Apakah di tempat kerja Anda ada orang yang Anda anggap sulit untuk dihadapi? Semakin Anda menganggap orang tersebut sulit dihadapi, tidakkah kata-kata dan tindakan orang tersebut malah semakin membuat Anda gelisah? Otak kita mengumpulkan informasi yang kita sadari. Ya, begitu kita menyadari kalau seseorang “tidak menyenangkan” maka kita akan mulai bereaksi terhadap ucapan dan tindakan orang tersebut.
Anggaplah ada satu kelompok yang terdiri dari 10 orang. Mustahil kita bisa cocok dengan kesepuluh orang tersebut. Umumnya, yang dirasa cocok sekitar 20%, biasa saja 60%, dan yang dirasa tidak cocok sebanyak 20%. Di mana pun di dunia ini, pasti akan ada orang yang dirasa sulit untuk dihadapi atau dirasa tidak cocok. Saya menyebutnya “Hukum Semesta”. Singkatnya, itu adalah angka universal dalam tingkatan semesta! Anggaplah kita berhenti bekerja karena ada orang yang tidak kita sukai. Lalu, apakah di tempat kerja baru tidak akan ada orang yang tidak kita sukai? Tentu saja tidak. Di tempat baru pun pasti ada orang yang kita rasakan sulit untuk dihadapi.
Di masa sekolah kita bisa melewatkan waktu bersama dengan teman-teman yang dirasa cocok. Tapi, di tempat kerja sayangnya kita tidak bisa memilih atasan, rekan sejawat, atau bawahan.
Bagaimana jika di sekitar kita ada orang yang sulit untuk kita hadapi? Buku ini akan mengungkapkan cara-cara agar mudah berhubungan dengan orang lain tanpa menggunakan energi konfrontasi.
"Hampir tidak pernah ada di mana kita hanya melakukan pekerjaan yang kita inginkan, dengan orang yang kita sukai, dan dalam lingkungan yang menyenangkan. Tapi, mengubah cara pandang akan membawa kita pada kesempatan untuk mencapai kebahagiaan dan perkembangan diri kita selanjutnya."
Sebuah kutipan dari buku ini yang sangat mengena. Beberapa pembahasan terkesan sangat sederhana dan jika diamalkan terus-menerus rasanya akan mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Dilengkapi dengan cerita bergambar dengan sosok Coach Hirosshu yang jenaka di setiap bab, contoh kasus dari peserta seminar yang diadakan oleh Ibu Hiromi dan beberapa soal sederhana yang bisa dikerjakan oleh pembaca.
Ibu Hiromi memulai karier sebagai coach dengan mengadakan seminar untuk para ibu yang disebut "Mama no iki-iki Ouen Puroguramu" (disingkat Mamaiki). Kemudian, ia juga mengadakan seminar di perusahaan-perusahaan atas permintaan para ibu yang bekerja.
Pengalaman yang menarik saat membaca buku ini karena memang seperti belajar gitu lho.. Ada ilustrasi permasalahan, penjelasan penulis cukup dipahami dan ada bagian latihannya juga. Entah karena aku kepo materi komunikasi atau tidak, tapi selama membaca aku tidak merasakan penulis seolah-olah menggurui ya justru mendapat sudut pandang yang baru dari penulis. Dua pelajaran yang aku suka adalah belajar memahami perbedaan pola dan daripada sekedar ucapkan terima kasih, jangan lupa sertakan efek yang didapat sehingga kita mengungkapkan terima kasih kepada ybs 😊
“Pekerjaan yang baik bukan mutlak dilakukan seorang diri. Harga diri menghambat pertumbuhan dan mempersempit hidup.”
KOMUNIKASI BEBAS KONFLIK. Nigatena Hitoga Kini Naranakunaru Hon Hiromi Yamasaki Edisi Digital, 2020 ISBN: 978-602-06-3307-7 (pdf)
Aku mengetahui buku ini dari rekomendasi seseorang saat Live Space X beberapa waktu lalu saat pembahasan topik cara menghadapi orang yang sulit, dan ternyata buku ini ada di Ipusnas dan langsung saja aku pinjam dan baca. Karena kehidupan dewasa, baik dalam pekerjaan dan posisi apapun itu tentu saja ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
"Hampir tidak pernah ada di mana kita hanya melakukan pekerjaan yang kita inginkan, dengan orang yang kita sukai, dan dalam lingkungan yang menyenangkan. Tapi, mengubah cara pandang akan membawa kita pada kesempatan untuk mencapai kebahagiaan dan perkembangan diri kita selanjutnya."
Buku dengan tebal 150 halaman ini berisi 6 Bab yang masing-masingnya memiliki topik yang berbeda namun berkesinambungan. Pada covernya yang simple penulis mengkalim bahwa buku ini berisi trik trik agar mudah berhubungan dengan orang lain tanpa menggunakan energi konfrotasi.
Terjemahannya bagus dan tidak kaku, mudah dimengerti karena menggunakan bahasa sehari-hari dan tidak ada istilah yang membingungkan. Buku ini ditulis dengan baik, karena sistematika isinya runtut dan sederhana. Dalam satu bab dibagi beberapa sub bab yang memudahkan penjelasan.
Karena ditulis dalam bahasa yang sederhana, mudah sekali mengerti maksud penulis. Apalagi disertai dengan komik yang lucu namun bermakna. Di akhir setiap bab penulis juga menyematkan rangkuman bab, kertas kerja untuk menerapkan isi bab serta metode berdasarkan pengalaman penulis.
Kelebihannya adalah pendekatan dan contoh yang dialami sendiri oleh penulis. Pengalaman pengalaman yang dibagi oleh penulis terasa nyata. Kekurangannya mungkin adalah karena buku ini ditulis tahun 2016 dan berdasarkan pengalaman penulis, ada bagian yang kurang relate di jaman serba canggih dan cepat ini. Apalagi saat berhadapan dengan Generasi Z.
“Masa lalu dan orang lain tidak bisa diubah. Diri kita dan masa depanlah yang dapat diubah.”
Di awal, buku ini mengajak kita memahami bahwa setiap orang memiliki pola yang berbeda. Pola disini adalah sifat atau karakter asli yang tidak bisa dengan mudah diubah. Setelah kita memahami pola seseorang, penulis mengajarkan beberapa ‘pengakuan eksistensi’ yang bisa membantu kita saat berinteraksi dengan orang yang selama ini sulit untuk dihadapi. Penulis juga mengajak kita untuk berteman dengan perasaan kita sendiri, mengenali emosi dan menerima dengan ikhlas apapun keadaan kita sekarang.
Penulis membagikan kata-kata favoritnya yang merupakan ajaran keluarga klan Yagyu yang merupakan mentor kenjutsu dari klan Tokugawa: Shosai wa en ni deatte en ni kizukazu. Shosai wa en ni deatte kore o ikasazu. Taisai wa sodefuriai tasho no en mo kore o ikasu. (Orang yang tidak punya kepandaian tidak akan sadar ketika bertemu kesempatan. Orang biasa tidak akan bisa memanfaatkannya ketika bertemu kesempatan. Orang yang memiliki bakat luar biasa akan bisa memanfaatkan kesempatan itu hanya dengan saling menyentuhkan lengan baju)
Buku ini cukup menarik dan sederhana untuk sekelas self-improvement. Jika ada kesempatan mungkin aku akan mencari dan membeli buku fisiknya.
Awalnya aku mikir, aku telah salah milih buku untuk jadi bacaan selanjutnya. Gimana enggak, seorang IRT bacaannya malah konflik di tempat kerja. Tentang komunikasi dan bagaimana mengontrol diri di antara tekanan atasan, atau rekan kerja. Udah pasti nggak nyambung kan ya
Ternyata, prasangku yang harus di asah
Buku ini sangat tepat menggambarkan keadaan hubungan sosial antara manusia; antara orangtua dan anak, pasangan, atasan, teman kerja/kuliah, atau senior di tempat kerja. Dugaanku, karena penulis juga adalah seorang wanita yang merangkap sebagai coach dan ibu. Sehingga contoh-contoh kasus yang dipaparkan sangat relate dengan kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan contoh kasusnya memang beliau ambil dari lingkungan kerja, tapi aku pastikan Anda semua pasti ngerasa ini cocok dengan hubungan Anda dengan manusia lainnya.
Poin yang ditekankan, yang akan membawa tulisan ini sampai akhir adalah memahami pola manusia yang berbeda. Dimana jika seseorang memiliki pola pikir yang berbeda dengan Anda, bukan artinya seseorang itu salah. Selanjutnya Penulis akan membantu kita untuk mengenali diri sendiri, mengenali pola lawan sehingga bisa menghindar dari konflik yang akan terjadi.
Menghindari konflik rasanya seperti pengecut ya. Tapi bukan itu intinya. Jika mengikuti kata hati, tentu kita mengidamkan tempat kerja yang nyaman, dan rekan kerja yang baik. Tapi percayalah, tidak ada tempat kerja yang 100% nyaman dan Anda sukai. Jadi buku ini lebih mengajarkan untuk menghindar dan mengatasi konflik yang bisa saja terjadi.
karena tebalnya cuma 150 halaman, tidak semua konflik yang Anda rasakan di tempat kerja akan dipaparkan disini. Namun untuk pegangan terhadap gambaran besarnya, setidaknya cukup untuk mengatasi masalah Anda
Kesimpulannya, buku ini mengajarkan cara sederhana untuk mengatasi hubungan minim konflik. Meski fokus pada dunia kerja, tapi tulisannya dekat sama kehidupan sehari-hari
3,5 STARS Salah satu quick read yang menurutku bagus untuk dibaca siapa saja, bahkan untuk para pembaca yang tidak terbiasa membaca buku non-fiksi. Buku yang hanya terdiri dari 145 halaman ini terasa seperti sebuah "paket komplit" untuk pembaca yang mencari buku non-fiksi yang tanpa "was-wes-wos".
Buku ini tidak hanya memberikan wejangan seperti banyak buku self-improvement lain, tapi juga memberikan: Studi kasus, ringkasan pembahasan chapter, ilustrasi/komik agar chapter mudah dipahami, langkah-langkah praktikal yang bisa dipraktekan, soal-soal latihan agar lebih mengenali diri, testimoni orang yang sudah pernah mempraktekan tips yang diberikan. KURANG APA COBA?
Terakhir, bagian yang aku sukai adalah ketika penulis menjelaskan dimana ada keadaan yang tidak sesuai kemauan kita, tidak sesuai mimpi dan cita-cita kita, dan saat itu perasaan kita terasa hampa. Jangan menyerah dan berkecil hati, apa yang kamu kerjakan sekarang, meskipun bukan impianmu, kerjakan dengan sungguh-sungguh. Karena hal baik pasti terjadi ketika kita tekun dan bersungguh-sungguh, bisa jadi kamu akan mendapat jalan menuju impian awalmu, bisa jadi juga kamu akan menemukan impian yang baru.
Komunikasi Bebas Konflik karya Hiromi Yamasaki adalah buku self-improvement yang menawarkan trik untuk meningkatkan keterampilan komunikasi di tempat kerja.
Dengan gaya penulisan yang mudah dipahami, buku ini memberikan trik-trik sederhana namun efektif untuk menghadapi orang-orang yang sulit dihadapi di tempat kerja, membangun hubungan kerja yang harmonis, hingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.
Hiromi Yamasaki memperkaya buku Komunikasi Bebas Konflik dengan contoh-contoh nyata dari pengalamannya sendiri, komik ilustratif, serta struktur yang membuat pembaca untuk fokus pada salah satu trik sesuai kebutuhan.
Dengan kredibilitas Hiromi Yamasaki sebagai instruktur komunikasi berpengalaman, buku ini tidak hanya informatif tetapi juga dapat dipertanggung jawabkan.
Menarik banget. Buku ini mengenai bagaimana komunikasi bisa terjadi dengan baik dan tidak dilakukan dengan gegabah, dan bagaimana caranya kita menanggapi orang yang memiliki pola pikir yang berbeda. Buku ini juga mudah dipahami, karena ada ilustrasi yang menggambarkan situasi tertentu & bagaimana cara menangani nya. Really reminds me of Stoic philosophy. Buat kalian yang ingin belajar mengenai komunikasi ini recommended sih
Another buku sekali duduk. Awalnya kupikir jumlah halaman bukunya bakal 300an seperti buku lainnya yang mengangkat tema komunikasi, tapi pas cek di goodreads ternyata cuman 145 halaman (itupun beberapa halaman cuman terdiri dari gambar kayak komik). Udah ngerasa, wah kayaknya ga bakal banyak insight baru dari sini, dan ternyata benar wkwk. Hanya terdapat beberapa part yang insightful, selebihnya ya b aja.
Buku ini akan mengungkapkan cara-cara agar mudah berhubungan dengan orang lain tanpa konfrontasi, tulisannya menarik, terutama selingan gambar yang lucu dan membuat buku ini tidak me bosankan 4/5 ⭐️