Like A Momentary Ray Between Clouds

by Mami Sunada

Mereka melihat kematian itu. Mereka menyadari kesalahan itu. Kini yang bisa mereka lakukan adalah menebus dosa-dosa itu. Like a Momentary Ray between Clouds adalah kumpulan cerita pendek tentang keluarga korban, pelaku kejahatan, dan saksi mata setelah menyaksikan kecelakaan tragis yang menewaskan anak laki-laki berusia 8 tahun.

184 pages, Paperback

Published September 1, 2021

Reviews

[Liliyana Halim · Rating 4 out of 5]

Selesaiiiii! Baca ini cukup nyesek, manis juga gregetan sama Kenji 🤬. Meskipun cara berceritanya sedikit membingungkan kalau buatku pribadi sih tapi masih bisa dinikmati. Dan aku suka Suji-chan.
.
“Kalau aku bilang sama sekali tak ada, kau mungkin akan berpikir kalau aku tidak pernah menelan pil pahit selama hidupku. Bagiku, kehidupan ini semuanya tentang cara tangkap. Itu dan prinsip tidak melakukan hal yang tidak disukai. Itu mutlak. Halangan seperti apa pun, kondisi bagaimanapun, kalau perasaanku tidak mau dibawa ke sana, aku tidak akan melakukannya. Jika aku memaksakan diri, pasti itu akan berbalik kepadaku. Paling tidak itu sudah menjadi pelajaran dari masa lakuku dan aku tidak akan mengulangnya lagi. Dengan begitu segala kesulitan dan permasalahan yang terjadi di depan mata akan mengalir seperti sungai, tanpa disadari semua hanya akan menjadi masa lalu.” (Hal 123).
.
“Saat seseorang tidak bisa mengutarakan perasaannya sebagai gantinya, akulah yang akan mengunkapkannya dalam kata-kata. Dengan begitu, kau bisa menyelamatkan orang.” (Hal 104).

[Khansaa · Rating 4 out of 5]

Novel ini mengingatkanku ketika ada kasus kecelakaan lalu lintas, yang biasanya beredar pertama kali pasti video rekaman ataupun foto korban.

Seakan kita lupa bahwa korban juga manusia yang punya kisahnya masing-masing, beserta dengan beban yg harus dipikul setelahnya.

Salah satu novel (atau kumcer?) yang ngingetin pentingnya empati kalo denger cerita tentang musibah orang lain. Selalu tahan diri utk nyebarin asumsi & mending diem aja daripada menghakimi korban. Bagaimana pun kita punya kisah dan dosa masing2—we’re not really strangers.

3.5 ⭐️

[nisaa · Rating 3 out of 5]

buku tipis ini menceritakan tentang kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan tewasnya seorang anak berumur 8 tahun. buku ini disajikan dengan 5 sudut pandang yang berbeda. dari sudut pandang Chieko, Yoshino, Kenji, Misato, Kouichi.

baca sudut pandang Chieko agak shock yaa, baru bab pertama udah tentang perselingkuhan.😫

[Mia An Nur · Rating 4 out of 5]

"𝑨𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒅𝒂𝒓, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒎𝒃𝒂𝒕. 𝑨𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒂𝒇, 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌𝒊 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒌𝒆 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒖𝒉."

Jika membicarakan kehidupan, entah mengapa negeri Sakura selalu bisa menggali cerita dengan apik. Tak terkecuali untuk buku satu ini. Ini pertama kalinya aku membaca karya Mami Sunada yang tak kusangka juga berprofesi sebagai sutradara dan penulis film. Like a Momentary Ray between Clouds menyajikan kisah tokoh-tokoh yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dengan kasus kecelakaan tragis seorang anak laki-laki berusia 8 tahun. Ada lima bab yang terbagi atas empat musim dengan tambahan musim semi (lagi) di bagian penutup, masing-masing bab menggunakan POV orang pertama dari lima tokoh berbeda. Mereka terdiri dari keluarga korban, tersangka, dan saksi mata. Formatnya dibuat seakan-akan seperti cerpen, tapi disusun utuh selayaknya novel beralur campuran.

Cukup melelahkan rasanya mengikuti kisah lima tokoh utama di sini karena semuanya serempak berkutat dengan penyesalan dan trauma. Sebagai orang yang pernah merasakan kejadian hampir serupa, aku sangat memahami mereka. Dari sebuah kecelakaan tragis, orang paling dekat hingga terjauh pun bisa turut merasakan kekelamannya. Walau tubuh mereka tidak bisa "melupakan", kita sebagai pembaca akan disuguhi berbagai bentuk coping mechanism dari para tokohnya yang terus berusaha mengatasi trauma. Entah itu mengakhiri hubungan yang salah atau mulai terbuka dengan orang baru.

Jujur, aku agak terganggu dengan saltik yang cukup banyak di bab menjelang ending, mengingat buku ini terbilang tipis (184 hlm). Selebihnya, dari lima bab dalam buku ini, aku memfavoritkan bab terakhir yang mengambil sudut pandang "saksi mata". Selain karena format penulisannya berbeda dari empat bab sebelumnya, ending dari kisah sang saksi mata juga punya makna yang sejalan dengan judulnya. Ibarat awan kelam yang menutupi pikiran para tokoh, cahaya akan selalu menembus di antaranya dan memberi mereka harapan untuk terus melanjutkan hidup. Buku yang bagus untuk para penyintas, tak peduli apa pun jenis masalahnya.

[bunglonface · Rating 5 out of 5]

4.5 / 5.
Buku ini punya halaman berjumlah 184 halaman, dan aku baca selama 3 hari (slow reader uhuk)

Menurutku pribadi, + - dari buku ini:
+- Alurnya ini unik, di sinopsis nya sih "kumpulan cerita setelah menyaksikan kecelakaan tragis yang menewaskan anak laki-laki", tapi kecelakaan ini pun sebenarnya gak ada 20% dibahas dan berpengaruh secara signifikan pada tokoh-tokoh (kek langusng loncat 2 tahun jadi udah pada tenang sih)
Apalagi di awal malah cerita nya si Chieko yang bikin aku heran banget kenapa perlu ada POV dia, tapi di situ uniknya.. bener-bener ngasih liat POV dari berbagai tokoh baik yang terdampak secara langsung, maupun yang bener-bener jauh
+ Gaya penulisannya (yang terjemahan) sih santai dan enak yaa, mudah dipahami, jadi juga bisa mengimajinasikan gimana perasaan tokoh dengan baik
+ Intinya menarik banget sih, bikin aku jadi bertanya akan banyak hal dan tau sudut pandang yang seperti itu, terutama juga dari saksi mata, pelaku yang ternyata ada musibah lain juga hari itu, psikologis suami pelaku, dan lainnya

Menurutku buku ini rate-nya 4.5 / 5 karena lagi-lagi aku suka tipikal novel dengan banyak sudut pandang kayak gini karena jadi paham pemikiran orang lain, akan aku rekomendasikan ke orang yang suka tipikal novel kayak begini juga
Note: Beep. Penilaian saya adalah atas penilaian saya yang subjektif. Jika ada penilaian yang berbeda itu sangat wajar. Beep.

[Sunny · Rating 3 out of 5]

Bagaimanapun, kematian seseorang membawa duka yang mendalam bagi orang-orang terdekat. Apalagi jika kejadiannya begitu mendadak dan begitu cepat. Seperti itulah kisah Shun, bocah laki-laki berusia 8 tahun yang tewas saat dalam perjalanan pulang. Padahal ia tinggal sedikit lagi sampai di rumah. Padahal ia sudah biasa mengendarai sepeda. Tapi yang namanya ajal sudah menjemput ya mau bagaimana.

Orang-orang yang melihat kejadian tersebut ada 3. Selebihnya adalah orang yang terkena dampaknya. Di buku ini ada kisah-kisah tentang kelima orang tersebut. Ada ibunya Shun, 2 orang penabrak, seorang perempuan yang sekantor dengan suami penabrak, dan orang lainnya.

Bagus ceritanya. Ini tentang perenungan hidup. Apakah kau akan bersedih selamanya meratapi kejadian yang telah berlalu? Kesalahan-kesalahan yang telah kauperbuat masihkah akan kau ulangi? Apakah kau akan bangkit dan memperbaiki semuanya? Bagaimana jika tidak bisa memperbaikinya? Adakah jalan lain?

Sebuah buku yang menurutku oke untuk dibaca. Cukup menarik namun tidak sampai super menarik. Ceritanya ringan. Bahasanya lumayan bisa dimengerti. Okelah sebagai hiburan di waktu luang.

[nrgitha · Rating 4 out of 5]

“Saat kita beranjak dewasa, walaupun kita tidak berbuat kesalahan satu pun, semuanya adalah tanggung jawabmu. Dengan berpikir demikian, semuanya akan menjadi lebih mudah.”

Buku ini menceritakan bagaimana satu kejadian memengaruhi kehidupan orang-orang yang terlibat dan bagaimana mereka ‘berdamai’ dengan kejadian tersebut.

Pembaca diajak untuk mendengarkan sudut pandang masing-masing karakter terhadap perubahan dikehidupannya setelah kejadian tersebut. Masalah yang setiap karakter hadapi, mungkin terasa ‘dingin’ karena terkesan mengabaikan kisah tewasnya anak laki-laki berusia 8 tahun.

Bahkan di bab terakhir, saya tidak memahami mengapa harus menceritakan hal panjang lebar yang tidak berhubungan erat dengan kasus tersebut. Namun, akhir surat di bab terakhir dapat menghilangkan rasa penyesalan bagi si ibu.

Buku ini cukup ringan dibaca walaupun latar belakang masalahnya sangat memilukan. Yaaa… sebenarnya saya mengharapkan sesuatu yang lebih untuk anak laki-laki tersebut.

[Tsunn · Rating 3 out of 5]

Like a Momentary Ray between Clouds. Jujur dari awal aku tertarik dengan buku ini karena judulnya dan setelah baca buku ini itu enggak mengubah pandanganku sama sekali.

Buku ini menceritakan tentang 5 tokoh yang hidup dengan berbagai trauma dan peyesalannya masing-masing, tapi saling berhubunhan satu sama lain. Di sini kita bisa melihat gimana masing-masing dari tokohnya punya copying mechanism yang beda. Mulai dari perselingkuhan dan masih banyak lagi.

Menurutku penyesalan merupakan emosi yang rumit. Beberapa orang bahkan enggak sadar kalau hal ini bisa mengubah mereka. Trauma dan rasa bersalah yang berkepanjangan bisa mempengaruhi kehidupan kita lebih dari yang kita bayangkan. Sebuah bacaan yang sangat membuka mataku tentang perasaan-perasaan menggelishkan ini.

[Hapudin · Rating 4 out of 5]

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun tertabrak mobil dan meninggal. Dari kejadian ini, penulis mengemas cerita berdasarkan beberapa sudut pandang tokoh-tokoh yang berkaitan dengan kejadian kecelakaan tersebut. Ada cerita dari sisi selingkuhan dari suami seorang istri-penabrak, ada juga sisi dari ibu si anak yang tertabrak tersebut, ada juga sisi dari si suami, ada sisi istri sekaligus si penabrak, dan ada dari sisi lelaki yang menjadi saksi kecelakaan tersebut.

Saya menyukai buku ini karena ceritanya yang utuh, diceritakan dengan tenang tapi memikat.

Ulasan lengkap dapat dibaca pada blog saya:
https://www.bukuhapudin.com/2022/06/r...

[oatmeal77155 · Rating 5 out of 5]

4.5⭐ wow. I didn't expect this book at all. bukan buku casual yg bisa dibaca semua umur, tapi ada pesan2 mendalam dari masing2 cerita. sudut pandang masing2 orang terhadap kejadian tabrak lari seorang anak kecil.
well, I witness that not every rate is an honest one, there's every book for each individual that hits differently.

[Mpur Chan · Rating 2 out of 5]

Covernya bagus. Trs dr sinopsisnya ada tokoh anak kecil. Kukira ini cerita tipe-tipe slice of life yang bisa dibaca siapapun. Ternyata ada adegan begitunya. Wkwk... Gawat kalau pembaca gak cek bagian bawah di belakang buku bahwa buku ini 21+ harusnya.

[Sarradea · Rating 5 out of 5]

Seperti potongan kehidupan, orang dengan masing masing kisahnya, terhubung karena satu kejadian, bagus juga, ringan..
Kenapa aku kasih bintang lima?, karena aku memang suka kasih semua buku yang kubaca bintang lima 😎👍🏻

[Indah Threez Lestari · Rating 3 out of 5]

222 - 2021

[Nancy · Rating 4 out of 5]

Ceritanya simpel n sederhana😊😊

[Chaca · Rating 4 out of 5]

bagus

[Anisa · Rating 3 out of 5]

Bercerita tentang masing-masing pov karakter yang terlibat dengan korban-tersangka kecelakaan.
Kurang begitu suka dengan gaya ceritanya.

[nur'aini tri wahyuni · Rating 2 out of 5]

premisnya menarik, tapi chap pembukanya ngeselin, jadi setengah hati bacanya. cerita tentang kehidupan ibu korban padahal bagus. sayangnya ga ada conclusion dari semuanya.