Cerita dari Data berisi sepuluh cerita pendek terbaik dari para penulis yang mengambil inspirasi dari koleksi gambar dan teks dari institusi GLAM (Galleries, Libraries, Archives, and Museums). Kompetisi ini merupakan program kolaboratif antara Goethe-Institut Indonesien, Gramedia Writing Project, dan Elex Media. Serta menjadi bagian dalam acara Festival Retas Budaya yang diadakan secara daring pada 6-8 November 2020. Cerita dari Data akan membawa kita menikmati bermacam sisi kultural dan histori Indonesia dalam kisah-kisah yang ringan tetapi tetap memukau.
favorit: Lukisan Kala dan Petilan Cinta Nehemia yang Bunuh Diri di Tangga Surga. ini yang bikin aku ngasi bintang empat XD. tapi secara keseluruhan, cerpen-cerpen ini oke. jadi tau beragam adat budaya di Indonesia (meski beberapa bikin aku kerung)
Sangat seruu, kumpulan cerita yg terdapat beberapa unsur budaya dari tiap daerah. Aku suka beberapa cerpen yg terpilih, diantaranya Laut yang menelan ingatan dan lelaki bermata ceruk yang hilang akal, Petilan cinta Nehemia yang bunuh diri di tangga surga, Wandu, dan Dibalik Luha Babukung.
Judul Buku: Cerita dari Data Penulis: Pemenang Kompetisi Menulis Cerpen Festival Retas Budaya GWP @gwp_id Penerbit: Elex Media ISBN: 9786230028984
Kegiatan membaca memang membuat kita seolah berpetualang ke berbagai tempat, suasana, dan dimensi waktu yang berbeda. Inilah yang saya rasakan saat membaca kumpulan cerita pendek dalam buku ini. Kesepuluh cerpen karya pemenang lomba menulis dalam Festival Retas Budaya ini mengajak pembaca mengenal beberapa budaya di Indonesia dengan cerita yang unik dan ringan. Mulai dari budaya “Pelontak” khas Sumbawa—yang juga berlaku di beberapa daerah—hingga sebuah cerita yang berbalut budaya “Festival Babukung” di Lamandau, Kalimantan Tengah.
Tak hanya berlatar belakang budaya, pembaca juga akan disuguhkan sebuah cerita unik berlatar sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit. Melalui sebuah Pataka Sang Dwija Naga Nareswara, Aldila Sakinah Putri menuliskan karya apik dan “twist” yang bertebaran hingga akhir cerita.
Cerpen yang berjudul “Turangga” ini seolah mengajak saya menarik benang merah setelah menuntaskan sebuah novel “Dia Gayatri”nya Bre Redana. Sebuah pengalaman membaca yang unik yang saya rasakan.
Kekaguman saya terhadap buku ini, memang telak sesaat saya membaca karya Aldila Sakinah Putri @aldilalaland yang menurut saya sangat cerdas. Mengambil perpindahan dimensi waktu yang jauh (masa modern dan zaman kerajaan), latar tempat yang bertolak belakang (antara New York dan Songeneb), penulis berhasil membuat pembaca ingin segera mengetahui akhir cerita. Tokoh yang digunakan pun mengalami transisi dari wujud manusia ke wujud kuda. Sebuah cerita yang patut diacungi jempol.
Saya berpikir, cerita-cerita dalam buku ini akan sangat menarik jika diteruskan menjadi versi yang lebih panjang, misalnya novelet atau pun novel. Satu hal yang membuat saya lebih bersemangat untuk membaca adalah, kegiatan ini memang benar menambah wawasan pembaca. Jadi, kalau Anda ingin mengetahui filosofi Patung Tao Tao khas Tana Toraja, ataupun Patung Loro Blonyo para priyayi Jawa, buku ini memberikan unsur budaya dari sudut pandang yang berbeda.
Salah satu yang kusukai dari membaca yaitu membuatku serasa memiliki kehidupan yang lain, mengalami setiap kejadian yang dialami tokoh. Dan menurutku buku ini benar-benar berhasil mewujudkannya.
Ketika membacanya kita akan diajak menjelajahi beragam tempat bahkan beragam dimensi waktu. Berbagai adat, tradisi dan kebudayaan dijadikan latar ceritanya. Semua dikemas dengan begitu apik, memancing rasa penasaran serta menambah pengetahuan dari sisi kultural dan historis Indonesia. Aku selalu menyukai cerita yang berbasis data seperti ini. Buku ini juga cocok untuk pembaca yang suka "berpikir" dan menganalisis segala sesuatu.
Balutan romansa, kekeluargaan maupun politik juga dihadirkan dalam beberapa cerita. Salah satunya dalam cerpen "Lukisan Kala" yang menyajikan kisah tentang romansa lintas etnis. Tentang cinta sekaligus dendam dan kebencian, penuh kejutan, benar-benar mengaduk perasaan dan pikiran. Salah satu cerpen favoritku dalam buku ini.
Dalam cerpen "Petilan Cerita Nehemia yang Bunuh Diri di Tangga Surga" kita akan dibuat merenung lebih dalam serta lebih banyak bertanya-tanya tentang hidup dan cinta. Sekilas serasa seperti kisah Romeo Juliet berbalut adat istiadat, tradisi Toraja.
Dan satu lagi cerpen favoritku: "Turangga". Cerpen dengan tema time traveler selalu mendapatkan tempat istimewa dariku. Seketika pertanyaan "Apakah kau percaya reinkarnasi? Dan Apakah kau percaya bahwa reinkarnasi tidak hanya terjadi pada manusia, mungkin berlaku juga untuk tumbuhan atau hewan?" menjadi benar-benar menggelitik. Baca selengkapnya untuk mendapatkan pengalaman membaca yang luar biasa.
📚 Cerita dari Data 📚 ✍🏻 Kumpulan Karya Pemenang Kompetisi Menulis Cerpen Festival Retas Budaya 📕 Penerbit: Elex Media Komputindo 📆 Tahun Terbit: 2021 📑 Halaman: 178 🔖 Genre: Kumpulan Cerpen, YA (15+)
Jarang-jarang nemu kumcer yang cerpennya bagus-bagus semua. Apalagi cerpen-cerpen di sini lumayan panjang, ceritanya unik--karena diangkat dari "data" sesuai ketentuan lombanya, jadi rasanya puas. Penulisannya juga bagus-bagus. Kalau baca dari biografi penulis di halaman akhirnya sih, memang mereka ini (para pemenang dan nominee) adalah penulis cerpen pro, alias bukan pertama kali menulis cerpen. Udah sering menang lomba, punya banyak buku antologi, ada juga yang telah menerbitkan novel solo. Pantesan cerpennya bagus-bagus, nagih semua. Nggak terlalu nyastra sampe bikin nggak bisa nangkep ceritanya, jadi masih bisa banget dinikmati ... dan setiap cerpen itu jatuhnya malah kayak novelet saking "kaya"-nya cerita yang diangkat. Karakter-karakternya juga terasa hidup.
Favorit: - Pelontak (well-written, emosinya dikemas baik, dan ini karya my bestie!) - Petilan Cinta Nehemia yang Bunuh Diri di Tangga Surga (cara penulisannya genius) - Turangga (cara menalikan antara masa kini dan masa lalu dalam bingkai time traveling bagus banget, ending-nya juga berkesan) - Dia yang Sebenarnya Tak Diizinkan Datang (plot twist-nya mantap)
Well, I was confusing to read some cultural idioms which is too much–I thought.
I really appreciated, so I am in to read this kind of cultural stuff. Yet, I guess a half part of this book is not written for person like me, yeah I didn't travel much out of Java island–or talked to native people from non-Java.
I couldn't understand the story with stronger culture in narrative. But, I enjoyed Pelontak cause it's relevant–obviously to me.
Kumpulan cerita yang beberapa ceritanya ada tentang budaya Indonesia. Nambah pengetahuan banget karena ada beberapa budaya yang asing bagi saya dengan latar belakang penulis yang beragam menghasilkan cerita yang luar biasa menarik.
Saya kasih bintang 4 karena suka banget sama cerita Lukisan Kala dan Dibalik Luka Babukung. Dibalik Luka Babukung bener-bener bikin meneteskan air mata pas lagi baca. Apalagi bagian surat dari ayah ke anaknya😭