kawan. Kikan selalu hadir dan siap di saat Juno membutuhkannya. Kedekatan Kikan dan Juno ibaratnya sudah seperti saudara sendiri. Selain ketiga tokoh tadi, ada satu tokoh yang menarik perhatian saya, yaitu Sidney alias Sid. Tokoh Sid ini digambarkan sedikit bodoh dengan tingkah konyolnya, tapi entah kenapa mudah untuk disukai. Berbeda dengan Alan yang justru malah bikin kesel.
Alur cerita yang tersaji dalam The Girl from Tomorrow berjalan dengan cukup cepat. Alurnya yang cepat memudahkan pembaca untuk segera dapat memahami apa inti ceritanya. Alurnya sendiri berjalan maju-mundur dan jika boleh jujur sedikit bikin pusing di awal jika kita tidak fokus memperhatikan. Sudut pandang yang dipergunakan adalah sudut pandang orang pertama dari tokoh Juno, Lana, dan Kikan. Namun, tokoh Juno tetap menjadi pusat ceritanya. Di sini pembaca dengan mudah akan ikut masuk dan memahami perasaan serta pemilkiran para tokohnya, khususnya Juno. Bagaimana kegalauannya, ketakutannya, hingga rasa bimbang yang dirasakannya. Semuanya tersalurkan dengan cukup baik. Gaya bahasa dan bercerita penulis sendiri tergolong ringan dan sangat khas remaja. Banyak banyolan dan candaan yang terkadang bikin gelak tawa. Gaya berceritanya juga enak dan mengalir begitu saja. Sementara latar tempat ceritanya sendiri cukup beragam mulai dari SMA Nuski, toko barang antik, taman, hingga rumah sakit. Bisa dibilang untuk penggambaran tempatnya standar lah nggak terlalu spesial.
Konflik yang terjadi di The Girl from Tomorrow adalah ketika Juno yang sedang berjuang melawan penyalit vaskulitis kehidupannya harus jungkir balik saat bertenu dengan Lana. Kehidupan Juno sebagai remaja pada umumnya harus berubah total saat dirinya harus berevolusi menjadi sosok yang berbeda. Perubahan pada diri Juno pun diharapkan bisa menjadi solusi dari masalah yang timbul di kehidupan Lana. Konfliknya sebenarnya oke sih, tapi eksekusinya terlalu berbelit-belit. Penulis seperti ingin memasukkan berbagi unsur yang membangun dunia dalam ceritanya. Hasilnya terasa terburu-buru dan pada akhirnya keteteran. Sayang sekali padahal jika penulis bisa menyederhanakan konfliknya mungkin hasilnya akan jauh lebih baik. Solusi untuk konfliknya pun terasa maksa dan terlalu santai. Padahal konfliknya sudah terasa panas, tapi para tokohnya malah terlihat santai dan lupa dengan apa yang sedang terjadi. Fokusnya seakan terbelah antara fantasi dan kehidupan Juno sebagai remaja. Antara rencana dan cinta. Sehingga menyebabkan ambigu yang bikin geleng-geleng kepala.
Menjadi sebuah perpaduan yang menarik di saat cerita remaja dicampur dengan fantasi. The Girl from Tomorrow sebetulnya cukup berhasil mengkombinasikan keduanya. Bagaimana kehidupan Juno sebagai remaja terpampang nyata dengan berbagai aktivitasnya. Sedangkan unsur fantasinya pun melebur menjadi satu lewat kehadiran Lana. Namun, sayangnya karena terlalu banyak unsur yang ingin dimasukkan membuat ceritanya jadi terlihat keteteran dan terasa terburu-buru. Banyak aspek yang malah cenderung gantung dan terasa lemah. Contohnya saja seperti kehadiran Anugerah dan Dennias yang diawal terlihat menjanjikan, tapi justru hanya begitu saja. Padahal premisnya sudah menarik, tapi eksekusinya masih terasa kurang. Akan tetapi, saya salut dengan imajinasi dan kemampuan penulis dalam merangkai kata dan cerita. Ini karena gaya berceritanya yang mudah untuk dinikmati, sehingga pembaca tidak akan dibuat bosan karenanya. Secara keseluruhan The Girl from Tomorrow adalah cerita remaja yang tidak melulu membahas soal cinta, tapi ada petualangan dan aksi yang tidak kalah menarik untuk diikuti.
salah satu buku kesukaan yang aku ikutin dari jaman masih di wattpad terus terbit dan emang sebagus itu, konsep fantasi juga time travelernya kekk ๐ตโ๐ซ๐ตโ๐ซ๐ตโ๐ซ sampe skrg masih gamoonnn
Apa yang kamu lakukan jika kamu bisa menjelajah waktu? Kira-kira kamu akan pergi ke masa lalu atau masa depan? Apakah ada yang ingin kamu ubah?
Wow, aku SUKA BANGET baca The Girl From Tomorrow ini. Aku gak nyangka kalau novel ini gak sesederhana yang kukira. Jika sebelumnya aku membaca Naga, Jangan Bucin kental aroma romansa, novel ini kental romansa dan fantasinya ๐ buat kamu yang suka kisah berbau time travel, novel ini akan memanjakanmu
Kisah bergulir lancar, awalnya semua terasa biasa saja hingga kehadiran Lana mengubah semuanya. Semakin membaca aku semakin terkejut dengan kisahnya. Plot twist berulang kali, aku larut dengan kisah penjelajahan waktu Lana. Bagaimana Lana bisa membolak balik waktu, aku kagum dengan para Sinestesian, Sinonim dan Malaikat. Ah, idenya seru banget ๐
Walau memang novel ini aku rasa lebih ke arah romansa dan kisah rumit antara Lana dan Juno, tapi ada kisah persahabatan yang hangat antara Juno dan Sidney yang bikin terharu.
Semakin lama membaca jujur aku deg-degan bagaimana kisah ini akan berakhir. Ah endingnya itu bikin aku speechless. Aku sih berharap kisah Juno tidak akan berakhir disini saja. Aku masih pengen tahu bagaimana nasib Sinestesian, dan apa yang terjadi di masa depan.
In short, ini buku bagus banget sih. Gue gak berekspektasi kalau ini adalah buku fantasi yang beririsan dengan kehidupan SMA biasa. Konsep dunia yang dibangun bagus, tapi buku ini belum menyelesaikan seluruh konfliknya sampai habis, kerasa kalau buku ini harusnya ada lanjutannya. Twist nya bagus, everything is just perfect mulai dari dialog tag, tokoh2, dan insight setiap tokohnya. Kalau di novel kerasa ada beberapa bagian yang gak dijelasin so i need to check it on wattpad (yg ofc lebih lengkap). Karena dipotong itulah, kerasanya things escalated real quick dan pace nya kerasa terlalu cepet. Tapi overall buku ini jelas worth the price dan layak direkomendasiin.
fantasi nyaa dapet bangett, romance nyaa jugaa dapett, pusing nya juga dapett wkwk. rada sebel yaa sama lana yg bikin semuaa nya jadi rumitt. dah bikin juno jatuh cinta eh malah ditinggal lagiiii hadehhh lanaaaaa. ending nyaa mayan lah yaa
This entire review has been hidden because of spoilers.