Tolong jangan termakan omongan mereka. Ini penting! Mau mereka bicara jelek tentang fisikmu atau wajahmu atau suatu hal dalam dirimu, tolong jangan dengarkan.
Kamu kurus, kamu gendut, kamu hitam, kamu putih, dan sebagainya, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati. Untuk perempuan, kamu cantik. Untuk laki-laki, kamu hebat. Kamu yang mungkin memiliki kelainan fisik, tolong jangan jadikan itu sebagai kelemahanmu. Jangan biarkan orang-orang di luar sana menghina fisikmu.
Kamu layak untuk dicintai, kamu layak untuk didengarkan, dan kamu layak untuk hidup di dunia.
Kamu terlihat sempurna jika bisa menerima diri kamu sendiri dan jadi diri kamu sendiri. Untuk dirimu, tetap kuat dan percayalah bahwa kebahagiaan itu akan datang kepadamu suatu saat nanti.
Sebuah fiksi tentang kehidupan remaja SMA yang tak terlepas dari pembullyan. Menurut saya pribadi, untuk jalan cerita dari novel ini saya kurang bisa menikmati karena terasa dramatis dan beberapa ada yang mengganjal. Namun, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis sangat bermakna dan mulia mengingat pembullyan sangat sering terjadi di sekolah dan pergaulan. Yang pelu kita ingat bersama bahwa korban perundungan juga dapat mengalami self esteem yang rendah, self blaming, dan penurunan rasa kepercayaan terhadap orang lain. Korban perundungan tidak bisa bergerak sendiri mengatasi perundungan yang dialami sehingga membutuhkan pihak-pihak lain untuk berada di sisinya. Ya, masalah pembullyan memang sangat kompleks, secara fisik ada perundungan yang tidak menimbulkan kecacatan tetapi belum tentu mental korban baik-baik saja. Good job untuk karya pertama penulis :)
sebuah novel yang mengangkat kisah kehidupan di masa remaja ataupun lebih tepatnya saat di bangku SMA. tema dan pesan yang ingin disampaikan sebetulnya sangat bagus dan mendalam, yaitu mengenai bullying yang memang marak terjadi di kalangan remaja. namun, sangat disayangkan ketika dibaca rasanya banyak sekali kejanggalan di beberapa bagian, serta dirasa sangat berlebihan. terdapat banyak part yang menurut saya “kurang nyambung” atau “gak masuk akal” di dalam cerita ini. penggunaan bahasa yang dipakai pun terkesan terlalu “baku” sehingga menjadi kurang relate dengan realitan kehidupan di dunia maya.
Kupikir isinya akan sebagus sinopsisnya. Ternyata ekspektasiku ketinggian. Nilai yang ingin disampaikan penulis sebenarnya bagus tapi sayangnya cerita yang membungkusnya terlalu tidak masuk akal. It just like “eh?” Sambil mengerutkan kening saking ga percayanya ceritanya bakal kayak gitu.