Javio berumur lima belas tahun saat menyadari bahwa ia menyukai Primrose Charlotte Navari, gadis manis dengan mata hazel yang ia temui sepuluh tahun lalu di tengah padang bunga.
Javio berumur delapan belas tahun saat ia berlutut di hadapan gadis itu, mengumpulkan semua murid di sekolah untuk menyaksikannya menyematkan cincin ke jari manis Primrose dan berjanji kepada dirinya sendiri untuk mencintai gadis itu selamanya.
Javio berumur dua puluh dua tahun ketika persiapan pernikahannya dengan Primrose setengah rampung. la bangun setiap pagi, lalu dengan antusias menghitung hari yang tersisa sebelum pernikahannya.
Javio berumur dua puluh lima tahun saat ia mengucap janji suci di penghujung altar. Di sebelahnya adalah Lilyan Charlotte Navari, kakak dari Primrose.
Javio masih naif, namun tidak bodoh. la tahu, Primrose tidak akan kembali.
Novel kedua yang berhasil bikin aku takut buat lanjut baca dan nangis di pagi subuh. Sebenarnya rasa takutnya lebih ke arah 'semakin kubaca, semakin cepat juga kesedihannya datang'. Karena novel ini diangkat dari alternate universe di twitter jadi aku udah duluan dapat spoilerannya. Menurutku ending novel ini realistis banget. Aku sendiri sulit mendefinisikannya sebagai happy atau sad ending. Bahagia sebenarnya karena dipaksa keadaan untuk terus bergerak maju namun di satu sisi masih banyak pesan yang belum disampaikan juga luka yang belum sembuh atas beribu patah hati yang muncul.
Cerita dibuka dengan apik, mengisahkan dua anak yang awalnya bertemu di Swiss. Saat awal membaca, rasanya seluruh dunia berpusat pada dua tokoh itu. Seakan bahagia akan meliputi mereka. Untaian kalimat yang menjelaskannya begitu menyentuh aku sebagai pembaca. Jadi aku udah berekspektasi duluan kalau kisah mereka ga akan 'sepedih' itu.
Mulai memasuki pertengahan, perasaanku diaduk-aduk serta aku juga bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Prim? Kenapa dirinya memutuskan untuk menyakiti diri? Berbagai teka-teki itu berhasil bikin aku buat terus lanjut baca dan menghiraukan rasa takut tadi. Perlahan tapi pasti teka-teki di kepalaku terjawab. Namun tentunya ga semata sekadar terjawab. Tapi juga disertai rasa yang melingkupi. Sedih dan kecewa. Aku hanya membaca, tapi aku jelas merasa kecewa pada Primrose.
Semakin berjalannya cerita, aku merasa diombang-ambing. Bingung ingin berpihak pada siapa dan ingin menyalahkan siapa. Penulis begitu teliti dalam menguraikan setiap perasaan tokohnya sehingga aku yang baca pun bisa terhanyut begitu dalam. Seolah aku ada di sana menyaksikan kesedihan itu.
Hingga sampailah di tahap puncak. Di mana bahagianya Javio pun benar-benar pergi. Prim bukan miliknya. Di bagian klimaksnya Javio, aku benar-benar kagum sama penjabaran rasa sakit yang dibuat penulis. Aku benar-benar rasain sakitnya. Bahkan sampai saat aku mengetik review ini aku masih merasa kosong, sedih, juga sesak ingin menangis.
Akhir dari segala akhir, setiap tokohnya menemukan bahagianya masing-masing. Walaupun mungkin bahagia yang sesungguhnya telah pergi, tapi yang hidup harus terus bergerak maju, begitu katanya. Dari Prim dan Javio aku belajar bahwa tak selamanya apa yang kita inginkan itu akan menjadi milik kita. Aku juga belajar ternyata mau beribu kali pun rasa sakit datang menghampiri, setidaknya kita harus berusaha untuk tetap bergerak maju dengan apa yang kita punya. Belajar menerima perasaan patah itu dan menata kembali hingga bisa melangkah.
Setiap tokoh di cerita ini benar-benar punya rasa sakitnya sendiri. Satu hal yang jarang aku temui di novel. Biasanya hanya tokoh utama saja yang menderita. Namun cerita ini tidak. Juga yang aku sukai, seluruh tokohnya pula berperan penting dalam alur cerita. Jadi bukan sekadar figuran yang datang dan pergi tanpa kesan. Dari seluruh tokoh, aku paling menyukai proses berkembangnya karakter Prim. Memang dirinya menghindar dan berlari, tapi aku salut akan pertahanannya dari rasa sakit. Seperti menjauh dari Javio. Prim mencintainya dan akan selalu seperti itu, tapi ia bisa menjauhi Javio dengan segala kekuatannya. Aku kagum akan sifatnya yang seperti itu.
Overall, aku suka banget ceritanya. Bukan sekadar menyakiti pembaca, tapi juga mengajarkan banyak hal perihal menerima, melepaskan, dan bergerak maju bersama luka. Hanya saja aku menyangkan beberapa kesalahan pada pencetakannya. Kemudian aku masih merasa janggal dengan bagaimana keadaan perusahaan setelah Lily dan Javio berpisah. Padahal mereka tidak punya keturunan, bukan? Lily juga mengambil hak atas warisannya, Ibunya, juga Prim. Lalu apa bedanya jika saja Lily dan Javio tidak menikah? Ini hanya pendapatku. Aku hanya merasa janggal, itu saja.
Penghujung kata, terima kasih untuk Kak Anastasya untuk cerita indah ini. Begitu banyak yang ingin kusampaikan tapi sulit kuuraikan dalam ketikan. Terima kasih :))
This entire review has been hidden because of spoilers.
Aku putusin buat beli bukunya setelah baca crimson sunset (70 mil au sequel). Ini buku pertama yang aku beli pakai uang aku sendiri, saking penasarannya sama book versionnya, padahal sebelumnya udah pernah baca versi au nya.
Akhirnya aku selesai baca, setelah berulang kali menangisi setiap tokohnya. Untuk alur, aku akuin ini terlalu seru sampai gak ada bagian yang kerasa membosankan. Semua masalahnya cukup realistis, begitu juga dengan penyelesaian masalah yang dewasa—sesuai dengan usia para tokoh di dalamnya. Character development nya sangat mempengaruhi alur dari cerita tersebut.
Walau aku udah lama selesai baca bukunya, tapi sekali² aku masih membatin, coba aja kalau dari awal, hal yang terjadi itu kayak gini, pasti akhirnya gak bakal jadi kayak gini. Walau aku tau betul, apapun pilihan yang setiap tokoh ambil di masa lalu, kemungkinan besar gak bakal kasih perubahan drastis terhadap hal yang mereka sesali/sedihi di masa depan. Bahkan, Prim sendiri bilang kalau dia bisa mengulang waktu, dia bakal ambil keputusan yang sama dengan apa yang dia lakuin dulu, dalam posisi dia tau apa konsekuensi dari keputusan yang dia buat. Because the author herself tells "Sometimes, it's not 'right person, wrong time'. Sometimes, it's just not meant to be."
Aku juga udah baca alasan authornya tentang penyelesaian konflik lewat beberapa jawaban dari cc yang dikirim ke dia, atau thread yang dia tulis untuk bahas tokoh di bukunya. Menurut aku, semua alur yang dia putusin dan pilih udah hal yang final, dalam artian logis dan realistis sekali. Kalau ada hal yang nggak sesuai sama apa yang diharapkan pembaca di awal, yaa wajar(?) karena memang gak ada yang bisa diubah lagi. Justru kalau akhirnya dipaksain biar sesuai sama ekspektasi orang², ke-tidak-logis-an alurnya bakal dipertanyakan, dong. Lagipula, di hidup kita juga nggak semua ekspektasi harus terwujud jadi realita, kan?
Aku seneng udah bisa kenal Javio, tau gimana cara dia mencintai Prim. Harapan aku, semoga nanti, aku juga bisa nemuin Javio di hidup aku sendiri. Yang bisa mencintai hampir "sempurna", yang buat pasangannya merasa istimewa bisa dicintai sedalam itu.
(review ini mengandung isi buku dan curhatan pembaca)
aku sudah membaca 70 mil versi au terlebih dahulu and indeed i've fallen in love with this story first. versi bukunya tidak jauh berbeda dengan au (walaupun ngarepnya gak sad ending).
kebetulan aku memang pecinta angst and this story made me cry so hard like i wanted to bang my head against the wall saking gregetnya dengan kehidupan Javio dan Primrose ini. i suggest to prepare a ton of tissue if you want to read this book.
di bagian awal masih biasa biasa saja, ikut hanyut dalam perjalanan kisah cinta Javio dan Prim sampai masuk ke konflik aku beneran ikut pusing dan nyesek. fokus pada percakapan Javio ke Jeff yang dia ngomong saat ini biar Javio yang jagain Prim, said that he would hand over Prim only when he died (haduh Piyoo makanya kalo ngomong jangan suka sembarangan) terus random talk nya Javio sama Prim kalau Javio hidup tanpa Prim mending dia mati, ini emang dari awal udah di kode makanya aku udah sedih duluan.
salah satu scene paling nyesek yang pas aku baca adalah Lily got pregnant while Prim have to pengangkatan rahim surgery dan yang parahnya scene ini aku inget banget di au ver. nya mereka ngasih tau kabar ini cuma lewat grup keluarga Navari doang kan, tapi di book ver. nya mereka pada ngumpul dan ada Javio juga Jeff disitu. i just can't imagine how does Javio react after hearing that. this is one of the scenes that really broke my heart. saking speechless nya i stopped reading at that part and calmed myself down.
I read this book until I was at the same point as Javio, don't know who to blame. feels like that's just how it is. all characters are in an unpleasant position.
cerita ini ditulis dengan sangat baik, semakin mendekati ending, emosi yang disampaikan oleh penulis sangat tersampaikan untukku. alurnya pas menurutku, konflik yang never ending saga (at this moment, i still feel sorry for everything that happened to Javio), a good character development, tata bahasanya rapi, ada beberapa typo but it's not a big problem.
kalau Javio dan Prim tidak pernah menyesal apa yang telah terjadi diantara mereka maka aku juga tidak menyesal telah membaca kisah pilu mereka, walaupun sedih banget tapi ya memang life goes on. semua yang terjadi dalam kisah mereka sangat realitis, begitupun dengan semua keputusan yang mereka ambil.
Sometimes, it's not 'right person, wrong time'. Sometimes, it's just not meant to be.
the opening sentence that i really love.
Thank you for the all characters and the most importantly, the author. good job.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Setelah re-read buku ini, jujur pas kedua kalinya baca ini jauh lebih ngefeel angstnya kayak lebih nyess aja gitu 🥲 Dulu pas baca pertama kali aku lebih kayak ya udah baca aja tanpa taruh perasaan jadi kayak nikmatiin baca doang sekarang karena sambilan anotated jadi lebih ngefeel 💔🤧
Narasi buku ini jujur cantik dan rapi banget, walaupun alurnya maju-mundur tapi gak buat bingung sama sekali terus tiap chapter itu dikasih judul yang menurutku sounds pretty and also suitable sama isi chapter itu. Hebat sih tulisan kak Fio bisa bikin aku terhanyut gitu, bisa bikin aku ikutan sedih liat ceritanya Javio dan Primrose. Terus kalo dari segi penokohan, suka sih aku kayak penggambaran tiap tokoh itu jelas menurutku. Dari sifat-sifat mereka sampai proses pendewasaan mereka masing-masing.
Buat Primrose, aku rada love-hate sama Primrose. Di saat dia sudah punya Javio yang super bucin sama dia, yang pastinya gak akan sedetikpun tinggalin dia eh dianya malahan nyakitin Javio karena keegoisannya dia dan ini bikin aku sebel sama dia dan karena keegoisannya jadi kacau deh hidup mereka yang tenang itu. Tapi dia juga gak baik-baik aja, dia rapuh dan rasanya aku mau peluk dia erat-erat!! Bilang ke dia kalau dia hebat banget, aku sih ga akan sanggup ada di posisinya 😭
Kalo sama Javio, jujur aku cinta banget sih sama dia bahkan mau juga punya cowok kayak Javio. Yang selalu mau make sure ceweknya happy, aman, dan baik-baik aja. Yang kayak terima apa adanya semuanya. Jujur mungkin yang paling tersakiti di sini Javio sih, sampe kayak aku kesel gitu kenapa sih dunia jahat banget sama dia huhuhu sebel. Anyway, love you Javio 💗
Selain Javio sama Primrose, ada Lily sama Jeffrey. Lily si kakak Primrose menurutku sih dia kasian sih, korban juga dari keegoisan Primrose. Berasa mau peluk dia, dia ini definisi strong woman deh. Mandiri banget dan pekerja keras🥰 terus Jeffrey, dia ini juga gak kalah sweet sama Javio. Si cowok supportive yang selalu siap buat make sure kalo Primrose itu baik-baik aja, kan kalo gini jadi galau mau ship Primrose sama Javio atau sama Jeffrey🥲
Ada satu bab yang super nyakit, chapter xxviii - north and south, you and me. Di bab ini gila sih angstnya parah sampai aku nangis, di saat Lily jemput kebahagiaannya eh di saat itu Primrose harus jemput kesedihannya beneran seperti utara dan selatan. Beda banget dan ini nyakit banget 💔 dan yang buat aku nangis itu waktu Primrose ucapin kata-kata ke Javio di akhir, nangis banget dah😭
So, kalo kalian suka baca cerita yang angstnya parah dan ngga habis-habis terus ada romancenya kayaknya harus banget coba baca 70 Mil ini!! Asli deh konfliknya gak abis-abis, nyeseknya gak main-main 💔 btw kalo kak Fio baca ini, ditunggu ya karya-karya lainnya yang angst parah hahahaha 🤣
Aku belom berani ngasih bintang 5 untuk novel ini, karena emang ada beberapa celah yang aku temuin di dalemnya. Tapi jujur, aku suka sama novel ini, dan kalaupun kalian cari bacaan yang bikin sedih gitu, aku tentu bakal rekomendasiin ini.
Javio-Primrose mulai berteman saat mereka umur 5 tahun dari keluarga mereka yang bekerja sama di dunia bisnis. Dan dari situ, mereka jadi deket banget, selalu ada untuk sama lain, sampai dimana usia remaja, mereka akhirnya sadar kalau perasaan mereka lebih dari sekedar pertemanan.
Konflik muncul saat bisnis keluarga melemah, singkat cerita prim-javio memutuskan untuk menikah karena bisnis keluarga mereka membutuhkan pemimpin, dan ya pernikahan itu gagal, karena ada satu alasan yang dirahasiakan Primrose dari siapapun. Disini, emosi aku bener-bener keluar, ada banyak ego dan perasaan yang jadi korban disini.
Novel ini bagus karena pembawaan narasinya yang santai dan nggak terburu-buru, bahkan aku selalu ngerasa masuk ke dalam ceritanya. Aku jarang nemuin kalimat yang berbelit-belit, jelas dan mudah banget dipahamin. Ada banyak quotes yang menurutku relate tentang segala takdir dan keadaan di kehidupan kita.
Character development-nya keren sih, nggak monoton, ada cerita baru dan menarik di tiap diri karakternya. Intinya, kak fiona mampu membuat karakter itu hidup, nggak terlupakan meskipun hanya figuran di ceritanya. Jeffrey Atmaja, tokoh yang paling aku suka disini.
Kalau bicarain masalah alur. Di awal hubungan Javio-Prim keliatan cheesyy ala ABG, meskipun nggak sampai cringe, di tengah-tengah konflik semakin complicated, dan complicatednya ini malah terkesan drama ~ bgt (ala sinetron) 😂 tapi karena namanya fiksi ya, alur dibuat sesuai imajinasi, jadinya dimaklumin aja.
Ending yang menurutku cukup. Semua karakter bertemu dengan takdirnya masing-masing. Aku nangis dikit, cuma nyeseknya banyak! hehehe. Novel ini nggak cuma nyakitin aja kok isinya, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil, belajar menerima, melepaskan, mengikhlaskan, menghilangkan luka, dan juga belajar untuk kembali hidup dgn takdir baru yg ada untuk kita.
Thanks kak fio, novelnya keren. I heard, this is your 1st book, right? eksekusinya keren! can't wait to your next book 😆🫶🏻
This entire review has been hidden because of spoilers.
Buku ini menceritakan dua orang teman yang menjadi sahabat dan pada fase ini banyak banget tantangan yang harus mereka berdua lewati bersama aduh sedih banget deh, kemudian mereka menjadi lover ya walaupun hanya sesaat dan BOOM PLOT TWIST PUN DI MULAI.. aku menyelesaikan buku ini hanya dalam 3 hari karena setiap plot yang terjadi membuat ku ingin terus menerjang setiap halaman yang ada.
70 mil karya anastasya. Suatu cerita yang benar-benar menguras emosi. Dibandingkan menangis, sepanjang cerita aku lebih sering memendam sakitnya hati, sesaknya dada. Awalnya mungkin kalian akan merasa bosan dengan alur ceritanya yang terkesan lambat dan cara bercerita nya yang terkesan baru bagiku dan mungkin bagi segelintir orang. Tapi percayalah, semakin bertambahnya bab, semakin bertambahnya konflik, semakin terbukanya latar belakang dari semua masalah yang terjadi, ceritanya jadi semakin seru. Dan bahkan dapat membuat ketagihan sampai lupa telah membaca sampai halaman terakhir
sukaaa banget sama ceritanya🫶🏻🫶🏻💘💘💐, my comfort books ever🎀🎀💕, walaupun sedih dan nyesek bgt bgt tapi this book hits different bgt buat aku 😩, cerita kak fio gak ada yg gagal, apalagi endingnya emg realistis bgt😫😫🥲, tapi kayak kalau bisa happy ending kenapa tidak gitu, tapi ternyata kak fio berkata lain…🙂🙂, but ig emg itu kayaknya yg terbaik buat mereka berdua…💘🌷 disisi lain menurut aku yang salah daksaaaa👎🏻!!! karna dia berpaling dari lily☹️, kalau mereka berdua bersatu dari awal gak bakalan javio sama prim kayak gini, tapi prim juga salah😫!! bingung pokoknya semua salah!!👎🏻 Tapi cerita ini mau dibaca kapan pun gak pernah bosen 🥹 dan tiap baca ttp selau aja nangis😢…, karna jadi javio sama prim itu sama-sama sakit…, 🤧coba aja waktu bisa diulang dan takdir bisa diubah😢😢😢
Pokoknya kak fio terbaikkk🥹🥹💘💘, sehat selalu dan happy terus ya kakkk🫶🏻🫶🏻🎠🎀🎀💐, sayang kak fio banyak-banyakkkk😼😼🌷
Sedih sih, tapi terlalu complicated buat aku untuk nangis. Kayak—this book is pain itself. Buku ini disajiin dengan alur campuran yang rapi, dan bikin kita bertanya-tanya pake BANGETTT. Terus, yang bikin wow nya, buku ini menambah ilmu, aku jadi tau tempat-tempat di Switzerland, dan bahkan kondisi medis nya yang dijelasin lumayan terperinci. Tercengang-cengang aja sama buku yang alurnya bisa dibikin seunik ini. Habis baca buku ini aku masih mikirin rasa sedihnya, tapi kepala aku juga jadi pusing gara-gara konfliknya. Buku ini sempurna dengan alurnya yang apa adanya, gak membuat semua tokoh sempurna, dan menunjukkan kekurangan mereka masing-masing. Well done banget for the writer, I heard this book is her first. Thanks for the lot of efforts.
Baru baca buku ini di penghujung tahun 2025 pdhl trnyata bukunya emg udh booming dr 2021/2022 lalu😅. Tapi gpp, aku bnrann sukaa bgttt plss sama bukunyaa😫❤.
Baca buku ini bnr2 bikin perasaan campur aduk sii, krn perasaan sedih, seneng, greget, pkoknya bnr2 se complicated ituu lahh. Buku ini alurnya maju mundur tp g bikin kita bingung, krn setiap chapter nya itu ada tulisan th brp gt jd kt nya g bingung kl tb2 berubah alur. Dibuku ini ga ada tokoh antagonis dan jujur yg jahat dicerita ini tu cm takdir dan keadaan. Buku ini nyeritain ttg kisah hidup Javio Agatha Dharma dan Primrose Charlotte Navari, kisah mereka dimulai saat mereka pertama kali bertemu di Swiss saat keduanya msih berumur 5 tahun. Dikisah mereka itu banyak bgtt konflik yg memaksa mereka utk menerima kenyataan yang ada. Dan jujur aku gregett bgtt sama Primrose yg bnr2 se tertutup itu dan selalu menyimpan semuanya sendiri, tapi kl ak jadi Primrose pasti jg bingung si hrs kaya gimana. Dan itu yang ngebuat hubungannya sama Javio jd hancur. Tapi ya setelah itu mereka bisa nemuin kebahagiaannya masing2 wlaupun pd akhirnya Javio dan Primrose mreka ga akan prnh bisa bnr2 dipisahin, bahkan sampai akhir kisah mereka. Seperti yg Javio bilang mungkin kl mrka ga bisa bersama didunia ini, mereka harus bisa bersama didunia yang lain, dan akhirnya yg dikatakan Javio ya bnr2 terwujud.
Dan utk end nya sendiri bnr2 realistis bgtt,entah sedih atau seneng aku jg bingung, tapi intinya aku lega bgt sama end nya, krn disaat itu semua masalah bnr2 udh selesai.
Pokoknya kisah mereka bikin aku belajar banyak tentang kehidupan, pertemanan, mencintai seseorang dan belajar menerima apa yg kita hadapi sekarang.
Terimakasihh banyakk banyakkk buat kak Anastasya yg bisa nulis cerita se indah itu😖💞, dengan kalimat dan diksi yg indah dan rapi, dan itu ngebuat cerita ini bnr2 senyaman itu buat dibaca, aku aja baca bukunya page turner bgtt tau2 udh mw ending💗.
This entire review has been hidden because of spoilers.
mulai dari plot, penggunaan kata, karakter, dan penjelasan masalah. penjelasan masalah juga jelas, jadi ga bingung bingung banget ini akarnya masalahnya tuh sebenernya apa. makanya aku sukaaaa banget sama ni cerita jujur. 0,2nya dikemanain? untuk aku yang perlu fokus penuh karena alurnya maju mundur dan aku culik 0,2nya karena diriku yang terus menerus complain dan merasa miris kok ni orang idupnya gini banget.. kasian banget.. author apa ga kasian thor? 🥲. alurnya cukup beraatt menurutku, ah complicated lah pokoknya kali baca. (oh iya, walaupun complicated dan berat, tapi buku ini tuh ga bikin bingung tentang akar permasalahannya gtu. makanya pas baca jadinya ngefeel banget jadi bacanya kejer bangeettt :]).
yang bikin aku suka adalah, pribadi dari masing masing karakter. kea pas aja gtu untuk masing masing mereka. walaupun kadang salah satu terlihat terlalu mengalah lah, terlalu naif, terlalu egois, atau apapun itu, aku tetep suka terlepas dari semuanya itu.
suka banget liatin perjuangan piyo mencoba buat yakinin prim, kalo dia tuh nerima prim apa adanya, tapi di sisi prim juga susah karena gue kalo jadi prim juga mikir 1001 kali apakah gue bakal mau sama piyo apa ngga. walaupun pada akhirnya semuanya terbukti kalo emang di hati piyo cuma ada prim, di hati prim cuma ada piyo. bahkan ketika prim sama jeff, di hati prim tetap javio dan jeff hanya bisa rela, ikhlas, liat diri dia sendiri jadi bab terakhir di hidup prim tapi piyo adalah seluruh cerita kehidupan prim—persis seperti yang ditulis di surat jeff.
overall, bener bener i have no words. i love this story so much.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Jujur banget aku capek mampus bacanya. Capek nangis, capek ngeluh, capek baper.. CAPEK pokoknya!
Konflik yang diangkat super gila sih menurutku. Ini novel AU pertama yang bikin aku jatuh cinta setelah sebelumnya kena zonk cover cakep melulu.. (eh.. HAHA.)
Penulisannya bagus, gak bertele-tele. Meski alur dibuat maju mundur juga sama sekali gak bikin aku bingung karena tertera latar waktu jelas di pembukaan bab-nya. Penggambaran tiap tokoh juga hidup banget! Dan aku bingung mau salahin siapa di novel ini karena semuanya serasa punya titik beratnya sendiri-sendiri. Capek, kan?
Aku gak beli yang soft cover dan langsung putusin join PO spesial hard cover beberapa bulan lalu. Dan lucky me!!! Cover yang ekstra cantik itu diisi oleh narasi super duper bikin mewek alias, sumpah, WORTH TO BUY! Aku gak nyesel keluarin uang banyak buat dapetin buku sekaligus printilannya 🥹
Tapi ya gak semuanya bisa dibilang cantik sih karena ada satu hal yang cukup bikin aku keganggu.. iya, betul.. Typo! 🥺 Ada beberapa typo yang aku sampe mikir "Ini editornya gimana, sih?" Hahaha.
Kalo ditanya, "Jadi menurutmu aku harus beli ini gak?" My answer is YES. Buku ini ngajarin kamu banyak hal, meski emang itu tadi sih, CAPEK. Buat kamu yang mau baca mending tunggu senggang yang beneran senggang aja. Aku gak saranin baca pas otak lagi sumpek karena ntar kamu makin menjadi-jadi :")
Nangis 50 persen lebih, jadi siapin aja tisu dari pada air matanya netes ke buku HAHAHA.
⭐⭐⭐⭐⭐
This entire review has been hidden because of spoilers.
Novel ini dibeli karena hype banget di media sosialku terutama tiktok dan selalu ada di rak bagian depan gramedia tiap aku berkunjung.
Di bagian awal, aku cukup bosan dengan jalan ceritanya yang menurutku terlalu cheesy & bertele-tele. Tidak ada moment yg begitu mengesankan, alur-nya terlalu lambat untuk aku yg terbiasa membaca buku-buku beralur cepat.
Setelah lewat setengah buku, konflik besar-nya baru terlihat, dan mungkin karena dari awal aku sudah sedikit off dengan alur-nya, jadi kurang excited dengan konflik-nya. Meskipun, wisely said, konflik-nya lumayan menarik.
Sepanjang membaca bab pertengahan sampai akhir, aku lumayan banyak mengumpat ke primrose dan javio, mungkin karena dari awal aku memang kurang suka dengan karakter primrose di cerita ini. Aku justru lebih menanti-nanti cerita Lily-Javio yang aku harapkan menjadi cerita lanjutan setelah kisah Primrose & Javio berakhir di bab pertengahan, tapi who am i to expect, right?
Overall konflik yang diangkat cukup menarik till it drained my energy so much setelah menyelesaikan buku-nya, design cover page-nya juga sangat cantik. Cukup menyayangkan spacing & font yg digunakan, yg terkesan terlalu kecil & rapat, mungkin untuk menghindari jumlah halaman yang terlalu tebal. Character development FL & ML (terutama FL) a little bit off di aku. But still, good job author. Keep up the good work
review: my first AU di tahun 2023! Dari cover aku udah ngerasa bakak sad ending sih haha. Cover nya cantik 🥹.
70 Mil mengisahkan tentang kehidupan romansa remaja antara Primrose dan Javio dari sejak kecil mereka bertemu di Switzerland. Mereka bersekolah bersama sampai SMA dan mereka pacaran juga. Setelah lulus banyak tantangan yang ada di dalam hubungan mereka.
Dari sinopsis aku merasa hubungan mereka sangat kompleks sehingga ketika baca aku enjoy dengan tulisan nya yang santai tetapi tidak asal²an. Menurut aku AU nya ditulis dengan rapi, tidak ada typo serta ilustrasi nya yang cantik”. Nggak bosenin untuk dibaca. Untuk alur nya maju mundur dan mudah dipahami. Tapi, kadang aku ngerasa bagian awal” romance nya cheesy tetapi setelah pertengahan cerita sudah mulai serius dan realistis.
Ending nya :”) happy but sad ending too. Predictable sih ending nya.
Tapi, pas pertengahan ada plot twist dari Primrose yang bikin aku ngerti kenapa dia mengambil keputusan untuk tidak memberi tahu alasan ke Javio “soal hubungan mereka setelah lulus”.
Kalo suka baca AU yang ada angst, sedih dll. bisa baca ini 🪷. Mudah dimengerti dan karakter nya realistis juga ☁️.
I GIVE 1000/10 FOR THE PLOT!!! novel ini diadaptasi dari AU, sebelumnya aku belum baca AU nya sama sekali. awal baca ini aku agak kesulitan menyesuaikan imajinasi aku sama alur ceritanya karena nama-nama tokoh disini lumayan sulit diucap (re: Javio, Primrose) akhirnya aku stop di chapter 3 dan memutuskan untuk baca AU nya dulu supaya bisa lebih fokus memahami alur ceritanya. novel ini beneran bagus banget, plotnya rapih (di AU masih tumpang tindih), gaya bahasanya juga enteng gak belibet saat menceritakan suasana dan karakter masing-masing tokoh, yang paling aku suka adalah topik atau ide cerita di novel ini beneran beda dari yang lain. serius, buku ini sesakit itu. aku nyelesain buku ini agak lama karena gakuat bacanya, abis jatoh dijatohin lagi. untuk author, terimakasih sudah membuat cerita ini, aku jadi tahu kalau permainan takdir beneran sesakit ini.
Sangat sangat menguras emosi dan tenaga. Bener-bener bagian yang lucunya setengah buku aja gaada. Masalah satu selesai, muncul masalah lain, baru happy dikit, langsung dijatohin lagi. Ini kayak kalo naik roller coaster tapi relnya turun terus ga naik-naik.
“Sometimes, it’s not ‘right person, wrong time’. Sometimes, it’s just not meant to be. Favorit angst trope gue dimana ya mau gimanapun, kalo emang bukan takdirnya, gaada yang bisa ganggu gugat. Karakternya gaada yang bisa disalahin mau itu Javio, Prim, Lily, ataupun Daksa.
Kayaknya gue nangis lebih dari 3 kali deh, dan yang terakhir bener-bener nangis brutal. Jadi, siapkan tisu yang banyak kalo mau baca ini.
aku udah bakal nyangka sih kalau bukunya akan sebagus itu. covernya cantik, dalamnya juga pun cantik. baca ini tuh rasanya nano-nano banget, bahagianya ada, tapi kesal, capek, dan sedihnya lebih banyak. alurnya maju mundur. diksinya rapih dan mudah untuk di pahami. awalnya kesel banget sama primrose karena dia ambil keputusan gitu aja tanpa ingin berdiskusi terlebih dahulu, tapi setelah aku pikir-pikir, kalau aku diposisi dia pun kayaknya bakal gitu. udah dititik terpasrah. yang bikin aku termenung, javio yang sebegitu jatuh hatinya. aku mikir, ada ga ya laki-laki seperti javio di dunia ini. mungkin ada, tapi tidak untukku.
I like this book, mungkin ini salah satu buku terbitan au yang bisa aku kasih five stars.
Yang pertama tentu jelas, gaya penulisannya i love that, cantik sekaligus unik. Pembaca dibawa menjelajah dari waktu ke waktu dan it's so nice. Cara pengenalan karakter juga menurutku gak berlebihan tapi dibawa secara alur cerita.
Untuk cerita ini.... huaaaa mengangkat isu yang relate tapi gak relate juga. Menurutku authornya cukup pintar untuk membuat isu tersebut masuk ke hati para pembaca dan tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.
Pembelajaran dari buku ini: 1. Kadanh semua hal yang kamu terima bukan salah siapa-siapa 2. Belajar menerima, karena hidup gak bisa lepas dari perihal menerima
Bagi aku jalan cerita dia realistic, the decisions made by the characters are mostly realistic. The story grows progressively interesting, and angsty. Those yang enjoy reading whole crying, this is the perfect book for you. Prepare your tissue box, mata aku sampai bengkak baca buku ni, rasa sakit Prim tu memang sampai kat aku. The book took me to such an emotional rollercoaster ride, hope the author knows she executed such impeccable level in writing and touching my heart. Highly recommend, it's an infinite out of ten for me.
aku suka banget banget sama novel ini!! emosinya bener-bener dapet banget, bahkan yang biasanya baca novelnya cepet bakalan tiba-tiba lambat karena sedih dan marah. walaupun ngga beda jauh sama yang di AU, tapi yang di novel lebih detail lagi dan emosinya lebih kerasa lagi. sampe sekarang masih bingung siapa yang harus disalahkan di cerita ini. javio dan prim sama-sama korban di sini, kak jeffrey dan lily pun korban di sini. aku selalu berharap kalo ada sequel dari novel ini yang happy ending. yang suka baca novel romance sedih harus banget baca novel ini!
Belum bisa ngasih rating bintang 5 tapi ini novel udah bagus, suka cara penulisan nya yang terkesan simple dan gamau berbelit belit. Pertama aku baca karna pernasaran karna novel ini berseliuran di fyp tiktok maupun di twitter ku, akhirnya aku beli dan langsung baca versi novel nya. jadi ini udah bagus banget tapi jujur dibagian tengah aku merasa konflik ini berlebihan dan sekali penulis bisa membawaan cerita ini tidak terkesan berlebihan. jadii worth it kok yang suka genre angst (aku menangis ketika sampai ending) hahaha good joob kak Anastasya.
bagus banget plis🥹 my personal rate is 4.5/5! aku udah baca versi AU nya dan ga berenti nangis sesenggukan hiks ternyata versi bukunya gak jauh beda, sama-sama bikin nangis sampe pusing🥲 konfliknya rumit walaupun bisa dibilang termasuk agak klise, tapi tetep enak dibaca karena cara penyampaian penulis yang oke menurutku. plotnya agak membingungkan karena loncat-loncat gitu tahunnya, tapi aku tetep bisa nangkep kok👌🏻 kurangnya cuman di cetakan bukunya sih. di setiap halaman sub-bab agak kurang jelas buat dibaca karna halamannya abu-abu😔 overall worth to try bangeeet!❤️🔥
Not bad but not good. Buku ini bagus tapi karna emosi yg bener bener kayak naik halilintar terus didiemin diatas dan langsung di turunin begitu aja dan naik turun naik turun.
Mutusin buat beli ini karna review nya meyakinkan skalihh, tapi pas ku baca ngerasa kurang dan ganjel. Ceritanya ga terlalu ngefeel di aku, yg biasanya aku baca novel bakalan fokus dan terhanyut atau sampe nangis, ini ga.
Terlepas dr itu, penulisan, penokohan, dan alur overall 4/5, mungkin aku harus re-read biar aku bisa lebih hanyut ke ceritanya.
4,5/5 Aku suka banget sama buku ini, dari cover, alur, tata bahasa, quotesnya semuanya cantik. Ceritanya kurang lebih sama kayak yang di AU, cuma di novel ini lebih detail, banyak hal yang lebih diceritain di novel dibanding AU. Menurutku isinya nggak terlalu bertele-tele. Narasinya apik banget. Ceritanya bener-bener bikin nyesek dan aku sampai nangis di bab-bab terakhir. Novel ini salah satu novel adaptasi dari AU yang bagus.
Buku AU ke 4 ku, Javio cowok AU ke 3 ku. Aku kasih rate 1000000/10. Ngga ketebak kalo endingnya bakal kayak gitu, antara sedih dan bahagia. Javio & Primrose itu definisi cinta tak harus memiliki. Aku pernah baca "cinta habis disatu orang, setelahnya hanya melanjutkan hidup" iya, itu Primrose dan Javio. Cerita ini bikin aku nangis semalaman, sampek bangkek, pusing, habisin tisue, dan emang sebagus itu.
Ceritain soal kisah cinta Javio dan Primrose yang udah kenal seumur hidup tapi endingnya..
Sedih banget asli walaupun udah ditahan2 krn baca di tempat umum tapi tetep gabisa ga nangis 😭 diksinya bagus juga! Covernya lucuuu Mungkin aku agak kurang suka sama tokoh Primrose krn dia membuat keputusan sepihak. Kaya suka kabur gitu loh orangnya huft. Lily jg egois ga mikir kesehatan dedek huhu. Endingnya sedi bangetttt rekomen deh iniiii rate: 4.2/5
first novel yang diadaptasi dari au yang aku baca saat itu, selain karna ketenaran nya buku ini aku bawa pulang kerumah juga karna cover nya yang eye-catching hihi. First book yang bikin aku nangis berkali kali saat membaca nya, bahkan pernah ada satu hari aku menghabiskan waktu di kamar untuk membaca buku ini sambil menangis nangis yang padahal aku orangnya sedikit susah untuk terbawa suasana sedih melalui buku, meskipun halaman nya lumayan banyak tapi buku ini bisa selesai dengan cepat di tangan ku, mungkin karna sangat nyaman dan menarik untuk dibaca?
"Sometimes it's not right person, wrong time. Sometimes, it's just not meant to be" buku terbaik yang pernah kubaca! ceritanya ringan, tapi ngebuat si pembaca juga ngerasakan sakit hatiiiii yang dirasain sama Javio&Primrose. Ketika keadaan tidak berpihak kepada mereka, maka waktulah yang menjadi jawaban dari segala apapun yang terjadi.