Ada satu jendela yang tak pernah terlihat penghuninya.
Karena sekolah sedang ditutup, Namira dan kawan-kawannya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru: sekolah online dari rumah.
Suatu hari, ruang kelas online mereka disusupi satu sosok tak dikenal, padahal akses ke ruang kelas itu hanya untuk para murid dan guru. Kemudian, Vedi dan Jani mendapat gangguan teror aneh melalui gadget mereka.
Siapakah penyusup itu? Apa yang dicari sosok misterius di balik jendela virtual di layar gadget anak-anak ini?
Walaupun sedang di rumah saja, Creepy Case Club terlibat dalam sebuah petualangan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Petualangan di dunia virtual.
Cerita hantu bukan kegemaran saya tapi saya betah baca serial CCC termasuk yang terakhir: Kasus Jendela Siluman. Penulis tidak mendramatisir rasa takut dan sosok hantu (yang hanya membuat pembaca kelelahan karena dorongan rasa takut) tapi penulis mengusik logika pembaca dan mengisinya dengan pemahaman akan kasus, berikut sosok hantu itu sendiri.
Sangat menyegarkan genre seperti ini buat buku anak Indonesia sekarang ini.
CCC kids are finally in their last year of elementary school! And unfortunately, for a month or so, they have to stay at home and rely on their internet connection for school…especially since due to some construction issue, the students have to do school from home (how very clever, considering how this is how things have been done during the pandemic the past couple of years). And things get interesting for the kids when a mysterious person, no face or name, keeps joining their classes. At first, they decide to ignore this person, but weird things start happening… what does this person want? Is this even a person?? It is time for CCC to open a case.
This book got me hooked from the first chapter. I was so curious as to how the title came to be with that opening. And even though I wish there had been more to the backstory, I was pretty satisfied with how it went. This was a fun read, and again, I now got a bit scared of something I would never be scared of before reading this book.
But the love the writer had poured for his characters, how he preserved them well and let their characters grow organically … made me happy. Their interaction was also very entertaining, and halfway through the book I remembered what had made me miss the characters so much: their friendship and their strange bond.
They also keep making new friends! I adore the friends! In this book, a girl named Lintang won me over. Her character is super cool.
Children would definitely love this story. I’m not a child and I enjoyed this thoroughly. And oh boy, I highly recommend this series to everyone who wants some horror, mystery, and three new friends.
CCC has done it again. What a fun CCC-from-home it was. I cannot wait for more!
Seruuu asli seru banget 🥰🥰 tentang penyelidikan mereka dan hantu di dunia maya yang kadang kita pertanyakam itu betulan ataukah di rekayasa?? But buku ini membawanya dengan sangat halus dan baik terus juga ada makna yang di selipkan. Btw brntar lagi Namira dkk bakal lulus bakal ada next cerita creppy case club engga ya... asli keyagihan buku ini. Berharap mereka sekelas lagi deh kalau iya ada, terus tambah personil juga 😊
Saya senang sekali bertemu dengan trio sekawan detektif ini lagi. Seri ke-5 disuguhi oleh suasana pandemi dan semua hari hanya bisa dilalui melalui dunia virtual. Akhirnya, penulis dengan kreativitasnya mencoba untuk memadukan kreasi warna baru dan teka-teki negeri dongeng yang cukup unik.
Ada dunia di balik dunia, begitulah gambaran yang terpapar di narasinya. Persembahan dunia imajinasi, detektif, dan perpatahan realita menjadi keunggulan Creepy Case Club walaupun terlihat tergesa-gesa.
Semoga Creepy Case Club tetap lanjut dan Namira, Vedi, dan Jani tetap tumbuh secara organik.
"Orang dewasa memang kurang peka. Semakin dewasa, semakin sedikit yang kita percaya," (h.162)
👻Creepy Case Club👻 KASUS JENDELA SILUMAN ✍🏻 Penulis: Rizal Iwan @rizaliwan 🖼️ Illustrator: Vanessa Josephine 📕 Penerbit: Penerbit Kiddo @penerbitkiddo 📆 Tahun Terbit: 2022 📑 Halaman: 190 🔖 Children Book (U 8+), Horror, Mystery
Renovasi di SD Baruna Vidya mengakibatkan pembelajaran harus dilakukan secara daring. Murid-murid terpaksa bersekolah dari rumah. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya!
Namira, Jani dan Vedi mulai beradaptasi dengan kondisi ini. Tapi mereka juga merasa bosan. Hingga tiba-tiba ada penyusup masuk di ruang Zoom kelas 6A.
Namira merasa ini kasus yang harus diselidiki. Apalagi Vedi dan Jani juga mendapatkan teror aneh dari gadgetnya. Siapa yang melakukan semua itu?
Siapa yang iseng mengganggu pembelajaran daring ini? Atau sebenarnya ada makhluk astral yang ingin berkomunikasi dengan mereka lagi? Ups tunggu dulu, apa iya ada hantu yang bisa main gadget?
👻👻👻 Novel ini seru banget! Mengangkat tema tentang detektif cilik, persahabatan, dunia game, perkembangan teknologi, sekaligus dibumbui cerita horror. Bagian horrornya tidak terlalu seram, jadi cocok juga dibaca anak-anak (U 8+)😄
Selain itu, novel ini juga disertai dengan hasil riset, bikin kita makin paham dunia perhantuan👻 Meskipun bergenre horror, novel ini cukup realistis dan nggak mudah ditebak kok😌 Keren deh!!!
Judul: Creepy Case Club - Kasus jendela siluman Penulis: Rizal Iwan Penerbit: Kiddo Dimensi: viii+190 hlm, 13x19.5 cm, cetakan kedua Januari 2024 (edisi gramedia digital) ISBN: 9786024818074
Sebab sekolah ditutup untuk renovasi, maka 3 sekawan (Namira, Jani, dan Vedi) belajar di rumah dan memasuki kelas online via zoom. Namun, ada beberapa keanehan saat di kelas. Ada satu jendela yang online dengan nama salah satu murid yang terkonfirmasi sakit. Juga saat dihitung jumlah siswa, ada satu jendela kosong yang bertuliskan ~.
Awalnya mereka hanya mengira itu penyusup atau eror di jaringan internet. Namun, beberapa kejadian janggal yang mengikuti setelahnya membuat 3 sekawan memiliki hipotesis bahwa ada hantu yang sedang berupaya berkomunikasi dengan mereka lewat jaringan internet. Sayangnya, petunjuk yang ditinggalkan begitu sedikit dan kemungkinan terlalu luas. Hingga mereka perlu melibatkan kawan mereka yang jago game, demi menemukan hantu tersebut.
Ide cerita di seri keempat ini bagi saya masih kurang tajam di awalan. Dasar penentuan kasus untuk masuk ke kategori hantu, sebab terlalu berlebihan reaksi Namira untuk menyelidiki. Saya coba tempatkan sudut pandang anak seusianya, sepertinya bakal terlewat dan gak berpikir sejauh itu, sih.
Tapi sisanya saya suka deskripsi dan ilmu baru tentang Hitomi Fujiko dan rumah kosong di game. Kodenya juga cukup seru jadi petunjuk. Apalagi kali ini kisahnya tidak tentang murid saja, tetapi juga salah satu guru.
Tidak seperti kasus-kasus C3 sebelumnya yang dipicu oleh takhayul atau mitos-mitos masyarakat, kali ini geng C3 memulainya dari fakta yang mereka alami sendiri saat mereka sekolah online. Tiba-tiba saja ada penyusup yang masuk ke kelas mereka. Padahal undangan masuk ke ruang kelas hanya dimiliki oleh para guru dan murid saja. Jujur, dari sini saja, cerita mulai bikin merinding. Hahaha
Kasus hantu biasanya terkait dengan klenik dan manusia di masa lampau, berbanding terbalik dengan teknologi sebagai bukti kemutakhiran yang dibuat manusia. Yah aneh aja kan, masa sih hantu bisa mengoperasikan teknologi? Tapi tak bisa dipungkiri kalau keberadaan hantu-hantu itu banyak yang tertangkap teknologi manusia seperti cctv atau kamera. Penjelasan logis tentang hantu, teknologi, dan sejarah yang jadi keunggulan C3. Vibesnya segar dan seru, karena kasus hantu dan teknologi aku belum pernah baca selain di creepy case club ini. Eh, hal ini juga mengingatkanku kalau kasus hantu seperti dua sisi koin: percaya ngga percaya.
Meskipun ditujukan untuk anak-anak, buku ini bikin orang dewasa ga berhenti baca karena saking penasarannya. Perpaduan informasi tentang game online, Edison, dan peri hutan lagi-lagi yang bikin baca buku ini bakalan sambil googling 😅 Endingnya manis dan ga mudah ditebak!
Creepy Case Club: Kasus Jendela Siluman oleh Rizal Iwan 3 dari 5 bintang
Sejujurnya, aku lupa dengan detail cerita kali ini. Yang pasti, awalnya aku kira kisah kali ini akan mengambil setting pandemi Covid-19. Ternyata enggak. Jadi alasan mengapa Namira dan kawan-kawan harus sekolah daring karena adanya renovasi di sekolah.
Kesanku waktu baca, hantu kali ini jauh lebih modern dibandingkan dengan hantu-hantu lain di kisah sebelumnya. Apalagi, salah satu solusinya adalah dengan mencari rumah kosong di dalam gim. Konsepnya sebetulnya menarik dan akhirnya Namira, Jani, dan Vedi jadi punya teman baru. Tapi mungkin karena aku kurang eksplor keberadaan hantu di dunia maya, aku jadi kurang relate waktu baca. Meskipun demikian, kisah kali ini tetap seru buat dibaca.
Memecahkan kasus tanpa harus keluar rumah ternyata bisa, yang penting ada laptop, hape, dan koneksi internet. Untuk detektif yang ketiganya masih anak anak SD, ini tentu lebih aman dan realistis, walau yang diselidiki adalah hantu. Kali ini hantunya full internet, menghantui anak anak itu lewat pernagkat gadget mereka. Latarnya mengingatkan kita pada era pandemi covid 19 dulu ketika pembelajaran dilakukan lewat aplikasi zoom. Saat sedang kelas daring itulah, muncul satu jendela peserta yang tenryata bukan siswa kelasnya Namira dkk. Namira yg pertama menyadari satu jendela misterius ini, yang kemudian menyeret trio misteri ini dalam penyelidikan daring tentang satu peristiwa mengharukan di masa lalu. Jadi, bisakah hantu meneror lewat koneksi internet? Sepertinya ini yang harus ditambahin lagi referensinya di buku ini karena penjelasannya agak terlalu sedikit.
Kayaknya yang seri ini aku nobatkan jadi yang terfavorit. Soalnya seru petualangan mereka mencari sosok yang menghantui mereka di game. Tantangannya juga lebih seru karena mereka ga bisa ketemuan. Awalnya aku kira mereka sekolah online karena covid, ternyata sekolahnya direnovasi. Kejadian di novel ini relate sama yang dulu pernah viral, kayak filter foto. Terus ketemu sosok aneh di game itu kayaknya dulu aku pernah nonton anime yang ceritanya begitu, tapi tentunya cerita di novel ini ga sama ya dengan anime yang kutonton. Aku ga tau apakah seri selanjutnya bakal lebih seru dari ini atau ga.
Wah senang skl akhirnya bisa ngikutin kisah mereka lagi 😍 petualangan kali ini lebih berbeda ya, krn latarnya di dunia virtual
Yang selalu aku suka di series ini tuh kayak ngasih tau info2 yg mungkin jarang didengar, tp msih berkaitan dgn ceritanya. Ceritanya seru, baca sekali duduk aja beres 👍🏻 trs untuk kejutan di akhir wkwk agak gak terduga yah ���🏻🤣
Somehow aku merasa buku kelima ini yang paling seram. Mulai dari kovernya. Lalu hantu yang berhubungan dengan internet sehingga rasanya lebih dekat dengan keseharian.
Namun, buku ini juga yang kisah dramanya paling menyentuh hati. Kisah sahabat yang terus mendukung impian kawannya meski sudah beda alam.
Di buku kelima ini, penuturan CCC semakin seru. Membahas tragedi masa kecil yang memupuskan impian sampai soal School from Home gegara pandemi covid. Setiap babaknya selalu nge-hook untuk lanjut membaca