Jump to ratings and reviews
Rate this book

Cerpen Pilihan KOMPAS #30

Macan: Cerpen Pilihan KOMPAS 2020

Rate this book
Situasi pandemi yang menyapu dunia saat ini terekam vdalam sejumlah cerpen yang dimuat Kompas sepanjang tahun 2020. Akan tetapi, seperti halnya warna budaya, situasi pandemi adalah konteks. Cerita tetap membutuhkan substansi yang kuat untuk ditempatkan pada konteks tersebut. Hal ini menjadi tantangan bagi penulis cerpen, tak terkecuali yang sudah dimuat di Kompas.

Sayangnya, kadang kala kesulitan hidup seperti pandemi ini. Justru bisa juga melemahkan kreativitas. Semoga ini salah. Namun, berkaca dari cerpen-cerpen yang dikirim ke Kompas, gejala penurunan kualitas itu terasa. Dari sekian banyak cerpen berlatar pandemi Covid-19, yang dikirim ke redaksi, hanya enam yang akhirnya lolos kurasi dan dimuat di Kompas. Sayangnya, beberapa aspek dalam cerpen-cerpen tersebut kalah dibanding cerpen-cerpen bertema lain.

Mencermati 48 cerpen yang dimuat Kompas sepanjang tahun 2020, pikiran dan hati para juri tertambat pada "Macan" karya Seno Gumira Ajidarma. Semua juri menyepakati "Macan" menjadi cerpen terbaik. No debate! Bukan nama besar Seno yang menjadi faktor penentu, melainkan semata-mata kualitas cerpen itu sendiri. Seno sebenarnya punya dua cerpen yang dimuat Kompas selama kurun waktu 2020, tetapi bahkan cerpen satu lagi itu tak masuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas kali ini. Ini menegaskan bahwa cerpen "Macan" mewakili dirinya sendiri untuk memikat hati para juri.

188 pages, Paperback

First published January 1, 2021

15 people are currently reading
74 people want to read

About the author

M. Hilmi Faiq

2 books1 follower

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
23 (23%)
4 stars
46 (46%)
3 stars
26 (26%)
2 stars
4 (4%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 14 of 14 reviews
Profile Image for Teguh.
Author 10 books332 followers
July 14, 2021
Rasanya setelah membaca kembali 17 cerpen yang dipilih kurator kemudian terpilih cerpen Macan, sebagai yang terbaik, rasanya memang benar dialah yang memiliki kekuatan cerita terbaik. 17 cerpen dalam buku ini bisa dicari di arsip-arsip digital yang gratis, tetapi rasanya membeli buku ini bukan sebab ingin tahu isinya, tapi tidak ingin rentetan koleksi saya kosong.

Selain cerpen Macan saya justru menjagokan cerpen Pasar Pelukan-nya Vika Wisnu. Cerpen Vika menurut saya ditulis dengan tenang, tidak terburu-buru dan bahasanya menurut saya indah banget. Nuansanya oke sekali. Sasti Gotama dalam cerpen Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra? juga potensi menang--menurut saya. Namun, Kompas tentu tidak akan memilih perkara domestik seperti dua cerpen tersebut sebagai yang terbaik. (ini asumsi saya)

Cerpen Gus Tf Sakai seperti kebanyakan tema korupsi yang sering kita baca. Bahkan hal senada dengan Muna Masyari. Gus Tf Sakai memakai metafora banyak binatang Muna Masyari pakai metafora ulat--Gus Tf Sakai pernah nulis korupsi juga dan itu jaaaaauh lebih bagus dalam cerpen Ulat dalam Sepatu. Banyak cerpen yang saya rasa ketika membacanya jadi sangat tergesa-gesa pace-nya. Bahkan twist-nya tampak dipaksakan misalkan cerpen Herman RN dan Okky Madasari. Emmm, aku suka ide cerpen Okky tapi kenapa malah jadi begitu endingnya. Herman RN jelek banget daaaah twist-nya. Aku justru apresiasi cerpen Lilik HS untuk tema sejarah gelap (PKI-65) dia jauh lebih unggul dari cerpen MArtin Aleida dalam buku ini. Rizqi Turama mau menggunakan asap sebagai simbol perjuangan di masa sang ayah sebagai aktivis sekaligus sekarang ketika banyak hutan diubah menjadi kepungan asap. Lagi-lagi soal gesekan tanah, antara rural dan urban. Hal senada diangkat Sivester Petara Hurit. Ya, sampai di sini saja. Dan saya rasa memang MACAN yang ditulis dengan tempo paling baik, cerita juga pas. Tapi kalau Kompas mau berani Vika Wisnu dan Sasti Gotama punya peluang menang juga.

Profile Image for Kustin Desmuflihah.
114 reviews6 followers
February 6, 2022
Lagi-lagi Tim Juri Harian Kompas memilih cerita pendek (cerpen) karya Seno Gumira Ajidarma sebagai cerpen terbaik. Di tahun 2020, cerpen itu berjudul ‘Macan’. Kisah ini dipilih bersama 16 cerpen lainnya untuk dipublikasikan dalam antologi cerpen pilihan Kompas 2020. Apa yang menarik dan mengapa mereka dipilih sebagai yang terbaik?

Gue salah satu pembaca buku antologi pilihan cerpen terbaik Kompas sejak tahun 2000-an. Walaupun gue belum baca seluruhnya, tapi seenggaknya buku-buku antologi itu pernah membuat gue tergerak untuk menjadi penulis cerpen sejak SMA. Bahkan, gue pernah nekat mengirimkan salah satu cerpen walaupun akhirnya tentu tidak laik naik. Hahaha

Meskipun begitu, gue tetap mencintai cerpen. Formatnya yang compact dan mengikat membuat gue selalu membeli setidaknya 2-3 buku kumcerpen setiap tahun. Beruntung, tahun ini gue mendapat 2 buku kumcer dari Penerbit Buku Kompas saat diajak berkolaborasi Bincang Buku Kumpulbaca. Nah, dari acara itu gue dan tentunya gue sendiri juga membaca, gue akan mencoba menulis hal-hal menarik apa aja yang bisa kamu temui di buku ini dari setiap cerpennya. Jadi yuk, langsung saja!

Kupas tuntas

1. Pernahkan Kalian Menjelma Jadi Ikan?
Cerita ini berkisah tentang anak kecil yang sepertinya dalam keadaan sakit lalu bermimpi berubah menjadi ikan. Dari sana, dia bisa melihat dengan kacamata berbeda wujud orang-orang di sekitarnya, bahkan wujud sang Ayah yang memiliki kepala hewan.

2. Asap-Asap Itu Telah Menghilang
Cerpen ini menceritakan siklus demokrasi yang belum juga dianggap tegak oleh anak muda. Meskipun dari generasi ke generasi sudah mengalami represi, generasi selanjutnya ternyata akan tetap memiliki perlawan yang sama jika demokrasi tidak juga baik di suatu negara.

3. Macan
Cerpen yang dianggap terbaik Tahun 2020 ini bercerita dari sisi pandang seekor harimau betina yang baru saja kehilangan pasangannya. Dari sudut pandang ini, kita akan diajak mengetahui bagaimana hewan buas yang sering dibunuh manusia itu membalaskan dendamnya. Diakhiri dengan ending terbuka, pembaca bebas mengambil kesimpulan.

4. Menyaksikan Sunyi
Sunyi dirasakan Dretarastra yang buta saat merasakan darah dagingnya saling bunuh. Meski tak bisa melihat, dia barangkali adalah satu-satunya orang yang bisa merasakan pahitnya peperangan dan mahalnya harga sebuah takhta.

5. Mengantar Benih Padi Terakhir ke Ladang
Cerpen ini berbicara tentang kepercayaan/adat istiadat yang mendewakan alam. Tokoh kita dalam cerpen ini akan dikorbankan agar ladang tetap subur dan petani mendapatkan hasil panen melimpah, padahal tokoh kita adalah gadis berpendidikan tinggi.

6. Makam
Dua orang yang berkonflik dalam kisah ini sama-sama orang yang memiliki niat baik. Yang satu ingin menjaga amanah, sedangkan yang lainnya ingin mengabdi kepada orang tua dengan membesarkan nama kampung orang tuanya. Konflik perkotaan hadir di sini ketika lahan perumahan digusur untuk dijadikan pusat perbelanjaan yang dianggap mentereng.

7. Pasar Pelukan
Sebuah kisah yang menurut gue sangat visioner dan barangkali akan terjadi di masa depan ketika orang berjauhan dan kebahagiaan sangat sulit diberikan. Jika pelukan bisa dikirimkan, bisa jadi itu adalah solusi agar orang bisa menunjukkan kasih sayang dari mana pun.

8. Brewok
Cerita tentang orang yang dulunya salih, lalu berubah menjadi penjagal. Well, hidup memang bisa berubah 180 derajat.

9. Apa yang Paul McCartnery Bisikkan di Telingan Janitra
Ini adalah salah satu cerpen yang banyak disukai orang. Ceritanya berkaitan dengan kesumpekan orang saat pandemi yang membuat banyak orang kurang mampu secara finansial, terisolasi dan bosan di dalam rumah.

10. Sendiri-sendiri
Cerita ini juga salah satu yang menarik. Bahkan, perasaan gue yang diam-diam senang harus kerja remote (nggak ke kantor) dan nggak bisa pulang kampung juga terwakili. Cerita ini juga masih tentang dampak Covid-19

11. Tak Ada Jalan Balik ke Buru
Sudah pernah mendengar sulitnya kehidupan bekas tahanan politik? Cerita ini salah menunjukkan salah satu kerumitan hidup sebagai eks-tapol.

12. Salamah dan Malam yang Tak Terlupakan
Gue akan mengkategorikan kisah ini sebagai cerita horror. Berlatar di sebuah kampung yang dulunya pernah mengeksekusi orang karena dituduh PKI, kisah ini bermula dari histeria seorang pria yang mengaku didatangi kepala Salamah.

13. Kandang Kambing Nurjawilah
Kisah ini barangkali yang paling lucu dan menghibur. Nurjawilah adalah seorang peternak kambing yang kebetulan janda dan memiliki abang super menyebalkan. Kandang kambingnya dianggap menyimbolkan agama tertentu sampai akhirnya dia diprotes warga.

14. Ulat Daun Emas
Punya tetangga yang mencitrakan diri sebagai haji, namun suka minta bunga besar dari pinjaman yang dia berikan? Yup, this story is exactly about that neighbour.

15. Sup Jelai
Pernah nggak bertanya-tanya bagaimana nasib hidup keluarga yang terkena kasus korupsi? Apakah mereka hidup sengsara? Malu karena dianggap sebagai tikus masyarakat? Cerpen ini akan memberikan sedikit gambaran.

16. Kita Gendong Bergantian
Hidup di masa penjajahan tentu sulit dan serba tidak adil. Namun dicerita ini, tidak semua penjajah adalah mereka yang tidak sebangsa.

17. Di Ruang Tamu, Hanya dan Van Houtten
Cerita ini sangat pas untuk orang yang merasa tinggi hati, sombong, dan merasa paling oke. Berkisah tentang seorang mantan yang ingin kembali pada kekasihnya yang sudah belasan tahun tak bertemu, tokoh lelaki kita yakin mantannya layak untuk mendapatkan dirinya yang sudah serba berkecukupan.

Rekomendasi

​Gue merekomendasikan buku ini untuk siapa aja yang punya waktu sedikit-sedikit untuk baca setiap hari. Format cerpen emang paling enak, karena barangkali satu cerpen akan selesai dalam 8-15 menit aja membaca.

Jadi menurut gue, lo perlu baca dan dapatkan buku originalnya dari Penerbit Buku Kompas di sini https://shp.ee/8cv79i5
Profile Image for Ryan.
Author 2 books17 followers
October 22, 2023
“Kalian tahu? Di Kampung Cina sana, orang orang mendengar azan lima kali sehari. Tapi, mereka tak takut cucu cucunya bakal masuk Islam.”

So powerful. Salah satu cerpen yg aku suka di sini, judulnya Kandang Kambing Nurjawilah oleh Damhuri Muhammad
Profile Image for Tika Nia.
214 reviews4 followers
November 5, 2024
Macan berisi 17 cerita pendek dengan beragam tema. Masing-masing cerita benar-benar punya daya tarik tersendiri! Beragam cerita disajikan dengan begitu apik, menawan, bermakna dan menjadi bahan renungan. Di antaranya tentang koruptor, eks tapol, aktivis, penjajah, pemburu binatang buas, hingga orang yang dicurigai terlibat dalam gerakan PKI dan dicurigai melakukan kristenisasi! 

Sudut pandang yang diambil sangat beragam. Mulai dari POV anak-anak, seorang ayah, seorang istri dan ibu, seorang petani, penjual jasa pelukan, hingga POV ikan dan macan! Masing-masing punya makna mendalam, mengajak pembaca sejenak lebih dekat melihat dan merasakan beragam kejadian.

👉🏻 Membacanya membuatku sadar bahwa takdir, kisah hidup, dan perasaan manusia memang begitu kompleks.

🐯🐯🐯 Baca review lainnya di IG ku @tika_nia

Banyak sekali cerpen yang ku suka dalam buku ini. Namun jika diwajibkan memilih 3 saja, maka 3 yang paling ku suka yaitu "Pernahkah Kalian Menjelma Jadi Ikan?", "Macan", dan "Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra". 

🐟Aku suka dengan POV anak kecil dan ikan pada cerpen "Pernahkah Kalian Menjelma Jadi Ikan?". Selain itu, cerpen ini terasa begitu ringan, mengalir dan ending yang mengejutkan.
🐯 Cerpen "Macan" berhasil membuatku menangkap banyak emosi dari beragam POV. Semua makhluk punya kekhawatiran, tapi jika ditelisik lebih dalam pembaca akan menangkap sinyal siapakah yang lebih serakah dan buas 🤧
🐈‍⬛"Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra" mengingatkan bahwa semua orang memiliki monster dalam dirinya. Dan seorang ibu selalu mencari cara mengendalikan monster itu, agar tak menyakiti orang-orang yang disayanginya.

Berikutnya ada cerpen yang sangat terasa vibes iyamisu-nya: "Kita Gendong Bergantian" dan "Salamah dan Malam yang Tak Terlupakan". Cerpen-cerpen lainnya tentunya tak kalah menariknya jadi yuk baca sendiri saja 😅
Profile Image for Iqbal Dalimunthe.
34 reviews44 followers
August 15, 2021
Awalnya agak pesimis karena kata-kata “penurunan kualitas” di bagian pengantar, tapi dari 17 cerpen menurut saya cuma 3 yang biasa saja, yang lainnya berbekas. Kesukaan saya Kandang Kambing Nurjawilah, Apa yang Paul McCartney Bisikkan..., Macan, Pernahkah Kalian Menjelma..., Kita Gendong Begantian, Salamah dan Malam yang..., Ulat Daun Emas, Tak Ada Jalan Balik..., Sup Jelai, Di Duang Tamu... Banyak? Sepertinya hampir semua. Kumcer ini rasanya dekat sekali ya dengan isu kehidupan, saya pribadi setidaknya. Menyanyikan Sunyi juga saya suka, tapi ini potongan dari epos besar, jadi mudah untuk disukai.
Profile Image for Nestya Nanda.
16 reviews
August 25, 2025
Wah Sastra Indonesia! Hari-hari ini, setelah aku pikir aku bisa menulis cerpen, padahal jarang sekali atau hampir tidak pernah baca cerpen, dan yang akhirnya memang terbukti aku tidak begitu mahir menulis cerpen (karena tidak lolos lomba), aku coba cari-cari referensi bacaan untuk memperkaya pengetahuanku tentang cerpen. Aku pilihlah buku ini dari rak perpustakaan sekolahku.

Banyak sekali yang membuatku menganga, wah Sastra Indonesia! Dibuka dengan “Pernahkan Kalian Menjelma Jadi Ikan”, cerita tentang seorang anak yang akhirnya mengetahui manusia macam apa bapaknya. Lalu yang paling mengena di otakku adalah:

1. “Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra” Sasti Gotama

2. “Sendiri-sendiri” Okky Madasari

3. “Kandang Kambing Nurjawilah” Damhuri Muhammad

Sebenarnya tentu hampir semua begitu unik dan membuatku terheran-heran bagaimana sih orang-orang ini bisa menulis sebegitu bagusnya? Pokoknya, untuk orang-orang yang ingin bisa mendapatkan inspirasi menulis cerpen tentu buku ini bisa jadi referensi yang memperkaya kita. Keren!
Profile Image for book noobie.
5 reviews
January 4, 2025
My first ever cerpen that I bought for school assignment. Karena emang buat tugas sekolah, gua yang kurang suka baca cerpen jadi harus baca ni cerpen dari awal sampe akhir biar paham. Might take a while tapi ternyata isinya memang ngga mengecewakan. Suka banget sama bahasanya, rasanya kayak lagi baca bahasa indonesia versi premium. Selain itu, ceritanya juga unik unik. Untuk harga segitu ini worth it banget sih bukunya, lucu juga dapet pembatasnya
Profile Image for Gita.
108 reviews2 followers
June 8, 2023
Buku ini simply datang disaat yang tepat, saat aku sedang Post Book Depression setelah baca Ronggeng Dukuh Paruk, jadi aku butuh cerita-cerita pendek yang menghibur. Cerita-cerita dalam buku ini tida mengecewakan, favoritku cerpen Salamah dan Malam yang Tak Terlupakan. Cerpen berjudul Sendiri-sendiri seperti sudah bisa kutebak endingnya dari awal kubaca. Tapi membaca buku ini cukup menghibur
Profile Image for Wahyudha.
437 reviews1 follower
April 14, 2025
Ini kumpulan cerpen di awal pandemi covid 19. Tapi di dalamnya tema suasana Covid hnya segelintir.
Cerpen jagoan saya malah bukan yg berjudul macaaaan yg menjadi jawara.
Saya lebih menikmati cerpen yang judule :
1.Salamah dan Malam yang tak terlupakan.
2. Apa yg Paul McCartney bisikan di telinga Janitra
3. Makam
Profile Image for Tsunn.
235 reviews4 followers
August 17, 2023
Jujur cerpen-cerpen dalam buku ini kurang rasa sih. Mungkin karena cerita kompas yang punya ciri khas tertentu dan bikin ini jadi kerasa membosankan karena entah gimana kualitas penulisannya kerasa menurun daripada tahun-tahun sebelumnya.
Profile Image for hana.
33 reviews
September 8, 2021
kumcer kompas pertama yang kubaca, jujur berharap lebih. tapi beberapa cerpen ada yang aku suka banget karena satir dan sarkasmenya
Profile Image for D.
88 reviews1 follower
January 11, 2022
Pilihanku:
Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra?
Sup Jelai.
Profile Image for Hadissa Primanda.
230 reviews2 followers
January 16, 2022
Cerpen-cerpen Kompas menurutku termasuk cerpen yang gampang dipahami orang awam sepertiku dengan struktur yang rapi: prolog, konflik, resolusi, epilog - meski tidak semua bagian akhir dibungkus rapat. Beberapa ruang dibiarkan tersisa untuk diisi pembaca, namun yang jelas tidak rumit dan membuatku berpikir panjang ceritanya tentang apa.

17 cerita yang disajikan di sini benar-benar menarik dan mengangkat tema yang beragam, meski ada beberapa tema yang hampir sama.

"Macan" dijadikan judul karena dianggap paling sempurna dari segi penulisan (ditulis oleh Semo Gumira), ide tema, konflik, dll - dan aku setuju - namun bukan menjadi cerpen favoritku karena ada cerpen lain yang punya benang merah serupa: kekuasaan vs alam.

Yang paling berkesan buatku adalah "Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra" karya Sasti Gaotama - karena aku bisa merasakan keresahan Janitra dan mungkin akan melakukan hal yang sama juga saking stresnya.

Juga "Pasar Pelukan" oleh Vika Wisnu yang menurutku unik sekali sebagai latar cerita tentang situasi pandemi.

"Di Ruang Tamu, Hanya Aku dan Van Houtten" oleh Benny Arnas sangat pas ditarok di akhir, ceritanya sederhana tapi meninggalkan kesan karena kejadiaannya hampir bisa terjadi di dunia nyata.
Displaying 1 - 14 of 14 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.