Jump to ratings and reviews
Rate this book

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

Rate this book
Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, tak berdaya, dan merasa bersalah atas keadaan.

Kita juga sering merasa belum melakukan yang terbaik, padahal sudah berusaha sebaik mungkin.

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah buku untukmu yang merasa lelah dan jadi tak memiliki minat terhadap apa pun. Ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri, kalimat-kalimat dalam buku ini akan memberimu sedikit pemikiran yang baik tentang dirimu sendiri.

Semoga setelah membaca buku ini, kamu yang lelah bisa sedikit beristirahat dan bisa menemukan hal yang kamu sukai.

248 pages, Paperback

First published September 4, 2019

371 people are currently reading
3351 people want to read

About the author

Geul Bae-woo

11 books34 followers
Name in Korean: 글배우
His real name is 김동혁.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
677 (48%)
4 stars
481 (34%)
3 stars
186 (13%)
2 stars
29 (2%)
1 star
32 (2%)
Displaying 1 - 30 of 266 reviews
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,377 followers
June 13, 2021
Saya percaya bahwa setiap buku akan menemukan jodohnya, yaitu pembaca yang menyukai dan membutuhkannya; orang yang tepat pada waktu yang tepat. Bagi saya sendiri, buku ini mungkin sudah tidak begitu relevan lagi. Banyak fase yang sudah terlewati, khususnya untuk berdamai dengan kegagalan dan ketidaksempurnaan diri.

Namun, buku kumpulan hugging essay asal Korea yang berjudul 'Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah' ini rasanya tepat untuk pembaca yang lebih muda, khususnya yang mungkin sedang dilanda quarter life crisis. Rasanya cocok untuk mereka yang sedang jenuh, merasa lelah atau stagnan namun sulit untuk mengambil jeda di hiruk pikuk dunia yang cepat dan penuh tuntutan.

Tulisan-tulisan Geulbaewoo ini rasanya seperti teman atau kakak yang berkata "Iya sudah tidak apa-apa... Capek ya? Yuk tarik nafas, minum dulu teh hangatnya." Ada tulisan-tulisan yang terlalu 'biasa' atau yang terkesan menggurui, tapi ada juga yang manis dan menghangatkan hati.
Profile Image for Sintia Astarina.
Author 5 books358 followers
July 1, 2021
Belakangan, drastisnya lonjakan kasus COVID-19 bikin tingkat kecemasan sama meningkatnya. Rasanya kayak kembali ke awal, cuman bedanya sekarang virus ini udah makin "dekat", udah makin mengincar orang-orang terdekat. Gimana rasanya? Stres banget. Kembali mendekam di dalam rumah lagi, mesti beradaptasi lagi, dan yang paling bikin kepikiran adalah ada anggota keluarga yang bener-bener mesti kita jaga.

Lalu terbitlah buku ini.

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah pilihan bacaan tepat di tengah situasi yang sedang memburuk lagi ini.

Kumpulan esai milik Geulbaewoo mencoba merangkum jatuh bangun yang dialami sendiri oleh penulis, yang mungkin juga pernah dirasakan para pembaca di masa mudanya.

Misalnya:
1. Orangtua merasa passion kita nggak bisa menghasilkan uang sehingga mereka nggak mendukung kita
2. Kita nggak suka dengan pekerjaan kita, ingin resign, tapi kita tetap butuh uang.
3. Pacaran dengan orang yang sama-sama berego tinggi, yang pada akhirnya hanya akan menoreh luka.
4. Kita membandingkan diri dengan orang lain dan merasa diri kita sia-sia.
5. Kita yang ingin menyerah karena merasa alam semesta nggak mendukung kita.

Rasanya Geulbaewoo punya koneksi yang begitu dekat dengan para pembaca. Alih-alih menggurui dengan pengalaman personalnya, ia malah seperti ingin membuka percakapan, duduk berdampingan, menyiapkan hati dan telinga, dan siap mendengar segala keluh kesah kita. Geulbaewoo yang merasa sendirian, berusaha untuk menjadi teman bagi kita yang juga sendirian.

Penulis menggunakan pendekatan yang begitu sopan sehingga jarak antara penulis dan pembaca semakin pendek. Dalam buku ini, meski ada banyak kalimat panjang yang terkadang cukup berbelit, salut juga dengan penata isi buku yang memenggal kalimat demi kalimat agar lebih mudah terbaca.

Omong-omong, Bab 2 adalah bagian yang paling ingin cepat-cepat aku lewati dari buku ini. Bukan karena tulisan Geulbaewoo yang nggak bagus. Aku hanya merasa tulisannya di bab ini terlalu menghancurkanku, membuatku mengingat masa lalu di mana orang-orang yang seharusnya nggak kuingat lagi, mendadak berkeliaran di kepalaku. Bukankah Geulbaewoo sendiri yang bilang kalau kita harus fokus di masa kini?

Membaca Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah pengalaman yang melegakan bagiku. Seenggaknya, aku jadi punya harapan baru untuk melewati masa pandemi ini.

Aku pun jadi lebih percaya bahwa mencintai diriku sangatlah penting. Salah satu caranya adalah dengan nggak bersikap terlalu keras pada diriku sendiri, dan berikan kesempatan untuk diriku untuk lebih banyak beristirahat, serta melakukan hal-hal yang kusukai.

Ya, seperti apa yang dituliskannya dalam buku:

"Jangan terlalu cemas.
Hiduplah sambil melakukan banyak hal yang kau sukai karena hidupmu hanya sekali."
Profile Image for Dhifa ☾.
71 reviews16 followers
November 7, 2021
4.5 ⭐
This book understands me. Baca ulang pas lagi cape, baru halaman pertama uda nangis dong hahaha.

'Untuk orang yang merasa lelah malam ini,
Kita sudah berjuang keras,'

Ga bisa ngasih bintang 5 sempurna karena beberapa hal ga relate di aku pribadi. Banyak repetisi juga sampai hafal kata-katanya 🤣
Profile Image for Nur Reti Jiwani.
109 reviews27 followers
March 22, 2024
IT WAS AMAZING!

That is why I give it full five stars. No doubt.
"ketika kamu lelah, belajarlah untuk beristirahat, bukan berhenti."


Buku ini seperti punya magic. Setelah baca aku jadi merasa jauh lebih baik soal diriku. Memang ya, kadang, baca buku jauh lebih mujarab dan menenangkan daripada bercerita ke sesama manusia. Khususnya buat manusia introvert yang cenderung memendam perasaan seperti aku :)

Buku ini tuh seperti ngertiin banget! Buku ini jelas bukan buku motivasi, tapi efek setelah bacanya bikin aku lebih bersemangat dalam hidup ini. Senang sekali baca buku ini. Jelas rekomendasi buat semuanya.
Profile Image for Wardah.
925 reviews171 followers
October 27, 2022
Isinya sesuai judulnya, kalimat-kalimat penghiburan kayak dari teman. Paling cocok dibaca saat lelah. Meski beberapa topik redundan dan ada pemenggalan yg ga nyaman buat dibaca sih, sayang banget buat pemenggalan ini.

Overall ini buku yang menghibur 👍
Profile Image for DEE.
254 reviews3 followers
December 21, 2021
Kesan pertama saat membaca buku ini adalah membosankan. Saking membosankannya, aku sempat meletakkannya kembali ke rak buku dan memutuskan untuk berhenti membacanya sementara waktu.

Lalu, dua hari yang lalu aku mulai membaca buku ini kembali, dengan tak lupa mengulang baca dari awal. Setelah aku membaca ulang tanpa jeda, ternyata buku ini ringan sekali. Oleh karena itu, aku bisa bilang kalau buku ini layak mendapatkan perhatian seperti yang selama ini diklaim oleh beberapa reviewer buku di sosial media maupun goodreads.

Oke. Aku hanya akan menyampaikan satu ketidaksukaanku tentang buku ini. Ada beberapa hal yang berulang-ulang dibahas sampai aku bingung, "Lah aku bener udah di halaman ini? Di bab-bab sebelumnya tadi kayaknya ada yang kata-katanya persis begini deh." Itu saja yang aku tidak suka, selebihnya aku suka sekali. Cocok dibaca oleh siapapun tanpa memandang gender.

4.5 / 🌻🌻🌻🌻🌻
Profile Image for Gita Karmani.
430 reviews15 followers
July 25, 2021
Kupikir setelah baca ini, aku bakalan ke trigger sampai nangis. Ternyata nggak 😅
Memang ada bagian tertentu yg hit really hard di aku.
Seperti saat bagian "Alasan pasangan kekasih sering bertengkar". jadi ingat waktu masih punya pacar
Lalu bener2 merasa mellow saat baca bagian "Kata yang ingin didengar".
Kesimpulan ku setelah baca ini:
"Meskipun ada kalanya sesuatu yang kau sukai akan membuatmu bosan, tapi itulah pembentuk harga dirimu. Bahagia atau enggaknya kamu berasal dari tinggi atau rendahnya harga dirimu."
Dan masih banyak pelajaran lainnya 😬
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
September 7, 2021
Tumbuh bersama buku-buku motivasi abad ke-20 dengan teks padat dan cenderung tebal, saya jadi agak kagok membaca buku motivasi dari Korea ini. Bukan hanya cara penulisannya yang seperti bait-bait puisi (tapi di keterangannya esai) tapi juga cara penulis "menggurui" pembaca lewat teknik yang kelewat akrab. Disajikan dengan bahasa yang lembut serta dekat dengan anak anak muda dan milenial, buku ini ibarat versi ringkas dan puitis dari buku-buku motivasi yg sudah terlebih dulu hadir.

Pertama, ia mengisahkan cerita hidupnya yg beberapa kali gagal dalam upayanya mengapai impian, lalu dia insyap dan menyadari kalau kegagalan bukan berarti dirinya (dan dirimu) buruk tetapi sebuah proses dalam menemukan apa yang kita suka dan hidup darinya. Kemudian, kita diminta untuk lebih mencintai diri kita sendiri karena keberadaan kita ini sungguh sebuah berkah. Bahkan tanpa bakat yang hebat, wajah yang menawan, ilmu yang tinggi, atau uang yang melimpah; adanya kita adalah sesuatu yang luar biasa berharga. Cintai dirimu sendiri karena orang lain mungkin hanya peduli sebentar, tetapi dirimu sendiri adalah yang paling peduli dengan dirimu sendiri. Sebelum mencintai orang lain, cintailah dirimu dulu.


Bagian kedua tentang mencintai orang lain. Tulisan di bagian ini menyorot tentang hubungan antar manusia dan segala pelik yang menyertainya. Bagaimana memilih pasangan yang tepat, bagaimana bersikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam mencari kebahagiaan, bagaimana cuek dengan omongan miring orang, bagaimana mencintai yang benar, juga bagaimana mencintai orang yang saat ini kayaknya hanya ghosting atau nggak cinta balik sama kita. Bagian kedua ini cocok banget buat pembaca usia muda dan dewasa muda yang memang banyak mengalami masalah rumit dalam hal hubungan asmara.

Saya agak kaget dengan cara penulis yang langsung menyapa pembaca dengan kamu, juga bagaimana dia langsung mendikte kamu harus begini dan begitu. Tapi setelah sampai halaman tengah, kok malah nggak kerasa seperti didikte ya, malah kesannya kayak sedang diajak ngobrol sama penulis dan kita curhat kepadanya lalu si penulis memberi banyak petuah. Pesan yang disampaikan pun sebenarnya general dan telah banyak dibahas di buku-buku motivasi lain, tapi cara penyampaiannya yang menggunakan bait-bait pendek bikin pembaca langsung bisa relate ke inti masalah tanpa harus membaca begitu banyak tulisan. Kesannya memang kayak jadi melompat-lompat, tetapi pembaca milenial dan di bawahnya sepertinya sudah terbiasa menangkap keteraturan dalam sesuatu yang acak kayak di buku ini.

Nampol quotes: Semakin sering dilakukan, semakin jago melakukan. Semakin sering merasa khawatir, semakin kuat kekhawatiran itu.

Hanya dengan terlebih dulu menerima dan mencintai dirimu sendiri, barulah kita bisa memberikan cinta secara plong kepada orang lain dan juga kepada dunia.
Profile Image for Annida.
61 reviews7 followers
October 24, 2022
Buku ini memuat banyak essai yang ditulis oleh Geulbaewoo sebagai penyemangat pembacanya. Tersedia banyak sekali judul yang sesuai dengan keadaan yang sedang kita rasakan. Geulbaewoo menurutku menulis sesuai dengan apa yang terjadi di hidupnya. Bagaimana dia jatuh bangun untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan yang dia cari-cari.

Buku ini datang sebagai penyemangat untuk orang yang membacanya, memvalidasi rasa lelah semua orang yang merasa dikejar-kejar oleh standar kehidupan dunia. Buku ini tak hanya menjelaskan apa yang kita rasakan tapi juga memberikan saran agar kita menemukan cara yang benar dalam menjalani hidup; tidak memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan, membenarkan pola piker yang selama ini dianggap benar ternyata tapi ternyata salah, juga buku ini menyuruh kita untuk mempercayai kesunguhan kita.

Untukku, buku ini mengajarkanku bahwa banyak waktu yang berharga untuk dijalani, jangan terburu-buru. Luangkan waktu untuk beristirahat maka aku akan bisa melihat dengan jelas apa yang tadinya tidak terlihat.

Buku ini juga memberitahuku bahwa selama ini aku harus melakukan sesuatu dengan baik, tapi ketika aku tak melakukannya dengan baik tidak ada orang yang berkata tidak apa-apa kepadaku, aku bukanlah orang yang harus selalu melakukan semuanya dengan baik dan tidak boleh melakukan kesalahan. Itulah salah satu pelajaran berharga yang aku dapatkan dari buku ini.
Profile Image for Ridho Febriansa.
90 reviews1 follower
June 30, 2022
it's not only that I can relate in many pages,
but also I think I could learn from this book.

in a self improvement book, most people already knew that majority improvement books will say the same thing over and over.

but geulbaewoo, is able to deliver those message in geulbaewoo's personal experience and writing.
if you are reading the book, it feels like you are the mirror that geulbaewoo been using to talk to them self.

it feels like, you know all the problem and trouble geulbaewoo's facing.
by knowing that, it kinda feels those calming and affirming words were not out there for nothing, it helps geulbaewoo's to calm them self.

and geulbaewoo also doesn't push yourself to believe geulbaewoo's belief like "you have to do it, you have to success, you have to be consistent", no. and you can understand why geulbaewoo is doing that.

it's definitely a light self improvement book and each of its pages were related to each other.
you should try to read it.
Profile Image for Krisandryka.
42 reviews5 followers
July 30, 2021
Pertama kali tertarik ikut PO karena review orang-orang yang bilang buku ini bagus... and they are right!

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah berisi kumpulan esai yang berbentuk seperti puisi dengan kata-kata sederhana tapi "ngena." Aku suka banget dengan kata pengantar dari dr. Andreas, SpKJ di awal buku ini, yaitu agar kita bisa bersikap baik pada diri sendiri - yang merupakan inti dari buku ini.

Buku ini mengingatkanku pada dua kata indah ini: tidak apa-apa. Tidak apa-apa jika kita tidak berhasil melakukan segala hal. Tidak apa-apa merasa lelah. Tidak apa-apa mengambil pilihan yang salah. Setelah segala hal buruk terjadi, masih ada harapan.

Buku yang tepat untuk menyepi dari kehidupan yang melelahkan.
Profile Image for Lindie ✦.
61 reviews294 followers
July 3, 2020
공감을 많이 하고 마음을 따뜻하게 만드는 글들 :)
Profile Image for Bima Putra.
5 reviews1 follower
July 3, 2021
For everyone lost, empty, afraid. I just wanna say, you precious. This book summarizing many side of life.
Profile Image for Aiza Idris (biblio_mom).
622 reviews211 followers
September 6, 2025
Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah oleh Geulbaewoo (terjemahan Puteh Press) adalah sebuah buku reflektif yang penuh dengan renungan tentang keletihan hidup, perjuangan diri, dan bagaimana untuk terus bertahan tanpa memaksa diri menjadi sempurna.

Buku ini mengakui kewujudan “hari-hari yang sukar”, hari di mana kita berasa kosong, menyesal dengan kata-kata sendiri, letih dengan perkara yang tidak kita mahu lakukan, atau sekadar ingin bahagia tetapi tetap terluka. Penulis menulis dengan jujur bahawa semua ini adalah sebahagian daripada kehidupan, dan mengingatkan pembaca untuk memberi ruang pada diri sendiri.

Saya amat menyukai bahagian yang menyebut bahawa orang yang memaksa diri untuk sentiasa bahagia tidak akan pernah benar-benar tenang. Kebahagiaan bukanlah syarat mutlak setiap hari; yang penting adalah kita terus bergerak, perlahan-lahan memenuhi hidup dengan kenangan indah.

Buku ini juga banyak menyentuh isu perhubungan. Dari tarikan awal yang hadir kerana perbezaan, kepada konflik yang timbul kerana perbezaan yang sama, penulis menekankan pentingnya usaha bersama untuk berubah. Hubungan hanya boleh bertahan jika kedua-dua pihak sanggup sama-sama memperbaiki diri.

Selain itu, ada pesan sederhana yang sangat bermakna: membenci orang lain tidak menyakiti mereka, tetapi menyeksa diri sendiri. Maka, lepaskanlah.

Quote yang paling memberi kesan pada saya ialah:
“Apabila difikirkan semula, aku ini orang yang berharga. Aku begitu berharga sehingga pada usia mudaku, ibu bapaku melepaskan impian mereka.”

Secara keseluruhan, ini adalah buku yang sederhana, mudah dibaca, tetapi penuh dengan kata-kata yang terasa dekat dengan jiwa. Ia tidak cuba memberi penyelesaian besar, tetapi menawarkan kata-kata peneman untuk kita yang sedang penat supaya kita sedar bahawa lelah bukan bererti menyerah.
Profile Image for Ripeh.
50 reviews3 followers
October 18, 2022
Seneeeng bgt bisa ketemu sama buku yang mengerti perasaanku disaat rasanya seluruh dunia nggak paham, buku yang seakan memeluk hati ini disaat nggak ada seorang pun tahu di dalam sana kacau balau nggak karuan, love love love this book ♥️
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
July 28, 2022
"Jadi yang terpenting sekarang adalah rasa percaya diri.
Besar kecilnya rasa percaya diri kita,
menentukan banyaknya kesalahan yang akan kita buat di masa depan.
Menentukan banyaknya langkah yang kita ambil.
Menentukan banyaknya kebahagiaan yang bisa kita nikmati di masa depan."
- Halaman 57

"Fokuslah,
jalani hidup saat ini.
Di sepanjang hidupmu,
fokuslah pada semua yang berharga untukmu.
Hal yang paling berharga adalah menjalani saat ini."
- Halaman 109


Profile Image for Kartini NRG.
77 reviews
February 8, 2022
Sempat baca buku ini pas awal sampai. Tapi baru aku lanjutin lagi beberapa hari yang lalu karena merasa sebaiknya aku selesaikan saja tahun ini (biar nambah ke challenge juga hehe).
Rasanya berbeda, sih. Saat awal membaca, aku seolah penuh ekspektasi. Meskipun nggak mengecewakan, tapi tetap saja ada mindset dalam diriku yang terus mengarahkan bahwa setelah membaca buku ini entah aku akan jadi lebih baik, buku ini akan mengerti bagaimana keadaanku, dan sebagainya. Di sesi membaca yang kedua ini, aku lebih bebas rasanya. Tanpa beban, tanpa harapan dan ekspektasi apapun.
Di luar dugaan, aku jadi lebih fokus dan mudah menerima maksud dari tiap esai yang dituliskan di buku ini. Meski sedang tidak mengalami—misalnya saja esai tentang pasangan atau orangtua—aku tetap merasa bisa memosisikan diri dan jadi paham bagaimana rasanya berada di posisi itu. Misalnya saja, beberapa potongan esai berikut:
“Cara untuk tahu
saat ini kau cinta atau tidak kepada kekasihmu
adalah dengan menyadari rasa sakit
yang dimiliki kekasihmu dan mau bertahan
untuk menerima rasa sakit itu bersamanya.” – 125

Aku tidak sedang dalam hubungan romantis dengan seseorang, juga tidak sedang jatuh cinta. Tapi saat membaca kalimat itu, aku jadi merasakan kembali, ternyata kekuatan dan keajaiban cinta memang seindah itu. Sesederhana terus berada di sisi orang tersebut, apapun yang terjadi padanya. Perasaan itu tentu bukan datang dari suatu keharusan atau rasa kasihan. Tapi menurutku, perasaan ingin berada di samping orang itu datang memang tulus dari dalam hati kita. Kalau karena kasihan, ya itu tolong-menolong dong namanya. Sikap dasar kemanusiaan dong, bukan cinta.
“Kau menyukai orang itu bukan demi dirinya,
itu semua demi dirimu sendiri.
Karena bersikap baik kepadanya
menyenangkan bagimu.” – 130

Paling suka sama yang ini! HAHA
Benar sekali, loh. Aku jadi ingat beberapa bulan yang lalu. Aku bilang padanya untuk tidak perlu khawatir sebab aku yang akan mengurus perasaanku sendiri dan aku menghargai hak dia atas perasaannya juga. Kurang-lebih, begitulah yang kumaksudkan. Aku menyukai orang itu, meski dia merasa bertanggungjawab sebagai objek yang kusukai, tapi perasaanku ya milikku, kan? Aku menyukainya dan senang saat bersikap baik padanya, itu semua murni karena diriku sendiri. Aku ingin memuaskan diriku dengan berlaku baik pada sesuatu yang kusukai. Itu saja.
Dari buku ini juga aku jadi sadar kalau yang bikin lelah itu bukan cuma soal cinta atau impian. Tapi konflik batin yang kita rasakan juga berperan penting dalam membuat kita mudah lelah.
“Walau jalan yang kau lalui sepi,
dan tak ada orang yang memperhatikan
atau menghargainya
bukan berarti jalan yang kau lalui itu salah.” – 84

Senang sekali saat membaca kalimat ini. Kadang, saat asyik dengan duniaku sendiri, aku jadi banyak mengerjakan hal yang kusukai tanpa peduli pada orang-orang dan keadaan di sekitarku. Namun, saat pekerjaanku itu selesai dan akhirnya mau tidak mau aku harus kembali ke dunia nyata dan berbaur dengan realita, aku pun sadar bahwa aku membutuhkan apresiasi dari orang lain untuk membuat diriku puas dengan apa yang sudah kukerjakan. Aku ingin dinilai, diberi saran, dikritik, atau bahkan sekadar diberi semangat untuk terus mengerjakan yang hal kusukai itu.
Tapi seringkali, tidak ada yang memperhatikan. Teman-temanku sibuk dengan urusan mereka dan aku tidak menyalahkan mereka sebab aku pun sama, selalu sibuk dengan urusanku dan jadi tidak terlalu perhatian pada mereka. Tapi salah satu penulis favoritku pernah berkata, kalau kita ingin diapresiasi, kita harus lebih dulu aktif untuk memberikan apresiasi pada orang lain. Sarannya itu memberikan efek positif padaku. Aku jadi termotivasi untuk sedikit lebih sering memberikan apresiasi pada karya orang lain. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, aku ingin meluangkan waktu untuk memberikan apresiasi pada karya-karya di sekitarku. Dan tanpa aku sadari, aku jadi senang saat apresiasi yang kuberikan itu ditanggapi oleh si pembuat karya. Ternyata apresiasi yang di apresiasi pun bisa mendatangkan kebahagiaan untukku.
“Kupikir, pilihan terbaik bagiku adalah
memakai waktu untuk berusaha lebih keras lagi.” – 79

Ya, inilah yang kuputuskan pada akhirnya.
Masih ada satu hal lagi yang nyantol dari buku ini. Tentang perumpamaan hamburgernya.
“Maksudnya, kau harus mencoba berbagai jenis makanan untuk tahu kesukaanmu itu hamburger atau lainnya.” – 172

Judul esainya adalanya ‘Jika Kau Tidak Bahagia Sekarang’. Yang aku tangkap adalah, alasan kita tidak bahagia bisa jadi karena kita belum menemukan sesuatu yang kita sukai di kehidupan kita. Boleh jadi hobi, musik, pekerjaan, atau bahkan seseorang. Mungkin kita belum menemukan mereka. Maka bagaimana caranya? Ya cari. Seperti halnya mencari makanan favorit, kita bisa tahu setelah mencoba berbagai jenis makanan, kan?
Mungkin pesannya adalah, jangan ragu untuk terus mencoba. Dan ketika menemukan satu hal pun, kita tidak perlu terlalu berpatok pada hal itu. Coba lagi yang lain, cari lebih luas lagi. Semakin banyak hal yang kita sukai, maka akan semakin sering juga kita bisa berbahagia.
Beberapa esai dalam buku ini juga berkali-kali menegaskan bahwa menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan adalah pekerjaan yang merepotkan dan tidak menghasilkan apa-apa. Cuma bikin pusing doang. Dan itu bisa menjadi satu penyebab kita jadi tidak bisa berbahagia saat ini. Jadi, hiduplah di masa sekarang. Lakukan yang terbaik untuk saat ini. Sebab masa lalu sudah tidak bisa diubah, dan masa depan juga tidak berada dalam kuasa kita untuk mengaturnya.
“Jika ada sesuatu yang sangat kau sukai dalam hidupmu, kau akan menyukai hari-harimu.
Ketika kau menyukai hari-harimu, kau juga akan menyukai hidupmu.” – 202


Rating: gwaenchana/10
Profile Image for Vioo.
121 reviews12 followers
June 18, 2022
3.75/5

sepertiga bagian awal benar-benar mengobrak-abrik emosi. bagaimana dengan dua pertiga sisanya? entahlah, mungkin saya mudah bosan.
Profile Image for Irma Nurhayati.
138 reviews4 followers
July 6, 2022
bukunya bagus. tapi kurang srek di aku. Mungkin karena masalahku berbeda ya, jadi lebih perlu bimbingan langsung para ahli dibanding baca buku.
Profile Image for uruglydarkling.
60 reviews6 followers
July 22, 2021
Ini adalah buku Nonfiksi (Self Improvement) pertama yang aku baca.

Dan, WOW.

Dengan diksi yang indah dan terjemahan yang mudah dipahami, buku Aku Bukannya Menyerah Hanya Sedang Lelah sukses membuat aku termenung, terkesima dan terhanyut dalam setiap kata-katanya.

Meskipun buku ini terbagi dalam 3 bab dan per bab terdapat banyak isi, namun semuanya memiliki satu tujuan, menjadikan kita untuk mencintai diri sendiri apa adanya dan selalu semangat dalam menjalani hidup yang penuh dengan berbagai cobaan.

Penulis juga mengajak kita untuk beristirahat sejenak jika kita sedang lelah. Mengajak kita untuk lebih peduli terhadap diri sendiri dan orang lain. Mengajak kita untuk selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan dan orang tua kita berikan kepada kita.

Dalam hidup, meskipun kita merasa sendirian, merasa tidak dicintai, merasa orang paling bodoh, merasa tidak pantas untuk hidup di dunia, ternyata kita salah. Di luar sana, masih banyak orang yang hidupnya tidak seberuntung kita. Tanpa kita ketahui, masih ada orang-orang yang mencintai kita, peduli dengan kita, hanya saja mereka menunjukan rasa kepedulian dan kecintaan itu dengan caranya masing-masing.

Terima kasih kepada penulis, Geulbaewoo yang telah menuliskan kisah hidupnya yang ternyata begitu berarti, yang selalu semangat dan tak mudah putus asa disaat menghadapi kesulitan. Terima kasih karena telah hidup dan sudah melakukan yang terbaik hingga saat ini. Kau sangat hebat.

Semoga aku dan juga para pembaca lainnya bisa melakukan seperti apa yang penulis lakukan, semangat dalam menjalani hidup, selalu mencintai diri sendiri, mencintai orang lain dan melakukan yang terbaik sehingga dapat membahagiakan diri sendiri dan orang lain.

Bismillah menuju kehidupan yang lebih baik.

HWAITING!
Profile Image for Deca.
79 reviews2 followers
February 7, 2023
Aku membaca buku ini pelan pelan. Tiap hari beberapa lembar karna tidak mau bukunya cepat selesai. Untuk dunia yang serba cepat ini, buku ini bisa buat bikin calm down. Meskipun ada beberapa yg kurang relate, tp overall aku suka
Profile Image for Alin.
15 reviews2 followers
July 19, 2021
A great book. Buku ni relatable sangat. This book hold a special place in my heart.

I did not expect it to be this good tbh because i usually akan stuck halfway bila baca buku self help/ self development. But this book i dapat baca dengan smooth, menerus dan baca dengan hati. Relatable? Sangat.Especialy because of quarter life crisis. Cara penceritaan buku ni macam seseorang yang sedang bercerita atau memberi nasihat pada kita, bukan dengan lisan tapi dengan kata. Seperti 1 to 1. Penggunaaan kata memang ngam dengan diri dan hati.

Indeed a comforting book and a great book for healing. Bila baca tu, i will stop and close the book for a while, pejam mata and sometimes i will cry. Baca slow-slow dan hayati, dont rush. Kata-kata dan nasihat tu memang kena dengan diri dan hati. I cried so hard at the last page.
Profile Image for Leila Rumeila.
989 reviews30 followers
May 29, 2023
I have to admit this book is so good!
Bagi gue, perlu banget baca buku ini di waktu (timing) yg tepat. This is going to hit much harder and wayyyyy more impactful!
Bakal jadi salah satu 5-stars gue kalau bacanya saat akhir tahun lalu misalnya, lol.
Profile Image for Arvia Maharhani.
231 reviews29 followers
September 29, 2021
Secara garis besar, aku suka sama buku ini. Tapi tetep ada beberapa hal yang kayak kurang relate atau bikin "hah" pas baca.

Karena aku baca buku ini pas aku rasa butuh, jadi cukup banyak kalimat yang aku highligt dan kerasa ngena.

Yang agak sayang sih template bukunya. Selain pake rata kiri, aku juga nemu beberapa kalimat yang pemenggalannya kurang tepat jadi kerasa aneh pas dibaca (atau emang template asli yang berbahasa Korea juga begini ya?).
Profile Image for Kumala Dee.
157 reviews13 followers
April 19, 2023
Buku ini memang cocoknya dibaca saat merasa lelah sama hidup. Atau mungkin saat mengalami krisis. Dibuka dengan pengalaman pribadi penulis sediri, membuat buku ini bisa merangkul pembacanya, seolah bilang "sini sini, kamu nggak sendirian kok, ada aku disini."
Profile Image for Adriana Anjani.
22 reviews
July 21, 2021
I like this book for acknowledging human's emotions, flaws, and imperfections. This book is such a food for soul❤️
Profile Image for h.
374 reviews149 followers
November 27, 2022
Karena sudah membaca beberapa essay dengan tema serupa, jadi rasanya baca buku ini seperti mengulang bacaan. But, worth to read kok.
Profile Image for Fidia .
354 reviews7 followers
April 20, 2022
Kita tidak hanya lelah karena terlalu fokus pada hidup, tapi juga melarikan diri dari masalah.

Judul buku ini menunjukkan isi: kita tidak menampik adanya kondisi tidak menyenangakan dan "merasakan" bukanlah tindakan lemah yang menunjukkan kepasrahan negatif. Jika lelah, kenapa "merasakan" diri sendiri, si tokoh yang menjalani dan menghadang tantangan demi tantangan dalam kisah hidup, dianggap bentuk diri yang menyerah? Bukankah termasuk suatu upaya untuk mendukung diri?

Aku suka pengantar (yang menyimpulkan isi buku) dengan tidak membenarkan kepastian semacam pasti baik, pasti membuahkan hasil, pasti aman, dsb. Kata "pasti" yang membuat kita justru terbanting amat keras karena lebih dulu berekspetasi (berbeda dari harapan realistis). Kita jadi dipojokan untuk menyerah.

Seusai baca, benang merah yang kutarik: kuat berarti mereka yang mampu bertahan, bukan sesuai dengan targetnya. Sebab, ini bukan soal adu pencapaian. Segalanya tentang keahlian dalam terus melangkah, tidak maju membabi-buta maupun mundur.

Saat membaca buku lain, Atomic Habits, aku juga dapat kecenderungan yang serupa: perbedaan pro dan amatir terletak pada kemampuan daya tahan dalam mengatasi rasa bosan terhadap rutinitas. Lalu, buku Psychology of Money yang menyatakan investasi itu tentang meredakan emosi dalam kondisi luar biasa akibat ketidakpastian kondisi ekonomi. Kita tidak berlebihan berani mengeluarkan uang maupun ketakutan lantas menahan diri. Investasi ialah permainan daya tahan untuk mengendalikan diri. Dari perbandingan buku-buku ini, keahlian bertahan itu meliputi segala aspek.

Aku merasa Geulbaewoo berupaya bersikap netral. Ia tidak ingin pembaca terlalu dimanjakan dengan janji-janji manis dan membuat pola pikir terluka = korban. Jika kukutip, misal: "Kau ingin hidup sesuka hatimu, maka biarkanlah orang lain hidup sesuka hatinya juga." Penulis pun mengungkapkan "Jangan berpikir kitalah yang harus berubah, kadang dunia yang salah." Meski kita lelah, tapi bukan berarti berhak memandang sinis orang lain sekaligus tidak pula menyerang diri sendiri.

Menariknya, aku jadi kepikiran: eksistensi kita mungkin tidak dipengaruhi pandangan orang lain, tapi kita membutuhkan orang lain untuk menggerakan segalanya seperti catatan bacaku di buku "Never Eat Alone". Segalanya tidak bisa bergerak, berubah, dan terjadi hanya dengan dipicu oleh diri sendiri / tunggal. Selalu ada hal yang terkait. Kita masing-masing adalah individu unik yang saling menonjolkan potensi dan membuat harmoni. Ibarat, ragam instrumen musik yang berbunyi bersama-sama. Kemudian, semuanya saling berpadu sehingga nyaman untuk didengar.

Ada hal yang tidak bisa kita kontrol dan pahami. Meski kita sedang lelah, tapi ambil jarak secukupnya dan pastikan kita tidak menyerah. Jika lurus tidak bisa, mungkin sebaiknya pakai alternatif.
Displaying 1 - 30 of 266 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.