Jump to ratings and reviews
Rate this book

All That is Lost Between Us

Rate this book
Sebelas tahun lalu, Bee meminta Bas untuk pergi.

Dokter ahli bedah pediatri tersebut pindah dari kota ke kota, bekerja di berbagai rumah sakit, sebelum berakhir di klinink sederhana di kota kecil pedalaman Australia. Di sana, Bas akhirnya memutuskan berhenti berlari, kembali ke Melbourne, dan memulai segalanya dari awal.

Di sisi lain, Bee menenggelamkan diri dalam pekerjaannya sebagai dokter Unit Gawat Darurat dengan segala kekacauannya. Dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Bas di rumah sakit tempatnya bekerja. Bee tak punya rencana untuk hidup di masa lalu; baginya, kesalahan besar yang mereka perbuat sebelas tahun silam sudah cukup menghancurkan hidup mereka.

Kini, keduanya berada di tempat mereka bermula. Semuanya tergantung mereka - apakah lebih baik meninggalkan rasa yang terkubur di masa lalu itu dalam-dalam, atau justru cinta berhak mendapatkan kesempatan kedua.

304 pages, Paperback

Published July 1, 2021

21 people are currently reading
294 people want to read

About the author

Winna Efendi

18 books1,966 followers
A woman with passion in both reading and writing and has written a few books in both English and Indonesian. Used to work as a freelance reporter for an in-house magazine and a fashion journalist/contributor in http://www.fasity.com, an Indonesian fashion community.

Some fictions have been published online and in a number of magazines. Her published novels are: Kenangan Abu-Abu (February 2008), Ai (February 2009), Refrain (September 2009), Glam Girls Unbelievable (December 2009), Remember When (March 2011), Unforgettable (January 2012), Truth or Dare (Gagas Duet May 2012), Melbourne: Rewind (2013), SCHOOL Tomodachi (2014), Happily Ever After (2014), Girl Meets Boy (2015). Winna's non-fiction book is Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu (September 2012). She has also participated in an anthology book about traveling - The Journeys (March 2011).

Currently writing numerous short stories collection and novels.

She enjoys curling up with a good book, with the radio turned on and a cup of tea :)

Winna can be reached via email at winna.efendi@gmail.com or her official blog http://winna-efendi.blogspot.com and Twitter/FB: @WinnaEfendi or fanbase @Winnadict

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
89 (29%)
4 stars
147 (48%)
3 stars
61 (20%)
2 stars
3 (<1%)
1 star
3 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 90 reviews
Profile Image for Utha.
824 reviews399 followers
July 10, 2021
Paling menyenangkan memang baca novel yang cara berceritanya mengalir, dan tulisan Winna Efendi adalah salah satunya. ATiLBU ini novel pop dengan latar dunia medis dari dua karakter utamanya, Bee dan Bas.

Setelah sebelas tahun "menghilang", Bas balik lagi ke Melbourne. Kembali ke kota itu berarti dia harus menghadapi Bee. Apalagi dunia rumah sakit pasti berkolerasi, kan? Eh, ditambah mereka satu rumah sakit untuk kerja.

Aku suka bertuturnya Winna. Meski demikian masih agak blurry dengan "suara"-nya Bas di novel ini. Cara Winna bikin layer buat flashback juga smooth. Uniknya, aku nggak keberatan baca detail tentang operasi inilah, itulah, dan berbagai istilah teknis kedokteran. Jempol.

Yang aku nggak suka mungkin penyelesaian yang begitu aja. Ditambah lagi aku kurang nyaman dengan penggunaan bahasa Indonesia dicampur Inggris, apalagi ini latarnya Melbourne. Kenapa harus dibikin dua bahasa. Taste-nya jadi aneh.

Eh, ini aku kudet atau apa ya, beberapa waktu lalu aku nemuin sapu tangan (dipisah) di Penerbit Haru. Terus, di GPU alias novel ini pun pakai spasi. Memang gaya selingkung atau sudah berubah, yaa? Soalnya aku cek tetap saputangan. Tolong jelaskan! Haha.

Bukan karya terbaik Winna IMO. Tapi tentu aja layak dibaca.
Profile Image for Tik.
318 reviews17 followers
November 23, 2021
I LOVE THIS STORY!

Cerita tentang 2 orang yang sama-sama stuck dengan masa lalu mereka berdua dan saling menghindar. Kembali untuk mencoba bersama lagi meskipun tidak mudah. Bee tidak ingin melihat Bas lagi tapi Bas sudah selesai melarikan diri dan ingin kembali bersama dengan Bee.

Kisahnya menarik, tentang sakitnya masa lalu dan harapan untuk kesempatan kedua. Aku suka melihat ada kilas balik masa lalu sehingga kita tau pasti apa masalah yang terjadi, meskipun diselipkan dalam pikiran-pikiran si tokoh tapi tidak sulit untuk membedakan mana yang masa lalu dan masa sekarang.

Ada 2 POV dari Bee dan Bas, jadi kita bisa relate dengan perasaan keduanya bukan salah satu saja. Yang lebih menarik lagi adalah pekerjaan keduanya adalah dokter dan ini bukan sekedar digunakan sebagai latar belakang saja tapi diceritakan juga ketika mereka dalam kondisi bekerja. Ada banyak istilah kedokteran yang digunakan dan salut dengan Winna Effendi untuk riset yang dilakukannya. Proses-proses dokter dalam mengobati, dll digambarkan dengan baik menurutku.

Selain kisah romantis kedua tokoh diselipkan juga hubungan keduanya dengan keluarganya dan ini menjadi pelengkap kisah ini. Kisah yang pilu.
Profile Image for vio 。 ₊°༺❤︎༻°₊ 。.
329 reviews152 followers
October 4, 2021
Actual rating: 3.5⭐
••••
Apresiasi dulu utk cover-nya yang cantik sekali 👀💖 Tertarik sama isinya yg membawa dunia kedokteran. Salut sama semua detail medis yg ditulis sama penulisnya. Selama membaca ini, aku senyum2 gak jelas ketika muncul interaksi anak2nya Harvey dengan Bee maupun Bas. Mereka pintar2 dan gemesin bgt 😍 Karakter favoritku adalah Harvey dan Aunt Marly. Punya teman seperti Harvey adalah anugerah sih. Oh ya waktu membaca percakapan antara Bas sama Bee, entah kenapa lebih enak waktu pakai bahasa Inggris 😂 Beberapa adegan terakhir sukses membuat diriku nangis. Gak rela 😭😭😭😭😭😭
Profile Image for Syifa Zakiah.
44 reviews12 followers
August 28, 2021
Actually rating 4,5/5 ⭐

NYESEK adalah kesan pertama ketika saya menghabiskan lembar-lembar dalam novel ini. Saya membacanya dalam satu kali rebahan. Tanpa jeda. WHY? Karena rasanya terlalu meng-nyesek kalau untuk ditunda.

Start reading ± 8 p.m
Finished ± 1.40 a.m

"Perasaan, pilihan, dan keputusan adalah hal yang paling rumit di dunia ini." Dan yep ! Saya sangat merasakan hal itu. Betapa pilihan dan keputusan adalah hal-hal yang bisa mencekik saya habis-habisan (oke mungkin ini kedengaran lebay, tapi that is true. For me ;("

Intinya, this novel is my cup of tea. Saya suka. Sangat suka.
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
October 18, 2021
Actual rating 3,5. Baca di Gramedia Digital.

Sebenernya aku nggak nyangka sih bisa beresin buku ni malam ini, karena aku nggak mgerasa tertarik atau apa, tapi ternyata bkunya nggak bisa berenti kubaca.

•Pros:

Aku kayaknya baru sadar pas baca buku ini, kalau buku-bukunya Mbak Winna itu hampir semuanya kumpulan cerita-cerita masa lalu terus ditambah sama cerita masa sekarang. Jadi kyak tiap chapter tuh ada masa lalunya. Kerennya, smooth banget penulisannya dan selama baca itu enggak terganggu sama flashback yang disajikan dengan flawless.

Ada satu sub plot tentamg kehilangan yang bikin aku terenyuh (halah) karena relate sama apa yang terjadi sama aku. Jadi kek beneran bisa rasain banget di sana.

Suka beuuut sama setting kedokterannya ih asli. Realistis dan menegangkan. Ada satu scene yng bahas kalau kesibukan di Rumah Sakit itu nggak kayak di film-film, dan aku jadi inget itu juga yang sering Kakaku bilang. 😂

•Cons:

I found it, that this book is sooooo boring. Karena buku ini tipe buku yang tenang dan nggak menggebu-gebu. Lebih kayak lagi nyeritain hari-hari biasa dengan cara bercerita sendu karena nggak bisa move on. Bukunya datar-datar aja sebenernya. Kalau dipikir-pikir lagi, bukunya Mbak Winna mungkin emang udah nggak cocok di aku karena bukunya emang kumpulan memori masa lalu aja biasanya begitu.


Yet I enjoyed reading the second half of the book.
Profile Image for Syifa Luthfianingsih.
250 reviews95 followers
August 26, 2021
It's never just one death. Satu kehidupan, satu kematian—semuanya memiliki berat yang sama. We have to let ourselves feel; it's the only way we can stay human. But you know what? Unless you can handle death, you can't handle life itself.

Kali ini Winna membawakan cerita Bee dan Bas dengan latar dunia medis. Sebuah dunia yang erat kaitannya dengan kehidupan dan harapan, serta kematian dan kehilangan. Detail dan jargon-jargon medis dipaparkan secara luwes dan proporsional. Risetnya layak diacungi jempol.

Cara Winna bernarasi pun begitu mengalir, sampai saya bisa menghabiskan buku ini dalam sekali duduk. Winna juga berhasil membuat saya berempati pada setiap karakternya. Ikut bersenang-senang di acara Mexican Night, hingga tergugu pilu saat Adagio for Strings dimainkan. Bertemu keluarga Surya adalah sesuatu yang akan saya kenang untuk waktu yang sangat lama.

Weep if you must; parting is hell/ But life goes on/ So sing as well.” adalah kutipan dari puisi 'Death (If I Should Go)' oleh Joyce Grenfell yang menurut saya merupakan esensi dari All That is Lost Between Us.

PS. Saya baca buku ini di Gramedia Digital (format terbaru), jadi agak sulit untuk menavigasi catatan kaki (yang tentunya krusial saat membaca buku dengan tema seperti ini). Lumayan mengganggu pengalaman membaca.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
November 16, 2021
Bas dan Bee bertemu kembali setelah 11 tahun terpisah. Dahulu mereka sepasang kekasih, namun karena sesuatu hal keduanya berpisah dengan tidak baik-baik. Ada masa lalu yang menjadi beban keduanya, meski perasaan cinta di antara mereka sejatinya tidak padam.

Sebenarnya saya bisa menebak kejadian yang memicu perpisahan mereka. Baik Bee dan Bas belum berdamai dengan rasa kehilangan itu, yang muncul setiap kali mereka berhadapan dengan kehilangan pasien. Selain itu, hubungan Bee dengan ibunya, juga Bas dengan keluarga angkatnya mengambil porsi masing-masing dalam proses kehilangan itu.

Saya suka dengan latar belakang kedokteran yang diangkat di novel ini. Masih ada euphoria dari Hospital Playlist yang tersisa, membuat saya enjoy membaca novel ini. Meski ada beberapa istilah kedokteran yang kurang familiar (tapi diberikan tanda footnote yang mana kalau membaca novel ini via GiDi, footnote-nya ga bakal kebaca juga sampai novelnya selesai dibaca) tapi tidak mengurangi esensi ceritanya.
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
July 23, 2021
Baru pertama kali ini sich, baca novel tentang dunia medis..
yg ada operasi'y, istilah kedokteran gitu..
:D

excited banget sich baca'y, karena q juga suka nonton drakor medis..
abis selesai nonton drakor Surgeon Heart, Partner For Justice 2, truz Hospital Playlist 2..
:p

kl lihat di drakor, langsung lht cara operasinya, cara nanganin pasien'y..
kl di buku, bisa baca langsung istilah" medis, yg kelewat pas nonton drakor..
saling melengkapi banget kan yaa..
XD

oia, lanjut tentang novelnya..
ehmm, ternyata ada rahasia yg terpendam antara mereka 11 tahun lalu..
yaaach, memang sulit sich untuk nentuin pilihan >,<

novel'y bikin nambah wawasan banget tentang dunia medis..
sukaaaaaa..
:*
Profile Image for Lelita P..
628 reviews60 followers
February 14, 2024
Mbak Winna Efendi memang salah satu comfort author saya. :') Setelah ngeliat histori bacaan saya, ternyata hampir semua buku beliau udah saya baca. Dan saya tahu apa yang paling saya sukai dari buku-buku beliau: the storytelling.

Cara Mbak Winna menuturkan cerita tuh bagus sekali, kayak buku terjemahan (yang mana, selalu menjadi selera saya). Banyak novel dalam negeri yang saya tumpuk sebagai unduhan di Gramdig tapi nggak saya baca, soalnya sejak halaman satu aja gaya penceritaan novel-novel itu nggak berhasil memikat saya karena sejujurnya saya memang lebih terbiasa dengan buku terjemahan. Nah, cerita-ceritanya Mbak Winna tuh selalu berhasil bikin saya 'masuk' dari halaman pertama dan akhirnya melanjutkan membaca sampai akhir. Makanya dulu kalo saya lagi nggak punya bacaan, biasanya saya beli bukunya Mbak Winna (terbitan GagasMedia) di Google Books.

Tapi itu bertahun-tahun silam (tahun 2000-belasan). Ternyata udah lama juga saya nggak baca buku beliau, terakhir Some Kind of Wonderful tahun 2017. Saya nggak membaca buku beliau setelahnya, Scars and Other Beautiful Things, karena nggak tega sama temanya. Waktu tahu beliau menerbitkan buku ini setelahnya pun saya nggak langsung ingin baca karena tokohnya dokter dan saya emang nggak terlalu suka dengan cerita berbau medis. Namun, kemarin-kemarin itu saya milih-milih apa yang mau saya baca dari koleksi Gramdig dan nggak menemukan yang sreg... kecuali buku ini.

Beberapa poin:
1. Ternyata saya memang suka sekali sama cara Mbak Winna menuturkan suatu cerita, terutama dari PoV orang pertama. Sangat detail, hidup, indah, dan mengalir penuh emosi. Betul-betul kayak PoV orang pertama karya penulis luar (karena masih jarang penulis novel Indonesia yang berhasil menulis dari PoV orang pertama dengan sebegitu menghanyutkannya, yang deskripsinya luas dan porsinya pas antara spektrum emosi, latar cerita, kegiatan yang dilakukan, serta hubungan dengan karakter-karakter lain). Diksi dan kalimat-kalimatnya juga cantik--nggak yang mendayu banget, tapi selalu beragam jadi nggak membosankan.

2. Ide yang mungkin biasa saja--tentang perasaan-perasaan yang belum selesai di antara dua orang--di tangan Mbak Winna bisa diramu dengan begitu mendalam dan indah. Sementara dari segi alur, karena Mbak Winna udah pro sekali jadi saya nggak pernah merasa nggak puas dengan rangkaian alur dalam semua cerita yang dibuatnya, termasuk novel ini.

3. Terkait poin 2, perasaan yang timbul setelah membaca buku ini adalah seperti menonton film barat dengan tema-tema serupa, alias mengangkat potret kehidupan manusia sehari-hari yang nggak muluk, tapi 'berat' karena muatan emosi (contoh yang vibes-nya seperti itu: Rabbit Hole , Manchester by the Sea , Past Lives , dan semacamnya). Saya membayangkan kalau buku ini menjadi skrip film, lalu dieksekusi dengan baik dan diperankan dengan ciamik, aktor/aktrisnya sangat bisa mendapatkan Oscar serta penghargaan-penghargaan lainnya.

4. Segala hal terkait medis di buku ini sangat detail sampai saya terkagum-kagum, padahal setahu saya latar belakang Mbak Winna bukan medis. Nggak kebayang risetnya itu gimana karena semua prosedur, nama-nama anatomi, dan istilah kedokteran masuk sini semua. Pasti sulit sekali risetnya, apalagi kalau awam soal medical things T_T Yang saya agak sayangkan cuma 1: karena saya bacanya di Gramdig, semua footnote penjelasan ditaruh di halaman paling belakang dan nggak bisa dibaca sampai bukunya berakhir. Akhirnya ya saya abaikan aja meskipun ada beberapa istilah yang bikin penasaran maknanya apa. Untungnya--seperti yang udah saya sebut di atas--saya nggak terlalu suka hal-hal berbau medis, jadi nggak terlalu masalah untuk nggak mengetahui detailnya. Yang jelas, dari buku ini saya jadi tahu, ternyata penyakit/kondisi yang ditangani dokter tuh sangat bermacam-macam ya, mulai dari yang sederhana sampai yang complicated. Salut buat para dokter di luar sana.

5. Yang namanya perasaan-perasaan belum selesai memang selalu rumit. Baca ini tuh rasanya... cukup heavy karena cerita-cerita yang mengusung 5 tema besar emosi yaitu regret, grief, lost, (self-)forgiveness, dan (self-)acceptance selalu bisa meninggalkan lingering aftertaste di hati pembaca selama eksekusinya tepat. Karena novel ini memakai 2 PoV orang pertama kedua tokohnya, kita diajak menyelami perasaan-perasaan mereka sepanjang 300++ halaman, jadi hati tuh rasanya ikut kebawa berat dengan segala dinamika emosi yang mereka rasakan. Syukurlah closure-nya lumayan oke.

***

Sejujurnya novel ini setting the bar high dari segi penuturan dan gaya penceritaannya, jadi mungkin agak sulit bagi saya nemuin novel metropop dalam negeri yang kayak gini lagi. Semoga aja Mbak Winna segera mengeluarkan novel berikutnya.
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews144 followers
July 22, 2023
“Aku ingat, suara langkahnya yang menjauh waktu itu adalah bunyi tersunyi yang pernah kudengar. You know, I really wished he'd stayed.”

“Perhaps she was right. Dan pada akhirnya, orang-orang yang sungguh kauinginkan biasanya tak bisa kaumiliki.”


actual rating: 3.5/5

Sebelas tahun lalu, Bee dan Bas saling meninggalkan. Pertemuan kembali mereka sebagai rekan kerja membuat mau tidak mau terjalin interaksi tanpa bisa dihindari. Namun, tidak selamanya kita sanggup berpura-pura untuk hal yang sebenarnya tidak baik-baik saja, kan?

Sebelas tahun lalu, Bee dan Bas saling meninggalkan, entah pertemuan mereka kali ini akan berujung memaafkan, atau justru jalan damai untuk betul-betul melupakan.

***

What a comeback from Winna Efendi. Tentang kehilangan dan penyesalan, serta pilihan berdamai atau sepenuhnya abai.

Sejak awal, kita diajak menduga-duga alasan di balik perpisahan Bee dan Bas. Dugaanku meleset tapi nggak sepenuhnya salah. Alasannya memang cukup tersirat dan pembaca dituntun untuk menyadarinya.

Berlatar dunia medis, aku mengakui kuatnya riset yang dilakukan. Tidak sekadar penggunaan profesi saja, tapi juga perasaan emosional saat menghadapi pasien, berdamai dengan rasa gagal ketika tidak dapat menyelamatkan satu nyawa, hingga banyaknya istilah yang membutuhkan catatan kaki untuk penjelasannya.

Sayangnya kalau baca di Gramdig, catatan kakinya tuh ngumpul di belakang jadinya kurang nyaman dan butuh lebih banyak waktu lagi.

Dalam penceritaannya, terbagi jadi dua PoV gitu, dan cukup sering 'terselip' pengungkapan menggunakan bahasa Inggris. Aku pribadi butuh agak lamaan baru bisa tenggelam bersama para tokoh utama, rasanya cukup sulit untuk paham perasaan mereka. Yang pasti ada kekosongan pada jiwa masing-masing, karena beban penyesalan dan kekecewaan yang menghantui. Sayangnya, aku agak kaget dengan penutupan kisahnya, aku bahkan belum sepenuhnya sadar dengan keputusan yang telah diambil.

Adegan favoritku? Jelas perekam suara dan rangkuman materi di sebelas tahun lalu. Lewat adegan tersebut, aku menyadari karakter Bee dalam hubungan mereka dan aku merasa itu tuh sweet banget 🥺❤ .
Profile Image for Raya.
222 reviews19 followers
January 24, 2022
kayaknya efek habis maraton hosplay, jadi pas baca ini aku merasa masih ada dalam universe rumah-sakit-dokter-ugd-pediatri.

Aku selalu suka buku-bukunya Kak Winna. They always feel like a home. Aku kenal baik gaya bahasanya, struktur penceritaannya, konflik-konflik yang diusung walau berbeda tema. ATiLBU mengingatkan aku pada novel Kak Winna yang Melbourne. Selain latar tempatnya sama, plotnya pun senada: dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama, bertemu kembali setelah sekian lama berpisah. Gaya penceritaannya pun mirip: menggunakan sudut pandang ganda. Bedanya, di Melbourne aku masih bisa membedakan suara Max dan Laura, tetapi di sini, aku hampir selalu bingung ini pakai pov siapa? Soalnya suara Bee dan Bas nggak berbeda. Selain nggak ada perbedaan penyebutan kata ganti, mungkin juga karena bidang yang mereka geluti sama.

AKu suka konflik penyesalan dan keluarga yang diangkat. Kontras antara pandangan Bee dan Bas tentang keluarga, anak, dan masa depan disajikan dengan indah. Mungkin, yang membuatku merasa agak nggak puas adalah penyelesaian konflik yang ya udah, dijelasakan sambil lalu aja. Karakter-karakternya menarik, deskripsi latar juara banget. Istilah-istilah medisnya lumayan. AKu baca, tapi nggak ngerti juga, hehe.
Profile Image for Yonea Bakla.
321 reviews36 followers
September 18, 2021
Tema kehilangan dan penyesalan bukan hal baru yang diangkat dalam sebuah novel. All That is Lost Between Us adalah salah satu novel yang mengangkat kedua tema ini. Tapi, gimana kalau yang mengalaminya adalah dokter? 🤔⁣

⚠️ TW: single mother, abortion, full time mother issues ⚠️⁣
*untung settingnya di Melbourne, gak ada tetangga nyiyir. 🙄⁣

Pekan lalu aku baru menyelesaikan buku terbaru kak @winnaefendi, All That is Lost Between Us. Aku sudah baca hampir semua buku kak Winna, jadi pas ada info upcoming release, aku langsung masukin buku ini ke wishlist. Lalu, covernya collectible sekali 😍😍😍 dan tentu saja premisnya menarik.⁣

Bekerja di Rumah Sakit selama lebih dari 5 tahun, membuatku tidak asing dg istilah medis yg digunakan. Ada sekitar 40 catatan kaki sepanjang 300 halaman yg bagi pembaca awam akan menambah informasi baru.⁣ Risetnya cakep. 👌🏻

Kembalinya Bas ke Melbourne setelah 11 tahun, bukan hal mudah untuk dihadapi Bee. Kenangan demi kenangan disulam dengan sangat apik dan sustained release. Menggunakan pov 1 bergantian Bee dan Bas serta alur maju flash back adalah keahlian kak Winna. 👍🏻⁣

Sebagai pembaca novel kak Winna sejak Remember When, aku gak ada komplain tentang novel ini. Secara teknis, aku menikmati membacanya sekitar 3 hari, jauh lebih cepat daripada Scars and Other Beautiful Things yg terbit tahun lalu. Gak ada salah ketik atau bagian gak penting. Thanks to editornya, kak @adinda.vania 💙⁣

Apresiasi kak Winna berani menuliskan cerita tentang dr. Brenda Markham dan dr. Sebastian Surya. Di luar sana, dokter seringkali dianggap dingin dan tanpa perasaan. Harapanku membaca novel ini akan mengubah paradigma masyarakat bahwa dokter juga manusia biasa, yg tidak bisa menghindari takdir Tuhan.⁣

Tipe bacaan simple tapi deep ya. Pastikan mood bagus pas bacanya. 😁⁣

"If there's one thing that I learn from regret, it's that you have to build yourself to be stronger than it." (hlm. 280)
Profile Image for Reia.
46 reviews
February 16, 2025
4.75/5
setelah sekian lama nggak baca karyanya kak winna lagi, akhirnya dengan impulsif aku order buku ini karena kata salah satu temenku, buku kak winna yang ini seru banget. jujur, aku habis kelarin nonton series netflix trauma center: heroes on call dan ternyata di novel ini pun bahas latar profesi yang sama, yaitu dokter igd wkwkwk. novel ini bercerita tentang kisah cinta antara dokter igd dan dokter bedah pedriatri. menurutku, ini salah satu novel romance dengan trope second chance yang bisa menggambarkan huru-hara dunia kedokteran dengan baik! aku suka banget tiap tindakan-tindakan medisnya diberi penjelasan dan footnote. hal itu bantu banget untuk ngebayangin proses medisnya (bagi aku yg nggak punya background kesehatan). terus yg aku suka dari karakter2 novel kak winna tuh pasti selalu punya flaws dan nggak terlalu too good to be true. jadi aku pun bisa ngerasa relate sama pikiran dan keputusan yang diambil sama karakter tersebut. AKU SUKA BANGET SAMA NOVEL INI! mungkin nggak akan aku re-read (soalnya aku capek emosinya dibikin gregetan mulu), tapi ini pasti masuk ke jajaran best read-ku tahun ini!
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
October 8, 2021
"Perasaan, pilihan, keputusan. Mereka hal-hal paling rumit yang pernah ada."

Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali aku membaca buku yang ditulis oleh Winna Efendi. Oleh karena itulah, saat aku mengetahui kalau ia menerbitkan buku yang baru tahun ini, tanpa pikir panjang aku langsung memasukkannya ke dalam daftar bacaanku. Tidak perlu diragukan lagi, penulisan Winna Efendi selalu mengalir dengan baik dan terasa mudah untuk dinikmati—membuatku ingin terus membaca halaman demi halaman tanpa berhenti. Aku rasa karena itu jugalah aku tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan buku ini. Cara Winna Efendi menuliskan ceritanya membuatku hanyut dalam setting yang ia bangun serta kisah cinta yang bittersweet antara Bee dan Bas.
"Tidak ada tombol reset. Tidak ada kesempatan kedua.
Apparently, history is all that we have left."

"Kita tidak bisa memperbaiki sesuatu yang sudah rusak, Sebastian. Tapi, mungkin kita bisa menciptakan sesuatu yang baru dari pecahan-pecahannya. Menjadikannya sesuatu yang lebih baik, juga lebih kuat dari sebelumnya."
All That is Lost Between Us ditulis lewat sudut pandang pertama karakter utama kisah ini, yaitu Bee dan Bas. Kedua karakter utamanya bekerja sebagai dokter, sehingga cukup banyak istilah medis yang digunakan dalam keseharian mereka dan juga diselipkan cerita-cerita tentang pasien yang harus mereka tangani. Bee dan Bas telah terpisah selama 11 tahun sebelum akhirnya mereka bertemu kembali, namun alasan dari perpisahan mereka diceritakan sedikit demi sedikit oleh penulis—sehingga cenderung membuat pembaca penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka di masa lalu. Sebetulnya, sejak awal cerita ini dimulai, ada beberapa petunjuk yang diberikan agar pembaca bisa menebak sedikit demi sedikit. Walaupun aku sudah bisa menduga kurang lebih apa yang sesungguhnya terjadi antara Bee dan Bas di masa lalu, aku tetap menikmati momen ketika penulis akhirnya mengungkap semuanya. Aku rasa apa yang mereka lakukan pasti akan meninggalkan luka yang dalam untuk diri mereka sendiri maupun bagi satu sama lain, terutama karena peran mereka sebagai dokter.

Selain kejadian di masa lalu yang membuat mereka akhirnya berpisah, pergumulan pribadi yang dilalui oleh Bee dan Bas juga adalah hal lain yang selama ini menjadi faktor penting dalam hubungan mereka. Bee hanya dibesarkan oleh ibunya seorang diri tanpa memiliki sosok ayah; dan hubungan Bee dengan ibunya tidaklah begitu baik karena ibunya fokus membangun karier sebagai seorang dokter. Pemikiran yang dimiliki oleh ibunya sedikit banyak mempengaruhi Bee saat mengambil keputusan dalam hidup—yang malah menimbulkan penyesalan pada akhirnya. Sedangkan Bas kehilangan kedua orangtuanya saat ia masih kecil dan akhirnya diasuh oleh sebuah keluarga sebagai anak angkat. Meskipun ia mendapatkan kasih sayang dari keluarganya yang baru, Bas tidak pernah menganggap dirinya bagian dari keluarga tersebut dan cenderung menjaga jarak. Aku suka dengan perkembangan karakter keduanya dan perjalanan mereka dalam menyembuhkan diri dari luka masa lalu. Rasanya ikut lega sewaktu Bee dan Bas akhirnya bisa memaafkan diri mereka sendiri dan belajar untuk menerima apa yang terjadi di masa lalu.
"Menangislah, kalau itu menyakitkan. Marah, kalau memang merasa marah. Rasakan, supaya kau bisa menemukan cara untuk melepaskannya."

"Ada beberapa kejadian dalam hidup yang harus kita terima seberapa pun beratnya, dan terkadang itu bukan salah siapa-siapa."

Dalam buku ini, ada beberapa karakter pendukung yang juga tidak kalah pentingnya dalam perkembangan alur cerita secara keseluruhan. Selama kisah ini berlangsung, penulis juga banyak menyelipkan kilas balik sehingga pembaca bisa mengetahui apa yang pernah terjadi di masa lalu. Aku rasa hal tersebut membuatku merasa mengenal setiap karakter dengan jauh lebih baik dan jadi bisa mengerti alasan di balik keputusan maupun perbuatan mereka. Ada banyak juga kutipan-kutipan yang aku sukai dalam buku ini, yang menurutku bisa mengingatkan apabila mungkin pembaca juga sedang melalui apa yang sedang dialami oleh Bee dan Bas. Salah satu hal utama yang aku petik dari buku ini adalah pentingnya memiliki keberanian untuk memberi kesempatan kedua untuk diri kita sendiri. Walaupun sudah pernah mengalami kegagalan, tidak pernah ada kata terlambat untuk mencoba atau memulai lagi.

Overall, aku menikmati lika-liku kisah cinta Bee dan Bas dari awal sampai akhir. Walaupun sebenarnya cukup klise—cinta lama yang bersemi kembali, penulisan Winna Efendi yang manis dan mengalir membuat pengalaman membacaku jadi lebih menyenangkan. Dan meskipun mengusung tema yang cukup berat, penulis berhasil menyuguhkan kisah ini dengan ringan dan mudah dibaca. Keseluruhan ceritanya pun berakhir dengan hangat; membuatku turut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua karakter utamanya. Semoga ke depannya Winna Efendi terus menerbitkan karya-karya yang bisa terus menginspirasi pembaca :)
"It is true—we will always have the past behind us. Masa kelam, masa bahagia, masa-masa penuh sesal dan kekeliruan. Tapi aku ingin percaya bahwa kami mampu melewati itu, dan semua yang telah terjadi hanya akan membuat kami lebih kuat.
And you know what they say; the best time for new beginnings is always now."


Baca review selengkapnya di:
https://www.thebookielooker.com/2021/...
Profile Image for Tiny Shen 沈帝妮.
1,251 reviews34 followers
September 16, 2021
Banyak istilah medis dan karena baca versi digital di GD, catatan kakinya semua muncul di Page terakhir di ending buku. Hiksss.

Ketebak nih apa problem yg memisahkan Bee dan Bas. Tapi ceritanya oke sih, alurnya mengalir.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nancy.
127 reviews6 followers
August 3, 2021
Great story, but conflict not so too strong
But still fun to read😊
Profile Image for Juwita.
333 reviews5 followers
April 11, 2022
Ada terlalu banyak air mata 🙈 sedih banget
Profile Image for Cindy Pricilla.
Author 4 books13 followers
November 6, 2023
Manis. Ceritanya mengenai dua orang yang memiliki masa lalu dan bertemu kembali. Aku dapat memahami perasaan tiap karakter. Berlatar dunia kedokteran yang pastinya penuh riset rumit. Keren!
Profile Image for Stella_bee.
496 reviews17 followers
July 14, 2021
Tulisan kak Winna seperti biasa, selalu menghangatkan hati dan menyenangkan untuk dibaca... Not my favorite but still worth to read, I love Bee & Bas ☺
Profile Image for Sara Chrisenka.
35 reviews4 followers
October 19, 2021
As a fan of Winna Efendi who's been reading her book since I was at junior high school, I am very happy to read this book. This gave me a lot of feelingssss~

I like Bee and Bas. Their characters are so real and so in depth. The depiction of their traumas and family issues kinda hit too close to home for me thus I felt like I just cut a whole sack of onions instead of reading, lol.

A few minor disappointments that made me unable to rate this book higher are:
1. I just immediately knew the reason why Bee-Bas broke up right from chapter one.
Something about the scene and the title of the chapter kinda gave it away. I was a bit disappointed (more to myself, actually) for "guessing" it too fast. From that point, I just kinda figured out the whole connection between the family issues that backed up that life-changing decision.

2. This might sound weird but I feel like she conveniently turned to English for quotable narrations.
Of course this was not... a wrong or bad thing to do. However I would love to see her just stick to Bahasa and make it still quotable. I believe that the Winna Efendi can definitely pull it off.

3. The writing style of both MCs' POVs are too similar.
Sometimes in the middle of reading, I would get confused: whose POV am I reading? This made me have to go back and check and disrupt the flow of my reading.

Nonetheless, I have to acknowledge Winna Efendi's consistency. She had been putting out books after books after books with consistent quality and I am more than happy to purchase more of her books! :D

Full review on: https://www.youtube.com/watch?v=NS5tW...
Profile Image for Boo Boo.
361 reviews12 followers
March 1, 2022
Pertama kali baca karya Kak Winna. Sedikit merundingkan buku ini dengan salah satu penggemarnya. Wiih... Ternyata memang ini khas 'Kak Winna banget' katanya.

Gloomy...Sendu....Mendung penyampaiannya. Ya begitulah. Berjejer. Beneran. Kelihatan kok dari gaya nulisnya. Seperti sudah biasa dan tak kesulitan memilih kata. Ngalir aja gitu bacanya.

Menikmati proses kedua karakter yang struggle memaafkan masalalu. Malah nggak kepikiran bagaimana dengan akhir mereka nanti. Penulis kayak lebih nekanin proses penyembuhan hati keduanya.

Background profesi karakter-karakternya kuat banget ya. Suka. Mendetail. Nggak angin lalu aja.
Profile Image for ami.
209 reviews26 followers
January 3, 2022
3.75 stars

Sudah agak lama gak baca karya baru dari penulis favoritku yang satu ini, dan seperti biasa she never disappoints. Selalu kepincut sama writing style yang mengalir alusssss banget, gak lebay tapi tetep dungs ngenanya luar biasa, dan selalu berhasil ngebangun emotional line karakter-karakter yang terlibat dengan amat sangat rapih.

Mengingat karya favoritku dari Mbak Winna ini gak jauh-jauh dari tipe-tipe angsty seperti Melbourne: Rewind & Some Kind of Wonderful , sangat-sangat tidak mengherankan sih aku bisa klop sama novel yang satu ini. Aku selalu suka sama cara penulis satu ini dalam menguraikan benang-benang emosi pada tiap karakter yang punya suara dalam jalan penceritaannya, yang kerap tampak kusut dari luar, yang flawed tapi penuh realita, dan bagaimana mereka membawa secercah harapan untuk bisa sembuh dari apapun yang menyakiti mereka di masa lalu hingga akhirnya memiliki keberanian untuk melanjutkan hidup.

Paruh pertamanya menurutku bagus banget. Paruh kedua agak menurun karena puncaknya yang ternyata sedikit antiklimatis dari ekspektasiku dan ending yang bikin aku teriak THIS NOVEL SHOULD HAVE BEEN LONGER BECAUSE I WANT TO SEE THEM MOOOOOOORE . Beneran kepikiran seperti itu karena unsur-unsur novel ini tuh potentially good semua. Tapi karena cuma punya durasi 300 halaman, banyak aspek yang emotional depth-nya sudah dibangun dengan apik di awal, malah jatuhnya hambar dan seketika terasa tidak sebegitu bermaknanya seperti apa yang ditekankan di paruh pertama. Lebih dari konklusinya, I just love how enormous the amount of care & love were put into Bas & Bee's story, their inner strugles against their own demons, what makes them the way they are right now, the ever-chaotic job of theirs, and how will they start to face themselves from now onㅡI just want to read more and more of it . Aku bener-bener jarang bisa baca (& SUKA) novel buatan penulis lokal yang dari penulisan hingga penokohannya benar-benar memancarkan kepedulian dengan jatuh-bangun karakternya dan bukan hanya tentang perjalanan cinta yang menjadi titik utama karya itu di lapisan terluarnya. Winna Efendi have done this multiple times through her works, and I couldn't be happier to have read something that is so emotionally fulfilling and heartwrenching at the same. Minus the ending though, haha (I wish we got more closure but she seems to be a fan of making endings for this type of works seeing how all of my favorite works from her concluded in pretty much the same way, so I'm gradually losing hope as of the time I'm writing this review lmfao.)

Overall hepi ketemu buku pertama yang akhirnya kubuka plastik segelnya dalam setengah tahun lamanya dan alhamdulillah gak kecewa banget setelah bacanya. Jadi buku pertama tahun ini lagi woohoo.
Profile Image for Triz.
19 reviews1 follower
January 24, 2022
A story about second chance.

Udah lama rasanya ga baca bukunya Winna Effendi (kayanya terakhir kali waktu SMP?), jadi bener-bener lupa gimana gaya penulisan beliau. Random nemu di Gramedia Digital jam 19.30 di hari Minggu, dan selesai jam 1.30 di hari Senin. Such a page turner! Bayangin baru baca di hari Minggu malem, besoknya harus ke kantor pagi-pagi, tapi ga bisa berhenti namatin buku ini hahahah.

Sebagai pecinta angst with happy ending, aku suka banget dengan cerita bertemakan kesempatan kedua. Aku percaya kita berhak punya kesempatan kedua untuk memperbaiki apa yang harus diperbaiki.

Gaya penulisannya sukaakkk bgt! Narasinya mengalir dan ga butuh fancy words untuk bikin aku sekali dua kali menitikkan air mata (halah pdhl anaknya aja yg cengeng lol). Aku ga begitu banyak nemu kalimat-kalimat yang penuh metafora, dll yang bikin pengalaman baca di malam hari sebelum hari Senin jadi lebih gampang untuk dicerna

Menurutku buku ini cukup ‘datar’, dalam artian ga ada momen yang bener-bener naik/turun. Mungkin sebagian orang bisa merasa jadi bosen, tapi bagi aku malah jadi kayak… apa yaa… healing? It it makes sense karna cerita ini sebenernya sedihnya dapet bgt.

Alur maju mundurnya ga bikin bingung karna seperti yg dibilang tadi, Winna Efendi pinter banget nulisnya. Momen favoritku tentu aja makan-makan di rumah Keluarga Surya! Kebayang banget kalo ini di film-in pasti adegan di rumah Keluarga Surya bakal makin berasa angett nya deh.. Hubungan Bas - Tante Marly udah cukup dalam menurutku, tapi sayang sebenernya pengen banget lihat momen mereka lebih banyak lagi.. huhuhu.

Selain itu, yg kurang menurutku adalah gimana dari awal bab udah langsung ketebak permasalahan Bas - Bee ini apa, walaupun agak meleset dikit sihh. Tapi yang aku suka malah sebenernya ga ada yang fixed si A salah, si B benar. Kedua pasangan memang ada andilnya sendiri di permasalahan tersebut, dan mereka sadar akan hal itu.

Aku juga setuju dengan salah satu review disini, kalo penggunaan Bahasa Inggrisnya malah kayak lebih untuk quotable purposes… padahal menurutku Winna Efendi pasti bisa bgt bikin kalimat yg bagus tetap dalam Bahasa Indonesia.
Profile Image for Tia Ayu Sulistyana (tiareadsbooks).
265 reviews71 followers
July 28, 2021
•recently read•

All That is Lost Between Us

4/5⭐

❝Dan itu membuatku berpikir—mungkin saat Bee mengucapkan selamat tinggal, yang sebenarnya diinginkannya adalah agar aku tetap tinggal.❞
—Page 77

❝Kita tidak bisa berpura-pura apa yang sudah berlalu tidak pernah terjadi.❞
—Page 92

❝It's never just one death. Satu kehidupan, satu kematian—semuanya memiliki berat yang sama. We have to let ourselves feel; it's the only way we can stay human. But you know what? Unless you can handle death, you can't handle life itself.❞
—Page 99

❝Menangislah, kalau itu menyakitkan. Marah, kalau memang merasa marah. Rasakan, supaya kau bisa menemukan cara untuk melepaskannya.❞
—Page 142

❝It hurts because your heart needs time to grieve. So let it grieve.❞
—Page 249

❝How could we live with our choices, knowing we could have had something else?❞
—Page 250

❝In the end everybody just want to be happy, Bee, walau definisi kebahagiaan berbeda untuk setiap orang.... As crazy as it sounds, that's my kind of happiness.❞
—Page 250

❝Sometimes these things happen. Garis hidup mereka dipertemukan, hanya untuk dipisahkan. Bukan kesalahan siapa-siapa, hanya saja waktunya tidak tepat.❞
—Page 253

❝The dead has to be set free, in order for the living to begin life anew.❞
—Page 253

❝In the end we're just scared of ourselves, aren't we? Takut mengambil langkah yang salah, takut pasa keraguan yang kita ciptakan sendiri.❞
—Page 280

❝If there's one thing that I learn from regret, it's that you have to build yourself to be stronger than it.❞
—Page 280

❝Do one thing every day that scares you. Fall in love with all your heart. Trust again. And most of all, live. Just live.❞
—Page 296

•••

Sebelas tahun telah berlalu sejak Bee meminta Bas pergi.

Sebelas tahun juga Sebastian Surya aka Bas—dokter ahli bedah pediatri—berlari dari satu kota ke kota lainnya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berlari dan kembali ke Melbourne, tempat segalanya bermula.

Selama sebelas tahun juga, Brenda Markham aka Bee menenggelamkan diri pada kesibukan pekerjaannya sebagai dokter Unit Gawat Darurat. Bee tak menyangka akan berhadapan lagi dengan Bas, juga dengan kesalahan di masa lalu yang menghancurkan keduanya.

Mampukah Bee dan Bas berdamai dengan masa lalu dan memberikan kesempatan kedua untuk cinta mereka?

Jujur, aku beli buku ini tanpa tau ceritanya tentang apa. Gak terlalu ngikutin juga pas Kak Winna sharing tentang buku ini di IG. Cuma tau, buku ini berkisah tentang Bee dan Bas yang profesi sebagai dokter.😅 Tapi, pas mau mulai baca dan baca sinopsisnya dulu, aku langsung menebak-nebak isi ceritanya bakal gimana dan tebakanku akurat dong!🤣

Meskipun predictable, aku tetep suka cara Winna Efendi merangkai suatu cerita dengan begitu menarik dan mengalir! Bagian flashback-nya pun smooth banget dan gak kaku. Rasanya seneng banget bisa baca tulisan Kak Winna lagi~😍

Oh iya, aku suka buku ini karena mengambil tema kedokteran! Entah kenapa, pas baca malah nyebayangin ceritanya dalam format drama korea! Padahal setting tempat-nya sendiri di Melbourne, Australia!🙈 Teknis kedokteran-nya dijelaskan dengan begitu pas dan gak berlebihan. Baca buku ini jadi punya gambaran lebih tentang perjuangan, kesibukan, dan beban seorang dokter. Salut banget sama karakter Bee dan Bas—juga dokter-dokter di luar sana—yang selalu berjuang menyelamatkan para pasien!🙌🏼

Ini merupakan buku tentang penyesalan, berdamai dengan masa lalu dan kesempatan kedua. Overall, aku cukup menikmati membaca buku ini. Meskipun aku masih lebih suka Some Kind of Wonderful dan Scars.

•••

#tiareadsbooks #tiawritesreviews
65 reviews
September 2, 2021
Ini mungkin reviewnya aneh tapi yaudahlah.

First of all this is not a bolk that have all of the uwu's that you are looking for. This is definitely a healing wounds book where 2 of the characters healing themselves. So please expect no uwu-uwuness in this book.

However, i would like to give shoutout for Winna Efendi research on the medical term. I think this is the best book fron reseaech point of view. Because all of the term is not only an attachment but also the soul for this book. So congrats on that.

I expect bubbly romance but i was wrong. The story is complex between 2 of characters that has wounds even before their relationship. It deals alot with acceptance, grief, forgiveness and make a peace with situation or theirself.

Story about Bee and bas is might be a glimpse of love story where adults still have scar from their childhood which impacting their present situation. I cried a lot cause i can somehow relate to the pain that they are experiencing.

Winna also trying to bring up issues of pro-choice and women choice in ruling their body and their future by representing different characteristing of woman in here: Mamanya Bee, Aunt Mary, Harvey, and Bee sendiri. They choose their own destiny and live with it.

Hal yang sedikit aku bikin kesel adalah mungkin moral value yang digambarin dengan bee merasa menjadi pembunuh. But it was okay, i can feel the sadness from bee and how it was devastating to experience it.

NAH,, selain dari itu yang aku sedikit ga suka adalsh... buku ini kadang kadang pake campuran Indonesia Inggris atau full sentence even paragraph in english yang gaada terjemahannya. I think it would be hard to read it for non-english speaker. But well for me it was ok.

Ok, i think that was all for the review. Ciao bella
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nur Rokhmani.
255 reviews6 followers
September 27, 2021
All That Is Lost Between Us
304 Halaman
Winna Efendi

🍃Salah satu kalimat yang segera saya abadikan ketika membaca buku ini adalah: Marriage is a lot harder than med school.

🍃Seketika saya diajak untuk ikut meredefinisi apa itu hidup bahagia. Bahagia seperti apa. Hidup yang seperti apa. Hidup dengan siapa, dengan cara apa, dan untuk tujuan apa. Bahagia oleh siapa, untuk siapa, dan karena (si)apa.

🍃Kisah antara Bee dan Bass, yang pernah berada dalam bahagia yang sama. Lalu karena kesalahan fatal yang mereka lakukan—tentang nyawa yang hilang, tentang ketakutan yang terpendam, tentang harapan yang timbul tenggelam, harus membuat mereka bergerak saling menjauh, melarikan diri, dan mencoba membuat definisi hidup baru.

🍃Kisah tentang Harv dan Griffin beserta kehidupan pernikahan mereka. Anak-anak yang manis. Kebiasaan lama yang harus dihilangkan. Mimpi yang dipilih untuk dipendam alih-alih diwujudkan. Nyaris bercerai dan usaha kembali pada komitmen dan cinta.

🍃Kisah tentang keluarga Surya. Kisah antara Bee dan Ibunya. Keluarga memang terkadang menjadi tempat tercanggung untuk kita menjadi diri kita sendiri. Ada tuntutan, ada harapan, ada nilai-nilai, yang kadang tak bisa kita capai dan sesuaikan. Dari kisah ini, aku belajar tentang bagaimana mengatakan perasaan dan jujur pada diri sendiri. Jujur pada keluarga. Menghentikan ekspektasi-ekspektasi yang berlebihan. Juga, berhenti berspekulasi padahal bisa segera teratasi jika mau bicara.

🍃Kisah yang kompleks. Yang membuat aku menangis berkali-kali. Alur yang unik dan membuat kisah ini tak lagi seadanya. Karakter tokoh yang kuat, latar masalah yang beragam. Dan tentu, akhir yang bahagia meski menyesakkan. Akhir yang selalu jadi favoritku.💙
Profile Image for Tazkiyatun Nafsiah.
23 reviews
June 17, 2022
Judul: All That is Lost Between Us
Penulis: @winnaefendi
Penerbit: @bukugpu
Genre: Metropop
Hal: 304
E-ISBN: 9786020651712
Dibaca melalui: @gramedia.digital

"Kita tidak bisa memperbaiki sesuatu yang sudah rusak... Tapi mungkin kita bisa menciptakan sesuatu yang baru dari pecahan-pecahannya. Menjadikannya sesuatu yang lebih baik, juga lebih kuat dari sebelumnya." (Part 7)

Penggemar cerita medical romance mari merapat! Novel ini menceritakan Bee dan Bastian yang bertemu kembali setelah sebelas tahun berpisah. Bee sang dokter emergency harus seprofesional mungkin ketika sang mantan, Bas yang merupakan dokter bedah pediatri pindah ke RS yang sama dengannya.

Mengambil latar luar negeri yakni Australia, Kak Winna sukses membawaku 'bertualang' ke tempat-tempat yang diceritakan. Penggunaan sudut pandang orang pertama pun membuatku bisa merasakan emosi sang tokoh utama. Ada sudut pandang Bee dan Bas yang diceritakan bergantian.

Menurutku karakter Bee dan Bas dan para tokoh pendukungnya sudah digambarkan cukup kuat. Risetnya pun harus diapresiasi, karena profesi para tokoh utama di bidang medis diceritakan secara jelas dan detail. Jangan heran, kamu akan menemukan banyak istilah medis di novel ini.

Aku sangat suka bagian di mana akhirnya Bee dan Bas sama-sama memutuskan untuk menghadapi apa yang selama ini mereka hindari. Nggak lari-lari lagi, dan berusaha berdamai dengan masa lalu. Walau di awal aku sudah menduga apa yang pernah memisahkan mereka dulu.

Buat yang ingin belajar bahasa Inggris juga bisa banget baca novel ini. Tak jarang penulis menyisipkan istilah dan kalimat berbahasa Inggris. Mungkin akan lebih baik jika dilengkapi terjemahannya di footnote, agar memudahkan pembaca awam.

But overall, I still wanna recommend this novel to you!
Profile Image for Lively.
7 reviews
January 22, 2023
Mungkin tak berlebihan jika saya bilang bahwa Ce Winna adalah salah satu penulis lokal favorit saya. Caranya bercerita terasa mengalir, the atmospheric writing kinda like-that's how I describe stories which have strong feelings, tapi tak lupa menyelipkan detail latar tempat yang mereka kunjungi hingga saya bisa membayangkannya dengan baik di kepala ketika membacanya. Saya bisa relate dengan pergolakan batin yang dialami Bee dan Bas meski tanpa harus mengalaminya sendiri. Cara Ce Winna bercerita membuat saya bisa merasakan emosi yang dialami Bee Bas: their longing, their grief, their frustation, and finally their determination to deal with their past, to heal their wounds.

Hanya ada beberapa hal yang mengganjal, yaitu konsistensi penggunaan kata ganti orang kedua yang digunakan kedua tokoh. Di bagian-bagian awal, Bee menggunakan 'kau' sementara Bas menggunakan 'kamu'. Saya rasa hal ini sengaja dilakukan oleh Ce Winna untuk memberikan pembeda antara kedua tokoh (meski tiap pergantian POV tokoh diberi pembatas dan ditandai), tapi di tengah dan akhir, tiba-tiba keduanya bertukar: Bas menggunakan 'kau' sementara Bee menggunakan 'kamu'.

Terkait penyelesaian konflik, lagi-lagi saya merasa ini realistis. Akan selalu ada momen-momen yang tak bisa digambarkan yang akan mampu menarik dua orang yang sama rapuhnya, yang semula terpisah akibat luka masa lalu, akhirnya perlahan berusaha menyembuhkan luka bersama. It was unexpected but I can't complain since it was realistic to me. Thank you for writing another enjoyable story, Ce Wiina.
3 reviews
March 19, 2024
Ini buku pertama karya Winna Efendi yang aku baca. Kesan pertama yang terlintas di otak waktu baca buku ini adalah, bahasanya ringan. Sederhana sekali. Bawaannya jadi cepet banget baca buku ini karena kata-katanya mengalir begitu saja. Tiba-tiba udah seperempat buku, setengah buku, habis itu tamat. Aku suka dengan istilah-istilah kedokteran yang diselipkan di bagian bawah halaman, nambah-nambahin ilmu kedokteran di otakku yang sepenuhnya IPS ini :3

Karakter Bee dan Bas sama-sama jelas di sini. Penggambaran watak mereka, pikiran mereka, kelihatan dengan jelas bedanya. Aku suka di buku yang ringan ini, masih terselip teka-teki tentang apa yang sebenernya terjadi antara Bee dan Bas di masa lalu. Menurutku masih mudah ditebak, tapi meski sudah masuk bab yang menyatakan dengan jelas alasan mereka pisah, tetep nyesek aja rasanya.

Semua tokoh di novel ini loveable, bahkan tokoh-tokoh tambahannya. Harvey, semua orang setidaknya harus punya sahabat seperti dia sih. Suka banget sama karakter dia yang dewasa.

Cons-nya menurutku ada di tahap akhir cerita. Kesannya terburu-buru. Dengan Bee yang tiba-tiba datang pada Bas begitu aja, meski memang Bas lagi terpuruk dan butuh seseorang di sampingnya, tetep aja belum lama itu Bee mendorong Bas menjauh untuk kedua kalinya. Aku harap ada sedikiit lagi momen antara mereka berdua buat nyelesain perbedaan pandangan mereka. Karena yang aku tangkep selama baca, komunikasi mereka kurang.

Intinya, buku ini worth to read! Ringan dan menyentuh. Thank you, Winna! 💕
Displaying 1 - 30 of 90 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.