Bagi Kiran, Calvin adalah lembaran paling menyakitkan dari masa lalunya. Pria itu mungkin tidak tahu seberapa menyakitkan, jika orang yang paling dia cintai jadi penyebab kemalangan dalam hidupnya. Melewati hari demi hari untuk mengubur masa kelam yang hingga saat ini membuat Kiran trauma, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jika saja Kiran tidak pernah bertemu dengan Calvin, mungkin dia tidak akan jadi korban penculikan dan hidupnya akan normal-normal saja seperti gadis lain.
Saat Kiran belum sepenuhnya berdamai dengan masa lalu, kini takdir justru mempertemukan mereka kembali di gedung apartemen yang sama. Apakah benar kata orang-orang bahwa waktu akan jadi penyembuh bagi semua rasa sakit?