Sienna Fazura Aileen dijebak menggantikan Wakil Sekretaris OSIS yang mengundurkan diri. Baru sehari menjabat, Sienna sudah mencium ketidakberesan dalam diri ketua OSIS-nya. Bagaimana tidak, tugas utamanya adalah mencatat biodata semua orang di sekolah.
Raven Kresna Amarta dikenal sebagai ketua OSIS yang kharismatik. Sebagai philanderer ulung, dia memanggil cewek-cewek di sekolah dengan panggilan 'Ravenheart'. Prinsip hidupnya, 4S. Senyum, sapa, salam dan sayang. Program kerjanya di OSIS pun terbilang nyentrik. Salah satu yang paling kontroversial dan fenomenal adalah menyediakan bahu untuk bersandar bagi semua orang.
Anehnya, semua orang di sekolah seolah tidak menyadari kesintingan Raven. Sienna bukan Wakil Sekretaris, melainkan Asisten Pribadi yang diperbudak sesuka hati. Raven itu cowok menawan jelmaan setan. Bersikap manis, berhati iblis. Kalau bukan karena Rekta Okta Rajata, cinta pertamanya, Sienna pasti tidak akan sudi bertahan di sekolah dan OSIS.
Namun, Sienna tidak akan diam. Semua orang harus melihat wujud asli Raven!
Sebagai proofreader dari naskah ini, gue patut berbangga hati karena bisa baca Hellove lebih dulu daripada kalian semua para Ravenheart *Ketawa setan*
Awalnya, pas ngobrol dengan penulisnya, gue pikir Hellove ini akan dark banget karena Aya sempat bilang, kalo di cerita ini ada masalah mental juga. Jadi ya, di otak gue mikirnya wahh pasti agak berat nih, persoalannya. Ternyata pas gue baca, gue ketawa mulu. Ketawa sama tingkahnya Raven. Ada aja kelakuannya. Ya, nggak sepenuhnya ketawa sih selama ngerjain naskah ini. Gue juga bersimpati pada masalah yang dialami Raven. Awalnya kesel, malah jadi jatuh cinta... gimana sih? Ya gitu dah pokoknya.
Aya tidak sulit membuat pembaca jatuh cinta pada karakter yang dia ciptakan. Nggak heran kalau Raven banyak banget fansnya, gilaakkk! Apalagi visualnya pake Bubu alias Taeyong... makin-makin dah halunya wkwkkw.
Pada intinya, kalau kamu mau cari bacaan genrenya teen, Hellove akan sangat gue rekomendasikan. Ceritanya ringan walaupun konflinya gak seringan itu, tulisan Aya juga mudah dibaca nggak blibet, recehnya dapet, gemesnya dapet, teen banget pokoknya! Yang pasti sih, beda dari Wattpad...
Akhirnya kelar juga ya ampuuuun.. Yang paling bikin plot hole itu lokasi SMA Wisesa dan SMA DHS yg kayaknya gak jauh2 amat ya dan masih 1 wilayah, kan si Sienna pindah dr SMA Wisesa karena ikut ortunya pindah dinas kerja, pindah dinas itu ya logikanya minimal beda kota bahkan beda pulau sekalian, nah ditilik dari gampangnya Raven dan Sienna main dari SMA DHS ke SMA Wisesa dan bisa balik ke rumah Sienna di hari yang sama berarti kan lokasi 2 SMA itu gak jauh jauh amat, yang jadi pertanyaannya, si Bapaknya Sienna ini sebenarnya pindah tugas dinas darimana ke mana? Trus kalau pindahnya masih 1 wilayah yg dekat2 saja ya trus ngapain si Sienna harus pindah dari SMA Wisesa ke SMA DHS? Trus ya Raven, kamu tu disuruh jangan bikin baper anak orang bukan artinya kamu harus bersikap kayak psikopat ya nak ya.. haelaaaah *mengcapek Dan harus banget gitu ada kata "philanderer" tercetak di nyaris setiap halaman????? Udah progress reading hampir 50% alur masih muter aja bolak balik si Sienna minta maaf, pas baca berasa kayak dejavu tiap beberapa halaman begituuu terus hedeh. Halaman demi halaman berlanjut, isinya si Sienna nangis bolak balik hmphhhhh.. Dan penyelesaian konfliknya kayak yaudah selesai begitu saja. Sebenernya ceritanya potensial bgt, cuma karakter Sienna-nya yang agak kureeeng bgt..terlalu menye menye dan cengeng. Overall this not my favorite of Aya Widjaja's tapi aku akan tetep baca karya2-nya yang lain.
Sebagai pembaca Kak Aya dari zaman Startstruck Syndrome, senang rasanya bisa mengikuti karya-karya Kak Aya berikutnya. Termasuk Hellove yang baru selesai aku baca.
Aku suka gaya tulisan Kak Aya. Apalagi isi ceritanya. Apalagi karakter tokohnya. Apalagi Raven. Ya ampun, padahal Raven philanderer, tapi banyak dipuja huhu.
Aku lumayan banyak ketawa dan gemas karena tingkah Sienna juga interaksinya dengan Raven, tapi begitu membuka halaman semakin jauh, kok, jadi ... (ngga bisa berkata-kata). Padahal sudah baca yang di platform, tapi pas baca novelnya masih aja terbawa suasana.
Menurutku, secara keseluruhan cerita ini menarik. Nggak cuma membahas bucin-bucin khas remaja, cerita ini juga banyak pesan moralnya. Dan, poin plus-nya ... ada Rigel, dong! (aku fan dia soalnya haha).
Sukses terus Kak Aya, ditunggu karya-karya berikutnya.