Jump to ratings and reviews
Rate this book

Saudade Kisah-Kisah tentang Kehilangan

Rate this book
Ayah, ia bagai matahari. Matanya membinarkan cahaya begitu indah. Aku tidak pernah mengingat wajahnya terlalu jelas. Sinar yang terpancar dari matanya itu mengadang pandanganku. Terlalu silau, terlalu kemilau. Ia terang yang menimangku. Ia selalu ada di sisiku.

Berbeda dengan Ibu. Ibu gemerlap di malam gelap. Sesekali ia penuh. Kadang kala ia muncul sebagian. Kala lain ia muncul seperempat. Tak jarang pula ia lenyap dari langit. Ibu adalah bulan. Ia datang dan pergi. Sejak Ibu pergi, aku kerap terjaga di malam hari. Aku takut terlena. Ia bisa saja mengendap-endap, masuk dan membawa Ayah pergi.

Terkadang kita terlalu percaya bahwa hidup itu berjalan lurus, dan jalan lurus itu lantas dipaksakan--sering atas nama agama, ideologi, moralitas, kemajuan, prestasi, dan sebagainya. Absurditas membongkar itu. Hidup tidak selalu (atau selalu tidak) lurus seperti nilai-nilai kita. Kita hanya harus menghadapinya. Pentingnya cerita-cerita seperti yang ada di kumpulan ini adalah membuat kita sejenak memandang dari suatu lanskap pengalaman di mana ukuran tidak berkuasa. Itu adalah pengalaman kebebasan juga. Yang berharga.

(Ayu Utami, penulis)

Richard menuturkan cerita-ceritanya dengan kenakalan yang muncul dalam berbagai cara. Lewat pilihan kata yang tidak biasa tanpa jadi memaksa. Lewat penyematan twist yang apik di kisah yang epik. Juga lewat tipuan judul-judul sederhana yang menyembunyikan perasaan-perasaan yang sukar dicerna.

(Rizal Iwan, penulis)

195 pages, Paperback

Published December 21, 2021

12 people want to read

About the author

Richard Wijaya

3 books2 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
9 (69%)
4 stars
4 (30%)
3 stars
0 (0%)
2 stars
0 (0%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 5 of 5 reviews
1 review1 follower
February 2, 2022

Dan Libertina, meski ia jelita, tetap seorang jelata.
Kalimat pada awal cerpen Libertina, Si Betina membuat saya tertegun, di satu sisi saya terbahak ketika membacanya tapi di sisi lainnya terasa ironi sekali. Cerpen ini menampilkan sosok perempuan yang terus berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak. Bagaimana susahnya bekerja sektor informal mulai dari terapis di griya pijat, diskotik sampai hidup membawanya sebagai penyanyi di kafe kalangan atas.
Libertina ini cukup menarik tokohnya, di satu sisi dia realistis tapi di satu sisi dia naif, mati-matian mempertahankan keperawanan, sangat kontradiksi dengan tempatnya bekerja yang sangat riskan terjadi kekerasan seksual.
Selain itu, penggalan kata yang menarik saya adalah "orang miskin berjalan harus saling berpegangan tangan", ya dengan sistem ekonomi saat ini, orang miskin cenderung dibuat untuk saling berkompetisi untuk naik kelas. Tapi Lala, mempunyai pikiran bahwa untuk bertahan, mereka bisa saling bekerja sama. Dari nasib apes dan kehilangan Betina dia malah menemukan dirinya. Akan ada selalu harapan di kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan.

Buku ini berisi 12 kisah, tentang kehilangan, selain saya menyukai cerita-ceritanya yang begitu beragam saya menyukai cover dan ilustrasi pada buku ini, begitu memukau.
Profile Image for Rizky Nugraha.
1 review
February 2, 2022
Dari judul seharusnya pembaca sudah bisa menebak tema umum yang diangkat penulis lewat kumpulan cerpen ini : kehilangan.
Menarik bagaimana Richard Wijaya meramu "Kehilangan" ini menjadi beragam kisah yang unik, kaya rasa dan punya kesan mendalam di setiap judulnya.
Mulai dari cerita seorang anak dengan sebuah kuda kayu, kebaya nenek, sampai keapesan supir angkot.
Secara personal saya sangat terkesan dengan cerita dalam "Selamat Ulang Tahun Nenek" dan "Supir, Kenek dan Rasa Kantuk". Dua cerita bertema serupa tapi punya nuansa yang kontradiktif satu sama lain. Jenius.

Agak spoiler sedikit. Kalau kalian adalah tipe pembaca kritis yang senang mencari-cari konklusi sarat moral dan kelogisan dalam setiap cerita, bersiaplah patah hati. Di Saudade nalar sepertinya tidak diperlukan. Sepertinya...
Jika penulis debutan (pada umumnya) lebih suka main aman dengan membuat tulisan mereka semanis mungkin demi menyenangkan pembaca awam, maka Richard adalah sebuah anomali. Nyalinya patut diapresiasi.

Akhir kata, Saudade adalah jenis karya sastra yang bisa kamu lahap dalam sekali duduk. Cukup ringan, namun tidak receh. Agak serius di beberapa bagian, namun tetap bisa diasyiki di sisi yang lain.
Saudade bagi saya adalah sebuah debutan kaya rasa yang layak dilabeli predikat "bagus".
1 review
February 1, 2022
cerita pendek saudade adalah lukisan realis kehidupan jaman sekarang. Kadang terasa kok gitu amat ya. Kadang terasa kok indah amat ya. Tapi pada akhirnya semua cerita pendek saudade itu rill tapi kok gt ya
Profile Image for Aziz Azthar.
30 reviews6 followers
February 2, 2022
Ada lagu Kunto Aji judulnya "Saudade" juga. Berikut saya copas liriknya:



Menurut saya, lagu tersebut cukup mewakili perasaan saya setelah membaca buku debut karya Richard Wijaya ini.
Profile Image for Angelina Enny.
Author 12 books8 followers
January 23, 2022
Buku Saudade memuat beragam cerita dengan latar peristiwa yang berbeda-beda, dari zaman Majapahit, kolonialisme, sampai di masa depan, saat bumi (mungkin) sudah hancur. Semua unik, semua membuat merenung: apa arti kehilangan? Dari tokoh-tokohnya yang dugal maupun jatmika, sifat-sifat manusia terpotret secara gamblang, baik itu membawa kegamangan yang tak disadari maupun hasrat-hasrat kecil yang meledak menjadi bencana.

Saudade menjadi bacaan penutup akhir tahun saya, sekaligus menjadi bahan renungan untuk terus bergerak di tahun berikutnya. Salut untuk Saudade dan penulisnya!
Displaying 1 - 5 of 5 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.