Edvind Raishard Rashid merasa telah memiliki segalanya. Sukses berkarier sebagai dokter, segera mewujudkan cita-cita menjadi geneticist, dan tidak pernah kesulitan mendapatkan teman kencan. Ketika Edvind bertemu Nalia Kahlana—kandidat doktor yang memiliki abandonment issue—baru Edvind menyadari ada yang kurang dalam hidupnya. Dia harus menikah dengan wanita yang mencintai dan dicintainya.
Sudah lama Nalia berhenti memercayai cinta dan pernikahan. Pengalaman di masa lalu menunjukkan dua hal tersebut lebih banyak membawa penderitaan. Edvind—yang tidak pernah melibatkan perasaan dalam menjalin hubungan—seharusnya memenuhi kriteria laki-laki yang diinginkan Nalia. Seandainya saja Edvind tidak jatuh cinta pada Nalia.
Dua orang dengan prinsip hidup berbeda tidak akan menjadi pasangan sempurna, Nalia meyakini itu. Namun Edvind gigih mencari celah untuk mengubah pandangan Nalia. Mampukan Edvind menunjukkan kepada Nalia bahwa segala luka di hati Nalia bisa sembuh dengan cinta? Apakah Nalia bisa terlepas dari belenggu masa lalu sehingga dia bisa memiliki masa depan berbeda bersama Edvind?
Ika Vihara merupakan lulusan Fakultas Teknologi Elektro dan Komputer Cerdas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, yang terus berusaha menaikkan romance genre satu level lebih tinggi. Dalam buku-bukunya, Ika Vihara menggabungkan romansa yang manis, romantis, dan realistis; dengan STEM—Science, Technology, Engineering, and Mathematics yang logis dan kesehatan mental.
Pada tahun 2021, novel karya Ika Vihara yang berjudul Sepasang Sepatu Untuk Ava memenangkan kompetisi The Watty’s Award kategori Romance. Dua cerita pendek terbaiknya, Sebaik-baik Pelajaran dan Sebaik-baik Manusia, masing-masing menjadi juara pertama pada Lomba Teman Tulis 2021 dan 2022. Karya-karya Ika Vihara yang telah terbit di antaranya My Bittersweet Marriage, When Love Is Not Enough, The Game of Love, A Wedding Come True, The Perfect Match, The Promise of Forever dan Right Time To Fall In Love.
Selamanya Ika Vihara akan selalu percaya bahawa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua dan akhir yang bahagia. Ingin kenal lebih jauh mengenai Ika Vihara? Atau mendiskusikan apa saja dengannya? Kunjungi, ikuti, baca, dan tinggalkan komentar atau pesan di blog www.ikavihara.com dan Instagram/Facebook/Twitter/Tiktok ikavihara. Koleksi bab ekstra novel-novel Ika Vihara bisa dibaca di karyakarsa.com/ikavihara.
Selesaiiiii! 🤩🤩🤩 pertama aku suka dengan author notenya, kedua aku suka dengan tema yang diangkat Kak Ika dalam novel ini. Novel ini membuatku tertawa, tersenyum, nyesek juga pengen marah. Aku suka para tokohnya mereka apa adanya. Banyak quote bagus di dalam novel ini sebagai pengingat untuk diri sendiri. Selesai baca novel ini aku sedikit mempercayai bahwa mungkin saja seseorang mau berubah menjadi lebih baik jika benar-benar mencintai pasangannya.
Finish! Selesai juga baca kisah Edvind dan Nalia. Rasanya campur aduk banget. Edvind yang dijuluki playboy insyaf ini akhirnya jatuh cinta secinta-cintanya sama Nalia yang punya banyak rasa takut dalam hidupnya. Ya, Nalia terkena Abandonment Issue.
Aku suka cara Edvind berjuang. Emang Nalia ngeselin cuma ya emang sih gimana nggak stres dan takut ketika kehilangan beberapa orang yang disayang membuat trauma itu susah dilupakan.
Tapi, aku suka tokoh Nalia yang kuat. Dibuat realistis dengan cara2 menghadapi semua permasalahannya. Cuma agak sedikit cepat penyelesaiannya. Masih kurang puas aja wkwk dasar aku
Judul dan cover menarik banget. Ciamik abissss gitu covernya 😍
Ada sedikit typo dibeberapa kata, tapi masih nyaman dibaca.
Aku suka cara ka Ika memaparkan setiap detail hal yang baru ku dengar. Seperti abandonment issue, tentang Geneticist juga hal lainnya. Detail, singkat tapi mudah dipahami.
Kisahnya emang agak kelam. Konfliknya klimaks abis. Baca ini harus dalam mood bagus ya. Kalau nggak nanti ke trigger atau bahkan bikin perasaan jadi nggak baik 🥺
Overall, bagus dan recomended. Panjang bener dah reviewku ini wkwk
• Judul : The Perfect Match • Penulis : Ika Vihara • Penyunting : Afrianty P. Pardede • Penerbit : Elex Media Komputindo • Terbit : 28 April 2021 • Harga : Rp 92.000,- • Tebal : 384 halaman • Ukuran : 12.5 × 19.5 cm • Cover : Soft cover • ISBN : 9786230025037
Di balik kemandirian dan kerja keras yang Nalia tunjukkan, terdapat luka dan trauma yang pada akhirnya membuat Nalia sulit menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, khususnya pria. Nalia dicampakan dan ditolak oleh ayahnya sendiri akibat kejadian yang diluar kendali dan bukan tanggung jawab Nalia. Pada akhirnya sepanjang hidupnya Nalia mengidap penyakit mental bernama 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴. Di mana setiap kali menjalin hubungan Nalia akan selalu merasa cemas, panik, dan takut ditinggalkan oleh orang terdekatnya. Oleh karenanya Nalia memilih untuk tidak menjalin hubungan serius dengan siapa pun. Nalia lebih memilih fokus untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus dan mengejar gelar doktor untuk mewujudkan cita-citanya. Beruntung Nalia memiliki 𝘴𝘶𝘱𝘱𝘰𝘳𝘵 𝘴𝘺𝘴𝘵𝘦𝘮 yang kuat di sekitarnya, mulai dari keluarga hingga sahabat-sahabatnya. Namun, saat secara tidak sengaja dirinya bertemu dengan seorang dokter muda nan rupawan bernama Edvind, Nalia tidak yakin lagi dengan komitmen dan perasaannya. Edvind seakan hadir untuk membantu Nalia bangkit dari 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 yang dideritanya.
Petualangan cinta Edvind sudah tak terhitung lagi banyaknya. Dengan parasnya yang rupawan Edvind dapat dengan mudah memikat banyak wanita. Bukan hanya tampangnya yang menarik, pekerjaan Edvind sebagai dokter pun seakan menambah nilai lebih pada dirinya. Namun, Edvind sendiri tidak pernah bisa menjalin hubungan yang lama dengan wanita-wanita tersebut. Tidak ada satu pun wanita yang berhasil memikat Edvind. Kebiasaan Edvind berganti-ganti pasangan seakan-akan hanya sebuah pelampiasan akibat masa lalunya. Hingga suatu ketika saat Edvind berjumpa dengan Nalia dia dibuat jatuh cinta pada pandangan pertama. Nalia seakan hadir untuk menyadarkan Edvind akan statusnya sebagai 𝘱𝘭𝘢𝘺𝘣𝘰𝘺 harus segera berhenti. Nyatanya menjalin hubungan yang serius dengan Nalia tidak semudah yang Edvind kira. Nalia memiliki luka dan trauma yang tidak serta merta dapat dengan mudah Edvind sembuhkan hanya dengan cintanya. Diperlukan proses dan perjuangan yang gigih agar Nalia bisa percaya pada Edvind dan cinta yang diberikannya. Penyakit mental yang diderita Nalia menjadi tembok yang harus Edvind robohkan agar bisa mendapatkan hati Nalia seutuhnya. Dapatkah Edvind meyakinkan Nalia? Bagaimana status hubungan mereka selanjutnya?
𝘛𝘩𝘦 𝘗𝘦𝘳𝘧𝘦𝘤𝘵 𝘔𝘢𝘵𝘤𝘩 menjadi karya terbaru Ika Vihara yang saya baca. Ini merupakan keempat kalinya saya membaca karya Ika Vihara. Di mana cerita cinta yang ditulisnya selalu menghadirkan realita yang mungkin masih tidak biasa di masyarakat Indonesia, seperti penyakit mental. Namun, saya yakin saat ini sudah banyak pembaca yang 𝘢𝘸𝘢𝘳𝘦 akan penyakit mental. Maka karya Ika Vihara yang satu ini akan semakin menambah ilmu dan informasi tentang isu penyakit mental, khususnya 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴. Masih sama dengan karya-karya Ika Vihara sebelumnya The Perfect Match pun memiliki 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 buku yang cantik. Ilustrasi dan warna yang mengisi 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 bukunya seakan-akan terlihat seperti sapuan kuas dengan warna cat yang beraneka ragam. Sosok laki-laki yang sedang memeluk wanita di sampingnya mewakili tokoh Edvind yang berusaha untuk meyakinkan Nalia akan cintanya. Ditambah aksen payung yang menaungi pasangan tersebut memperkuat keseriusan Edvind untuk melindungi Nalia dari kecemasan, kepanikan, dan ketakutannya yang timbul akibat 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 yang dideritanya. Sebuah 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 buku yang simpel, tapi tepat sasaran untuk merepresentasikan isi ceritanya.
Kali ini dalam 𝘛𝘩𝘦 𝘗𝘦𝘳𝘧𝘦𝘤𝘵 𝘔𝘢𝘵𝘤𝘩 penulis menghadirkan 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 yang mungkin masih terdengar asing di telinga pembaca. 𝘈𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 adalah sebuah penyakit mental yang terjadi akibat pengalaman buruk atau trauma di masa lalu karena ditinggalkan, diabaikan, dan ditolak oleh orang terdekat. Di sini ada tokoh Nalia yang pernah mengalami pengalaman buruk di masa lalu, sehingga membuatnya mengidap penyakit mental 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴. Nalia yang diabaikan dan ditolak oleh ayahnya mengalami trauma yang menyebabkan dirinya tidak ingin menjalin hubungan dengan laki-laki. Nalia takut jika kelak nasib anaknya akan sama dengannya. Namun, kehadiran Edvind secara perlahan-lahan mulai meruntuhkan pertahanan Nalia. Akan tetapi, Edvind sadar tidak akan mudah menjalin hubungan yang sehat jika Nalia masih merasakan ketakutan untuk ditinggalkan. Oleh karenanya Edvind harus dengan sabar dan perlahan menghadapi Nalia. Jujur bagi saya isu perihal 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 yang diangkat di sini sangat menarik. Saya pribadi pun baru tahu jika ada penyakit mental bernama 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 setelah membaca buku ini. Penulis sekali lagi bisa mengangkat sebuah tema yang mungkin masih terdengar asing, tapi justru dapat mengedukasi pembaca soal pentingnya menghargai dan peduli terhadap orang-orang yang berjuang dengan penyakit mental.
Ada dua tokoh sentral yang menghiasi jalan ceritanya, yaitu Nalia dan Edvind. Bagi kalian yang pernah membaca novel Ika Vihara sebelumnya---𝘞𝘦𝘥𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘊𝘰𝘮𝘦 𝘛𝘳𝘶𝘦 dan 𝘛𝘩𝘦 𝘎𝘢𝘮𝘦 𝘰𝘧 𝘓𝘰𝘷𝘦------pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh Nalia dan Edvind. Kali ini dalam 𝘛𝘩𝘦 𝘗𝘦𝘳𝘧𝘦𝘤𝘵 𝘔𝘢𝘵𝘤𝘩 kedua tokoh ini akan menjadi pemeran utamanya. Nalia sendiri merupakan seorang wanita yang mandiri dan pekerja keras. Tidak hanya itu pengabdiannya sebagai guru tidak usah diragukan lagi. Nalia bertekad untuk mengejar gelar doktor agar bisa merubah sistem belajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang kerap dipandang sebelah mata agar bisa diperlakukan sama layaknya anak normal pada umumnya. Di balik perhatian dan semangatnya sebagai seorang guru, Nalia sendiri ternyata memiliki luka dan trauma yang menghantuinya hingga saat ini. Nalia mengidap penyakit mental, yaitu 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴. Di mana Nalia kerap merasa cemas, panik, dan takut saat menjalin hubungan dengan orang lain. Namun, untungnya Nalia memiliki 𝘴𝘶𝘱𝘱𝘰𝘳𝘵 𝘴𝘺𝘴𝘵𝘦𝘮 yang dapat membantunya bangkit sedikit demi sedikit. Kemudian ada tokoh Edvind yang merupakan seorang dokter sekaligus 𝘱𝘭𝘢𝘺𝘣𝘰𝘺 yang kerap menjalin hubungan singkat dengan wanita. Bagaiamana wanita mau menolak Edvind jika paras rupawan yang dikombinasikan dengan pekerjaan mapan menjadi modal utamanya. Akan tetapi, saat pertama kali bertemu Nalia, Edvind langsung dibuat jatuh cinta pada pandangan pertama. Edvind langsung bertekad untuk berhenti menjadi 𝘱𝘭𝘢𝘺𝘣𝘰𝘺 agar bisa mendapatkan hati Nalia. 𝘊𝘩𝘦𝘮𝘪𝘴𝘵𝘳𝘺 yang terhubung antara Nalia dan Edvind tergolong kuat dan kokoh. Bagaimana penulis bisa membuat hubungan yang tidak tercipta secara instan, tapi ada kerikil-kerikil yang menguji hubungan mereka, khususnya penyakit mental Nalia. Kehadiran 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 bisa menjadi elemen yang menaikturunkan emosi pembaca sehingga bisa berempati terhadap hubungan Nalia dan Edvind.
Gaya bahasa penulis di sini terbilang ringan dan mudah dimengerti, sehingga tidak akan sulit bagi pembaca untuk menikmatinya. Bisa dibilang The Perfect Match ini adalah novel yang 𝘱𝘢𝘨𝘦 𝘵𝘶𝘳𝘯𝘦𝘳 sekali. Namun, sayangnya gaya bercerita penulis yang mendetail secara tidak langsung bisa membuat jenuh di beberapa bagian. Di sisi lain gaya bercerita yang deskriptif ini pun juga bisa menambah keintiman dan kedalaman hubungan antara Edvind dan Nalia. Jadi bisa dibilang gaya berceritanya seperti pisau bermata dua. Alur ceritanya berjalan biasa saja, tidak cepat ataupun lambat. Meskipun begitu melalui alur ceritanya yang berjalan konstan pembaca tidak akan kesulitan untuk ikut menyelami emosi dan 𝘤𝘩𝘦𝘮𝘪𝘴𝘵𝘳𝘺 kedua tokoh utamanya. Menggunakan sudut pandang orang ketiga sebagai narasi ceritany. Penulis bisa dibilang cukup berhasil menunjukkan gejolak batin yang dirasakan kedua tokoh utamanya, khususnya Nalia, lewat sudut pandang ini. Sedangkan untuk latar tempatnya bisa dibilang tidak terlalu spesial dan khusus. Kebanyakan rumah Edvind atau Alesha menjadi latar tempat yang menghiasi jalan ceritanya.
Permasalahan yang coba ditunjukkan di sini adalah bagaimana Nalia yang mengidap 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 harus dihadapkan pada pilihan yang sulit. Di satu sisi Nalia tidak ingin menjalin hubungan percintaan dengan siapa pun mengingat trauma yang masih menghantuinya. Namun, di sisi lain kehadiran Edvind justru menggoyahkan ketakutan Nalia tentang sebuah hubungan. Edvind yang bisa dibilang cinta mati pada pandangan pertama pada Nalia rela untuk bersabar menanti Nalia membuka hatinya. Tidak mudah memang mengingat luka batin yang tertoreh di hati Nalia, tapi Edvind yakin jika dirinya bisa membantu Nalia bangkit dan berjuang melawan penyakit 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 dengan cintanya. Konflik cerita yang sebenarnya sederhana, tapi karena alasan terjadinya konflik tersebut cukup berat, sehingga menimbulkan intensitas yang kuat terhadap konflik ceritanya. Dibilang bertele-tele mungkin tidak tepat, konflinya justru hadir untuk menegaskan seberapa parah 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 yang diderita Nalia. Meskipun terasa biasa saja, tapi konfliknya cukup bisa menghadirkan empati bagi pembaca kepada dua tokoh utamanya yang sama-sama memiliki luka.
𝘛𝘩𝘦 𝘗𝘦𝘳𝘧𝘦𝘤𝘵 𝘔𝘢𝘵𝘤𝘩 menghadirkan sebuah cerita cinta yang terbilang klise, tapi bisa memunculkan simpati bagi pembacanya. Di mana isu soal 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 dibahas dengan cukup rinci di sini. Efek dari luka di masa lalu yang ternyata dapat membawa trauma di sepanjang kehidupan tokoh utamanya, Nalia. Bagaimana Nalia sulit untuk menjalin hubungan yang sehat di saat rasa takut dan cemas ditinggalkan selalu hadir dalam pikirannya. Bumbu percintaannya pun tidak kalah kuat dengan permasalahan 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘥𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦𝘴 yang dihadirkan. Kehadiran Edvind yang berusaha meyakinkan Nalia untuk memercayai dirinya agar bisa mencintai dan menerima menambah kekuatan cerita cintanya. Di mana Edvind bukan hanya menginginkan Nalia secara fisik, tapi juga perasaannya. Kekurangan yang saya rasakan selama membaca novel ini adalah terkadang gaya berceritanya yang terlalu deskriptif terasa membosankan. Penggambaran perasaan dan pemikiran yang detail sebenarnya sangat membantu pembaca ikut merasakan emosi kedua tokoh utamanya. Namun, entah kenapa karena terlalu detail malah menimbulkan kejenuhan saat membacanya. Secara keseluruhan 𝘛𝘩𝘦 𝘗𝘦𝘳𝘧𝘦𝘤𝘵 𝘔𝘢𝘵𝘤𝘩 kembali menunjukkan ciri khas seorang Ika Vihara melalui kombinasi romansa dan penyakit mental yang menjadi senjata utamanya. Di mana perjalanan cinta tidak harus selalu manis dan bahagia, tapi ada rintangan serta realita yang menyertainya. Bahwasanya ketidaksempurnaan memang harus diterima jika ingin menjalin hubungan atas nama cinta.
Bacaan yg menyenangkan meski untuk seleraku, TPM 'kemanisan'. K Hal² serta kalimat² romantis nan puitisnya kebanyakan jd, aku ngerasa agak susah untuk mengkonsumsinya.. #unpopularopinion 🍂
Aku suka tema yg diusung. Mengenai abandonment issue yg dialami Nalia. Sejujurnya istilah ini informasi baru untukku. Aku tahu keadaan itu tp tak tahu namanya.. 😅 dan melihat bbrp hal yg dipikirkan secara berlebih oleh Nalia membuatku merasa pernah mengenal seseorang dg kondisi ± sama. Dlm bbrp hal dia terlihat tdk masuk akal. Tp bbrp hal lain, Nalia lbh tdk masuk akal. Kurasa Nalia sangat beruntung krn memiliki Edvind & teman & klg yg suportif, menerima serta memahami kondisinya.
Selain abandonment issue, aku suka Ika Vihara jg menjelaskan kondisi luar biasa anak² berkebutuhan khusus spt ADHD, autis dll dan bagaimana memperlakukan mereka dg baik dan benar.
Paruh pertama novel ini seru, lucu dan tak jarang bikin ketawa. Masa² pdkt nya Edvind si playboy tobat pd Nalia, perempuan baik² yg selalu ingin melakukan apa saja agar segala sesuatunya baik² saja. Tapi paruh berikutnya, spt yg kubilang di awal, aku jd agak susah mengkonsumsi krn terlalu romantis melebihi dosis yg biasa kuasup.. dan di bbrp bagian, aku jg merasa sdg mendengarkan ceramah terkait relationship. Sisi pemberontakku ini kepalanya lantas serasa keluar asap.. 😅✌️
Tapi, bagi teman² yg kebetulan suka genre romance, novel ini kurekomendasikan untukmu. Krn tipe bacaan menyenangkan, aku sih setuju jika cerita #ThePerfectMatch ini bikin imunitas kamu meningkat.. 😆👌🙌
Final Review~ "Berani bukan tidak merasa takut. Melainkan terus maju walaupun merasa takut. Rasa takut yang ada pada dirimu tidak perlu dihilangkan. Sebab keberadaannya berguna. Dalam kadar tertentu, rasa takut bisa membuat mu waspada. Tetapi kamu tidak boleh membiarkan rasa takut itu menguasaimu lalu menghalangimu mendapatkan kebahagiaan." - Pg. 328 Selesai! Dan tentu saja aku suka dengan cerita Edvind dan Nalia ini. Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari kisah mereka berdua. Mulai dari perjuangan Edvind mendapatkan cinta Nalia sampai ke Nalia yang berusaha mengahadapi abandonment issue karena trauma masa kecilnya. Karakter keduanya juga aku suka banget. Terlihat perkembangannya dari awal hingga akhir cerita. Sosok Edvind yang tadinya hobi gonta-ganti pasangan berubah semenjak ia bertemu Nalia. Nalia adalah sosok yang mengagumkan. Mimpinya sebagai seorang pengajar juga keberaniannya menghadapi abandonment issue dan betapa sayangnya ia pada keluarganya menjadi poin plus Nalia. Tidak hanya mengangkat mental health issue, buku ini juga mengajarkan bahwa kita sebagai manusia tidak sempurna, tapi ketidaksempurnaan itulah yang membuat kita menjadi sosok yang luar biasa. Secara keseluruhan, aku menyukai dan merekomendasikan kisah ini. Tapi, mengingat kisah ini mengangkat tentang abandonment issue, perhatikan trigger warning yang ada saat membacanya ya.
Yang kusukai dari The Perfect Match: 1. Blurbnya. Aku membeli buku ini gara-gara baca blurbnya yang stand out banget di antara buku-buku new release di toko buku. Aku yakin isinya sesuai dengan blurb yang menjanjikan. 2. Premisnya yang tidak biasa. Seorang dokter/calon geneticist yang baru saja sadar dari ke-playboy-annya jatuh cinta sama kandidat doktor yang punya abandonmnet issue. Tantangannya: Edvind harus mengubah keyakinan Nalia tentang cinta dan pernikahan yang menurutnya cuma identik dengan penderitaan. 3. Meet cute-nya fresh banget. Setelah cerita kantoran yang banyak berterbaran, akhirnya ketemu meet cute favorit. Nalia dan Edvind kenalan saat sama-sama menjenguk orang sakit! 4. Pekerjaan tokoh-tokohnya. Ini baru pertama kali kutemui, seorang dokter, yang sudah meraih cita-cita semua anak kecil di bumi, masih punya cita-cita: menjadi ilmuwan, lebih tepatnya geneticist. Bikin aku jadi mengerti apa itu geneticist. Nalia guru pre-school, pekerjaan yang imut dan manis. Tapi Nalia juga masih kuliah lagi, untuk mewujudkan cita-cita membangun kelas yang bisa mengakomodasi semua ragam saraf. Aku jadi pintar habis baca cerita ini. 5. Edvind adalah dokter fiksi paling manusiawi. Aku kerja di RS jadi aku kenal sama dokter-dokter. Seperti manusia biasa, kalau nggak sama pasien, mereka juga bisa bercanda, jadi tidak selalu dingin dan serius terus seperti di novel-novel yang pernah kubaca. Plus biasanya digambarkan sibuk banget sampai nggak ingat pacaran dan menikah. Tapi Edvind punya kehidupan seimbang antara karier dan pribadi. 6. Dialog-dialog antar tokoh. Percakapan dua orang cerdas kayak Edvind dan Nalia asyik banget. Ringan dan serius semua ada. Lucu juga ada. Edvind dan Nalia suka bikin blushing dengan perdebatan-perdebatan mereka, yang manis banget itu. Banyak moment uwu di antara Edvind dan Nalia. Dari percakapan Nalia dan Oma ada banyak nasihat yang kudapat. 7. Narasinya bernas, cerdas, luwes, kuat, mengalir, enak dinikmati. Tidak ada satu katapun yang kulewati. Kubaca semua karena penulis pandai membuat narasi yang bikin kita betah membacanya. Terlihat kalau penulis risetnya serius dan kayaknya dia tipe penulis yang banyak membaca sebelum menulis. 8. Konfliknya. Ini pertama kali kubaca novel Ika Vihara. Karena Edvind playboy kukira akan ada seseorang dari masa lalu yang mengganggu hidup Edvind sekarang. Tapi tidak ada orang ketiga! Hebatnya penulis berhasil membuat ketegangan, kemarahan, kekesalan, ketidaksabaran, dan segalanya memuncak. 9. Page turner banget. Kalau sudah telanjur baca, tidak akan bisa berhenti. Pasti bakal mau tahu selanjutnya Edvind mau ngapain, selanjutnya merek bakal gimana. 10. Ini paling kusukai: pembaca tidak diajak untuk buru-buru menikah, tidak diiming-imingi kehidupan serba indah asalkan menikah. Untuk menuju ke sana ada prosesnya, misalnya pendewasaan diri, memperbaiki diri, menyembuhkan trauma bila ada, dan lain-lain. Keputusan untuk menikah itu tidak diambil sembarangan, kayak mumpung ada yang mau, dokter lagi, diterima saja. Anak-anak muda mesti baca ini, supaya tidak insecure jodoh. Orangtua sepertiku juga, supaya nanti pas anak gadisku dewasa tidak gampang tanya kapan anak saya dilamar, cuma karena teman dekatnya CEO atau dokter.
Akhirnya kisah Edvind ditulis lengkap setelah muncul sebagai sepupu Alwin yang naksir Edna di The Game of Love 2 tahun lalu. 🤩
Edvind, dokter umum yang memiliki reputasi playboy tentu menarik untuk jadi bahan gosip terbaru.
Perkenalan Edvind dan Nalia di rumah sakit ketika malam kecelakaan Edna di E&E, diiringi peringatan keras Alesha. Selalu menyenangkan membaca kisah playboy tobat. 🤣
Isu yang diangkat kali ini yaitu tentang abandonment. Nalia ditinggalkan sang ayah sejak ibunya meninggal sejak umurnya 10 tahun. Melewati masa kecil bersama Oma dan kakaknya Jari, Nalia tumbuh menjadi wanita cerdas dan penyayang, tapi juga takut berkomitmen.
Pekerjaan Nalia sebagai guru Kelompok Bermain tempat Mara bersekolah. Tapi Nalia memiliki cita-cita tinggi menjadi doktor di bidang pendidikan anak-anak inklusi.
Secara umum TPM ini fun read. Banyak hal-hal menyenangkan dalam hubungan Edvind dan Nalia. Konflik yang muncul juga singkat-singkat dengan penyelesaian yang tuntas. Tapi tetap tidak disarankan dibaca dalam kondisi tidak baik-baik saja. Masa lalu Edvind dan Nalia cukup suram dan bisa saja menjadi trigger untuk pembaca.
Aku menemukan beberapa salah ketik, tapi tidak terlalu mengganggu.
Timeline paralel dengan The Game of Love dan sebelum A Wedding Come True. Nalia sempat tinggal bersama Alesha. Tapi kalian tetap bisa membacanya terpisah dan tidak urut.
Banyak quote menarik di sini dan seperti buku yang lain, tokoh-tokoh dalam novel Teh Vihara adalah teman-teman yang menyenangkan.
Wah, aku selalu suka dengan ide yang diangkat oleh Mba Ika. Jika kamu sudah pernah membaca tulisan sebelumnya, kamu pasti mengenal sosok Edvind, sepupu Alesha yang menjadi tokoh di A Wedding Comes True. Salah satu tokoh pria yang mencuri perhatian pembaca 😍
Novel The Perfect Match ini mencoba mengangkat isu spesifik tentang Abandonment Issue. Dalam The Perfect Match ini, isu ini diwakili oleh Nalia. Seorang wanita yang cerdas, penyayang dan tangguh. Sayangnya, dia tidak percaya cinta. Apalagi pernikahan. Padahal kehidupannya sangat dekat dengan anak-anak dan mencintai mereka dengan tulus. Mau tahu kenapa Nalia bisa seperti itu?
Buat Nalia dan Edvind dalam novel The Perfect Match ini keduanya awalnya tidak memercayai cinta. Ada alasan tersendiri kenapa mereka seperti itu.
Edvind sejak awal terkenal sebagai pria dengan deretan mantan terbanyak, susah diajak berkomitmen dan hanya menganggap wanita yang dekat dengannya teman jalan biasa yang mudah untuk diakhiri hubungannya.
Sedangkan Nalia berbeda, Nalia sulit untuk percaya cinta. Nalia lebih memilih untuk bertunangan dengan sahabatnya, seseorang yang tidak dicintainya untuk menjaga hatinya tetap aman. Sebagai seseorang yang bermasalah dengan abandonment issue, berurusan dengan masalah hati dan perasaan ini terlalu rumit dan sangat dihindari.
Nah, bagaimana jika 2 orang ini dipertemukan? Edvind jatuh cinta pada pandangan pertama, sedangkan Nalia sendiri pun tak bisa menghindari perasaan yang hadir diantara keduanya?
Aku gak menyangka aku bakal jatuh cinta dengan Edvind, padahal awalnya kalau membaca track record dia yang playboy, bukanlah tipe favoritku. Tapi, ya ampun ternyata bener kalau sudah menemukan orang yang tepat, seseorang bakal jatuh cinta dengan dalam ❤️ dokter Edvind disini super manis dan romantis ih, suka banget kalau dia sedang berinteraksi dengan Nalia yang masih tarik ulur dengan perasaan Edvind.
Sekali lagi aku dibuat jatuh cinta dengan tulisan Mba Ika, apalagi kali ini Mba Ika mencoba menggabungkan kisah romansa dan isu kesehatan mental, khususnya abandonment issue. Jujur sebelum baca novel ini, aku sama sekali tidak paham.
Aku baru tahu kalau kasus "penelantaran" anak di masa lalu oleh orang tua kandungnya, bisa membuat seorang anak tumbuh dengan "abandonment issue". Kisah Nalia dan Edvind sendiri bergulir lancar dan mengalir, alurnya sendiri kurasa agak cepat di awal, tapi semakin lama membaca aku ikut deg-degan dengan akhir kisah mereka.
Buat kamu yang sudah pernah membaca novel Mba Ika sebelumnya tahu, kalau Mba Ika selalu menyelipkan tokoh-tokoh lain dalam novel ini. Disini kamu akan kembali bertemu dengan Edna dan Alesha, terutama sosok Alesha disini lumayan punya peran penting. Kalau melihat setting waktunya sendiri, sepertinya kisah Edvind seharusnya terlahir lebih dahulu, karena disini Alesha masih jomblo 😁
Karena baca novel ini aku semakin penasaran dengan kisah Renae nih, aku penasaran kali ini bakal seperti apalagi dieksekusi.
Secara keseluruhan, kamu suka kisah romansa yang manis dan romantis, sekaligus logis dan realistis, juga diramu dengan isu kesehatan mental, aku rekomendasikan novel ini untuk kamu baca.
Tapi, novel ini hanya kurekomendasikan untuk kamu yang sudah dewasa ya.
The Perfect Match adalah cerita yang menyenangkan dan juga menyentuh. Sangat cocok dibaca untuk mengembalikan atau memperkuat kepercayaan kita kepada cinta. Cinta kepada pasangan, keluarga, sahabat. Nalia adalah guru kelas inklusi yang sedang kuliah doktoral. Pada masa kecilnya Nalia mengalami kejadian traumatik yang membuatnya memiliki abandonment issue. Karena abandonment issue Nalia sulit memercayai cinta, pernikahan, dan laki-laki. Ditambah Nalia ditinggalkan oleh calon suaminya, yang menikah dengan wanita lain. Nalia tak menyangka saat menjenguk Edna, sahabatnya, dia kenalan dengan Edvind. Laki-laki yang membuat Nalia hampir melupakan keinginannya untuk nggak menikah. Edvind adalah seorang dokter yang mau pergi ke Inggris untuk melanjutkan kuliah. Saat Edvind lelah dengan hidupnya sebagai plyaboy dan ingin merasakan cinta sejati, Edvind bertemu Nalia. Kesabaran dan kesungguhan Edvind diuji oleh Nalia. Edvind harus bisa membuktikan pada Nalia kalau cinta akan menyembuhkan luka dari masa lalu. Seandainya penulis tidak pandai mengatur di mana masalah harus digali, di mana harus dilupakan dan diisi dengan adegan manis nan romantis, di mana humor disisipkan, di mana Edvind bertingkah konyol menghadapi Nalia yang sedang serius, aku akan bilang novel ini berat. Tapi ternyata tidak berat sama sekali. Aku menikmati perjalanan hidup Edvind dan Nalia yang berusaha menjadi orang yang lebih baik. Aku ikut bangga waktu Nalia berusaha mengalahkan dirinya sendiri supaya bisa merasakan kebahagiaan. Di lain sisi, Edvind yang sangat pengertian membuatku banyak melamun membayangkan punya kekasih seperti dirinya. Cerita ini layak banget dibaca dan harus dibaca.
This book is such a breath of fresh air. Bertunangan, sadar bahwa dirinya berada dalam hubungan yang nggak sehat, mengakhiri, memulai lagi dari awal dengan ikhlas, bertemu dengan seseorang yang baru. Nalia menerima lamaran seseorang dan bertunangan dengannya, karena Oma yang membesarkannya meminta. Oma nggak mau Nalia sendirian di dunia kalau Oma meninggal nanti(Tapi sampai akhir cerita, Oma sehat). Selama mempersiapkan pernikahan Nalia ragu apakah pernikahannya nanti akan membuatnya bahagia, kalau sekarang saja Nalia sudah dilarang untuk kuliah S3 dan saat sudah menikah nanti suaminya tidak ingin Nalia tetap mengajar dan mewujudkan kelas inklusi. Melihat cucunya nggak bahagia, Oma merevisi keinginannya. Beliau ingin Nalia menikah dengan seseorang yang mencintainya. Permintaan yang sulit dipenuhi Nalia, karena Nalia sudah berhenti memercayai cinta. Saat menjenguk sahabatnya yang mengalami kecelakaan, Nalia dikenalkan pada Edvind, dokter sekaligus sepupu dari sahabat Nalia. Edvind jatuh cinta kepada Nalia pada pandangan pertama dan mau melakukan apa saja demi bisa membuat Nalia jatuh cinta padanya. Sebenarnya nggak sulit bagi Nalia untuk mencintai Edvind, karena Edvind memiliki segala yang dicari Nalia dari pasangan. Tetapi ada abandonment issue di dalam diri Nalia yang menyebabkan Nalia tidak berani mencintai. Bisakah Edvind meyakinkan Nalia bahwa cinta tidak selalu menyakitkan dan cinta akan mengobati segala luka? Buku ini harus banget dibaca. Karena menenangkan dan bikin adem. Ada banyak kalimat yang menentramkan jiwa. Juga, cerita ini bakal menguatkan kepercayaan kita pada cinta.
Ini buku Ika Vihara yang pertama kubaca. Aku sudah suka sejak bab pertama, karena di situ ada perang batin dalam diri Edvind. Untuk penulis wanita, Ika Vihara bisa menceritakan isi pemikiran laki-laki dengan baik. Pemikiran Edvind disampaikan sesuai dengan usianya, pengalaman, dan latar belakang pendidikan/pekerjaannya. Edvind sudah mulai lelah ganti-ganti teman kencan, sesuatu yang dulu menyenangkan, tapi ternyata nggak bisa memberinya kebahagiaan. Usianya sudah cukup untuk memikirkan pernikahan. Tapi Edvind tidak tahu harus mencari calon istri di mana. Edvind ini nggak mau pacaran dengan rekan kerjanya, jadi dia nggak berpikir rumah sakit akan jadi tempat pertemuan dengan wanita yang membuatnya jatuh cinta. Edvind dan Nalia bertemu saat sama-sama sedang menjenguk sepupu Edvind. Edvind langsung merana karena tahu Nalia sudah punya tunangan. Sedangkan Nalia mulai memiliki keberanian buat mengakhiri pertunangan, yang membuatnya nggak bahagia. Begitu tahu Nalia sudah sendiri lagi, Edvind tancap gas buat mendapatkan hati Nalia. Namun usahanya terhalang abandonment issue yang diidap Nalia. Edvind harus mencari cara lain untuk bisa meyakinkan Nalia bahwa Edvind berbeda dengan semua laki-laki di hidup nalia dan nggak akan meninggalkan Nalia. Tapi melihat masa lalu Edvind, yang mudah ganti pasangan, apakah Nalia nggak makin meragukan Edvind? Menarik banget menyimak usaha Edvind dan Nalia buat bisa saling mencintai. Perasaan cinta mereka terbangun perlahan-lahan tapi dengan pasti. Senang banget melihat mereka berkembang bersama. Aku kaget karena sangat menikmati cerita ini. Nggak sabar mau tahu seperti apa endingnya tapi juga nggak mau bukunya cepat habis.
Judul: The perfect match Penulis: Ika Vihara Penerbit: Elex Media Komputindo Dimensi: 373 hal, cetakan pertama 2024, edisi digital ipusnas ISBN: 9786230025037
Edvind yang dikenal playboy dan tidak percaya jatuh cinta pada pandangan pertama, bagai terkena kutukan saat bertemu Nalia. Ia langsung jatuh cinta dan tidak lagi mempermainkan wanita. Sementara Nalia yang memiliki trauma berupa abandonment issue akibat ditinggalkan ayahnya, tidak ingin memiliki hubungan dengan laki-laki, apalagi menikah. Usaha keras Edvind menjadikan Nalia istrinya begitu berliku, mampukah akhirnya mereka bersatu dan mengendalikan abandonment issue itu agar tidak meretakkan hubungan mereka?
Di ipusnas, buku ini hanya ada 10 copy dan antreannya panjang. Sehingga saat mendapatkannya, saya berekspektasi wah pasti seru kayak karya penulis sebelumnya yang saya baca! Nyatanya, konflik di buku ini berkisar banyak tentang abandonment issue yang diulang-ulang sampai agak membosankan bagi saya. Hampir fokus di konflik batin Nalia saja. Jadi rasanya kurang tajam dan segi perjuangan Edvindnya hanya sedikit. Endingnya pun tidak membuat saya tertarik atau masih penasaran dengan tokoh yang disebut di buku ini. Malah jadi teringat lagi keluarga Elmar dan penasaran ke Alesha. Yah, pembelajaran bagi saya, tidak semua buku yang antreannya panjang pasti bagus isinya. Tetap kembali ke selera hehe.
Cocok untuk kamu yang ingin tahu tentang abandonment issue dan suka novel romance.
Kudos to the intense chemistry between Nalia and Edvind. Cerita ini berakar pada abandonment issue yang terjadi pada masa kecil Nalia dan berdampak hingga Nalia dewasa. Terutama pada hubungan Nalia dengan orang-orang terdekatnya, keluarga, sahabat dan pasangan tentu. Pada keputusannya untuk nggak menikah, menikah tanpa mencintai, dan banyak lagi. Dari sini pembaca diajak memahami dan menyadari bahwa kita harus wasapada dampak penelantaran anak. Perjuangan Nalia untuk bebas dari abandonment issue sehingga di masa depan siap mencintai dan menikah sangat menyentuh hati. Penerimaan Edvind akan kondisi Nalia dan kesediaannya untuk mendampingi Nalia juga patut diacungi jempol. Tapi namanya orang mau sembuh, kadang ada progres lima langkah, besok jalan di tempat, besok lagi mundur tiga langkah. Menarik banget melihat bagaimana dua orang ini berkembang sebagai pasangan. Cinta adalah konsep baru bagi mereka berdua. Edvind nggak pernah menjalin hubungan dengan cinta karena terlalu sering ganti pacar, sedangkan Nalia selalu mencegah dirinya jatuh cinta karena sudah tahu sakitnya ditinggalkan orang yang dicintai saat masih kecil dulu. Begitu mereka benar-benar jatuh cinta, merasakan cinta, apa yang akan terjadi? Ada adegan-adean seperti ciuman bibir yang seksi dan hot di buku ini, karena itu diperuntukkan untuk pembaca dewasa. Dari segi pemikiran juga novel ini adalah nobel dewasa. banyak quote yang wajib dicatat untuk memberi diri kita semangat. Bagusnya novel ini diceritakan dengan romantis dan optimis. Ceritanya mengalir dan alurnya rapi. Kecepatannya pas. Semua harus baca.
Ini buku yang kucari selama ini. Ketemu Nalia kayak ketemu belahan jiwaku. Seperti Nalia, aku juga diasuh nenek waktu kecil dan selalu merasa takut. Di buku ini penulis terlihat mencurahkan seluruh hatinya untuk menulisnya. Semua yang kucari di novel romance ada di sini. Terutama ciuman dua tokoh utama, yang dideskripsikan dengan indah, menurutku. Dan tetap hot hehehe. Kadang agak geli kalau membayangkan ciuman di novel mengikuti deskripsi penulis, tapi di sini nggak sama sekali. Edvind dan Nalia sama-sama mencuri hati. Mereka cocok bersama. Secara personalities dan chemistry. Walaupun baru kenal, tapi mereka bisa menemukan satu kesamaan yang membuat mereka bisa nyambung, yaitu keinginan untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung. Kampung kumuh di tempat pembuangan sampah dong lokasi bonding mereka. Nalia dengan kemampuannya berkomunikasi dengan beragam anak-anak, mau yang autis, yang ADHD, dan lain-lain dan Edvind dengan keahliannya sebagai dokter buat mengobati anak-anak di sana. Pembaca dibuat terus berharap supaya Edvind bisa bersatu sama Nalia. Jangan tertipu sama cover-nya yang warna-warni. Karena isi ceritanya nggak cuma tentang hal-hal yang membahagiakan, tapi juga ada masalah-masalah yang dikupas dalam seperti abandonment issue. Ada juga bagian-bagian di mana dada kita sesak selama baca. Pokoknya Ika pandai mencampurkan topik-topik serius dan perlu menjadi perhatian kita dengan cerita cinta yang hangat, yang bikin kita tersenyum.
Edvind adalah sosok laki-laki yang terlihat sempurna, sampai kita mengenalnya lebih jauh. Dia selalu mencari perhatian karena waktu kecil merasa tak mendapatkannya dari orangtuanya. Karena sangat menyukai perhatian, Edvind jadi punya banyak pacar. Nggak dalam satu waktu, tapi gonta-gantinya cepat banget. Dan Edvind baru tahu dia punya masalah ini saat sudah berumur 32 tahun, dia berdiskusi dengan psikiater untuk mencari tahu kenapa dia hidupnya kosong meski sudah punya segalanya. Edvind mulai berpikir untuk menikah dan memiliki pernikahan yang berbeda dengan milik orangtuanya dulu. Tapi Edvind nggak tahu harus menikah dengan siapa. Harus mencari di mana. Perkenalan dengan Nalia di rumah sakit menumbuhkan harapan baru untuk Edvind. Tapi buat mendapatkan Nalia pun bukan pekerjaan mudah. Nalia memiliki abandonment issue yang harus lebih dulu disembuhkan. Di sini kesetiaan Edvind diuji. The Perfect match membangkitkan banyak emosi, bahkan aku sempat kesal juga pada satu bagian hahaha. Kita sudah bisa merasakan Edvind dan Nalia ini jodoh, tapi kenapa tiap mereka sudah mulai mau dekat, ada saja masalah yang menghalangi. Tapi kurasa itulah hidup yang sebenarnya. Ika Vihara sudah menjadi salah satu penulis yang bukunya selalu kunantikan. Aku bisa mendapatkan cerita romance yang bagus darinya. Charming, sexy and well written. Gaya berceritanya nggak bisa disamai orang lain dan itu yang bikin kita sudah suka sejak paragraf pertama.
Ini akan menjadi salah satu novel romance yang nggak mudah kulupakan. Ada satu hal yang baru kuketahui setelah membaca novel ini, yaitu abandonment issue. Yang membuatku kagum adalah, abandonment issue itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik oleh penulis. Masalah itu menjadi penghalang buat si tokoh utama, Nalia, buat merasakan mencintai dan dicintai. Lalu masalah itu pula bisa menjadi konflik yang menegangkan di antara Nalia dan Edvind. Nggak perlu ada orang ketiga, keempat dan seterusnya. Abandonment issue itu saja sudah bisa membuat cerita benar-benar klimaks. Aku belum punya jodoh dan aku berharap aku akan ketemu orang seperti Edvind. Bukan karena dia dokter dan ganteng. Tapi karena dia mau berubah menjadi orang yang lebih baik dan dia bisa menerima ketidaksempurnaan wanita yang dicintainya. Nalia dan Edvind saling mengajak buat menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. Yang unik lagi, benar-benar ditunjukkan kalau jodoh itu ketemunya nggak terduga. Dokter dan guru, yang bukan teman sekolah, dua orang yang sebelumnya nggak saling tahu keberadaan bisa bertemu. Dan perjalanan mereka menuju persatuan nggak instant. Ada proses yang harus dijalani, perlu waktu, well, menarik banget mengikuti perjalanan dua orang ini dalam menerima ketidaksempurnaan, bertumbuh bersama, saling mendorong menjadi lebih baik. Pokoknya ditunjukkan manfaat cinta itu banyak. Harus baca. Banget.
The Perfect Match adalah sebuah paket lengkap. Hal-hal yang penting untuk setiap manusia, cinta, persahabatan, dan keluarga menjadi pilar penting di cerita ini. Penulis tahu banget cara mengaduk emosi dan membuat pembaca tersipu-sipu dengan cara menulisnya yang menawan. Nalia adalah seorang guru kelas inklusi yang sedang kuliah S3. Kejadian di masa kecil mengakibatkan Nalia dinyatakan memiliki abandonment issue. Abandonment issue ini membuat Nalia tidak mau mencintai dan tidak akan menikah. Edvind adalah seorang dokter yang mau mulai pendidikan menjadi ilmuwan, geneticist. Mantan pacarnya banyak di mana-mana. Yup, Edvind playboy. Pada waktu ketemu Nalia, Edvind sedang dalam tahap lelah dengan gaya hidupnya. Dan sedang mencari pasangan hidup yang mencintai dan dicintainya. Edvind jatuh cinta sama Nalia pada pandangan pertama, saat mereka sama-sama menjenguk orang sakit. Aku suka semua tokoh-tokoh di dalam buku ini. Chemistry Edvind dan Nalia terbangun baik sejak mereka bertemu dan interaksi mereka dalam sepanjang cerita. Banyak adegan manis yang bikin senyum sendiri. Usaha Edvind untuk membuktikan kepada Nalia bahwa cinta nggak selalu menyakiti benar-benar bikin aku ingin didekati laki-laki sepertinya. Ini bacaan bintang 5-ku. Indah dan mengena di hati. Kamu juga pasti akan mencintai cerita ini.
Hidup Nalia sudah sempurna. Sudah punya pekerjaan tetap, ada kesempatan meneruskan kuliah S3, dan akan menikah dengan laki-laki yang tampan dan mapan. Tapi kenapa Nalia tetap merasa ada yang salah dengan hidupnya, seperti ada sesuatu yang harus dikoreksi sebelum semuanya terlambat? Jawaban itu muncul sendiri waktu Nalia menjenguk sahabatnya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dalam sosok Edvind yang bisa membuat jantung Nalia berhenti saat mereka berpandangan pertama kali. Cinta pandangan pertama itu nggak akan pernah ada matinya. Uwuw banget. Sayangnya, Nalia berprinsip nggak akan menikah dengan seseorang yang dia cintai. Karena menurutnya orang-orang yang dia cintai pasti meninggalkannya dan dia akan patah hati akhirnya. Semakin hari, Nalia semakin merasa nggak cocok dengan tunangannya. Banyak ribut dan membuat Nalia pusing sendiri. Nggak ada pilihan lain selain mengakhirinya. Tahu Nalia single lagi, Edvind tancap gas untuk mendapatkan hati Nalia. Namun terhalang oleh abandonment issue yang dimiliki Nalia. Yang menarik dari sini: perjuangan Edvind dan Nalia dalam mengalahkan abandonment issue, chemistry di antara Nalia dan Edvind sejak pertemuan pertama, penggambaran tiap adegan atau perasaan atau pemikiran tokoh yang luar biasa, keras kepalanya kedua tokoh yang aduhai, dan banyak lagi. It's a very great touching story with perfect ending.
📚 The Perfect Match ✒️ Ika Vihara 🎡 iPusnas 🥨 Elex Media Komputindo 🎖️ 3,25/5
Review: Setelah nunggu cukup lama di iPusnas, akhirnya berhasil minjem buku ini. Bisa dibilang ekspektasi ku terlalu tinggi ya untuk buku ini😂 Aku gak masalah sebenarnya kalau bahasa nya kaku kayak buku terjemahan. Tapi entahlah aku bingung mendeskripsikan buku ini gimana. Aku ngerasa bukunya sedikit cringe 😬 Baik dari segi dialog dan narasi. Ditambah pula, buku ini cukup banyak plot hole nya. Kesinambungan perpindahan adegan tuh kurang halus. Aku cukup kaget, karena tiba-tiba Edvind, si ML, udah ngerasa yakin 100% dengan cintanya untuk Nalia, si FL di awal-awal. Udah ngomongin nikah ke Nalia like??? You wanna make it instant love wahai author?? Tapi gak segitunya juga kali.
Terus penulis terlalu mengglorifikasi cinta dan pernikahan😭😭 Jatuhnya dialog dan narasinya terkesan naif😭🙏🏻 penulis mau membuat cerita yang logis dan nyata tapi malah gak begitu menurut aku. Iya, penulis menyisipkan trauma di kedua tokoh agar terkesan pernikahan dan cinta gak semudah itu. Tapi nyatanya, you made it seems easy wahai author🥲 Cobalah lebih napak tanah lagi. Lebih disesuaikan dengan budaya Indonesia. Ini aku bingung ada latar kampung pembuangan sampah kayak Bantar Gebang, tapi kisahnya berasa bukan di Indo. Kumaha ieu teh😭🙏🏻
This entire review has been hidden because of spoilers.
Aku sudah lama dengar nama Ika Vihara, tapi nggak juga tergerak buat membaca bukunya. Dan aku menyesal kenapa baru membaca sekarang. Hidupku bakal lebih baik kalau aku membaca dari dulu. Yang pertama kali kutanyakan waktu membaca The Perfect Match adalah berapa lama riset yang dilakukan. Jadi bisa menceritakan setiap topik, setiap tempat, setiap masalah dan lain-lain dengan hidup. Aku diajak pergi ke dunia yang nggak pernah kupikirkan sebelumnya. 1) Dunianya guru kelas inklusi yang mengalami abandonment issue jadi tidak bisa mencintai. Aku sampai bilang ternyata ada yang seperti ini di dunia. 2) Dunianya seorang dokter playboy tobat yang mencari cinta sejati 3) Kedua dunia itu dipertemukan. Karakter Nalia secara fisik sempurna, walaupun dia diceritakan pendek seperti aku, tapi di dalam dirinya terpendam suatu hantu bernama abandonment issue. Aku senang setiap Nalia bisa mengalahkan hantu itu sedikit demi sedikit. Kalau Edvind, aku senang tiap dia dapat karma, saat pedekate sama Nalia selalu diganggu sama mantan-mantannya. Ini cerita romance yang berbeda dari novel-novel yang ada, karena digabungkan dengan berbagai topik yang bikin kita pinter. Tapi romance-nya tetap kental dan dominan.
Kesimpulanku untuk cerita ini ada banyak lapisan yang menyenangkan untuk dikupas, untuk bisa masuk ke dalam hati Nalia dan Edvind. Kejutannya nggak habis-habis. Latar belakang kedua tokoh menarik. Nalia yang merasa dirinya baik-baik saja, cuma enggan menikah, ternyata diketahui memiliki abandonment issue. Edvind yang di media sosial disebut playboy tobat, kerepotan memperbaiki masa sekarangnya. Ke mana-mana kencan bersama Nalia, selalu ada mantan Edvind yang muncul. Karena abandonment issue-nya, Nalia mudah cemas dan mudah berpikiran negatif. Kalau ingin bisa memiliki suatu hubungan yang sehat dengan Edvind, menikah suatu hari nanti, lebih dulu Nalia harus mengalahkan abandonment issue. Melihat usaha Edvind untuk memahami apa yang sedang dilakukan Nalia untuk menyembuhkan dirinya bikin hati ini hangat. Cinta itu memerlukan pembuktian dan Edvind membuktikannya dengan mendampingi Nalia pada setiap proses. Tapi apakah bukti itu cukup untuk menghapus kragu-raguan di hati Nalia? Hati yang sudah pernah ditelantarkan ayahnya lalu dicampakkan mantan tunangannya? Sampai buku ini aku semakin menyukai cara bercerita Ika Vihara. Tema-tema yang disajikan juga selalu ada perbedaan dari buku sebelumnya. Penyegaran reading list banget.
Siap jadi bucinnya Edvind. Edvind sudah muncul di dua buku sebelumnya A Wedding Come True dan The Game of Love. Karena di sana diceritakan dia playboy dan aku sudah bosan dengan cerita cowok playboy, aku sedikit ragu-ragu waktu mau membaca The Perfect Match. Tapi, sekali lagi kita dikasih kejutan oleh penulis. Playboynya Edvind bukan sekedar karena dia ganteng dan sukses, lalu memanfaatkan kegantengannya demi mendapat teman kencan. Alasan yang dikemukanan oleh penulis dalam banget, terkait masa lalu Edvind, sehingga kita memaklumi ke-playboy-an Edvind. Juga proses Edvind berhenti jadi playboy beda dengan novel lain. Di sini scientific dan nggak bullshit. Bukan berarti karena ketemu seseorang yang bikin jatuh cinta lalu langsung sembuh. No. Nggak begitu. Semakin ke belakang, Edvind semakin pandai menunjukkan perhatian--dan cinta--berasa kita yang sedang dia cintai. Nalia juga, meskipun hidupnya jauh dari sempurna, tapi tekad dan passion-nya besar. Duh, aku mau menjadi Nalia waktu besar nanti. Di beberapa bagian latar belakang Nalia aku menangis. Mereka berdua adalah pasangan yang sempurna hahaha.
Semua yang ada di dalam The Perfect Match bikin jatuh cinta. Dua tokoh utamanya manusiawi. Orang-orang yang tampak sempurna di luar, ganteng atau cantik, sukses, berpendidikan tinggi, juga memiliki sisi lain yang kelam yang ngggak kelihatan dan nggak diketahui orang. Orang yang tampak bahagia hidupnya ternyata di dalam bisa memiliki luka. Jalan ceritanya bagus, kecepatannya pas, tidak terburu-buru. Menurutku karena mereka berdua mencari pasangan hidup untuk selamanya jadi mereka harus melalui proses saling mengenal. Ada banyak ujian untuk mereka, seperti hidup kita semua. Edvind yang kukira akan dapat jodoh wanita yang seksi seperti model, ternyata ketemunya sama Nalia yang manis dan berkecimpung di dunia kanak-kanak. Upaya Edvind buat memperbaiki dirinya dan pada saat bersamaan mendapatkan Nalia sungguh bikin hatiku nggak kuat. Berkali-kali mendesah dan melamun, membayangkan aku yang lagi dikejar Edvind. Nalia yang baru tahu nama masalah yang dia hadapi sedari dulu juga sibuk; menyembuhkan dirinya dan menghindar dari kejaran Edvind. Gemas sendiri melihat dua orang ini. Romantis tapi nggak lebai. Ini romance yang kusuka. Romantis dan logis.
Aku sudah niat mau membaca buku ini sejak lihat di salah satu feed bookstagram. Kalau cocok mau baca buku Ika Vihara yang lain juga. Ternyata aku sudah cocok sejak bab pertama. Narasi yang panjang pun kubaca satu-satu. Enak banget dibacanya. Aku juga jatuh cinta pada jalan hidup Nalia dan Edvind yang diceritakan. Mau ditinggal makan aja rasanya nggak rela. The Perfect Match membicarakan manusia beserta kebutuhan dan ketakutannya dengan mempesona, unik, jujur dan nikmat untuk dibaca. Ini buku pertama Ika Vihara yang kubaca dan nggak akan jadi yang terakhir. Bisa dapat banyak pengetahuan di genre favoritku, romance, adalah nilai tambah. Nilai utamanya pasti manis dan romantisnya cerita. Cara menulis Ika Vihara membuatku mudah tenggelam dalam cerita. Keseimbangan yang sempurna antara romantisme dan logika. The Perfect Match membuatku tertawa apalagi kalau Edvind sedang konyol, menangis, tersenyum, tersipu, dan bahagia. Aku sangat suka kisah Edvind dan Nalia. Dan pasti akan suka juga sama buku-buku sebelumnya. Iya, karena di The Perfect Match ada tanda * yang menginformasi cerita teman-temannya nalia, seperti Edna dan Alesha ada bukunya.
Baca buku ini kalau kamu: 1. menyukai cerita yang ditulis dengan penuh perasaan dan cerita yang realistis 2. ingin merasakan berbagai macam emosi, tidak hanya bahagia, tapi juga cemas, insecure, dan lain-lain 3. mau tahu seperti apa rasanya ciuman, ini bagian yang paling oke, karena ciuman di sini benar-benar dimaknai sangat dalam. Ini buku pertama Ika Vihara yang pertama kubaca tapi aku menunda bikin review karena mau baca buku-buku yang lain dulu. The Perfect Match sudah membuktikan bahwa cerita romance tidak harus menye dan tidak remeh. Dengan riset yang dalam, Ika berhasil menyampaikan topik-topik penting yang membuka mata kita. Uniknya topik-topik tersebut bisa menyatu dengan baik dengan romance. Kita diajak berpikir, merenung, merasakan, berempati, dan banyak lagi sehingga setelah baca cerita ini kita menjadi orang yang lebih baik. Dan halu karena ingin dicintai oleh laki-laki seperti Edvind. Karena aku suka mengetahui dunia-dunia lain di luar duniaku, dunia orang kantoran, jadi pekerjaan Nalia sebagai guru inklusi serta cita-cita Edvind menjadi geneticist menjadi nilai jual tersendiri. Buku ini harus banget dibaca kalau ingin halu dan pintar bersamaan.
Beberapa tahun yang lalu aku baca My Bittersweet Marriage-nya Ika Vihara. Suka banget sama buku debutnya itu. Tapi baca The Perfect Match, wow, progresnya terlihat sekali. Semakin berkembang dan semakin matang. Dulu sudah jadi penulis favorit sekarang juga tetap favorit. Ika menulis tentang cerita yang lengkap, mengandung semua elemen yang penting dalam hidup, yaitu asmara, sahabat dan keluarga. Keseimbangan antara ujian yang dihadapi tokoh dan kebahagiaan yang disajikan tepat. Jadi tidak terkesan mengada-ada. Edvind dan Nalia bertemu saat menjenguk Edna, sahabat Nalia, sepupunya Edvind. Mereka sedang dalam fase hidup berbeda. Edvind merasa tua dan bertekad menemukan cinta sejati, pasangan sehidup semati. Sedangkan Nalia dicampakkan tunangannya, yang menambah parah abandonment issue-nya, jadi Nalia tidak ingin jatuh cinta, tidak ingin menikah. Yang menonjol dari cerita ini adalah mengingatkan kita bahwa musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Jadi Nalia dan Edvind masing-masing memiliki momok dalam dirinya yang harus mereka kalahkan sebelum mereka bisa bahagia. Ini cerita romansa yang amat berbeda dari banyak cerita lainnya. Jadi harus banget dibaca.
Nalia(guru pelopor kelas inklusi) memiliki abandonment issue sehingga selalu khawatir siapa pun yang dia cintai akan meninggalkannya. Ibu dan ayahnya di masa kecil, tunangannya waktu dia dewasa, semua meninggalkannya. Saat Nalia sudah bertekad buat nggak menikah, dia ketemu Edvind(dokter yang bercita-cita menjadi geneticist), yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Nalia. Yang membuat Nalia menolah Edvind adalah Edvind terkenal punya banyak pacar. Ganti-ganti teman kencan. Nalia belum bisa percaya Edvind akan bisa setia. Menarik banget mengikuti sepak terjang Edvind buat meyakinkan Nalia bahwa Edvind sungguh-sungguh dan sudah berubah. Sebagai seseorang yang dibesarkan di keluarga yang nggak ideal, Edvind bisa memahami Nalia. Nalia juga nggak diam saja mengetahui dirinya punya abandonment issue. Nalia paham dia harus menyembuhkan abandonment issue itu dan move on dari apa yang terjadi di masa lalu nggak peduli gimana sulitnya, atau dia nggak akan bisa memiliki kebahagiaan yang sesungguhnya. Ini sebuah cerita cinta yang manis dan romatis, juga akan mengangkat semangat dan optimisme, juga menenangkan hati.
Suka. Ika Vihara nggak pernah gagal mengambyarkan hatiku. Mau tahu gimana rasanya hidup dengan rasa takut ditinggalkan oleh orang-orang yang kamu cintai? Kalau dia tidur kamu sering-sering mengecek dadanya yang naik turun buat memastikan dia masih bernafas? Kalau dia pergi kamu sering-sering kirim pesan atau telepon buat memastikan dia nggak kenapa-napa di luar sana? Trauma di masa kecil yang nggak diatasi dengan benar bisa membuat seseorang menjalani masa dewasanya dengan rasa takut seperti itu. Nalia agak beruntung karena ada sahabatnya yang bisa menyimpulkan seluruh ketakutannya itu dalam 2 kata dan memberikan solusi. Jadi nanti Nalia bisa menikah dan punya kehidupan pernikahan yang sehat, yang nggak pernuh rasa takut. Tapi perjalanan buat menyembuhkan diri itu nggak mudah. Cerita ini memang romance, karena cinta dan hubungan asmara menjadi tema utama. Tapi topik-topik yang mulai menarik perhatian banyak orang seperti inklusivity juga dibicarakan, lalu ada abadnonment issu, dan lainnya. Nggak perlu kahwatir porsi romancenya akan kalah. Karena nggak sama sekali. Balance.
Kesan pertama, aku jatuh cinta sama Edvind. Setelah ganto-ganti pacar akhirnya Edvind menyadari itu nggak membuatny abahagia. Tetap ada yang kosong dalam hatinya. Siapa yang nggak suka laki-laki player yang akhirnya bertobat karena jatuh cinta? Tapi buat mendapatkan hati Nalia, wanita yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama nggak mudah. Nalia memiliki abandonment issue dan kalau Edvind ingin bisa menikah dengan Nalia, Edvind harus punya kesabaran yang berlimpah. Sebab Nalia perlu dukungan dan pengertian selama menyembuhkan abandonment issue itu. Kedua orang tersebut cute bersama, sempurna bersama di tengah ketidak sempurnaan mereka. Aku bahagia mereka saling menemnukan, karena mereka saling membutuhkan. Bertemu Nalia membuat Edvind ingin menjadi laki-laki yang lebih baik jadi bisa jadi suami yang baik untuk Nalia. Seperti buku Ika yang lain, di sini juga ada topik-topik khusus yang diangkat seperti kelas inklusi dan abandonment issue. Apa yang mereka raih di akhir cerita benar-benar berhak mereka dapatkan karena mereka sudah melewati ujian dan berjuang.
Aku bahagia waktu mengenal karya Ika Vihara. Waktu melihat buku ini ada di daftar best seller yang diumumkan Elex Media lalu ada di daftar buku favorit juga di gramediadotcom, aku memutuskan beli. Keputusanku tidak salah. The Perfect Match ini page turner. Sekali baca sudah tidak bisa berhenti, kecuali sudah selesai. Dilema. Di satu sisi tidak mau cepat habis, di sisi lain mau cepet tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Buat yang suka menebak-nebak jalan cerita, pasti dibikin terkejut terus di sepanjang buku. Semuanya menyenangkan. Semua yang suka cerita romance tapi bosan sama cerita-cerita orang kantoran atau yang hedon-hedon, haru banget baca The Perfect Match. Dokter sama Guru ketemu di mana? Waktu sama-sama jenguk orang sakit. Kok kepikiran begitu. Sepanjang cerita begitu terus aku. Membatin kok kepikiran begini dan begitu. Tapi serius, ini cerita akan mengobati kejenuhan akibat apa pun. Best.