“Aku tahu kamu dari Afganistan. Alur pemikiranku seperti ini: ‘Ini tipe pria dari bidang medis, tapi dengan aura militer. Jelas seorang dokter tentara. Dia baru datang dari negara tropis, karena wajahnya gelap, dan itu bukan warna alami kulitnya, karena pergelangan tangannya cerah. Dia telah mengalami penderitaan dan penyakit, terlihat jelas dari wajahnya yang tirus. Lengan kirinya cedera. Dia memegangnya dengan sikap kaku dan tidak wajar. Di daerah tropis mana seorang dokter tentara Inggris bisa mengalami penderitaan parah dan lengannya terluka? Jelas di Afganistan.’”
Diawali dari sebuah pertemuan yang sangat mengesankan, Dokter Watson tanpa ragu mengakui bahwa Sherlock Holmes lebih dari seorang genius berpengetahuan luas, tapi juga memiliki kecermatan luar biasa dalam mengamati apa pun di sekelilingnya. Ini adalah kasus pertama yang dihadapi sepasang detektif dari Baker Street 221B.
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle was a Scottish writer and physician. He created the character Sherlock Holmes in 1887 for A Study in Scarlet, the first of four novels and fifty-six short stories about Holmes and Dr. Watson. The Sherlock Holmes stories are milestones in the field of crime fiction.
Doyle was a prolific writer. In addition to the Holmes stories, his works include fantasy and science fiction stories about Professor Challenger, and humorous stories about the Napoleonic soldier Brigadier Gerard, as well as plays, romances, poetry, non-fiction, and historical novels. One of Doyle's early short stories, "J. Habakuk Jephson's Statement" (1884), helped to popularise the mystery of the brigantine Mary Celeste, found drifting at sea with no crew member aboard.
Untuk gagasan cerita awal dari novel fenomenal ini bintang 4, aku juga menyadari mengapa tokoh "Holmes" ini begitu terkenal menembus setiap abad setelah membaca cerita ini. Sarkasme yang mengena dan relevan di masa ini, salah satunya. Namun, untuk penulisan yang diterjemahkan bagiku bintang 3.
Sebenernya ceritanya seru, apalagi ketika diulik alasan pembunuhan itu terjadi. Sayangnya, penempatan tanda baca benar-benar mengganggu pembaca untuk memahami isi cerita.