Jump to ratings and reviews
Rate this book

Di Tepi Kali Bekasi

Rate this book
Lewat novel ini Pramoedya ingin menjungkirkan cara pendang konvensional dalam melihat wacana sejarah revolusi Republik yang selalu menempatkan militer dan para jendralnya sebagai kubu heroik dan pahlawan. Adapun tokoh-tokoh anonim yang tak memiliki aksesibilitas ke penulisan sejarah Istana, tersingkir dan lenyap. Pram berusaha menempatkan tokoh-tokoh anonim ini sedemikian rupa di tempatnya yang layak.

339 pages, Paperback

First published January 1, 1951

18 people are currently reading
445 people want to read

About the author

Pramoedya Ananta Toer

62 books3,102 followers
Pramoedya Ananta Toer was an Indonesian author of novels, short stories, essays, polemics, and histories of his homeland and its people. A well-regarded writer in the West, Pramoedya's outspoken and often politically charged writings faced censorship in his native land during the pre-reformation era. For opposing the policies of both founding president Sukarno, as well as those of its successor, the New Order regime of Suharto, he faced extrajudicial punishment. During the many years in which he suffered imprisonment and house arrest, he became a cause célèbre for advocates of freedom of expression and human rights.

Bibliography:
* Kranji-Bekasi Jatuh (1947)
* Perburuan (The Fugitive) (1950)
* Keluarga Gerilya (1950)
* Bukan Pasarmalam (1951)
* Cerita dari Blora (1952)
* Gulat di Jakarta (1953)
* Korupsi (Corruption) (1954)
* Midah - Si Manis Bergigi Emas (1954)
* Cerita Calon Arang (The King, the Witch, and the Priest) (1957)
* Hoakiau di Indonesia (1960)
* Panggil Aku Kartini Saja I & II (1962)
* The Buru Quartet
o Bumi Manusia (This Earth of Mankind) (1980)
o Anak Semua Bangsa (Child of All Nations) (1980)
o Jejak Langkah (Footsteps) (1985)
o Rumah Kaca (House of Glass) (1988)
* Gadis Pantai (The Girl from the Coast) (1982)
* Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (A Mute's Soliloquy) (1995)
* Arus Balik (1995)
* Arok Dedes (1999)
* Mangir (1999)
* Larasati (2000)

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
61 (32%)
4 stars
57 (30%)
3 stars
49 (26%)
2 stars
13 (6%)
1 star
6 (3%)
Displaying 1 - 21 of 21 reviews
Profile Image for Rubenstein.
12 reviews
December 22, 2009
Dalam buku ini, nuansa Pramoedya sangat kental terasa. Baik dari segi diksi maupun deskripsi yang sangat kaya namun tidak berlebih. Tetapi amat disayangkan, menurut saya ending dari buku ini terkesang menggantung. Mungkin keadaan itu disebabkan oleh naskah buku ini yang tercerai-berai karena oppresi pada Pramoedya pada waktu itu. Sebagai latar belakang, buku ini ditulis pada masa revolusi, yakni sekitar tahun 1946-1949.
Profile Image for Winnie Sutanto.
12 reviews
January 11, 2018
Sangat disayangkan karena kelanjutan teks dari buku ini disita, hilang tak berbekas. Pramoedya dalam novel ini berhasil menunjukkan kepada pembaca bahwa kondisi militer pada pasca Indonesia merdeka tidaklah seperti jaman orde baru ataupun masa kolonial. Semangat nasionalisme dijunjung tinggi, berapi-api.
Profile Image for Claudia.
47 reviews5 followers
July 20, 2023
Sebagai (ex) warga Bekasi, jujur excited banget pas tau Mbah Pram ada nulis tentang Bekasi 🥹

Jadi pas ada rezeki dan ketemu yang jual, langsung check out~

Di buku ini, Pram mengambil tokoh seorang pemuda—tentara revolusi—bernama Farid. Layaknya pemuda biasa, Pram menggambarkan Farid “berdarah panas”, Farid sangat berapi-api ingin gabung tentara guna mengusir sekutu, NICA, dan Jepang, demi mempertahankan kemerdekaan.

Meski tak mendapat restu sang ayah, Farid berangkat juga bersama dua kawannya, Amir dan Surip, menuju Cikampek, kota perjuangan. Di Cikampek inilah kisah Farid sebagai prajurit dimulai.

Mengambil latar waktu era revolusi, Pram menggambarkan peristiwa sejarah kala itu lewat hidup seorang pemuda.

Gara-gara baca buku ini, aku baru tau kalau dulu sempat terjadi pembakaran Bekasi oleh tentara Inggris.

Nggak cuma itu, Pram juga menggambarkan bagaimana mencekamnya suasana saat Kranji - Bekasi jatuh, akibat kekuatan tentara kita yang jauh lebih lemah dibanding musuh. Farid si tokoh utama hampir meregang nyawa, tapi semangatnya berjuang membuat pembaca ikut optimis.

⚠️spoiler⚠️

Ada pula part sedih ketika Amir, sahabat Farid, harus gugur di medan perang. Amir yang digambarkan sebagai prajurit cekatan dan andalan pun harus gugur, akibat perang. Kepergian Amir sempat membuat Farid terguncang, tapi kecintaannya akan Tanah Air tetap berkobar.

Satu yang kusuka, Pram menggambarkan tokoh utama secara jujur. Meski Farid digambarkan sebagai tentara yang gagah, berani, tak takut mati, tapi ia pun lemah di hadapan seorang gadis. Farid tak sempurna, ia lemah kala cemburu, ia tergoda perempuan lain meski sudah berkekasih.

Jatuh bangunnya Farid, segala masalah pribadi Farid, semangat Farid, semua diceritakan mengalir, membuat pembaca turut merasakan emosi yang terjalin dalam kisah Di Tepi Kali Bekasi.

Karena buku ini juga, aku merasa kagum sama orang-orang di zaman itu. Bayangin, selain dengan kereta, Farid dan tokoh lainnya itu ke mana-mana berjalan kaki. Hanya sekali Farid menggunakan moda transportasi lain, yakni kuda 😭Bayangin dari Bojong Rangkong ke Kranji ke Bekasi 😭

Sayangnya, Di Tepi Kali Bekasi ternyata baru hanya sekitar 1/4 dari keseluruhan naskah aslinya, yang mana 3/4-nya disita oleh Belanda 😢 Padahal ini salah satu karya Pram yang paling seru, meski gaya berceritanya masih menggunakan bahasa lama.

Yaudah gitu aja, intinya kalau lagi ada rezeki dan kebetulan ada yang jual, jangan lupa lengkapin koleksi buku Pram kalian sama yang satu ini, oke oke!

Di Tepi Kali Bekasi
⭐️⭐️⭐️⭐️✨
Profile Image for Putri Salsabila.
82 reviews
February 13, 2023
Ini buku karya Pramoedya Ananta Toer pertama yang saya baca sampai selesai. Memang keunikan dari tulisan-tulisan Pram ini terletak pada pemilihan latar yang sesuai dengan keadaan nyata pada zaman cerita itu digambarkan. Dengan memakai penulisan sudut pandang orang ketiga serba tahu, pembaca seperti diajak untuk memahami berbagai karakter dan apa yang dirasakan setiap tokoh yang sedang disorot dalam cerita. Mungkin membaca buku ini harus dibarengi juga dengan membaca buku sejarah asli untuk dapat lebih memahami gambaran perang paca kolonial di Bekasi.

Funfact:
Dibuku ini terdapat 3 tokoh utama yang disorot, yakni Amir, Farid san Soerip. Ketiga tokoh ini merupakan remaja yang beranjak dewasa dan memiliki keinginan kuat menjadi bagian dari pembela front kemerdekaan Indonesia. Mereka akhirnya bergabung kedalam satuan prajurit tentara (sebutan untuk saat ini). Bagian yang lucu adalah saat Pram menggambarkan bahwa seseorang yang menjadi tentara adalah manusia yang sangat layak untuk "dihormati" dan menjadi sasaran gadis-gadis muda untuk dijadikan calon suami potensial dan banyak diidam-idamkan 😂😂😂. Dan penggambaran tingkah laku Farid dan Soerip ini bisa dimiripkan dengan oknum TNI atau Polisi indonesia yang banyak disebut netizen sebagai "Halo Dek" 😂😂😂.

Yah.. Saya yang awalnya merasa geli saat membacanya tapi terpaksa saya selesaikan sampai selesai untuk memahami kenapa karya-karya Pram bisa mendapat penghargaan dan banyak di jadikan sebagai objek kajian ilmiah oleh para akademisi. Dan sepertinya memang dapat terjawab dari buku ini karena nilai-nilai yang diangkat Pram cukup banyak dapat dikaji dengan berbagai teori atau pendekatan ilmiah seperti kajian feminisme (ini terlihat dari bagaimana tokoh pria dalam buku memandang wanita) atau kajian berbau sejarah yang menjadi latar dalam buku ini. Secara keseluruhan isi buku ini cukuplah untuk dapat dinikmati sampai habis.
Profile Image for Hanif Hamady.
26 reviews
April 23, 2025
Seabad pram, semua berbicara tetralogi pulau buru. Tapi sepertinya saya tidak. berlatar pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, novel ini menggambarkan kehidupan masyarakat di tengan eskalasi politik dan perang melawan belanda yang dibantu oleh inggris dan juga beberapa dari india.

Isi buku full nyeritain perjalanan sahabat yang dari kecil hingga akhirnya bersama-sama masuk ke barisan militer indonesia saat itu. Farid, amar, dan surip. Perjuangan ketiga pemuda dalam merealisasikan indonesia merdeka, dibumbui oleh seorang wanita cantik blasteran bernama nanny. Belum lagi safiah dan fatimah yang mencintai farid dan surip. Amar, pemuda tangguh kekasih hati nanny yang tewas di front daerah kampung dua sebelah selatan kranji.

Kisah perjalanan tiga sahabat, percintaan, perjuangan, pengorbanan, demi menjaga kesucian nama indonesia raya, di mana tanah menjadi tempat darah kita bertumpah! Kali bekasi dulu penuh oleh mayat, sekarang penuh oleh sampah. 😅

#LibertyLiteracy #LiberatingMinds
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Truly.
2,760 reviews13 followers
January 25, 2018
Hasil pinjaman dari Aldo

Tidak saja menggambarkan tentang semangat berjuangan, namun juga memberikan informasi bagaimana kehidupan masyarakat pada saat itu. Hubungan persahabatan antara Farid dan kedua temannya menunjukkan banyak hal. Kita tak akan pernah tahu bagaimana nasib diri persahabatan kita. Bahkan bagaimana kita kelak, tak akan ada yang tahu.

Saya mendapatkan banyak kosakata baru dalam buku ini. Ternyata, bahasa sendiri pun saya belum paham juga. Pram memainkan kata-kata dengan indah. Pembaca dengan mudah tertarik dalam suasana yang diuraikan dalam kisah.

Tadinya, jika membaca judul, saya kira Farid dan sahabatnya meninggal ketika terjadi pertempuran di tepi kali Bekasi. Ternyata tidak. Saya terlalu sok tahu sepertinya.

Bagian yang paling mengharukan, adalah ketika Farid bertemu dengan ayahnya setelah sekian lama bertempur.
Profile Image for Om Wawan.
43 reviews2 followers
March 22, 2024
Epilog dalam novel ini menginformasikan bahwa karya ini hanya meliputi 1/4 naskah asli yang disita oleh NEFIS, tak terbayangkan bila naskah utuh tak hilang mungkin buku ini menjadi karya monumental Pram bersanding dengan tetralogi Pula Buru...

Novel ini tampak seperti reportase yang sukses membawa sy pada imajinasi dan situasi masa lalu, masa masa awal Indonesia merdeka, saya meyakini novel ini beranjak dari pengalaman pribadi Pram dan bukan hanya cerita fiksi yang mereka reka adegan.., semua kisahnya mirip sebagai sebuah diary atas kejadian nyata penulisnya...terima kasih Pram

Buku ini wajib dibaca siapa pun yang mencintai Indonesia
Profile Image for Azariamandaa.
71 reviews2 followers
March 9, 2025
A story about an Indonesian young man who's brave enough to sacrifice his life for his country. The suspense, slice of life, friendship, the social circumstances, war crime, and a little bit of a romantic story are probably the exact stuff that describes this book in a whole.

using an old Indonesian spelling (the van ophuijsen spelling) makes this classic and not that easy to read for those who aren't familiar with the Indonesian historical novel.
Profile Image for suaralam.
49 reviews
March 8, 2023
Beli buku bekas ini (tentu yg original!) seharga 50rb, beruntung bgt. Terus dijual lagi seharga 850rb. Hahaha!

Alhasil, ada lead time pengiriman untuk namatin buku ini selama 3 hari. Terima kasih, Sersan Farid, Letnan Surip, Letnan Amir, Nanny, Saifah, dsb dsb!
Profile Image for Galih Surya.
69 reviews
July 31, 2025
“Daya juang pribumi kala itu dalam mengatasi kehancuran masa peperangan demikian kontras dengan masyarakat dewasa ini. Rasanya keutuhan kemerdakaan tidaklah cukup membuat seseorang bersyukur dan terpanggil untuk berbuat terpuji. Kalau bukan merdeka lahir dan batin, apalagi yang manusia kejar?”
5 reviews
November 4, 2023
Sangat disayangkan cerita yang seru ini ditutup dengan pernyataan bahwa naskah selengkapnya telah disita.
Profile Image for elfsi.
106 reviews
March 6, 2010
Farid tokoh biasa yang mungkin hampir tak pernah dikenang disepanjang masa tapi jangan salah Farid turut ambil bagian mungkin melebihi para pahlawan yang disebut – sebutkan. Farid adalah protagonis yang walaupun labil namun memiliki semangat membara untuk membela tanah air, yang mungkin akan sulit ditemukan pada saat sekarang. Meskipun ayahnya satu-satunya kluarga kandung yang ia miliki melarang untuk bertempur tapi semangatnya membara demi tanah air tercinta.


Farid benci akan penjajahan dan NICA. Namun apa boleh buat keadaan memaksa sang Ayah untuk masuk NICA, betapa remuknya hati Farid, namun demi cintanya akan Tanah air dan seluruh penderitaan rakyat Indonesia Farid pun tetap teguh pendiriannya.


Jatuh cinta pada Nany yang indo bertemu dengan sahabat-sahabat tempurnya para prajurit rakyat dengan seluruh kisah pertempuran tempo doeloe, seluruh kisah Farid di tepi kali bekasi membawa hanyut pembaca ke awal tahun kemerdekaan Indonesia, serasa raga ikut berperang mendukung setiap aksi – aksi perjuangan Farid yang tak kenal lelah dan derita, kisah di Tepi Kali Bekasi mengingatkan akan para tokoh biasa yang mungkin hampir tak pernah dikenang disepanjang masa bahkan disebut saja pun dibarisan deretan pahlawan kurasa tidak pernah dikarenakan mereka kaum yang kalah dalam neraca sirkulasi kekuasaan.

Tatkala ia berteriak : Merdeka,mereka balik kembali. Membalas salam nasional dengan meninggikan ibu jarinya. Lucu cara mereka memberi hormat. Ibu jari ditinggikan depan hidung. Kepala mengangguk beberapa senti ke depan, mata bersinar-sinar mulut tersenyum, kaki keduanya direndahkan jadi huruf “O”.


Tatakala mengakhiri buku ini, ingin rasanya diriku berteriakkk.. .”MERRRDEKAAAA” tentunya sambil menirukan gaya huruf “O” nya mereka, khohoho ^_^
Profile Image for Naranobel.
13 reviews4 followers
September 13, 2016
saya agak rancu dengan hubungan surip dan farid, mengapa farid tidak membenci surip yang kerjanya hanya malas2 an angkat telfon, dan mencuri jatah logistik para pejuang di front depan, namun pangkatnya amat tinggi di banding farid, apakah karena surip sahabat farid? ataukah karena farid orangnya tidak begitu memperhatikan segala titel selain murninya perjuangan.
juga surip yang merugikan nanny orang yang amat dikasihi oleh farid, akibat perbuatannya yang menghabiskan kas 50 ribu.

saya kira di endingnya farid dan surip gugur di kali bekasi, maka dari itu judul novel ini di tepi kali bekasi, ternyata saya salah, mereka hanya singgah di kali bekasi ya, seperti kalimat terakhir dalam novel ini tepi menepi di kali bekasi.

amat jelas, pak pram dalam menggambarkan seluk beluk proses mempertahankan revolusi. juga revolusi jiwa dari jiwa jajaham, hamba, jongos, dan babu menjadi jiwa merdeka
namun saya melihat kurangnya representasi tokoh muda, yang katanya proposal masa depan selalu berada di tangan angkatan muda, seperti yang tertuang di cover belakang buku.

apakah hanya lewat perang saja angkatan muda menentukan masa depan bangsa? disini kurang penjelasannya. apakah hanya lewat front depan saja angkatan muda menjadi pemutar baling-baling sejarah masa depan?

oh ya satu lagi, menjadi amat terang di novel ini, suatu pepatah lama yang menyebutkan bahwa "revolusi selalu memakan anaknya sendiri", amir yang notabene tokoh yang paling matang dan paling menonjol dalam hal adu jaya dan jiwa keperwiraan, malah tewas mendahului kawan-kawannya.

novel yang apik, tidak salah saya bela-belain minjem ke perpus dan nggetu bacanya wahahaha
12 reviews2 followers
December 8, 2013
Cara pandang yang digunakan Pram dalam novel ini menurut saya sangat menarik, 'pascanostalgia' - memandang tokoh-tokoh yang tidak diperhitungkan, tokoh-tokoh anonim yang cenderung disepelekan dengan memperhitungkan peristiwa yang sudah hilang (count-less loss event); peristiwa sepele, kebetulan, kekanak-kanakan, romansa cinta yang mengiringi hiruk pikuk revolusi. Seperti ungkapan Pram, novel ini memberi suguhan bacaan yang lain dari yang lain, sebab membuka mata kita akan kisah revolusi yang tidak hanya itu-itu saja.
Persahabatan Farid, Amir, dan Surip lalu romansa cinta mereka dengan Nanny--sungguh potret angkatan muda yang lekat namun luput dari perhatian kita. //Ketiganya (Farid, Amir dan Surip) tiba di Stasiun Cikampek bersama-sama, namun suatu ketika saat mereka kembali kesana, Amir tak bernyawa.//

Mungkin ada beberapa orang di luar sana yang lebih senang untuk melihat dan mengomentari refleksi ideologi angkatan muda yang tergambar dalam novel ini, namun saya lebih tertarik melihat hubungan antar personal diantara tokoh-tokohnya. "Mengapa Farid harus marah pada bapaknya yang bekerja pada NICA? Pernahkan Farid memikirkan alasan mengapa bapaknya bekerja disana? Tidakkah terlintas dalam benak Farid, bahwa bapaknya perlu mempertahankan hidup demi anak-anaknya, untuk sekedar bertemu Farid misalnya." Lalu, hubungan Farid dan Nanny, Farid dan Surip, Farid dengan perempuan lain, dan masih banyak hubungan antar personal yang menurut saya sangat menarik untuk dikaji disamping kisah heroik para pemuda di masa-masa revolusi.

7 reviews8 followers
November 8, 2013
Sebuah cara pengungkapan yang sangat "Pram" sekali. Jika menilik dari berbagai literatur khususnya novel, buku ini patut dijadikan bahan perenungan bagi para novelis, maupun kita para pembaca. Pengambilan tokoh yang sama sekali tidak "mainstream", namun perjuangan yang tidak kalah heroik dengan para pahlawan konvensional, superhero istana yang sengaja diangkat untuk berbagai kepentingan (walaupun tidak semua). Bumbu-bumbu roman ala pak Pram juga sekali lagi dihadirkan dalam novel ini melalui Farid, Surip, Nanny yang terlibat cinta segitiga, dan Amir yang terlebih dahulu gugur. Namun sayang sekali seperti banyak novel pram lainnya, bagian akhir novel ini hilang entah kemana, ditelan kebinatangan politik kala itu.
Profile Image for Dirgantara Reksa.
1 review7 followers
June 2, 2013
Salah satu novel war fiction pertama di Indonesia ... Pram meramu dengan sangat apik dan epik. Ia menyebutnya "revolusi jiwa yang terjajah menjadi jiwa bebas, sebuah ideologi pemuda yang terlahir ketika revolusi"
Profile Image for Wiranggeni.
10 reviews
October 14, 2008
berisi tentang perbedaan sikap anak dan bapaknya di masa revolusi, perjuanagan anak bangsa melawan penjajah Belanda yang ingin masuk kembali ke Indonesia
2 reviews
Currently reading
August 29, 2009
kisah zaman kemerdekaan yang membuat anda ingin berteriak : merdeka!
2 reviews1 follower
Want to read
March 30, 2010
pngen pnya.........
Displaying 1 - 21 of 21 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.