Selesai dengan diri sendiri memberikan gambaran kepada kita tentang karakter pribadi yang harus dicapai oleh setiap orang dalam hidupnya. Sebab ada begitu banyak keputusan besar dalam hidup yang akhirnya dihubungkan dengan frase selesai dengan diri sendiri ini. Misalnya, - Jangan menikah, sebelum selesai dengan diri sendiri. - Jangan berani menjadi ayah atau ibu, sebelum selesai dengan diri sendiri. - Jangan menerima jabatan publik sebelum selesai dengan diri sendiri. - Jangan pilih pemimpin yang belum selesai dengan diri sendiri. - Dan seterusnya. Melihat begitu istimewanya mereka yang sudah meraih level selesai dengan diri sendiri, maka: - Saat mencari kekasih, carilah yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. - Saat mencari sahabat, pilihlah yang selesai dengan dirinya. - Saat memilih rekan bisnis, carilah yang selesai dengan dirinya. Di buku ini akan dibahas tentang parameter dan ikhtiar apa saja yang butuh kita lakukan untuk menjadi manusia yang selesai dengan diri sendiri.
Isinya lumayan padat dengan perspektif selesai dengan diri sendiri menurut syariat Islam. Penggambaran bagaimana manusia perlu selesai dengan dirinya sendiri sebelum melangkah ke hal2 yang lebih serius dalam hidup, membuka wawasanku lebih luas lagi. Rata-rata pendapat juga berasal dari pengalaman pribadi penulis, namun tetap bisa dicerna secara umum karena dikaitkan dengan hal yang universal. Baca ini berkali2 diingetin apa karya yang mau ditinggalin di dunia, yang harapannya jadi amal jariah kelak.
Judul: Selesai dengan diri sendiri Penulis: Ahmad Rifa’I Rif’an Penerbit: quanta Dimensi: xiv + 353 hlm, cetakan pertama 2022 ISBN: 9786230030420
Judul menarik yang sering jadi bahasan masa kini, membuat saya ingin membaca buku ini, dan ternyata selaras dengan alasan penulis melahirkan buku ini. Disampaikan melalui kata pengantarnya. Namun setelah menamatkannya, sejujurnya saya paling suka membaca kata pengantar dan bab 1 nya saja. Sebab rasanya pas, jleb gitu. Selebihnya sudah biasa saja, seperti buku motivasi islami lainnya. Bahkan terasa beberapa merupakan pengulangan. Namun secara isi tetap oke.
Terbagi menjadi 8 bab utama: 1) Selesai dengan diri sendiri, 2) What makes me happy, 3) What are my biggest dream, 4) Jangan mati tanpa jejak sejarah, 5) Hidup minimalis, mati minimalis, 6) Life in peace, before rest in peace, 7) Jangan menikah sebelum selesai dengan diri sendiri, dan 8) Sahabat yang selesai dengan diri sendiri
Bab 1 membahas parameter selesai dengan diri sendiri. Bab 2 membahas bagaimana agar hidup selalu indah meski tidak baik-baik saja. Bab 3 membahas cara menemukan kekuatan diri dan menentukan bidang kontribusi. Bab 4 membahas jejak sejarah kita yang tak selalu ‘wah’ namun lestari, dan jihad kita yang berbeda. Bab 5 membahas kebiasaan yang membuat hidup ringan dan mati tanpa beban, sebab ditulis saat wabah covid terjadi, agak banyak cerita tentang kematian di saat pandemi. Bab 6 membahas berdamai dengan kehilangan dan yakin pada jalan tuhan untuk menghebatkan.
Secara isi, bab tertebal/terbanyak adalah di bagian bab 7, tentang menikah. Sebab memang awalnya penulis ingin membuat buku tersendiri, namun setelah dipikirkan lebih baik disatukan. Bab 8 membahas tipe sahabat yang selesai dengan diri sendiri dan bagaimana cara agar kita menarik banyak orang baik.
Secara keseluruhan, saya merekomendasikan buku ini dibaca terutama bagi anak-anak muda. Sebab apa yang dibahas seringkali yang mereka galaukan. Kepada adik-adik/murid-murid binaan saya, saya rekomendasikan buku ini. Semoga bisa menjawab beberapa kegalauanmu. Terutama yang ikhwan.
Bukunya easy buat di baca.. tapi ini bukunya cenderung ke pengalaman pribadi penulisnya sebagai contohnya. Jadi kalo mau cari buku self improvement yang ada penelitian dan teori yng bisa di cantumkan buku ini mungkin kurang cocok. Karena ini buku ini gampangnya seperti wejangan berdasarkan pengalaman penulis. Tapi buku ini juga bagus buat kalian yang baru baca buku walau sedikit tebal tapi bacaannya santai bgt ga terpalu berat karena relate sama kehidupan ✌🏼
Maaf sepertinya buku ini bukan yang saya cari. Berharap ada penjelasan secara psikologis, ternyata tidak ada. Dari judulnya saja dari sisi psikologis kan? faktanya, yang dibahas hanya secara agama. pacaran ga boleh, kalau menikah harus begini begitu.
maaf kurang cocok dan buku ini tidak sesuai harapan saya. Bacanya pun hanya sekilas saja. membaca cepat. jadi tidak semua halaman saya baca
Sesuai dengan judulnya “selesai dengan diri sendiri” jadi penulis menulis berdasarkan pengalaman diri sendiri. Informasi yang didapaf juga lumayan berseliweran di media jadi gua bacanya ya loncat2 aja
Buku yang cukup mengaduk-aduk perasaan. Tatkala membaca bagian tertentu dari buku ini, tak jarang air mata menetes bercucuran. Buku ini mengajak kita memaknai ulang arti kebahagiaan, kebermanfaatan, pernikahan, hingga kematian. Selesai dengan diri sendiri adalah pencapaian yang mesti diusahakan oleh setiap insan.
Secara keseluruhan, saran-saran yang diberikan umumnya sudah sering kita baca di media sosial, sehingga bagi sebagian pembaca mungkin tidak terasa baru.
Di buku ini, penulis lebih banyak berbagi pengalaman pribadi. Saya berharap ada pembahasan yang lebih mendalam dan tips yang lebih spesifik, terutama dari perspektif Islam.