Usia 28 tahun membuat Marly dikejar kewajiban untuk menikah. Sekalipun belum ingin menikah, Ibu dan orang-orang dekatnya memaksanya. Marly dipaksa menurut saat dijodohkan agar tidak menjadi aib sebagai perawan tua.
Menikah dengan orang yang tidak dicintai sama saja dengan bunuh diri. Dia memilih melarikan diri ke New York, tidak peduli harus bekerja menjadi apa pun di sana. Sayangnya, kedamaian memang tidak diciptakan untuknya. Kedekatan dengan Alice Thompson membuatnya terlibat hubungan tanpa harapan dengan ayahnya. Sayang, laki-laki itu masih terikat dengan Emma, ibu Alice yang koma sejak melahirkan Alice.
Saat Steve harus memilih masa lalu dan masa depan, Marly harus memilih kebebasannya memilih masa depan atau bakti kepada ibunya.