Jump to ratings and reviews
Rate this book

Cara Terbaik Menulis Kitab Suci

Rate this book
Sejumlah orang menunggu ilapat dari langit untuk menulis. — Untuk menyusun kitab suci, pertanda itu bahkan harus disertai kedatangan makhluk bersayap bermandikan cahaya sebelum mereka yakin untuk menorehkan pena.

Tapi, Sinduralutta memilih cara berbeda. Ia menjadikan sejumlah kisah yang ia pungut sepanjang perjalanan ke barat seperti bocah cahaya, telaga di bukit, sepasang mata yang membakar, roh dalam toples, dan perempuan yang menaklukkan batu sebagai bahan utama kitab yang ia tulis.

Sinduratulla terlahir kembar bersama Kantarapajja. Ketika bayi, mereka ditinggalkan di tanah tak bertuan dan hampir menjumpai ajal jika Guru Arangkasadra tidak menyelamatkan mereka.

Sesuai janjinya, Sinduratulla menjadikan Kantarapajja sebagai penerima pertama cerita-ceritanya. Tapi, mereka terpisah jarak yang semakin Jama semakin jauh.

240 pages, Paperback

Published December 18, 2021

1 person is currently reading
18 people want to read

About the author

Yudhi Herwibowo

44 books61 followers
YUDHI HERWIBOWO ia an Indonesian novelist. He was wrote a many book already, from a kind of genres. Usually he use HIKOZZA for japanese novel that he wrote and YUDHI H. for some comedy novel

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
5 (18%)
4 stars
8 (29%)
3 stars
12 (44%)
2 stars
2 (7%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 11 of 11 reviews
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
January 18, 2022

“Sayangnya, kita hanya penulis. Kita tak berkutik menghadapi masalah seperti itu.”
“Tapi, Guru, apa yang kita tulis tentang kejadian itu bisa membuat orang lain yang membacanya tahu.”
“Betul, Guru. Apa yang kita tulis bisa menjadi bahan pelajaran bagi orang-orang lain yang membacanya.”
(hlm. 9)

Sepenggal percakapan antara Sinduratulla dan Kantarapajja dengan gurunya, Arangkasadra di atas menjadi pembuka kisah dari tujuh kisah ajaib yang akan dikumpulkan untuk kemudian dituliskan dalam sebuah kitab. Kitab yang dikisahkan tidak akan selesai karena yang namanya keajaiban memang selalu ada, tidak pernah selesai. Bahkan kisah si kembar yang menjadi pembuka ini pun tidak kalah ajaibnya. Sejak bayi merah, keduanya ditinggalkan begitu saja di wilayah wingit yang menjadi perbatasan antara daerah tanah tinggi dan daerah tanah rendah. Tidak ada yang tergerak mengambil atau menyelamatkan kedua bayi mungil tak berdosa itu, meskipun bibir berulang merapalkan simpati dan mata memandang iba. Tetap saja, perbuatan baik adalah ketika dilakukan dan bukan sekadar dikatakan atau disaksikan semata. Guru Arangkasadra yang kemudian mengambil dan mengasuh keduanya.

“…kupikir kebaikan mereka yang mau berkorban untuk orang lain adalah keistimewaan sendiri.” (hlm. 97)

Guru Arangkasadra adalah seorang penulis cerita. Dikatakan, tidak hanya isi tulisannya yang sangat bagus tetapi juga huruf-huruf yang ditulisnya. Dia konon sanggup menulis tanpa henti seharian. Ia sudah merasa senang jika didekatnya tersedia tinta dan kertas yang bisa dia pakai. Dan ditangan sang empu kata-kata inilah si kembar dididik dan dibesarkan menjadi pendengar kisah dan kemudian juru tulis cerita. Setelah keduanya dewasa, baik Sinduratulla dan Kantarapajja mewarisi apa yang menjadi keahlian guru mereka: menuliskan cerita. Begitulah, buku cerita ini memang penuh dengan beragam kisah ajaib sampai halaman penghujung belakang. Sebuah buku cerita tentang tukang cerita yang mengumpulkan serta menuliskan ulang cerita-cerita.

“Aku yakin bila ditulis, kisah-kisah itu akan menjadi abadi.” (hlm. 14)

Berawal dari wasiat sang Guru, Sinduratulla diberi amanah untuk pergi ke Barat dan mengumpulkan serta menuliskan cerita tentang manusia-manusia istimewa. Sementara Kantarapajja diserahi amanah menja ga rumah kediaman guru mereka beserta buku-buku dan kisah-kisah di dalamnya. Berangkatlah Sinduratulla mengelana ke Barat bukan untuk mencari kitab suci tetapi untuk menuliskan kitab ajaib. Kitab tentang manusia-manusia istimewa yang mengingatkan kita bahwa dalam semesta yang luas ini ada pencipta yang telah menghadirkan keajaiban-keajaiban itu. Kisah pertama tentang bocah yang bercahaya dengan kisah hidupnya yang tidak selalu bercahaya. Kemudian tentang telaga ajaib yang keberadaannya pun tak kalah ajaibnya, tentang tatapan yang bisa membakar, toples yang isinya bercahaya, juga wanita yang batu-batu turut dalam kehendaknya.

“Ada kisah-kisah menakjubkan yang tak banyak diketahui orang. Tempat yang tak biasa, kejadian yang tak bisa dipercaya, serta … orang-orang yang terlahir istimewa.” (hlm. 11)

Bahkan di sela-sela tujuh kisah manusia istimewa itu, terselip kisah-kisah pendek yang tidak kalah istimewanya. Kaya sekali novel ini dengan cerita. Ibaratnya, buku ini berisi cerita dalam cerita, tetapi tidak serumit cerita berbingkai seperti dalam Kisah Seribu Satu Malam. Lebih mirip dengan perjalanan Sun Go Kong cs ke Barat untuk mencari kitab suci. Hanya saja dengan versi yang lebih pendek, dan lebih lembut. Imajinasi mas Yudhi sungguh layak diacungi jempol karena meskipun keajaiban-keajaiban manusia di buku ini mungkin pernah saya temukan di kisah lain, tetapi saya tetap tidak bisa menebak bagaimana telaga ajaib dan mata yang membakar di buku ini dikisahkan. Rasanya baru dan segar. Bukan keajaiban yang sifatnya petualangan seperti di novel-novel fantasi, tetapi keistimewaan manusia yang membuat pembaca merenung tentang makna menjadi manusia.

“Aku sudah menyadari kalau tak ada yang telah cukup dipelajari. Semua yang kita pelajari haruslah selalu terasa kurang.” (hlm. 23)

Menurut saya ceritanya kurang banyak, saya inginnya tujuh belas cerita dan bukannya cuma tujuh cerita *digebuk penulisnya wkwkwk*. Karena telanjur betah menemani perjalanan Sinduratulla, ada rasa tidak rela saat menyelesaikan membaca buku ini. Tetapi, penulis juga manusia yang butuh jeda dan selesai. Kasihan juga sama Sinduratulla kalau harus terus berjalan untuk mengumpulkan cerita sementara bekalnya mulai habis. Ini sekaligus mengingatkan saya dan kita untuk terus mendukung penulis dengan membeli karya-karya mereka, yang asli tentunya bukan yang bajakan, agar mereka bisa terus bercerita, terus mengumpulkan cerita dalam imajinasinya, lalu menuliskannya untuk kita. Ayo beli buku yok! Yang banyak!

“Ya, manusia tidak bisa memilih akan terlahir sebagai apa, Tapi ia bisa memilih untuk menjadi apa.” (hlm. 64)

Empat setengah bintang untuk kisah-kisah manusia istimewa di buku ini. Tepuk tangan juga untuk Wulang Sunu yang karyanya menghiasi sampul buku ini dengan begitu indahnya. Asli bagus banget kalau diamati detail di sampulnya. Sangat mengambarkan isi bukunya menurut saya. Masukan mungkin untuk bagian editing karena sepertinya ada beberapa kata yang hilang. Tidak banyak sih. Terakhir, jadi bagaimana cara terbaik menulis kitab suci? Mulailah temukan jawabannya dengan baca buku ini.

"...beruntunglah kita, yang masih menyimpan kata pulang dalam hati." (hlm. 216)
Profile Image for Truly.
2,763 reviews12 followers
January 23, 2022
Jika bukan karena harus membuat laporan yang panjang nian, tentunya komentar mengenai buku ini sudah lama selesai. Begitulah, Kadang saya merindukan saat ketika membaca dan mereview buku adalah tugas. Tapi hidup adalah pilihan, sudah memilih ya harus tanggung jawab he he he.

"Di suatu tempat," ujarnya, ada kisah-kisah menakjubkan yang tak banyak diketahui orang. Tempat yang tak biasa, kejadian yang tak bisa dipercaya, serta-orang-orang yang terlahir istimewa. Mereka ada di luar sana. Dan tak banyak dari kita yang mengetahui tentang mereka. Karena memang tak pernah ada seorang pun yang pernah menulisnya, Mungkin kita hanya pernah mendengat kisah itu selintas dari mulut seseorang, bahkan hanya dalam satu atau dua kalimat. Itu tentunya menyedihkan."

https://trulyrudiono.blogspot.com/202...

Buku terbaik Mas Yud yang pernah saya baca.
Profile Image for Yuniar Ardhist.
146 reviews18 followers
February 2, 2023
Sorry, tampaknya saya kurang cocok dengan buku ini. Mungkin bukan tidak bagus, tapi tidak ada yang saya anggap mengesankan. Banyak catatan bisa saya berikan. Antara lain, nama-nama tokoh, tempat, terlalu susah untuk saya ingat. Terlalu lama jika pun harus dicatat. Ini lebih sulit dari pada saya mengenali tokoh-tokoh di novel Gabo. Saya paham keinginan penulis menggunakan model penamaan semacam itu, tetapi saya menangkapnya jadi terlalu mengada-ada. Hal ini karena pembangunan semesta ceritanya juga sangat sederhana, jadi saya berpikir untuk apa diberikan seolah gambaran rumit tentang penamaan di masa lalu/lampau.

Jika boleh dibandingkan dengan Gabo dalam “One Hundred Years of Solitude” misal, penamaan yang rumit, sampai butuh family tree rasanya sebanding dengan detil semesta yang diciptakannya. Ya tapi yang dilakukan penulis di buku ini juga sah-sah saja, hanya saja saya merasa tidak cukup berharga harus memfokuskan perhatian pada penamaan, jika ceritanya sangat biasa. Apa yang lebih cocok saya simpan, cerita atau nama tokoh?

Sebenarnya bagian pembukaannya bagus. Saya sempat penasaran. Tapi kemudian alurnya belum berhasil memikat saya. Saya bosan dengan ceritanya, karena tulisan yang rasanya berjarak dengan pembaca. Kalimat-kalimatnya pendek, kosakatanya relatif biasa. Tidak memberikan kesan yang indah atau bisa menyentuh emosi. Beberapa bagian juga terasa membuat akhir terlalu mudah, seolah hanya agar cerita bisa berlanjut saja. Entahlah, apakah juga terasa sangat formal, jadi yang saya ingat semacam membaca cerita dongeng di buku Bahasa Indonesia masa sekolah. Seandainya saya membaca buku ini 20 tahun lalu, mungkin tulisan saya di sini akan sebaliknya.

Tidak perlu lama menyelesaikan novel ini, karena tidak ada yang rasanya perlu saya cermati. Untuk yang relatif seselera dengan tipikal bacaan saya, mungkin akan relate dengan pendapat ini. Tapi yang tidak seselera, bisa saja akan punya pendapat sangat berbeda. Tidak masalah.
Profile Image for Wahyu Novian.
333 reviews45 followers
January 1, 2023
Seperti sampulnya yang terlihat ajaib ini, ceritanya pun tidak kalah luar biasa.

Ini kisah tentang sepasang kembar yang dibuang oleh ibunya semasa bayi, lalu dirawat oleh Guru Arangkasadra, seorang juru tulis pencatat cerita-cerita pesanan. Setelah besar, Kantarapajja diwasiatkan untuk melanjutkan pekerjaan gurunya di rumah, Sinduralutta diberi kitab kosong untuk diisi dengan kisah-kisah istimewa. Dengan janji Kantarapajja akan menjadi pendengar pertama cerita-ceritanya, Sinduralutta memulai perjalanannya, meninggalkan kembarannya, melewati lanskap memesona dan bertemu dengan cerita-cerita memikat.

Macam Scheherazade dengan kisah seribu satu malamnya, "dongeng di dalam dongeng" mungkin cukup cocok menggambarkan buku ini. Menggoda sekali memikirkan metafora atau pesan-pesan tersembunyi dibalik kisah-kisah menakjubkan yang ditemui: bocah bercahaya, telaga di bukit, perempuan yang menaklukan batu, seorang yang mati berkali-kali dan diabadikan dengan pahatan patung besar-besar. Tapi saya rasa menikmati dan mengagumi cerita dan prosesnya saja juga bisa cukup (selain saya ga mampu juga sih.)

Belum lagi akhir ceritanya. Ah!

Omong-omong, saya selalu suka dengan buku-buku ajaib terbitan @penerbitbanana macam ini. Kalau kitab sucinya sudah terisi penuh dan terjilid, saya mau juga memilikinya. Hehehe.
Profile Image for N.  Jay.
241 reviews9 followers
March 12, 2025
Kali ini memang episode yang kesekian dari 'setidaknya nilailah isi bukunya sebelum terpana akan sampulnya yang menarik', begitulah kiranya yang tercetus di benak ketika nyaris memutuskan untuk tidak menyelesaikan pembacaan buku ini, tapi kemudian saya paksa juga karena terlanjur mengeluarkan uang yang lumayan untuk membelinya.

Secara konsep, cerita petualangan tentang mengumpulkan sesuatu ini bisa jadi menarik atau malah menjadi menyebalkan saat sang peramunya tak membuatnya dengan porsi yang sesuai untuk dirasakan pembaca, dari bagaimana mengenal semestanya, para tokohnya, terutama peristiwanya yang terasa setengah jadi, mengherankan sekali buku ini tidak ikut dibidani seorang editor dan luput kesalahan tipo dan beberapa kata yang kurang sebagai penghubung kalimat.

Oh iya, nama tempat dan karakter seringkali membuat saya bertanya-tanya, saya yang kena disleksia atau memang penulis berniat membuat pembaca merasa belibet, jika harus saya bandingkan dengan penulis lain dari penerbit ini, Paman Yusi, tentu saya akan lebih memilih beliau.

Mungkin lain kali, saya putuskan baca ulasan atau siapa pun yang membahasnya dalam sebuah utas sebelum merasa menyesal setelahnya.
Profile Image for Nina Majasari.
135 reviews1 follower
December 17, 2023
Judul buku yang menarik membuat saya penasaran dan memutuskan untuk membacanya. Apakah ini semacam nabi atau bukan?

Bercerita tentang 2 pemuda kembar yang baru ditinggal mati oleh bapak angkatnya, Guru Arangkasadra.

Sebelum meninggal beliau memberikan 2 buah kitab tebal yang masih kosong.

Ia lalu berpesan agar Kantarapajja tetap tinggal dirumah, melanjutkan pekerjaan beliau sebagai seorang penulis. Menerima tamu dari berbagai penjuru yang meminta tolong untuk menuliskan kisah mereka.

Sebaliknya, Sinduralutta disuruh berkelana mengikuti matahari terbenam ke arah barat. Mengumpulkan kisah-kisah ajaib lalu dituliskan dalam kitab.

Bab berikutnya sampai akhir saya pun disuguhi oleh petualangan Sinduralutta. Ada 7 kisah yang dituliskan dalam kitab. Apakah kitab tersebut suci? Nggak juga.

Buku ini pas banget untuk pengantar tidur di malam hari. Cerita-ceritanya berisi dongeng-dongeng ajaib yang seru dan mengingatkan saya buku-buku dongeng pada masa kecil. Semacam kisah Timun Mas atau Bawang Putih dan Bawang Merah.

Sampul bukunya pun cakep. Sangat mewakili isinya. Bintang 3/5 deh.
Profile Image for Queennara.
5 reviews1 follower
July 5, 2022
Ini adalah buku Om Yudhi paling tipis yang pernah aku baca jadi aku baca ini hanya sehari + ceritanya fun to read. Jarang sih aku baca cerita karya author Indonesia tapi yang ini overall aku suka.

Alurnya termasuk cepat, cepat banget malah jadi enggak bikin bosan. Nama tokohnya unik-unik tapi sedikit sulit untuk dihapal dan juga dibaca nama tokohnya. Aku suka dengan setting ceritanya yang unik dan tradisional, covernya juga mewakili vibes ceritanya.

Ini bisa dibilang buku kumpulan cerita pendek(?) Yang digabungkan menjadi sebuah novel perjalanan Sinduralutta melaksanakan permintaan terakhir guru Arangkasadra untuk melakukan perjalanan sambil menulis kisah-kisah orang istimewa di luar sana. Ada yang sedikit sadis, tapi masih aman jadi tidak bisa dibilang trigger warning juga.

Kekurangan di buku ini menurutku adalah perjalanan Sinduralutta terlalu berjalan mulus, tidak ada konflik yang gimana gitu. Jadi lebih fokus ke kisah-kisah orang istimewa-nya. So, it's not a problem.

Rate : 4,2/5
Profile Image for Molin.
760 reviews
February 20, 2022
Butuh waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan buku ini. Bukan karena buku ini tidak menarik ataupun membosankan. BUKU INI SANGAT SERU. Waktunya saja yang tidak bersahabat.

Terdapat cerita-cerita pendek di dalam buku ini mengenai petualangan Sinduralutta untuk menyelesaikan mandat dari sang guru. Cerita yang menurut saya paling seru adalah Tiga Kematian Satabrayattu. Tapi cerita pendek lainnya juga seru. Nama-nama tokoh dan tempat di buku ini sangat unik. Banyak hal yang masih menjadi pertanyaan, apakah akan ada buku kedua? Karena epilog dari buku ini sedikitnya menggantung. Terlebih yang terdapat di akhir buku.

"Kenapa pintunya terbuka ?"
"Apakah Sinduralutta dan Kantarapajja sudah pulang?"
"Kenapa aku tak melihat siapa-siapa di dalam?"

Masih menjadi misteri untuk saya sendiri, apakah saya yang kurang teliti atau ini akan menjadi awal dari buku selanjutnya? atau Sinduralutta masih bermimpi? Hmmm
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
August 22, 2025
Sementara 3,5 bintang.

Bersama tokoh penulis dan pengelana Sinduralutta, kita dibawa pada kumpulan dongeng tentang mereka pernah yang ada, tapi kemudian tidak ada, ada kalanya dikenang, tapi segera dilupakan, ada jejaknya, tapi lantas menghilang ~

Untuk hidup mereka -dan hidup orang-orang setelahnya- dongeng-dongeng pun perlu ditulis.

Tapi nama-nama tokoh di sini banyak banget dan cukup belibet, hehee...
Displaying 1 - 11 of 11 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.