Jump to ratings and reviews
Rate this book

Hospital Cafe

Rate this book
Tarra tahu dia nekat ketika memutuskan membuka kafe di rumah sakit tempat mantan tunangannya, Zidan, bekerja. Karena tampaknya lelaki itu masih belum puas menyakitinya.

Zidan tak akan menyerah tentang Tarra. Dia sudah memberi Tarra waktu cukup lama, seharusnya amarah gadis itu akan surut seiring waktu.

Adam seharusnya hanya mengamati Tarra dari kejauhan dan teguh pada komitmennya. Sayangnya, senyum Tarra yang selalu mampu menularkan kebahagiaan semakin jarang terlihat sejak Zidan kembali.

Ketika masing-masing memutuskan menunda dan menunggu, waktu malah seolah mempermainkan mereka. Perasaan tak diundang itu justru hadir, membuat mereka kembali mempertanyakan keputusan yang sudah diambil. Ketika mundur bukan pilihan, mampukah mereka tetap berjalan apa pun risikonya?

272 pages, ebook

Published December 15, 2021

13 people are currently reading
166 people want to read

About the author

Olivia Lin

2 books7 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
48 (17%)
4 stars
123 (46%)
3 stars
84 (31%)
2 stars
12 (4%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 90 reviews
Profile Image for Nureesh Vhalega.
Author 20 books151 followers
March 5, 2022
Ini adalah buku debut penulis dan aku senang bisa jadi salah satu pembacanya. Secara plot memang bukan sesuatu yang baru, twist-nya pun nggak memberi efek kejutan heboh, tapi ditulis dengan rapi. Kalau sudah baca beberapa reviewku yang lain, kalian pasti hafal betapa "rapi" sangat penting buatku.

Oke, ceritanya tentang Tarra yang membuka kafe di rumah sakit tempat mantan tunangannya bekerja, lalu bertemu sosok pria misterius yang seakan sedang "menjaga" dari jauh. Jujur, awalnya aku takut buku ini mengusung tema cinta segitiga, tapi untung bukan. Aku juga sempat takut sosok Adam yang cuma nongol dan lihatin Tarra dari jauh ini semacam psikopat, tapi berhubung bukunya nggak nyeberang genre ke thriller, jadi Adam aman 100% LOL.

Buku setebal 272 halaman ini cukup lugas merangkum perjalanan Tarra, mulai dari alasannya pisah dari mantan tunangan sampai benang merah yang menghubungkannya ke sosok pria baru aka Adam. Aku suka cara penulis mengeksekusi konfliknya sedikit demi sedikit, bikin pembaca terus penasaran buat baca halaman berikutnya. Di sini juga nggak ada info dumping, kecuali penyebutan nama lengkap para karakter yang kupikir nggak penting-penting banget. Teknis pun rapi, aku hampir nggak menemukan typo, jadi shout out buat Kak Putri selaku editor Hospital Cafe.

Hal lain yang kusukai, risetnya penulis nggak main-main. Kebetulan tahun lalu aku baru riset soal rumah sakit dan dokter, jadi aku tahu nulis tentang ini nggak mudah.

Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang menurutku bisa diperbaiki untuk tulisan berikutnya. Pertama, chemistry antarkarakter bisa lebih "dikentalkan" karena ini romance ya, dan sayangnya aku nggak ikut deg-degan. Kedua, benang merah antara Adam dan Tarra terlalu banyak dan menurutku mereka nggak perlu punya semua itu karena efeknya bikin karakterisasi mereka kurang believable. Ketiga, beberapa deskripsi masih terasa telling dan mungkin ini yang bikin aku nggak merasa harus menyelesaikan bukunya dalam sekali duduk. Tapi, mengingat Hospital Cafe adalah buku debut, secara keseluruhan sudah oke. Makanya aku nggak pelit ngasih bintang hehehe.

Kalau kalian cari novel ringan yang latarnya nggak di Jakarta (Tarra dkk tinggal di Surabaya nih) boleh banget coba baca ini ^^
Profile Image for cozyreading.
50 reviews11 followers
March 2, 2023
#hospitalcafe


novel percintaan, konflik perselingkuhan, hubungan ga direstui, 10 tahun pacaran eh putus sebulan sebelum hari pernikahan.

agak klise ya konfliknya?
tapi latar ceritanya membawa sesuatu yang baru. singkatnya ini cerita tentang Tarra yang dia mulai buka cafe dirumah sakit, dan Tarra gatau, ternyata itu satu rumah sakit dengan tempat mantan nya kerja. Zidan, mantan nya Tarra ini seorang dokter.

karena Zidan mulai dateng2 lagi ke kehidupan Tarra setelah satu tahun mereka lost kontak, ada seseorang yang katanyaaa sii mau jaga in Tarra dari jauh. Adam, dokter juga dirumah sakit itu.

trus disini aku mau cerita kalau ternyata, kisah nya ga sesederhana itu, Adam yang di awal keliatannya cuman kayak tokoh selingan doang, justru yang menyimpan luka masa lalu paling banyak.

aku suka bagian dimana Adam bilang “aku nggak baik-baik aja Tarra..” itu dia mulai berani ngutarain apa yg selalu jadi kekhawatiran dia selama ini. untuk orang tertentu, ngungkapin hal kaya gitu bukan sesuatu yg mudah ya kan? jadi dari Adam aku belajar, gapapa sesekali kita jadi lemah, asalkan di depan orang yang tepat.

Tarra yang terbiasa mandiri, Adam biarin dia tetep jadi dirinya sendiri dengan tambahan, Tarra harus inget kalau dia udah punya Adam yang selalu bisa diandalkan🫠💘

pesan moral yang aku tangkep dari buku ini sih ya, kita harus yakin dan percaya kalau semuanya itu udah punya waktu masing2. kalau kemarin kita gagal dalam suatu hal atau suatu hubungan, berarti hari ini kita lagi dalam proses belajar untuk jadi versi terbaik bagi sesuatu yang menunggu kita dimasa depan. dan semua hal terjadi karna suatu alasan, jangan melulu nyalahin diri sendiri. jangan lupa untuk sesekali mengapresiasi diri sendiri.

narasi nya ringan banget dan alur nya cepet jadi pas baca tu page turner sekalehhhh.. gaya dialog nya juga yang.. apa ada nya banget gitu, ada bagian formal ya formal, santai ya santai, humornya juga ringan dan cocok di aku 👀

kalau kamu cari bacaan romance yang ringan happy ending, dengan sesuatu yang baru, dan tetep ada konflik juga value nya, apalagi yang pengen ketemu dengan tokoh2 orang tua idaman! baca buku ini deh🫶🏻
Profile Image for Tia Ayu Sulistyana (tiareadsbooks).
265 reviews71 followers
March 26, 2024
•recently read•
4.3/5⭐


Udah lama pengen baca buku debutan-nya Olivia Lin, tapi baru kesampaian sekarang. Mana udah gak hype kan~ Tapi seneng sih akhirnya bisa baca, karena ceritanya semanis itu!😍

Jujur, aku gak berekspektasi apapun dengan buku ini. Blurb-nya cukup kasih gambaran ceritanya bakal gimana dan premis ceritanya juga bukan hal baru. Tapi pas udah baca, aku dibuat terpikat dengan gaya penulisan yang gak bertele-tele, narasi cerita yang ringan, alur yang tersusun dengan rapi, padat, dan begitu mengalir. Buku ini pun cukup past-paced dan page-turner! Aku kelar dalam sehari doang karena chapter-nya gak panjang.🔥

Ceritanya sendiri tentang Tarra Leivy yang membuka kafe di rumah sakit tempat mantan tunangannya bekerja. Zidan Panca Batara pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengambil hati Tarra kembali. Sayangnya usaha Zidan tak semulus itu karena muncul Adam Rahardian, sosok misterius yang selalu 'menjaga' Tarra dari jauh.

Yang aku suka dari buku ini tuh penggambaran karakter para tokohnya yang sangat kuat. Dari mulai Tarra yang kuat, sabar, dan mandiri, Adam yang misterius tapi gentleman banget, terus Franda & Caleb yang ceplas-ceplos tapi logis dalam memberikan masukan. Aku pun suka dengan orang tua Tarra dan Adam yang wise dan panutan banget!🤩

Selain itu, aku suka buku ini karena hubungan Tarra dan Adam tuh manis dan dewasa banget! Gak ada tuh drama salah paham yang menye-menye. Mereka saling percaya, selalu mengedepankan komunikasi dan keterbukaan satu sama lain. Gemesin banget deh!😍 Humor-nya pun dapet dan bikin ngakak! Apalagi scene tentang gosip yang beredar kenapa Adam gak beli mobil padahal udah jadi dokter bedah umum!🤣

Meski ceritanya gampang ditebak dan twist-nya gak yang wow, tapi aku suka dengan kejutan-kejutan konflik yang muncul di saat-saat tak terduga. Kak Olivia keren banget sih dalam mengupas luka masa lalu Tarra dan Adam secara perlahan namun bikin penasaran!🙌🏼

Riset penulisnya pun jago sih! Kak Olivia berhasil menggambarkan latar tempat dan suasana dengan detail tapi gak berlebihan. Juga dengan pekerjaan para tokohnya yang dikulik dengan porsi yang pas. Buku ini tuh vibes-nya kayak drama korea. Somehow it reminds me with Hospital Playlist which has similar title!😆

All in all, aku suka banget sih sama buku ini! Tipikal #novelMetropop yang gak banyak drama tapi tetep bikin senyum-senyum sendiri pas baca! 🥰 Recommended banget deh buat yang pengen bacaan ringan dan isinya menyenangkan hati! Aku ter-Adam-Adam banget deh abis baca buku ini!😍 Mana lesson learn dari buku ini ngena banget pula! Well done Kak Olivia! Ditunggu karya-karya selanjutnya ya!🥰

P.S. Sebenernya ada beberapa scene yang menurutku terlalu didramatisir dan gak penting sih. Cuma gak yang sampe ganggu. Jadi tertutupi sama hal-hal lainnya!

#tiareadsbooks #tiawritesreviews

•••

FAVE QUOTES:

❝Hati Tarra boleh pulih, tapi sekalipun dijahit dan diperban, lukanya itu tidak sembuh sepenuhnya. Memulai hubungan baru dengan siapa pun pasti terasa menyeramkan bagi Tarra.
Bagi perempuan yang tinggal di Indonesia, usia untuk menikah menjadi salah satu faktor kesuksesan. Dan untuk gagal sekali lagi di usianya sekarang sama sekali bukan pilihan. ❞
—Page 18

❝Kalian sama-sama sudah dewasa.
Sudah bukan lagi waktunya sembunyi-sembunyi. Kalau kalian pengin hubungan kalian berkembang, jangan dimulai dengan rahasia. Buka semua pintunya, lalu kamu baru boleh berpikir untuk masuk atau nggak.❞
—Page 71

❝Mama cuma berharap kamu segera lepas dari bayang-bayang Zidan. Jangan mengambil keputusan apa pun yang merugikan karena Zidan. Perjalanan kalian memang terlalu panjang untuk dilupakan begitu saja, tapi kamu sudah sampai di pemberhentian terakhir.❞
—Page 134

❝Jangan menikah karena diburu usia. Mama nggak peduli kamu menikah di usia berapa, tapi jangan menikah karena alasan selain cinta, dan jangan memaksakan karena waktu. Segala hal di dunia punya waktunya sendiri-sendiri, nggak ada kata terlambat untuk itu semua.❞
—Page 135

❝Sebenarnya, Om dan Tante selalu bertanya-tanya apakah kami sudah salah mendidik anak? Bagaimana bisa mereka semua nggak menyukai uang?"
Om dan Tante membesarkan anak-anak yang luar biasa. Menghasilkan satu anak yang mau me-relakan hidupnya untuk menolong orang lain itu susah. Apalagi lima.
Tarra. Terima kasih sudah membuat Adam membeli mobil sendiri. Anak itu harus tahu cara mengapresiasi diri sendiri. Terus bantu dia, ya. Om pikir dia selalu kesulitan mendeteksi prioritas kebutuhan hidupnya sendiri. Dia menyimpan uang sebanyak-banyaknya, takut suatu saat saudaranya tiba-tiba membutuhkan.❞
—Page 169

❝Kamu tahu itu bukan salahmu. Aku percaya segala sesuatu di dunia ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk mati. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa. Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk. Jangan menyesali diri karena kamu nggak ada di sana waktu itu. Mungkin kamu nggak sebaiknya ada di sana karena bisa jadi kamu juga celaka. Kamu nggak akan pernah tahu apa yang dunia ini rancang buat kamu. Mungkin ini yang terbaik.❞
—Page 210

❝Sebagai sesama dokter, aku harus bilang kalau kemarin kamu sudah nyebrang dua kali! Aku pijat sendiri jantungmu pakai tanganku! Kamu nggak ingat apa-apa?
I'll kill you if you die on me!
Kamu tahu gimana rasanya masukin tangan ini ke perut six pack-mu? Kenapa nggak pernah pamerin perut sebagus itu?"❞
—Page 253

❝Untuk segala sesuatu ada waktunya. Tidak terlambat, atau terlalu cepat.
Segala kegagalan dalam hubungan yang kamu jalin adalah alat yang mencetakmu menjadi sosok sempurna bagi seseorang yang ditakdirkan untukmu.
Jangan takut, jangan khawatir, karena kamu ada di tempat dan waktu yang tepat.
Semua akan indah pada waktunya.❞
—Page 270
66 reviews3 followers
December 24, 2021
a great light reading. bukunya cocok untuk penyuka novel romantis tapi yang gak menye-menye, karena para karakternya sudah dewasa dan konfliknya pun juga lebih dewasa. menggambarkan bahwa memang menjalin dan mempertahankan hubungan tidak mudah. tapi juga fun to read karena dipadukan dengan setting cafe yang chill dan kollega kerja yang asik! bikin pengen jadi punya cafe...
Profile Image for Lisra Yenny.
96 reviews1 follower
December 1, 2022
Tarra menyewa satu spot untuk merintis kafe di Hope hospital, bersama sahabatnya Franda dan Tony. Tarra memutuskan membuka kafe disana krn melihat prospek nya yg bagus. Tanpa memikirkan akan berurusan lagi dgn mantan tunangan nya yg bekerja di hospital itu.
Adam, sosok yg mulai menyita perhatian Tarra krn sejak mulai bebenah di kafe itu selalu nampak memberikan perhatian pada Tarra dan Kafe nya.
Tarra sosok mandiri dan mampu. Mampu dalam segala hal. Jadi walopun disini sosok si mantan datng lagi untuk minta kesempatan, dari profil nya saya yakin Tarra sudah move on dan sudah mulai menaruh hatinya pada Adam. Ditambah lagi mamanya mantan yg bikin proses move on Tarra berjalan dgn baik.
Saya suka Tarra, krn tipe wanita tangguh, jago bela diri pula.
Ide ceritanya biasa sih menurut ku patah hati diselingkuhin tunangan yg udah 10 tahun bersama pas lagi hari H pernikahan sudah didepan mata. Setahun kemudian si mantan muncul lagi bersamaan dgn munculnya sosok baru yg mengalihkan dunia. Btw saya menikmati kok cerita nya 😊
Profile Image for Woro.
95 reviews3 followers
April 3, 2022
Aku merasa tulisannya terlalu kaku dan entah kenapa feel hubungan Tarra dan Adam tidak terasa.
Profile Image for Ana Shofiya.
47 reviews4 followers
July 3, 2023
WHERE IS MY ADAM??? And where is my tante Mauren??? Wkwk seruuuuu
Profile Image for Agnes Meilina.
68 reviews10 followers
February 26, 2022
Hospital Cafe menceritakan tentang Tarra yang memutuskan untuk membuka kafe di rumah sakit tempat mantan tunangannya; Zidan, bekerja. Keputusan Tarra untuk membuka kafe di RS tersebut ternyata sangat diminati oleh banyak pekerja di sana, begitupun juga dengan orang luar yang penasaran dengan cafe tersebut. Sayangnya, bukan hanya pelanggan sama yang minat dengan Hospital Cafe ini, tetapi Zidan pun turut memiliki minat untuk mendekati Tarra kembali. Zidan yang menghilang tanpa kabar selama setahun kembali hadir. Dia dengan keras kepala berusaha menggapai Tarra kembali, tanpa memahami keinginan Tarra yang sebenarnya sudah muak dengan Zidan.

Seperti memakan cabai yang akan merasa pedas dan akan merasa baik-baik saja setelah minum air. Hal itu juga dialami oleh Tarra. Setahun terluka karena pengkhianatan Zidan, Tarra bertemu dengan Adam, seorang dokter yang memerhatikan Tarra sebelum cafe dibuka. Sosok Adam yang pendiam membuat Tarra penasaran, dan sikap Adam yang hangat membuat Tarra nyaman.

Aku nggak punya ekspektasi apa-apa dengan cerita ini karena aku baru pertama kali membaca novel karya penulis. Dan ternyata ini adalah karya pertema Kak Olivia. Sebagai karya pertama, novel ini udah bagus dan menarik minat buat dibaca. Aku suka dengan gaya penulis bercerita yang asik, ringan dan bikin nagih.

Karakter yang dibangun di novel ini juga sering ditemukan di lingkungan kita. Di mana Tarra yang terlihat kuat, tetapi memiliki sisi rapuhnya sendiri. Dari Tarra bisa diambil pelajaran bahwa sekuat apapun perempuan, dia tetap membutuhkan perlindungan dan pengertian. Dari Adam yang karakternya terkesan pendiam dan hangat, ternyata dia memiliki luka sendiri yang dia simpan dengan baik-baik. Begitupun juga dengan Zidan, karakternya di sini sebenarnya tidak digambarkan layaknya bad boy yang gemar main api, tetapi dia hanya seorang anak yang terjebak oleh kasih sayang mamanya yang toxic. Kasih sayang mamanya Zidan itu jatuhnya membuat celaka. Di sini, aku kesal banget sama mamanya Zidan.


Ketika kamu membaca novel ini, kamu akan merasa enjoy. Tetapi seiring berjalannya waktu, konflik semakin bermunculan. Aku suka dengan penyelesaian konfliknya, terasa cukup dan sudah pas.


Selain menceritakan tentang Adam dan Tarra, novel ini juga menyinggung second lead yang menarik perhatian. Hubungan Franda dan Caleb bikin penasaran. Aku berharap penulis membuat cerita tersendiri untuk mereka berdua. 🤭


Untuk kamu yang ingin membaca novel romance yang membahas tentang pengkhianatan, ditinggalkan, kehilangan, dan perjuangan untuk bangkit kembali, kamu harus baca ini. Oiya, pekerjaan Adam, Zidan, dan Tarra tidak hanya sekadar tempelan doang. Ketika baca ini, rasanya seperti nonton drakor. 😂 Suka banget!
Profile Image for aprinda..
161 reviews4 followers
February 17, 2022
"Hati Tarra boleh pulih, tapi sekalipun dijahit dan diperban, lukanya itu tidak sembuh sepenuhnya."

Inilah yang dirasakan Tarra karena dikhianati oleh Zidan, teman masa kecil sekaligus tunangannya. Meski sudah setahun tidak saling terhubung, Tarra memberanikan diri untuk membuka kafe di rumah sakit tempat Zidan bekerja.

Itu artinya, ada peluang besar bagi Tarra dan Zidan untuk bertemu lagi. Hal ini benar terjadi, dan tanpa disangka Zidan masih belum menyerah.

Di lain sisi, hadir sosok Adam, yang awalnya hanya mengamati, tapi malah tenggelam dalam pesona Tarra. Lantas, akankah Tarra kembali kepada Zidan atau membuka hati untuk Adam?

-------

Boleh kubilang membaca novel ini rasanya seperti minum hot chocolate. Manis dan hangat, walaupun ada rasa pahit. Ok, aku akan mulai dari rasa pahitnya dulu. Rasa pahitnya ini kudapat karena ikut merasakan lukanya Tarra, penyesalan Zidan, keraguan Adam, dan sisi gelap ibunya Zidan.

Untungnya, rasa pahit dari novel ini bisa hilang dengan kisah-kisah manis antara Adam, Tarra, Franda, dan Caleb. Ditambah kehangatan keluarga Tarra, keluarga Adam, dan persahabatan antara para tokohnya.

Paket komplit.

Plus, aku suka banget gaya penulisannya. Tujuan penulis untuk membuat aku gemas, berbunga-bunga, marah, bahkan tertawa benar-benar tersampaikan.

Aku juga suka dengan perkembangan karakternya. Tarra yang awalnya takut menjalin hubungan lagi, menjadi lebih berani. Adam yang awalnya ragu, juga jadi lebih mantap dengan langkah yang diambilnya. Begitu pun dengan Zidan, yang menurutku manut banget dengan keinginan ibunya, akhirnya bisa membuat keputusan sendiri.

Ditambah, kehadiran tokoh pendukung yang tidak sekadar numpang lewat. Franda dan Caleb punya peran penting dalam novel ini.

Terus, apa dong kurangnya? Aku merasa penulis kurang mengeksplorasi lebih tentang hubungan Safira dengan Adam. Nah, siapa lagi itu Safira? Pokoknya, yang suka novel light romance kurasa nggak akan kecewa dengan novel ini.

Kemudian, bagian ending kayaknya perlu dikemas lebih manis, maksudku bumbu romance-nya perlu ditambah secuil lagi supaya pembaca seperti aku jadi lebih puas hehe.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Amaya.
742 reviews57 followers
June 24, 2023
Actual rating: 3,5

Vibes-nya mirip drakor kedokteran. Agak kaget karena jumlah halamannya ternyata nggak sampai 300.

Setelah tunangannya terpergok selingkuh, Tarra memutuskan melanjutkan hidup dengan keluar dari pekerjaannya yang sekaranga dan memilih membuka kafe di rumah sakit. Naasnya, rumah sakit itu juga tempat mantan tunangannya bekerja. Keriuhan kafe membawanya mengenal sosok dokter yang pelan-pelan mulai masuk radarnya, Adam. Lalu aksi dari sang mantan yang nggak tanggung-tanggung mengajak balikan.

MetroPop dengan muatan ringan. Konfliknya juga nggak terlalu banyak, apalagi berlapis. Kesannya manis, seperti taburan gula di atas kroisan. Yah, kecuali bagian emaknya Zidan aja sih, semuanya bagus. Eh, malah terkesan kayak slice of life, sih, genre buku ini. Habis konfliknya nggak berpotensi bikin jantungan dan mudah ditebak.

Lalu, apa hubungan Adam dan Tarra itu insta love? Hmm, bagian ini aku nggak bisa jawab, deh. Soalnya, the truth di bagian sebelum klimaks nunjukin fakta sebaliknya. Walaupun nggak dibahas sih, di situ udah ada perasaan apa belum. Plus, kayaknya dilihat dari interaksi Terra dan Adam selama di Clover (dan/atau di RS), kayaknya bisa aja dibilang rasa percaya dan cintanya memang terlalu cepat.

Bagiku, tulisannya mudah dipahami, tapi bukan berarti langsung bikin jatuh hati. Malah pertama berkesan terlalu banyak informasi yg nggak ngaruh ke alur dan tipe telling. Feeling karakternya sempat nggak sampai ke aku, tapi ya syukur menjelang akhir mudah buat dipahami. Mungkin karena jumlah halamannya sedikit juga jadi alasan kenapa masih banyak hal yang butuh penjelasan yang lebih baik.
181 reviews
May 6, 2022
tarra memutuskan untuk membuka sebuah cafe di rumah sakit tempat zidan—mantan kekasihnya bekerja setelah melalui berbagai pertimbangan karena prospeknya yang bagus. meski orang tua menentang, tarra tetap nekat untuk membuka kafe tsb.

ternyata, kisahnya dengan zidan terkenal dan membuat jeboh membuat kafe mereka ramai di hari pertama di buka. seorang pria misterius sering berdiri mengamati kafe setiap hari dan membuat tarra penasaran.

mengenal adam membuat tarra berani melangkah keluar dari zona nyaman. tapi apa yang terjadi jika ternyata adam menyimpan sebuah rahasia?

rahasia yang tidak hanya menyangkut tentang zidan—sang mantan, akan tetapi juga menyangkut tentang keluarga.

apa yang akan dilakukan tarra?

karena kebingungan mau baca apa, akhirnya cindy scroll gramdig dan menemukan buku hospital cafe inii. awalnya tertarik karna iming² hospital alias cindy demen banget sama latar profesi satu ini.

abis itu baca blurb bukunya dan blurb bukunya lumayan menarik. setelah selesai download, cindy langsung baca daj ternyata bukunya seru. topik yang diangkat mungkin bukan sesuatu hal yang baru, profesi para tokoh apalagi, tapi eksekusi bukunya unik dan fresh membuat semuanya menarik.

konflik bukunya juga ringan, cocok banget buat selingan bacaan yang gak bikin mikir. over all cindy suka sama bukunya!
Profile Image for Rossa Imaniar.
220 reviews5 followers
February 22, 2024
“Bagi perempuan yang tinggal di Indonesia, usia untuk menikah menjadi salah satu faktor kesuksesan.”

“Jangan menikah karena diburu usia. Mama nggak peduli kamu menikah di usia berapa, tapi jangan menikah karena alasan selain cinta, dan jangan memaksakan karena waktu. Segala hal di dunia punya waktunya sendiri-sendiri, nggak ada kata terlambat untuk itu semua.”

“Hati yang gembira adalah obat yang paling manjur.”

“Aku percaya segala sesuatu di dunia ada waktunya. Kamu nggak akan pernah tahu apa yang dunia ini rancang buat kamu. Mungkin ini yang terbaik.”

“Segala sesuatu ada waktunya. Tidak terlambat, atau terlalu cepat. Segala kegagalan dalam hubungan yang kamu jalin adalah alat yang mencetakmu menjadi sosok sempurna bagi seseorang yang ditakdirkan untukmu. Jangan takut, jangan khawatir, karena kamu ada di tempat dan waktu yang tepat. Semua akan indah pada waktunya.”

3.5/5 🌟 untuk novel ini. Cerita yang disajikan khas romance seperti novel-novel metropop pada umumnya. Konfliknya tergolong yang nggak berat banget. Dan kalau boleh jujur, ceritanya kurang begitu greget—tidak meninggalkan kesan. Tapi juga tidak membosankan. Masih tetep enak buat diikutin alur ceritanya.

Nah, buat kalian yang pingin cari bacaan ringan.. Novel ini cocok banget buat dibaca...
Profile Image for Boo Boo.
361 reviews12 followers
June 23, 2024
⭐⭐⭐+ 1/2⭐

Ringan, cepat, tanpa neko. Ahay.

Walaupun di awal terasa cukup terburu-buru, terasa aneh karena Adam-Tarra bisa langsung 'terkoneksi' satu sama lain, tapi ternyata ya memang ada penyebabnya. Beberapa karakter/scene ada yang terkesan juga agak sinetron. Tapi intinya adalah enjoy. Aku menikmati dan hepi baca ini. Bond keduanya juga unik. Cinta dewasa. Yang sangat diidamkan oleh mayoritas kita semua, terutama perempuan. AHAHAHAHAHAHA.
Profile Image for gq.
102 reviews
July 10, 2024
entah ya buatku ada beberapa bagian yang terlalu drama dan jadinyaa hmm gmn ya kayak aduh serius nih sedrama ini? secara keseluruhan gak jelek kok, cuman kayak yaudah aja gitu. sayangnya aku gak bisa ngerasain kemistri hubungan Adam sama Tara, rasanya cuman kek yaudah. gak ada percikannya gitu loh. padahal awal cerita tuh menarik, bikin penasaran siapa cowok yang selalu diem depan kafe. dan latar belakangnya kafe di rumah sakit juga sesuatu yang unik menurutku. turns out the story was just OK.
Profile Image for Ovy Rama.
114 reviews2 followers
January 19, 2025
Hospital Cafe || Olivia Lin || Penerbit Gramedia Pustaka Utama || 272 Hlm || Cetakan Pertama, Tahun 2021

Q : Apa kalian akan trauma untuk memiliki hubungan baru dengan seseorang yang berprofesi sama dengan mantan kalian yang selingkuh?

Aku sih nggak, karena belum tentu orang yang seprofesi bakalan melakukan hal yang sama dengan mantan yang selingkuh. Mau profesi apa pun itu kalau orangnya nggak ada niatan untuk selingkuh ya nggak akan terjadi. Intinya yang salah itu orangnya bukan profesinya.

Hospital Cafe ini merupakan karya pertama Kak Olivia yang diterbitkan. Berkisah tentang Tarra yang nekat membuka kafe di rumah sakit tempat mantan tunangannya, Zidan, bekerja. Zidan tak akan menyerah tentang Tarra. Adam seharusnya mengamati Tarra dari kejauhan dan teguh pada komitmennya. Sayangnya, senyum Tarra yang selalu mampu menularkan kebahagian semakin jarang terlihat sejak Zidan kembali. Apakah yang akan terjadi dengan Tarra, Zidan dan Adam? Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Kalo kalian penasaran bisa langsung baca novelnya!

Sepertinya keputusanku untuk membaca novel ini di akhir bulan februari sangat tepat, novel ini mampu mengembalikan moodku yang naik-turun karena akhir bulan yang begitu sibuk. Novel Hospital Cafe ini mampu kuselesaikan dalam sekali duduk. Sedari awal baca novel ini, perasaanku sudah dibuat naik turun seperti naik roller-coaster. Apalagi penggunaan sudut pandang yang tepat untuk novel ini, membuatku juga ikut merasakan apa yang dirasakan setiap tokohnya.

Novel ini berhasil membuatku geram, semangat, baper, tertawa, takut, sedih dan benci karena tingkah laku dari para tokohnya. Tokoh di novel ini terbilang cukup banyak, tapi semuanya saling terkait dan nggak ada kesan tokoh tempelan. Tokoh favoritku tentu saja Tarra. Aku salut banget sama dia, dia kuat. Aku tau banget apa yang dirasakan Tarra karena aku pernah ada di posisinya meski sedikit berbeda. Aku selalu setuju dengan apa pun yang dilakukan Tarra.

Adam. Aku suka dengan semua perlakuan dia, mungkin apa yang dia lakukan adalah bare minimum, tapi nggak semua laki-laki bisa melakukan seperti Adam.

Tante Merry. Sosok Mama idaman semua anak perempuan. Ketika banyak orang tua yang resah anaknya belum menikah, beliau malah memiliki pemikiran berbeda.

Tante Mauren. Tante kenapa hanya ada di dunia fiksi? seharusnya tante itu nyata dan ada di setiap rumah. Setiap ada scene Tante Mauren rasanya aku bisa merasakan punya mertua yang begitu sayang kepada menantunya. Beliau sama Om Alfred adalah mertua idaman. Mereka juga merupakan orang tua panutan, mereka berhasil mendidik anak-anaknya menjadi orang yang luar biasa.

Selain itu, aku juga suka dengan Franda dan Caleb, mereka berdua ini sosok sahabat yang luar biasa dan tidak munafik. Aku suka banget sama interaksi para tokoh di novel ini, interaksi Tarra dan Adam yang bikin senyumku terkembang, Interaksi Tarra dengan Tante Merry yang bikin hatiku menghangat, begitu juga interaksi Tarra dengan Tante Mauren dan Om Alfred yang bikin aku merasa kalo Tarra berhak mendapatkannya setelah apa yang terjadi kepadanya. Dan tak lupa interaksi Tarra dengan Franda dan interaksi Adam dengan Caleb yang sudah selayaknya sahabat pada umumnya.

Apa dari novel ini nggak ada tokoh yang kubenci? Oh tentu aja ada, Aku geram setiap ada scene Zidan. Aku nggak habis pikir sama kelakuannya yang seperti nggak bersalah sama sekali. Nggak hanya Zidan, masih ada tokoh Villain yang bikin hipertensi dengan tingkahnya. Tokoh yang bisa melakukan segala cara untuk kebahagiannya sendiri.

Aku suka tokoh-tokoh di novel ini punya karakteristik yang kuat, mereka nggak diciptakan too good to be true, mereka itu layaknya kita di real life. Pas baca novel ini, aku beneran dibuat mengikuti perubahan setiap tokohnya menjadi lebih baik lagi. Konflik novel ini terbilang related dengan kehidupan sehari-hari, aku suka dengan cara Kak Olivia menempatkan konflik-konflik dalam novel karena berhasil banget menguras emosi.

Aku tau semua tokoh utamanya punya luka masing-masing, tapi aku salut mereka mau bangkit dan sembuh dari luka tersebut. Dinarasikan menggunakan bahasa sehari-hari membuat novel ini nggak terasa berat meski beberapa konflik membuat ketrigger. Bahkan, pergantian alur dari masa flashback dan masa kini terasa sangat smooth, membuatku nggak bingung ketika membacanya.

Di beberapa bagian aku bisa menebak apa yang akan terjadi, tapi meski bisa menebak, aku masih saja merasa belum siap dan masih terbawa suasana ketika waktunya sudah tiba. Aku pun merasa penyelesaian novelnya pas dan memang itu yang terbaik untuk semua tokohnya, meski aku berharap tokoh villain atau antagonis di novel ini mendapat karma yang setimpal.

Hospital Cafe menunjukkan mana orang tua yang baik dan mana orang tua yang toxic. Terlihat sekali perbedaannya dan aku bersyukur Tarra bisa lepas dari orang yang sedari awal sudah nggak memberi restu kepadanya karena menjalin hubungan dengan seseorang tanpa restu orang tua itu sangat berat.

Jujur saja ketika baca novel ini, aku sering banget dibuat lapar dengan makanan yang di makan beberapa tokohnya. Aku suka dengan cara Kak Olivia mendeskripsikan dengan detail setting tempat di novel ini, karena aku merasa seperti ada di lokasi yang sedang diceritakan.

Novel ini mampu membuatku merasakan vibes bekerja di rumah sakit dan seperti menonton drama korea saat membaca. Dan dari Hospital Cafe aku dapat ilmu baru tentang beberapa penyakit medis dan tindakan medis yang sebelumnya nggak kuketahui, serta beberapa istilah di dunia bisnis cafe.

Dari HC aku belajar kalo kita nggak bisa memaksakan kehendak kita kepada orang lain, belajar untuk menerima serta mengikhlaskan keadaan, belajar untuk bangkit dari luka, belajar untuk nggak membenci suatu profesi lantaran kesalahan satu orang, belajar untuk nggak terburu-buru menikah hanya karena usia dan masih banyak lagi pelajaran hidup dari novel ini yang bisa kudapat.

Hospital Cafe termasuk novel debut yang sukses menurutku karena aku nggak sedikit pun menemukan typo dan nggak ada plot hole. Bahkan profesi tokoh utamanya dibahas dengan detail. Baca novel HC membuatku harus memperhatikan clue sekecil apa pun karena bisa saja itu sebuah jawaban atau fakta yang membuat pembaca kaget dan bisa pula geram.

Aku rekomendasikan novel ini buat kalian yang suka baca novel romance, buat yang suka baca novel metropop, buat yang mungkin sedang atau pernah berada di posisi tidak direstui calon mertua, buat yang suka baca novel romance dengan kisah cinta yang nggak cringe, dan buat yang ingin menambah cowok green flag.
Profile Image for Disha.
71 reviews1 follower
June 27, 2024
Awalnya kupikir buku ini punya kisah cinta yang berat dan ditulis dengan sangat dramatis. Ternyata tidak, alurnya cukup ringan, konfliknya juga tidak berat. Kisah cinta antara mantan akuntan hotelier dan dokter bedah yang seru sekali untuk diikuti sampai tuntas. RECOMMENDED!
Profile Image for aynsrtn.
487 reviews12 followers
January 26, 2025
"Kamu selalu boleh memelukku. Kamu boleh berpura-pura lemah di depanku." - p. 217

Seorang alpha woman, perempuan tangguh nan mandiri pun akan luluh dan merasa ia tak lagi sendiri, ketika bertemu pasangan yang tepat.

Actual rating: 4.5⭐️

Tarra memulai kehidupan barunya pasca batal menikah dengan Zidan, pria yang sudah bersamanya selama 10 tahun. Tarra memergoki Zidan tengah berselingkuh dengan perempuan pilihan Mamanya. But, show must go on. Setahun setelah kejadian itu, Tarra membuka usaha sebuah cafe di dekat rumah sakit. Cafe yang dekat dengan tempat kerja mantan tunangannya yang berprofesi sebagai dokter residen bedah saraf. Lalu, seorang pelanggan selalu mampir ke cafe Tarra, dia bernama Adam. Tarra tak mau sebenarnya memulai lagi hubungan dengan dokter, tapi dengan Adam, semua rasannya berbeda. Karena yang salah kan orangnya, bukan profesinya.

Akhirnya aku menemukan kembali novel metropop yang exactly my style. Suka banget. Premisnya mungkin tidak bisa dibilang baru di ranah metropop. Commonly. Tapi, yang membedakan adalah konfliknya dan penyelesaiannya. Nggak ada konflik menye-menye dan miskomunikasi cheesy. Buku ini membalutnya dengan solusi yang dewasa dan bijak.

Dan yang paling aku suka adalah karakter female lead-nya. Betapa kerennya Tarra—sang pemilik ban hitam taekwondo—membanting Zidan, mantannya. Giving applause! Dan saat Tarra mulai didekati oleh Adam, ya nggak ada tuh Tarra gamang kek biasalah kan suka jadi kebawa suasana kalau mantan masih berkeliaran, tapi Tara—the alpha woman—sungguh berani bersikap dan tangguh! Sementara untuk Adam, dyem!! That man! Memang pesona dokter bedah umum tidak terbantahkan. Adam bukan sosok yang too good to be true khas novel romansa pada umumnya. Justru dia sangat manusiawi. Ada kalanya ia bisa marah dan cemburu seperti ABG, ada saatnya dia merasa sedih dan teringat luka dan duka masa lalu, ada saat dia memberi jarak agar sama-sama tenang, dan ada pula saat dia gas ngeengg, duh ... pelan-pelan, pak dokter :D

Meski ada beberapa adegan yang sinetron—tapi, aku nggak masalah karena sang penulisnya pun mengakui kalau itu adegan sinetron di bukunya, haha—semua dikemas dengan apik dan rapi. Premis awal yang dikira commonly, ternyata ada benang merah panjang yang akhirnya menghubungkan masa lalu Tarra dan Adam. Mereka bagaikan terjalin invisible strings.

Untuk segala sesuatu ada waktunya. Tidak terlambat, atau terlalu cepat.

Suka sekali kalimat di halaman terakhir buku ini. Sungguh menggambarkan kisah perjalanan Tarra dan Adam. Menurutku fase romansa mereka pas pace-nya. Tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Beberapa adegan cukup bikin pipi merona: entah karena tersipu melihat Tarra-Adam lovey dovey atau karena marah melihat kelakuan Mamanya Zidan. Duh, Zidan ... kamu kayaknya salah orangtua :"(

Well, novel romansa khas metropop dengan konflik dewasa dengan segala rasa yang pas. Kalau suka male lead-nya seorang dokter, pasti makin kesemsem pas baca novel ini 💐
Profile Image for Tazkiyatun Nafsiah.
23 reviews
June 11, 2022
Judul: Hospital Cafe
Penulis: @coretanolivialin
Penerbit: @bukugpu
Genre: Metropop
Cetakan pertama: 2021
Hal: 272
E-ISBN: 9786020655253
Dibaca melalui: @gramediadigital

Quotes:
"Jangan menikah karena diburu usia. Mama nggak peduli kamu menikah di usia berapa, tapi jangan menikah karena alasan selain cinta, dan jangan memaksakan karena waktu. Segala hal di dunia punya waktunya sendiri-sendiri, nggak ada kata terlambat untuk itu semua." (Bab 12)

Tarra memberanikan diri membuka usaha kafe di sebuah rumah sakit swasta, tempat mantan tunangannya bekerja. Siapa sangka, masa lalunya dengan dokter residen bernama Zidan itu secara tidak langsung membuatnya terkenal. Pegawai rumah sakit yang sudah mengenalnya pun berbondong-bondong mengunjungi Clover, kafe yang ia rintis bersama Franda sang sahabat.

Bagaimana tidak, peristiwa satu tahun lalu dalam sekejap mata menjadi gosip yang menghebohkan seisi rumah sakit. Semua orang bersimpati pada Tarra. Karena peristiwa itu pulalah, rencana pernikahan Tarra dan Zidan terpaksa dibatalkan.

Ada pelanggan Clover yang menarik perhatian Tarra. Lelaki bernama Adam itu awalnya selalu memperhatikan Tarra dari depan kafenya. Berhubung usia keduanya tak muda lagi, pendekatan mereka pun sangat dewasa dan tak 'menye-menye'. Namun tetap bikin gemas, terutama saat Adam selalu berusaha melindungi Tarra.

Sebagai mantan yang gagal move on, Zidan nggak bisa tinggal diam melihat gadis pujaannya didekati sang senior. Ada pula Victoria Tan mamanya Zidan yang tak pernah kehabisan akal untuk menjauhkan sang anak dari Tarra. Sejak awal hubungan Tarra dan Zidan memang tak direstui Veronica.

Yang tidak Tarra tahu, Adam sudah mengenalnya jauh sebelum mereka bertemu di Clover. Ada cerita masa lalu antara keluarga Tarra dan Adam yang akhirnya terkuak. Kira-kira itu akan memengaruhi keputusan Tarra untuk memantapkan hati, nggak ya? Bagaimana pula nasib Zidan yang terlambat menyadari kesalahannya dan ingin kembali pada Tarra?

Penggambaran karakter para tokohnya menurutku sudah cukup kuat. Alur ceritanya juga mudah diikuti, cocok dibaca penggemar novel romansa dengan konflik yang nggak terlalu berat. Profesi para tokohnya juga digambarkan cukup detail. Sayang, kisah Zidan dan Safira hanya diceritakan sepintas. Jadi aku masih penasaran dengan apa yang terjadi pada dua sejoli itu.

4🌟/5🌟
Profile Image for Desti Rachmadyah.
125 reviews4 followers
February 9, 2022
Cerita novel tentang pemilik kafe atau orang yang bekerja di dunia kuliner bukan lagi sesuatu yang asing di dunia perfiksian, juga cerita tentang cowok-cowok berjas putih yang berprofesi sebagai dokter. Tapi kalau cerita tentang seseorang yang membuka kafe di rumah sakit tempat mantan tunangannya bekerja, bagaimana?

Itu yang dialami Tarra, seorang gadis berusia 28 tahun, yang setahun lalu memutuskan hubungan pertunangannya dengan Zidan, salah satu dokter di Hope Hospital. Penawaran dari kenalannya membawa Tarra pada sebuah keputusan untuk membuka kafenya sendiri, Clover, di sana, meski resikonya bertemu dengan Zidan akan meningkat. Tarra yakin, setelah satu tahun, segalanya tidak mungkin lebih buruk, bukan? Terlebih, saat Tarra bertemu dengan Adam, seorang dokter yang juga senior Zidan.

Tapi, bagaimana jika segalanya malah menjadi rumit?

-------

Suka sama novel ini. Gaya bahasanya enak, mengalir, isu yang diangkat juga menarik, dan bahasa cintanya gak menye-menye. Tiap karakternya juga menonjol, mudah diingat. Konfliknya lumayan berlapis, tapi nggak berat. Benar-benar buku yang cocok buat refreshing time.

Tapi ... apa aku doang yang merasa kalau alur novel ini terlalu terburu-buru? 😅
Seenggaknya, itu kurasakan di tiap transisi perpindahan konflik, bahkan ada satu bagian yang sangat kusayangkan, karena merasa bagian itu sebenarnya dieksplorasi lebih dan bisa menonjolkan emosi karakter. Dan, menurutku ada beberapa plot hole, seperti: kalau keluarga Tarra dan Adam punya kisah di masa lalu, kenapa mama Tarra nggak mengenali Adam saat Adam pertama kali mengantar Tarra ke rumah? Pas Mamanya Adam ke rumah sakit dan ketemu Tarra, apa Mama Adam juga nggak mengenali Tarra? Sepertinya walau dua puluh tahun sudah berlalu, samar-samar pasti sosok keduanya ada diingatan.

Porsi karakter pendukung menurutku cukup pas, meski sebenarnya karakter Mama Zidan dan Safira bisa ditonjolkan dari awal cerita sebagai salah satu penyebab konflik cerita ini (hayo, penasaran siapa lagi itu Safira? Haha. Boleh dibaca saja novelnya biar kenal siapa itu Safira :p).

Overall, novel ini bisa jadi salah satu pilihan buat kamu yang mencari bacaan ringan di akhir pekan!

~
Profile Image for Flazia Flazia.
Author 6 books76 followers
December 6, 2024
Bacaan yang ringan sekali buat ngelepas stres ;). Buat karya debutan, ini bagusss!

Cuma mau mengoreksi beberapa hal dari segi kedokterannya yaa (siapa tau ke depannya kakak penulis masih mau nulis cerita tentang medis jadi biar bisa dijadiin insight baru).

Zidan diperkenalkan sebagai dokter spesialis bedah saraf, seharusnya dia nggak nanganin kasus hematotoraks dan masang chest tube ke dada adam karena itu kompetensinya Sp.BTKV. Bukannya nggak boleh dan nggak bisa, tapi nggak sesuai spesialisasi aja. Cocoknya justru Caleb yg pasang karena dia spesialis bedah kardiotoraks. Kecuali emang keadaan darurat banget dan nggak ada dokter bedah lain yang tersedia.

Terus kan kasusnya Adam ditusuk di perut kiri, mungkin dia mengalami ruptur lien atau organ usus jadi biasanya ditangani sama spesialis bedah digestif, bukan Caleb yang BTKV. Tapi aku asumsikan ada cedera thoraks juga jadi bolehlah Caleb ada di sana durante operasi dan akhirnya ikut RJP waktu jantungnya Adam sempat berhenti. Lebih bagus lagi ini dijabarkan biar nggak bikin salah paham. Tapi mungkin orang awam nggak tahu juga si, hehe, buat tambahan pengetahuan aja yaa.

Terus di menjelang akhir, ada scene Zidan ternyata masih belum selesai sekolah spesialis? Terus dia masih residen ya ternyata? Dari awal padahal aku anggap Zidan sudah lulus Sp.BS. Tapi kalau dia memang masih residen, justru jadi masuk akal kalau dia masih masuk shift malam. Soalnya kalau udah lulus, biasanya nggak ke RS malam-malam kecuali ada operasi CITO alias emergensi.

Tapi di Indonesia, kalau mau mengundurkan diri dari residen, ngurusnya ke fakultas/universitas karena sistem sekolah spesialis kita hampir semuanya bukan hospital-based. Jadi bukan mengundurkan diri dari RS ya bahasanya, kecuali kalau Zidan posisinya memang sudah Sp.BS, bukan residen lagi. Adam pun juga nggak bisa segampang itu merekomendasikan Zidan ke RS lain karena posisinya Zidan masih residen. Harusnya Zidan mulai sekolah spesialis lagi di universitas lain, mulai dari awal (kalau dia mau dan masih kuat haha).

Tapi overall, novel ini bagusss, ringan dibaca, dan penulisannya rapi banget. Semangat yaa buat kakak penulis! Ditunggu karya selanjutnyaa
Profile Image for Lola Ozil.
10 reviews4 followers
June 30, 2023
Satu lagi novel metropop yang berhasil menghibur aku!

Hospital Cafe ceritain tentang Tarra—cewe yang nekat buka cafe di rumah sakit. Kenapa dibilang nekat? Pertama, karena ini kali pertamanya dia buka usaha. Kedua, karena dia buka cafe di rumah sakit tempat mantannya kerja!

Aslinya Tarra ga mau sampai ketemu lagi sama mantannya—si Zidan. Ya, siapa juga yang mau berurusan lagi sama cowo yang udah pacaran selama 10 tahun, eh pas udah mau nikah tau-tau dia malah main sama cewe lain?? Ogah banget, kan. Tapi Tarra juga ga bisa menutup mata dari prospek keuntungan yang bisa dia dapatin kalau buka cafe di rumah sakit ini.

Eitss, tapi ini bukan kisah CLBK Tarra dan Zidan, ya. Memang si Zidan jadi ngejar Tarra lagi, tapi Tarra ternyata cewek yang tegas. Kalau udah ga mau, ya ga akan luluh lagi. Boro-boro cinta lama bersemi kembali, ketemu mantan yang bikin sakit hati? DIBANTING COYY. Sampe si Zidan kudu latihan fisik biar berani ngadepin Tarra lagi.

Tapi karena kenekatan Tarra untuk buka cafe di rumah sakit ini juga yang bikin dia ketemu dengan Adam. Cowok misterius yang awalnya kasih kesan kek creepy stalker, but turns out a sweet guy. Cowok yang ga banyak basa-basi, act of service, dewasa, dan gentleman.

Kalian harus coba kenalan langsung sama si Adam!

Menurut aku cerita ini cocok banget buat yang mau baca romance tapi ga menye-menye, soalnya para tokohnya sudah mencerminkan karakter yang sesuai dengan umur mereka yang udah dewasa. Walaupun ada juga 1 karakter yang bikin misuh-misuh banget.

Plot Hospital Cafe juga cepat, malah terkesan terlalu to the point di awal, kek ga banyak basa-basi. Tapi udah ketengah mulai kerasa lebih ngalir gitu. Tiap tokoh juga punya latar belakangnya masing-masing dan ada benang merah yang menghubungkan mereka satu sama lain. The author did it so well.

Oh iyaaa, menurut aku baca ini berasa liat romance drama korea versi buku! Manisnya ada, bumbu dramanya ada, eksekusinya juga oke. Cocok banget buat bacaan yang ga bikin banyak mikir.
Profile Image for tema.ran.
30 reviews
December 26, 2023
Actual rating: 4.2/5⭐

Tarra memilih resign dari tempatnya bekerja untuk membuka cafe impiannya yang akan dibuka di Rumah Sakit tempat mantan tunangannya, Zidan bekerja. Selama Tarra mempersiapkan cafenya tersebut, ada seorang dokter bernama Adam yang selalu menyempatkan diri untuk memperhatikannya dari luar cafe. Nah, kenapa Adam melakukan hal tsb dan bagaimana hari Tarra saat berada di lingkup yang sama dengan Zidan?
.
Tarraaa. Aku suka banget dengan karakternya. Bold! Bukan tipe tokoh yang penuh drama. Tarra tuh mandiri, kuat dan ofc dibalik dia yang kuat, dia juga rapuh dan saat sama Adam kyaaaakkk😭 Kehadiran Adam bikin dia jadi sadar kalau ada waktunya dia nggak bisa menanggung beban sendirian. Dia butuh seseorang yang mana disaat yang bersamaan juga tetap masih bisa jadi diri sendiri🤧
.
Adam sempat menyangkal soal perasaan dia untuk Tarra, tapi setelah dia sadar, aku suka dia bukan tipe yang tarik-ulur gituu. Adam juga tipe yang hangat dan peduli. Hubungan Adam-Tarra termasuk nggak kekanak-kanakan. Kayaknya karena mereka udah dewasa. Baik dari segi usia maupun pemikiran.
.
Btw, soal Zidan. Kasihan liat dia karena ulah mamanya, tapi di satu sisi dia tetap salah🙃 Aku kesaal sama mamanya Zidan. Kayak, nggak kasihan apa sama anaknya?😤
.
Aku suka bagian situasi cafenya Tarra. Bukan tempelan, aku bisa merasakan sibuknya. Persahabatan Adam-Caleb juga aku suka. Mereka kocak. Aku bisa menikmati tulisan Kak Olivia. Nggak pakai bahasa informal, tapi tetap enak soalnya nggak kaku.
.
Di awal aku sempat merasa alurnya terlalu cepat. Jadi, hubungan Adam-Tarra sempat bikin aku merasa aneh(?) T-ttapi, bagian hubungan Franda dan Caleb lebih cepat lagi dari mereka😅 Oiya, aku masih penasaran kenapa orang tersebut menyelinap ke rumah Tarra. Apa yang sedang dicari? Atau aku yang kelewat yaa?
.
Adam dan Tara sama-sama punya keluarga yang positif dan suportif banget. Aku suka interaksi mereka yang hangat. Dan cara abangnya Tarra, Tristan ke Tarra argh ini salah satu bagian favoritku. Selipan isu menjaga lingkungannya oke bangettt👍
Profile Image for Shafira Indika.
303 reviews231 followers
February 20, 2022
A solid four out of five stars for this book💖

Mungkin aku udh blg beberapa kali di ig kalo buku ini ringan sehingga cocok dibaca di sela-sela kesibukan dan tugas yg numpuk. Narasinya ringan dan enak dibaca. Karakter2nya mudah diingat. Aku jg suka mengikuti keseharian Tarra dan temen2nya di Clover Cafe juga keseharian Adam sbg dokter di Hope Hospital. Lalu tentunya aku jg sukaabgt sama hubungan Tarra-Adam yg dewasa. Komunikasi antara mereka jg oke bgt gaada yg silent treatment atau gmn, semua hal dibicarakan baik2 soalnya mereka sadar kalo diantara mereka gaada yg bisa ngedukun alias menerka2 perasaan yg lain. Menurutku karakter Tarra disini nyenengin bgt sih, she deserves a man like Adam, really. Adam jg bener2... wow🥺

Meskipun demikian, ada bbrp bagian yg aku merasa agak 'drama'—misalnya yg perampokan itu. Lalu di kejadian terakhir jg masih agak menyisakan tanda tanya tp yaa yaudh sih sbnrnya gaterlalu relevan sama hubungan Tarra-Adam (aku rasa emg fokus bukunya kesini ya?). Selain itu, ada bbrp tokoh yg menurutku krg dieksplor gtloh misalnya Zidan (aku yakin dia ga sepenuhnya brengsek sih, dia cmn salah sekali meskipun iya itu FATAL bgt) serta mamanya Zidan dan Safira (ini cmn muncul sekali dua kali malah). Kalo yg lainnya sih mnrtku udh okeebgt dan memorable lah tokoh2nya.

Oiya buku ini jg memuat lumayan banyak istilah kedokteran atau istilah yg lazim digunakan di rumah sakit trs dijelasin jg di footnote-nya scr singkat, padat, jelas. Lumayan kann nambah pengetahuan.

Udah sih yaa i like this book sih intinya. Cocok bgt buat dibaca pas weekend di sela2 nugas. Bukunya jg gaterlalu tebel, lumayan fast-paced, dan gaterlalu deskriptif jg sih narasinya. Banyakan dialog. Jd bisa kelar dalam waktu singkat. Apalagi chapter-nya pendek2.

I recommend this buat kalian yg suka cerita metropop romance yg dewasa tp tetep bisa bikin senyum2 sendiri, ringan, mirip2 drakor (entahlah aku mikirnya begini wkwkwkwk), dan chapternya pendek2!
Profile Image for Sasau Wribook.
9 reviews
January 2, 2024
Kesanku waktu baca buku ini, vibes nya bener-bener kaya drakor😭❤️

Novel ini bercerita tentang Tara, chief accounting yang akhirnya memutuskan untuk membuka cafe di sebuah rumah sakit tempat Zidan, mantan tunangannya bekerja. Tara sendiri membuka cafe disana bukan karena apa, itu memang impiannya dan dia memanfaatkan peluang bisnis disana.

Nah, kenapa Tara bisa sampai putus hubungan, ini murni karena sesuatu yang dibilang Zidan, dengan ketidaksengajaan, "katanya." Masalahnya, mana ada orang yang gitu aja paham apa yang terjadi kalau ngga dijelasin apa-apa, Bahkan selama setahun berpisah? Wkwk, sampai sini aku sedikit tahu karakter Zidan yang ngga cepet ambil langkah dan terlalu pengecut, atau takut dengan Tara? Bagian serunya ni, di saat Tara masih terombang-ambing antara perasaannnya dengan Zidan—yang terus-terusan gigih berharap Tara kembali padanya—muncul sosok pemuda yang menarik perhatiannya.

Adam namanya. Dia selalu muncul di sekitar cafe tiap pagi dan berdiri memperhatikan selama 5 menit. Awalnya aku heran juga, ni Adam ngapain gitu sebenarnya, yakin cuma ngga sabar aja cafenya buka? Wkwk, eh eh, taunya di buku juga dijelasin kenapa Adam bisa disana dari awal, kek plot twist tapi bukan plot twist amat si, intinya udah takdir🙈

Aku suka chemistry Adam sama Tara, puas liat Tara nemu sosok gentle + manis kaya Adam, dan bebas dari hubungan toxic. Ngga cuma romance, buku ini bicarain soal rasa penyesalan, kekeluargaan, self love, dan kepercayaan, gimana kan ya mau bangun hubungan tapi masih ragu sama pasangannya. Disini, hubungan Tara sama mamanya juga support💕, kontras banget sama sikap mama Zidan yang emang dari awal bikin sebel, di sisi lain kasihan ama Zidan, tapi di satu sisi Zidan juga ngga bisa lawan mamanya, serba salah😌 Oh ya, disini mengajarkan juga pentingnya bela diri😭

Sekali lagi, aku sebenarnya bukan penyuka genre romance, tapi buku ini cukup aku nikmati🥳 Yang mau vibes drakor, gass baca ini🔥
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews72 followers
January 22, 2024
Tadinya aku cuma mau kasih tiga bintang karena segala sesuatu terlalu mudah untuk sang tokoh. Adam ini mungkin the greenest flag male character in fiction yang pernah aku baca, ya. Green flag bangeeeet, sampai rindang dan teduh nian nih hati. Udah kayak hutan aja haha. Terus kebetulannya banyak banget. Misalnya Ibu Tarra dan Ibu Adam yang ternyata sahabatan. Adam dan Tristan (kakak Tarra) yang ternyata juga sahabatan. Ya memang sih dunia nyata pun bisa aja punya banyak kebetulan seperti itu. Kakek dari pihak ibuku dan kakek dari pihak ayahku aja ternyata pernah satu komunitas. Tapi ya nggak kenal terlalu akrab gitu juga.

Namun, pikiranku berubah begitu baca epilognya. Ternyata semua kebetulan itu udah terencana cing! Kuereeeen! Pinter nian nih author-nya dalam mengolah cerita hihuuuy. Udah gitu bagian adegan penanganan medisnya sangat detail dan meyakinkan. Terus dalam menjalankan kafe Clover, Tarra pun mengusung konsep eco-friendly. Gelas-gelas transparan yang dipakai di kafenya terbuat dari pati jagung. Sedangkan gelas kertasnya dibuat dari bahan PLA untuk minuman panas. PLA adalah polyactic acid, bahan yang berasal dari tanaman dan sangat mirip dengan plastik tapi mudah terurai. Meski pada akhirnya gelas-gelas itu membuat harga minuman di kafe Tarra lebih mahal. Walaupun begitu, dia mengadakan program promo diskon besar-besaran jika pelanggannya membawa tumbler atau botol sendiri. Keren sisipannya. Detail juga.

Aku gondok banget sama ibunya Zidan yang psikopat. Astagaaaa... pingin rasanya kejahatan dia ketahuan polisi. Tapi aku bingung. Kenapa orang yang menusuk Adam bisa membawa kalung berliontin milik ibu Zidan? Kan nggak mungkin ibunya Zidan ngasihin kalungnya ke penjahat itu, kan? Kayak gak punya uang lain buat membayar. Ya itu aja sih yang mengganjal. Sisanya... top! Maka, kusematkanlah bintang empat padamu. Sungguh perjalanan pembaca yang menyenangkan. Lancar banget bacanya, dalam dua hari aja.
Profile Image for Nur Rokhmani.
255 reviews6 followers
May 30, 2022
Aku terAdam-Adam!!!

🏥 Hospital Cafe
📚 272 halaman
🧚‍♀️ @coretanolivialin
🔖 @fiksigpu

☕ Back to Metropop ☕
Kisah cinta kali ini berasal dari sebuah cafe yang dibuka Tarra di sebuah rumah sakit tempat mantan tunangannya, Zidan, bekerja. Sebuah kisah dengan alur yang menggemaskan, sedikit drama, dan sukses bikin halu. Terlebih setelah Adam hadir.

🥤 Kisah ini menjadi lebih hidup karena didukung dengan penokohan yang kuat dan karakter yang unik dari setiap tokoh di cerita ini.

♡ Tarra yang mandiri, kuat, tetapi rapuh. Jago bela diri! Membuat cerita ini jadi ada vibes action yang bikin cerita makin kaya.

♧ Adam yang punya trauma masa lalu sehingga ia merasa tak pantas mendapat kemewahan apapun, termasuk mencintai dan dicintai. Padahal, ia punya hampir segalanya: wajah tampan, mapan, pengertian, dan jago bela diri (melting me softly with his character).

♤ Zidan yang teguh mencintai, perhatian, namun tak berkutik jika berhadapan dengan sang mama.

◇ Caleb dan Franda yang menyempurnakan definisi 'best friend forever'.

🍱 Alurnya cepat dan sebenarnya bisa ditebak. Tapi, twist-twist ringan tentang siapa Adam dan bagaimana masa lalunya membuat cerita ini sangat layak dinikmati.

🍎 Jalan cerita yang menggemaskan, adegan-adegan yang terkesan malu-malu, terjaga, tapi malah bikin baper maksimal. Setiap laki-laki harus belajar dari Adam. Wkwkwk.

🥘 Apakah aku menyukai cerita ini? YES!!!
Suka banget, bahkan saking menikmatinya, cerita ini selesai dibaca cuma dalam beberapa jam. Dan setelahnya aku jadi terAdam-adam (ini minjem istilah dari mbak @pitskypages) 😂🤣

💐 Endingnya nggak maksa, padahal kalau dilihat jumlah halamannya termasuk sedikit. Meski sebenarnya bukan jenis Ending favoritku. Wkwk aku lebih suka Sad Ending atau Ending yang menggantung. Tapi, Happy Ending dalam cerita ini kumaklumi karena mereka sudah melewati alur yang ribet banget karena kehadiran Mama Zidan yang nyebelin. Kasian Adam(ku).

Thanks, Author!
Profile Image for Shabieela.
22 reviews
March 2, 2023
Aku udah lumayan lama nggak baca romance, jadi pas baca ini rasanya kayak ada udara baru diantara celah-celah bacaan ku 🙈

Bercerita tentang Tarra yang membuka kafe di rumah sakit mantan tunangannya, Zidan, bekerja. Emang suatu langkah yang nekad tapi karena prospeknya bagus, Tarra tetap bersikeras membuka cafe di rumah sakit tersebut. Sebelum kafe dibuka, ada seorang yang selalu mengamati cafe Tarra setiap hari, namanya Adam. Dia adalah pelanggan pertama di cafe Clover, cafenya Tarra, dan kedatangan Adam bukanlah suatu kebetulan. Hubungan mereka menjadi lebih erat sejak pertemuan pertama dan perlahan membuka benang merah antara Adam dan Tarra yang telah lalu.

Wiiih, pas baca buku ini rasanya kayak lagi nonton drakor slice of life yang ada bumbu romancenya. Bikin kita rileks ngikutin alur ceritanya, apalagi konflik di buku ini ringaaan banget. Nggak ada scene ada yang bikin kita emosi parah gitu.

Hubungan romansa antara Tarra dan Adam pun adem anyem gitu looh, dewasa banget. Kalau ada suatu hal yang menganggu, mereka pasti langsung to the point bakalan saling kasih tau bukan kode-kodean nggak jelas, alias ini dua couple no 'menye-menye' club. Bukan hubungan mereka aja yang green flag, Mamanya Tara dan orang tuanya Adam juga such a green flag people.

Tapi, tetap ada tokoh problematik yang suka bikin masalah makin runyam kayak Mamanya Zidan. Walau kadang agak mendramatisir tapi karena kelakuan belio, perubahan karakter Zidan jadi membaik.

Sebagai karya debut, aku tuh sangat mengapresiasi penulisan di buku ini yang RAPIII BANGET!! Padahal setiap bab terbilang pendek tapi alur ceritanya tetap jelas dan nggak ada plot hole.

note: menurutku tokoh Safira kurang ada pendalaman, padahal kalau ditambah sedikit aja pandangan dia mungkin isi novel bisa lebih complicated lagi penyelesaian masalahnya.
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews142 followers
April 22, 2023
“Kamu tahu masalahnya bukan pada penampilanmu. Masalahnya ada di dosamu.”

Rating: 2.5/5.

Novel lini metropop kali ini membawa kita ke Surabaya, pada salah satu rumah sakit dan kita diajak berkenalan sama Tarra, yang baru aja memutuskan resign dari pekerjaannya dan buka kafe sendiri di dalam rumah sakit, juga Adam—salah satu dokter di sana yang awalnya memancing kecurigaan karena sebagai stranger, lelaki ini selalu berdiri depan kafe kayak lagi mantau orang.

Hospital Cafe merupakan buku dengan alur yang cepat, sayangnya aku kurang cocok dengan fast-pace yang disajikan.

Kedekatan yang terbangun antara Tarra dan Adam berasa instant banget kayak kopi instant yang diminum Adam sebelum Tarra memutuskan membuka kafe Clover di Hope International Hospital. Aku mengharapkan chemistry yang lebih lagi dari para pasangan ciptaan penulis ini, aku rasa mereka bisa lebih memancarkan kasih sayang antara satu sama lain—berupa hubungan emosional maksudku, bukan hanya sekadar scene pertemuan mereka yang membuktikan fisik mereka ada untuk satu sama lain, bukan hanya segala kebetulan yang mengiringi mereka seakan-akan semesta emang udah menakdirkan mereka untuk bersama.

Dan Mamanya Zidan... omg, that dramatic queen moga moga kita terhindar dari calon ibu mertua seperti beliau ini ya yang memaklumi segala tindakan di luar nalar anaknya dengan dalih "namanya juga laki-laki" 😬. Kalau Mamanya Adam baik tapi sometimes aku ngerasa belau ini too-good-to-be-true.

Aku juga suka karakter Franda yang sharing the same brain cells dengan Tarra. Sahabat tokoh utama yang tahu sejarah kisah kasih sahabat dekatnya terus dia sendiri juga emang rada rada lawak orangnya hahaha.

Aku senang dengan narasinya yang mengalir dan disajikan dengan rapi. Sebagai novel debut penulis, aku akan menantikan karya-karyanya selanjutnya.
Profile Image for Tik.
316 reviews17 followers
October 2, 2023
Buku ini kurang dari 300 halaman, punya cerita yang ringan dan pembawaan cerita yang nyaman. Bisa dengan mudah untuk menyelesaikan buku ini.

Buku ini berfokus pada Tarra, Adam dan Zidan. Meskipun memang sebagian besar fokusnya ada di Tarra. Awalnya aku takut kalo buku ini akan ada cerita segitiganya. Tapi setelah melihat apa yang dilakukan Zidan aku sedikit tenang meskipun masih was-was karena hubungan Tarra dan Zidan ini berlangsung lama banget.

Untuk alur ceritanya ringan, mudah dipahami dan diikuti. Ada drama juga yang diberi penulis sebagai bumbu di buku ini. Aku gak terlalu suka sih drama yang dibawa di puncak konflik ini, tapi mengingat ini salah satu poin penting dalam hubungan Tarra dan Adam, aku tetep bisa menerima aja sih.

Hubungan Tarra dan Adam tuh dewasa banget, sesuai dengan umur yang dideskripsikan ke mereka. Paling menonjol itu emang Tarra sih, aku suka dengan ceplas ceplos Tarra yang bikin hubungan mereka ga bakal stuck karena Adam yang terlalu mikir dan banyak diamnya. Tarra memang banyak "memancing" Adam supaya lebih terbuka dan untungnya berhasil sehingga hubungan mereka tuh adem ayem, tanpa ada pernyataan berlebihan tapi kayaknya mereka sama-sama tau perasaan mereka gimana.

Tokoh-tokoh lain juga lovable banget, apalagi orang tua Adam dan Franda, sahabat Tarra. Orang tua Adam beneran se sayang itu ke Tarra dan keluarganya. Ngeliatnya tuh Adem banget dibandingkan dengan satu lagi yang bikin emosi. Dan jangan lupakan Franda yang the best banget sebagai seorang sahabat! Aku suka banget dengan sifatnya Franda dan gimana Franda selalu mendukung dan ngedorong Tarra selalu. Bahkan yang bikin Tarra dan Adam akhirnya ngobrol juga berkat dorongan Franda. Berharap sih nanti bisa baca juga cerita Franda dan Caleb!

Rekomendasi banget buat yang nyari buku romance ringan!
Profile Image for RA Cendani.
87 reviews5 followers
July 30, 2023
Gimana rasanya udah 10 tahun sama-sama dengan pasangan bahkan udah mau nikah, tapi selang beberapa hari sebelum hari H, akhirnya memutuskan buat gak bisa bersama lagi? Sakit ya? Nyesek ya? Aku beberapa kali mengutuki sih Zidan, yang bego banget karna udah ngelakuin kesalahan yang fatal ke Tarra yang notabene tunangannya :") Padahal amat disayangkan, Zidan ini sebetulnya anak baik. Kesalahannya apa? Ya, mari baca bukunya aja 😂

Tapi yang mau kasih tau, berpisah karna keadaan bukan karna perasaan yang udah hilang itu benaran sih asli perih banget. Tapi yang paling aku suka dari buku ini seolah berpesan pada kita, dari adanya hubungan gagal yang sempat kita lalui, ternyata mungkin memang ada yang lebih baik sedang menunggu kita di waktu dan tempat yang tepat. Kek ya udah gapapa ngerasain sakit dan susahnya move on, tapi jangan pernah menyamakan bahwa semua lelaki itu sama seperti lelaki yang sempat nyakiti kita.

Jadi singkat ceritanya, buku ini tuh bercerita bagaimana proses akhirnya sih Tarra yang digambarkan sebagai strong girl ahli taekwondo tapi juga lulusan akuntan membuka kafe baru di rumah sakit mantan tunangannya--Zidan.

Buku ini juga lumayan hearwarming, karna bakalan dikasih suasana dan tipe-tipe pengunjung maupun proses mereka yang memulai buka kafe baru. Hal yang aku suka lagi, buku ini juga nyelipin tentang pesan kebersihan membuang sampah dan juga istilah-istilah baru yang aku dengar di dunia kedokteran.

Sederhananya, buku ini kalau bisa omong seolah berkata, "trauma itu memang kadang berasal dari cinta, tapi cinta juga bisa menyembuhkan trauma itu sendiri."

Sebetulnya hidup itu cuma soal waktu. Yang terbaik memang kadang suka baru muncul di ujung cerita.

Recommended buat pencinta genre romance dan bahasa yang ringan ✨
Displaying 1 - 30 of 90 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.